Semua Bab Petualangan di benua kekacauan: Bab 11 - Bab 20
60 Bab
Bentrokan
Monster yang tidak diketahui namanya oleh Faisal terus mengejar dengan senjata teracung. Sementara itu tanda-tanda yang buat Faisal di dinding gua sudah nampak.“Dari sinilah kalian akan kukubur!” Ucapnya.Saat ada tanda pertama dia melompat dan berbalik menantang musuh, melihat itu para pengejar semakin geram dan berlari lebih kuat. Tanpa mereka duga kaki mereka tersandung sesuatu, membuat mereka jatuh saling bertindihan. Saat itu terjadi lesatan anak panah meluncur dan menusuk tubuh mereka yang terbaring di lantai Dungeon. Faisal juga ikut memberikan serangan dengan menusuk mereka menggunakan pedang.Teriakan-teriakan mereka menggema di dalam Dungeon. Namun dua petualang itu tidak mengendurkan serangan mereka, sebab jika mereka menghentikannya karena simpati maka situasinya akan berbalik.‘Aku tidak percaya akan benar-benar menjalankan rencana ini,’ batin Ratna seraya terus melepaskan an
Baca selengkapnya
Setelah bentrok
"Jadi bagaimana? Apa monster Giant Ratnya sudah dibunuh?" Tanya pemimpin tambang. Tanpa ragu Faisal memberikan jawaban. "Tentu saja, tapi kami belum sempat membereskan mayatnya!" "Itu tidak masalah, asalkan mereka sudah mati maka para penambang akan kusuruh membereskannya." Balas sang pemimpin. "Baiklah kalau begitu, kami pamit!" Ucap Faisal. "Sebelumnya, tolong terima beberapa kantung ini!" Pinta pemimpin. Dia menyerahkan dua kantung yang terisi penuh, saat kantung itu beralih tangan Faisal bisa merasakan kalau isinya pasti banyak karena terasa berat dan berbunyi gemericik yang kuat. "Untuk apa ini?" Tanya Faisal. Sang pemimpin tambang dengan pelan mendekati mereka dan berbisik. "Aku sudah tahu kalau mereka bukanlah Giant Rat, namun aku kebingungan untuk mendeskripsikan monster seperti apa mereka
Baca selengkapnya
Bab 13
Setelah dua hari perjalanan mereka akhirnya sampai di Padepokan, seperti biasanya tempat ini selalu ramai oleh para Pendekar yang ingin mengambil Quest. Beberapa warga juga tampak memenuhi meja Konter untuk memberikan Quest yang merupakan sumber penghidupan dari para Pendekar. "Sepertinya kita datang di waktu yag kurang tepat," ucap Ratna getir saat melihat begitu banyak orang yang mengantri. "Kalau begitu, lebih baik kita mengisi perut sambil menunggu kerumunan ini berkurang." Tawar Faisal. Ratna dengan cepat mengangguk karena perutnya memang keroncongan. Saat mereka hendak keluar membeli makan siang. Ratna melihat seorang anak laki-laki yang tidak asing, bocah itu sedang memberikan arahan pada teman separtynya. Saat Ratna memperhatikan lebih teliti, dia mengenali bocah laki-laki tersebut. "Bukankah itu Rui?" Ucapnya.
Baca selengkapnya
Bab 14
Cukup lama Ratna menunggu keputusan Rui dan kawan-kawannya soal tawaran untuk bergabung dengan party Faisal."Kak Ratna! Bukannya kami tidak mau, hanya saja-""Ratna lama sekali, apa mereka mau bergabung dengan kita?" Tanya Faisal yang datang tiba-tiba."Ini sedang aku sampaikan! Kenapa kau kemari?" Tanya Ratna."Apa kalian mau bergabung dengan Partyku?" Tanya Faisal.'Aku diabaikan!' Batin Ratna miris.Ketiganya tentu saja kaget dengan kehadiran Faisal yang tiba-tiba dan langsung menawarkan untuk bergabung dengan Partynya."Hn tadi sudah ingin aku sampaikan, kami tidak berniat bergabung dengan kalian. Karena takut menjadi beban!" Jawab Rui"Rui!" Ucap Tamara dan Ari."Seperti yang kau tahu kami masih pemula dan belum berpengalaman jadi-""Itu malah sempurna, dengan ini aku mengundang kalian dalam Partyku. Aku tidak mau mendengar adanya komplain." Ucap Faisal dengan aura menekan."Eeeeehhhhhhh!" Respon ketiganya."Tun
Baca selengkapnya
Bab 15
"Tentu saja, tapi apa kau akan membantu?" Tanya si penduduk."Aku akan membantu, tapi tolong jelaskan situasinya tidak di sini. Kita akan membahasnya di tempat lain." Ajak Faisal.Faisal dan Penduduk itu pergi dari Padepokan, Ratna dan tiga Pendekar yang hendak diajaknya juga mengintil dari belakang.Melihat ada sekelompok kecil Pendekar yang tergerak menyambut ocehan penduduk itu. Pendekar yang menolak tadi tergelak keras."Hahaha Penduduk itu berhasil menangkap mangsa, sepertinya kelompok kecil itu telah menjadi korban pertamanya." Ucapnya mengejek.Suara tawa menyambut ejekan yang dilontarkan olehnya, diselingi dengan menegak tuak mereka terhanyut membual tentang hal yang telah mereka lakukan.Kembali pada Faisal dan Penduduk serta beberapa Pendekar lain yang sudah berada di persimpangan jalan sempit agar tidak ada orang yang mendengar."Jadi tolong sampaikan apa yang terjadi pada desamu?" Tanya Faisal."Sebelumnya aku berterima kasih karena kau mau menden
Baca selengkapnya
Bab 16
"Kita memang akan berangkat, tapi ingat kita harus melaporkan hasil Quest dulu!" Ucap Ratna.Seketika Faisal menggerutu karena apa yang dikatakan oleh Ratna ada benarnya. Rombongan Rui juga sadar kalau mereka harus membagi hasil dan membeli beberapa perlengkapan."Kami akan membagi hasil dan membeli perlengkapan. Jadi kita akan berkumpul dan berangkat sore ini!" Ucap Rui."Benar! Pastikan tidak berangkat tanpa kami!" Ucap Ari."Sampai ketemu nanti sore!" Tambah Tamara.Menanggapi itu Ratna melambai sambil membalas."Iya, kalian hati-hati. Lalu Rui sampaikan salamku pada Rua!" Ucapnya.-Pasti akan kusampaikan!" Ucap Rui sambil mengangguk.Mereka pun menjauh dan tersisa Faisal, si penduduk dan Ratna."Kau sebaiknya memulai hidup baru di kota ini. Sebagai bekal aku hanya bisa memberikan ini, semoga hidupmu bisa lebih baik dari sekarang. Jika seandainya masih ada yang selamat akan kuantar ke sini!" Ucap Faisal sambil menyerahkan beberapa keping koin perak untu
Baca selengkapnya
Bab 17
"Ini bagianmu dan ini bagianku! ucap Faisal menyerahkan uang hasil Quest hari ini."Faisal! Kau sungguh-sungguh akan pergi ke desa orang itu?" Tanya Ratna memastikan."Iya, jika kau berubah pikiran aku tidak masalah!" Balas Faisal seraya menaruh uangnya di dalam kantung."Bukan begitu," sanggah Ratna seraya menaruh uangnya juga."Aku cuman kepikiran saja, kenapa kau sampai ngotot ke sana bahkan tanpa bayaran. Kalau kau bisa bersabar sebentar, kemungkinan laporan itu dijadikan Quest dan kita bisa melakukannya sembari mendapatkan imbalan." Jelas Ratna."Itu tidak akan sempat!" Ucap Faisal pelan.Ratna merasa ada perubahan dari wajah Faisal setelah mengatakan itu."Kenapa tidak akan sempat?" Tanya Ratna."Para Tikus itu, pasti akan bergerak lagi setelah persediaan makanan habis lalu mencari desa baru lagi untuk di jarah. Kesempatan yang kita miliki untuk melawan mereka saja 50:50, itu dengan asumsi desa miliknya mempunyai banyak makanan." Jawab Faisal.Ratna yang mendengarnya terkejut, s
Baca selengkapnya
Bab 18
"Sesuatu yang berharga milik para Dewa? Memangnya apa yang mereka ambil itu?" Tanya Ari.Sambil menggeleng Tamara menjawab."Tidak tahu, itu adalah sesuatu yang tabu untuk dibahas. Senior tidak pernah menceritakan soal benda itu. Tapi pasti sangat berharga sebab mereka mengutuk para manusia menjadi makhluk berkepala Tikus.""Tapi bisa jadi itu sangat berbahaya bagi para Dewa maka itu mereka sangat murka dan mengutuk manusia yang mencurinya." Sambung Ari."Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bahas, tapi sepertinya ini sangat serius. Pikiranku tidak sampai untuk ikut pembicaraan ini, ngomong-ngomong kemana tujuan kalian selanjutnya. Aku ingin mengunjungi adikku dulu sebelum pergi." Ucap Rui."Aku akan kembali ke penginapan dan membereskan beberapa keperluan." Ucap Tamara."Kalau aku akan pergi ke Pasar memperbaiki perlengkapan," ucap Ari."Baiklah saatnya berpisah, setelah urusan selesai mari berkumpul di alun-alun untuk berangkat bersama kak Ratna dan Kak Faisal." Seru Rui.
Baca selengkapnya
Bab 19
Desa yang tadinya nampak indah dan asri kini hanya menjadi sebuah puing-puing. Bercak darah dan beberapa bangkai penduduk bertebaran di berbagai tempat.Apa yang terjadi di desa ini adalah perbuatan dari makhluk jadi-jadian yang berwajah tikus. Legenda yang diketahui oleh orang-orang mereka adalah manusia yang mencoba mencuri dari dewa.Ada pula kabar yang beredar kalau mereka adalah evolusi dari para penghuni gunung yang terlantar. Karena tingkah mereka yang tidak jelas dan cenderung liar.Namun yang kabar yang menyakinkan tentang mereka, para makhluk itu adalah para penyembah seorang Iblis Jahat. Tidak diketahui dengan pasti siapa nama Iblis jahat itu, namun setiap pengikutnya akan berubah menjadi manusia setengah tikus.Ketika mereka berubah maka tubuh mereka akan berubah dan sifat hewan Tikus melekat pada diri mereka. Hal yang selalu mereka rasakan adalah lapar berlebihan dan emosi yang selalu berubah.Manusia Tikus ini juga memilik strata sosial dalam lingkungannya. Mereka yang l
Baca selengkapnya
Bab 20
"Jadi mereka ada banyak? Tapi aku sama sekali tidak melihat satupun?" Tanya Ratna."Saat ini memang belum terlihat, tapi aku yakin sekali sebagian kecil dari mereka berpencar untuk membersihkan." Jawab Faisal."Mem-membersihkan?" Tanya Ari."Seperti yang dilakukan oleh yang mati satu ini, memakan sisa mayat agar tidak ada yag di sia-siakan. Biasanya mereka adalah kelompok pengintai yang hanya bergerak di belakang saat terjadi penyerbuan. Kita harus bergerak cepat, kemungkinan besar kelompok ini belum pergi jauh."Jelas dan ajak Faisal.Keempat Pendekar di situ menyimpan sementara pertanyaan yang ada di hati mereka. Karena pemimpin kelompok yaitu Faisal bergerak untuk mencari lebih banyak makhluk berkepala Tikus itu.Saat mereka masuk lebih dalam rumah-rumah penduduk sudah berubah menjadi abu, ada juga yang berantakan dan terdapat bercak darah di dindingnya.Satu atau dua mayat yang sudah setengah membusuk bisa mereka lihat dan lagi-lagi raut ke empat Pendekar selain Faisal berubah send
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status