18. Keresahan hati Max
Pagi itu akhirnya Max, kembali pada kesaharianya, begitu juga dengan Laras. Mereka sudah kembali masuk bekerja. Setelah menghabiskan beberapa hari bersama dengan Laras kemarin. Percayalah, semalaman pikiran Max terganggu. Bukan karena Max tidak bisa tertidur. Tapi karena dia dengan sadar memikirkan setiap waktu bersama Laras. Memikirkan disaat wanita itu merangkulnya dengan sangat erat, disaaat senyum lembutnya selalu mengarah untuknya, walapun Max tidak pernah membalas itu. Memikirkan Saat bibir tipis nan raumnya hampir saja membuat Max sedikit tergoda. Dan hangat rangkulannta yang membuat tubuh Max … “Ah Sialan!” gumamnya bersamaan dengan suara ketukan pintu yang berhasil menyadarkan Max dari lamunannya itu. Segara Max mengatur suaranya untuk merespon ketukan tersebut. “Masuk” Wanita yang sedari tadi bersarang di pikiranya kini muncul. Laras, masuk dengan sopan sambil melangkah membawakan secangkir kopi hitam ke arah meja Max. “Ini kopin
Read more