All Chapters of My-Ex: Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
Bab 30
… Telapak tangan Irin benar-benar memerah, bahkan ia merasakan sakit saat ia akan memakan makanan yang sudah ada di depan matanya. Dante pun menyadari itu, ia pun berpindah posisi duduk untuk lebih dekat lagi dengan Irin. "Aku yang akan menyuapimu, geserlah sedikit," ujar Dante memerintah Irin untuk mendekat. Irin pun hanya diam, tak peduli dengan ucapan Dante. Namun, Dante pun mengangguk, dan menggeser posisi duduknya di sebelah Irin. Irin terdiam, saat Dante mulai meraih sendoknya, dan siap menyuapkan sesendok makanan untuknya. "Ayo, sayang… buka mulutmu," wajah Irin memerah mendengar ucapan Dante yang terdengar sangat lembut. Irin pun terdiam sejenak, lalu ia membuka mulutnya. Ia menerima suapan pertama dari Dante. Jantungnya berdegup kencang, bahkan… mungkin Dante mendengar suara degup jantungnya karena berdetak k
Read more
Bab 31
… Malam ini, Dante dan Irin sudah siap, Dante dengan set lan jas berwarna hitam, dan juga Irin memakai dress berwarna merah. Irin terlihat sangat cantik, dan menggoda. Sesungguhnya, Dante ingin melarang Irin untuk memakai dress itu, namun ia tak ingin Irin semakin marah padanya. Dante benar-benar sangat takjub melihat kecantikan Irin, ia tak ingin Irin diincar oleh laki-laki lain, nantinya. Dante menatap Irin yang masih duduk di kursi rias, ia masih memoles make up. Sebenarnya, tak memakai make up pun Irin sudah terlihat sangat cantik. 
Read more
Bab 32
WARNING!!! DI BAWAH UMUR TOLONG MENJAUH YA…  … Dante membawa Irin pulang, ia melihat Irin yang terlihat seperti sudah tidak tahan.  Berbeda dengannya, ia masih bisa menahan, atau mungkin obat itu bum bereaksi sepenuhnya.  Sesampainya mereka di rumah, Dante terpekik saat tiba-tiba Irin berbalik badan, dan langsung menempelkan bibir kenyalnya di bibir Dante.  Dante pun tak menolak, dia dengan senang hati membalas ciuman istrinya.  Dante benar-benar semakin bergairah, tubuh mereka terasa panas.  
Read more
Bab 33
Dante melihat Irin yang tiba-tiba sedang memasak di dapur. Dante memeluk Irin dari belakang, lalu mengecup bahunya dengan lembut. "Kamu tumben mau ke dapur, yang." Ujar Dante dengan lembut "Masalah buat kamu?" Jawab Irin dengan sinis. Dante pun tersenyum, ia senang melihat istrinya yang seperti ini. Irin sudah perlahan menerima keadaan ini. Irin membalik telur dadar buatannya. "Disini nggak ada bahan makanan selain telur sama mie instan. Aku nggak mau makan itu,"  Dante pun tersenyum lebar. Ia semakin merasakan perubahan dalam diri Irin. Setelah kejadian malam itu, Irin pun sering merasa malu di depan Dante. Padahal, Dante sudah sering melihat semuanya dulu. Meskipun, Dante tahu, jika tubuh Irin tak semulus dulu. Namun, Dante tak akan mempermasalahkan itu. Dante tetap men
Read more
Bab 34
Flashback...Terlihat ponsel, berdering. Lalu dengan cepat seseorang mengambil ponsel tersebut lalu mengangkatnya, ternyata itu adalah Dante. Terdengar Dante, berbicara dengan orang yang menghubungi ponselnya dengan berkata,Apa, benarkah...  Kapankah acara reuni tersebut… Di Gedung biasa... Baiklah aku, akan datang nanti… Terima kasih, kawan atas informasinya… Ya, baiklah sampai bertemu lagi disana... 
Read more
Bab 35
Kembali masih dengan Dante, tampak masih mengintrogasi kedua orang tersebut.   Terdengar kedua orang itu bertanya kepada Dante,   "Apakah kami sudah boleh pergi, Dante?" Tanya siswa pria bertopi,   "Baiklah, kali ini aku maafkan perbuatan kalian berdua. Namun, jika nanti aku kembali melihat kalian melakukan hal seperti ini! maka aku tidak akan segan untuk mematahkan tangan kalian berdua, Ingatlah itu! Satu lagi katakan kepada Bosmu, jangan pernah berani ganggu pacarku lagi jika tidak ingin aku kirim dia ke dalam rumah sakit lagi! Sampaikanlah pesanku ini!" Ungkap Dante dengan nada mengancam.   "Iya... iya… kami tidak akan berani mengganggu pacarmu lagi, Dante." Jawab siswa pria bertopi,  
Read more
Bab 36
Bab 37.Tampak Dante dan Dessy, kini sudah berada diluar sekolah. Terdengar Dessy berkata kepada Dante, "Kamu mau membawaku kemana, Dante? Sekarang masih jam sekolah." Tanya Dessy tampak cemas terlihat dari wajahnya, "Tenanglah, Dessy. Aku akan membawamu ke suatu tempat yang bagus." Jawab Dante dengan tersenyum kepada Dessy yang tampak sebaliknya,  Dessy merasa cemas dan takut kepada Dante. Lalu tiba tiba saja Dessy, menampar Dante. "Praak!" Suara tamparan Dessy yang tiba tiba saja melayang wajah pipinya Dante. "Untuk apa tamparan ini, Dessy?" Tanya Dante, tampak merasa bingung dan kaget. "Apa yang ingin kamu lakukan, Dante? Ini adalah jam sekolah. Kedua orang tuaku menyekolahkan aku agar aku menjadi orang sukses. Kini dengan enaknya kamu bicara, mau mengajak aku ke tempat bagus! Apa tidak ada hari dan jam lain, selain hari da
Read more
Bab 37
Terdengar lonceng bel pulang sekolah berbunyi. Tampak seluruh para murid, siswa dan siswi pun berjalan pulang menuju ke arah pintu gerbang sekolah. Terlihat Dessy dan Nur berjalan bersama, lalu terdengar mereka saling berbincang satu sama lain dengan dimulai dengan Nur, yang berkata: "Kamu pulang naik apa, Des? Tanya Nur, "Dijemput sih, sebenarnya aku. Hanya tadi pas istirahat aku ada janji sebentar dengan, Dante." Jawab Dessy, sambil berjalan dengan Nur. "Cieee… kalian berdua mau kemana nih? Aku ikut dong. Hehehe…" ujar Nur, bercanda. "Entahlah, katanya dia ingin menunjukan tempat indah yang biasa datangi saat ingin menyendiri." Sahut Dessy, tenang. "Asik dong, bikin iri aja deh." Ucap Nur, sedikit manja dan Dessy hanya tersenyum. "Oh, Iya. Aku boleh titip pesan kepadamu, Nur?" Tanya Dessy. 
Read more
Bab 38
Di tengah jalan yang terlihat macet. Tampak Ame dan Nur, saling berbincang satu sama lain. Terdengar Nur berkata, "Oh… jadi seperti itu ya, ka Ame." Ujar Nur, "Iya, benar. Aku ini hanya seorang anak yatim piatu. Maka dari itu aku sungguh sangat merasa bersyukur serta berterima kasih kepada keluarga, Nona Dessy! Tanpa mereka, mungkin saat ini sekarang aku sudah berada hidup di jalanan." Ungkap Ame, menjelaskan sedikit kisah hidup dirinya kepada Nur. "Keluarga besar Dessy, sungguh baik sekali ya, ka Ame!" Sahut Nur, "Tentu saja, bahkan sudah seperti malaikat bagiku. Maka sebagai sedikit tanda balas jasa aku kepada keluarga, Dessy. Saat ini aku akan terus mengabdi kepada keluarga besar itu. Oh iya, Nur. Ngomong-ngomong rumahmu sudah dekat, belum?" Tanya Ame, "Sebentar lagi, Kak Ame. setelah rambu-rambu lampu lalu lintas merah kedua ki
Read more
Bab 39
Tampak terlihat pergedungan ibu kota, lalu rutinitas kendaraan yang sangat macet. Terlihat Nur bersama Kak Ame, berada di dalam restoran tempat makan. Sangat nikmat dan lahap sekali mereka berdua makan, lalu terdengar seseorang dari anak buah Bos David, berbicara: "Hei, kalian perhatikan itu disana. Ada sepasang lesbian yang asik makan seperti binatang." Celoteh seorang siswa pria yang berbadan besar. "Hahaha…" terdengar mereka semua pun langsung menertawakan Nur dan Kak Ame. Tampak Kak Ame, terlihat mulai kesal dan ingin berdiri namun dengan cepat Nur, mencegahnya dengan memegang salah satu tangan Kak Ame, lalu menggelengkan kepalanya tanda jangan diladeni sekelompok pelajar kurang ajar tersebut. "Jangan meladeni mereka, Kak Ame." Ujar Nur, memegang salah satu tangan Kak Ame. "Kenapa, Nur? Lepaskan tanganku dan tenanglah aku akan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status