All Chapters of My-Ex: Chapter 11 - Chapter 20
68 Chapters
Bab 11
Dante mencium aroma masakan dari dapur, ia pun mengikuti aroma wangi bumbu, dan ia terdiam saat melihat ibunya dan istrinya sedang masak berdua. Penuh dengan canda tawa, Dante menatap mereka dengan tatapan senang. "Andai aja lo nggak buat gue benci, gue bakal sayang banget sama lo," gumam Dante melihat Irin yang sedang tertawa. "Dante?" Panggil ibunya membuat Dante tersadar. "Ibu?" "Sejak kapan kamu di situ?" "Ah, baru… ibu kapan datang?" "Sejak tengah hari ibu udah di sini," "Oh ya? Ibu sendirian di sini sejak siang?" "Kan ada menantu ibu yang cantik ini, masa kamu lupa?" Irin tersipu mendengar pujian dari ibu mertuanya. "Bukannya Irin pergi?" "Aku pergi cuma sebentar aja kok," jawab Irin membuat Dante sedikit bingung. "Ya udah
Read more
Bab 12
"Dante, aku nggak bisa tidur…" lirih Irin saat ia sudah di ranjang bersama Dante. "Tinggal tidur aja, pejamin mata lo. Nggak usah ganggu gue, gue ngantuk.." Irin menahan tangisnya, ia benar-benar merasa sangat lelah. Ia sudah mencoba untuk tidur, namun tak bisa. Irin menatap jam di ponselnya, dan sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Irin pun memilih bangkit, ia berjalan keluar dari kamar Dante. Ia merasa gelisah, ia akan sulit tidur jika tak meminum obat tidurnya. "A-alya.." lirih Irin, ia pun tersentak saat tangan besar menepuk bahunya. Irin mengatur napasnya agar stabil, "It's okay, Rin.. semua baik-baik aja, hm?" Ucapnya dan perlahan Irin pun merasa rileks. "Kak Darren," Darren pun tersenyum. "Kenapa belum tidur?" "A-
Read more
Bab 13
Mobil yang mereka tumpangi pun terhenti di area parkiran rumah Irin. Dante baru tahu jelas jika rumah Irin jauh lebih mewah dan besar dari rumah kedua orang tuanya. Dante memarkirkan mobilnya di parkiran rumah milik kedua orang tua Irin. Untuk pergi dari gerbang ke parkiran saja harus menggunakan mobil atau motor jika tak ingin kelelahan. Dante menepuk pelan pipi Irin, hingga Irin pun menggeliat. Dante pun terkekeh, ia melihat Irin seperti kucing yang baru bangun tidur. "Kamu kok ketawa sih?" "Kamu kaya kucing baru bangun tidur," "Ish," Irin mencebikkan bibirnya. "Turun, udah sampe nih," Irin pun mengedarkan pandangannya, dan benar saja, mereka telah sampai di rumah orang tua Irin. "Ayo, Dante… kita masuk, aku udah kangen sama bunda." Ucap Irin gira
Read more
Bab 14
Dante mencium aroma masakan gosong dari dapur, ia mulai membuka matanya dan berjalan ke arah dapur."Irin?""D-dante,""Kenapa?""M-maaf, tadi aku niatnya mau bikin sarapan buat kamu, tapi aku lupa,""Lupa?""Lupa kalo aku nggak bisa masak," cicit Irin pelan yang membuat Dante terbahak."Udah, udah. Nanti makan di kantor aja,""Eh, terus aku gimana?""Kamu ya urus sendiri,""Eh?" Irin menatap Dante, memerjapkan matanya pelan.Dante pun terkekeh dan mencubit hidung Irin,"Aw, sakit…""Bercanda,""Ah, kirain kamu sengaja mau bikin aku mati kelaparan,""Ya, kalo bisa.""Huh?"Dante tersenyum miring,"Mendingan kamu siap-siap, ikut aku ke kantor.""Eh, beneran?"
Read more
Bab 15
Dante membawa Irin ke sebuah mall. "Dante, kenapa kita kesini?" "Ya, kamu harus ikut aku nanti malam,""Eh, kemana?""Aku mendapatkan undangan pernikahan dari kolega ku,""Ho, baiklah.""Kamu cari dress sesuai keinginan mu dan setelah itu kita ke salon,""Kenapa ke salon?""Kamu nggak ada make up, selama ini aku cuma liat parfum, dan polesan bibir aja,"Irin tersenyum tipis,"Aku nggak suka make up sekarang,""Kenapa? Ada apa?""Udah deh, nggak usah banyak tanya. Ayo, cepat cari dress buat aku.""Kamu cari yang gimana?""Hm, lengan panjang dan terusan panjang.""Ini?"Irin menoleh dan menatap Dante yang sudah menegang dress terusan panjang berwarna peach, yang di hiasi oleh berlian-berlian kecil dibagika
Read more
Bab 16
malam ini, dante tidur dengan gelisah.rasa penasaran terus saja menghantuinyadilihatnya irin yang sudah terlelap tenang. dante mengusap lembut kepala iridante menarik lengannya yang di jadikan bantalan oleh irin, lalu berjalan keluar dan menuju kamar khusus untuk minuman alkohol koleksinydante pun mengambil satu botol minuman yang beralkohol sedangia menenggak langsung hingga tandas setengah boto"sialan, gara-gara dia gue jadi nggak bisa tidur"gue benci berpura-pura, gue benci sama lo, ini demi nyokap gue, demi nyokap gue, arghdante mengusap wajahnya kasadante terpekik saat mendengar suara irin berteriak"hei, berhenti… tolong dengarkan aku, hei"aku mohon, hiks… berhenti, dengarkan penjelasan dariku, hiks… hiks."rexa, kejar dia, alex kejar dia hiks… hiks."berhenti, berhenti,
Read more
Bab 17
Sesuai rencana, Irin pun mengenakan long dress berlengan panjang. Sebenarnya Dante memiliki rasa penasaran tinggi, mengapa Irin memakai dress yang selalu tertutup saat ini. Dante pun teringat bekas luka di bahu dan punggung Irin.  Kini, mereka telah sampai di rumah kedua orang tua Irin. Mereka berencana untuk pergi bersama. "Ayah, bunda udah siap?" "Udah dong, sayang… eh, kok kamu pakai dress ini lagi?" "Maaf, Bun, Irin nggak mau aku ajak pergi buat cari dress lagi," Irin pun terkekeh, "Maaf ya, dress ini bagus. Aku suka," Dan, mereka pun mengerti dengan keinginan Irin. Dante pun membukakan pintu mobil untuk Irin. Ayah dan ibu mertuanya menggunakan mobil lain, yang dikemudikan oleh supir. "Dante, kamu nggak capek ya nyetir sendiri?"&nbs
Read more
Bab 18
Dante pun sampai di kantornya dan langsung mendapati beberapa berkas menumpuk di mejanya.Berkas dari sang kakak yang ingin menjalin kerjasama dengannya.Dengan seenaknya, sang kakak malah ingin Dante menandatangani surat kerjasama di enam cabang cafe miliknya.Dante pikir, Darren hanya memintanya untuk di satu tempat, nyatanya justru enamlah yang ingin di jalin kerjasamanya."Ini sih pemerasan namanya. Sialan banget," gerutu Dante yang melihat berkas di hadapannya.Lalu
Read more
Bab 19
Setelah menempuh jarak yang cukup jauh dan sangat memakan waktu, akhirnya Dante sampai di Amerika, dan bayangan Irin terus menghantui pikirannya. Dante pun tengah bersiap untuk melakukan tugasnya. Ia tak sempat menghubungi istrinya saat ini. Jadi, ia langsung berangkat ke kantor cabang. Namun, saat di kantor cabang, ia langsung mendatangi Rere divisi keuangan yang ada disana. Rere, adalah gadis yang dipilih langsung oleh ayah Dante untuk menjadi karyawan lemparan dari Indonesia ke kantor cabang di Amerika, itu karena cara kerjanya yang memuaskan. "Wah, ada mantan," goda Rere dengan gaya sensual. Dante hanya meliriknya sinis. "Gue kesini nggak ada urusan sama lo, tapi gue kesini karena ada kepentingan yang harus gue urus," "Ah, itu masalah kecil. Aku udah urus kok," ucap Rere yang kini mengusap dada bidang Dante.
Read more
Bab 20
"Lo, br*ngsek!" Ucap Dante kasar dengan menjambak rambut Irin."A..apa maksud kamu, Dante?"Mata Irin sudah berkaca-kaca dan air mata perlahan mengalir di pipinya."Lo, kan yang minta nyokap bokap lo buat maksa kita nikah,"Irin menggelengkan kepalanya, ia tak mengerti maksud Dante."A..aku nggak ngerti maksud, kamu.""Jangan berpura-pura, bodoh! Argh," Dante mendorong kasar tubuh Irin, hingga ia terjatuh terlentang di ranjang."Sial, kalian mengancam orang tuaku,""Besok pagi, kita pulang. Dan, lo bakal gue kurung di rumah, nggak ada siapapun yang boleh nemuin lo, termasuk orang tua lo,"Seminggu kemudian, Dante sedang duduk di ruang kerjanya, lalu menyeringai, di otaknya Dante memiliki niat terselubung, ia benar-benar muak dengan sikap sok baik Irin.Bahkan, Dante sudah beberapa kali memergoki Irin pergi dengan laki-laki ber
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status