Semua Bab My-Ex: Bab 21 - Bab 30
68 Bab
Bab 21
Dante menguap saat setelah membuka matanya, menatap ranjang sudah tak ada Irin di sana. Sejenak ia menyesali perbuatannya tadi malam, namun itulah jalan yang harus ia ambil, ia ingin bebas. Dante terdiam sejenak, lalu ia pun teringat jika ia memiliki rapat penting pagi ini, ia harus segera mandi dan membersihkan diri, ia berdiri dan berjalan menuju pintu kamar mandi. "Woi, buka… cepetan, gue mau mandi!" Teriak Dante dari depan pintu kamar mandi. Namun tak ada jawaban, hanya hening, tak ada suara air ataupun tanda-tanda kehidupan. "Irin, buka pintunya. Gue mau ke kantor!"Teriak Dante lagi. Hingga satu menit, masih tak ada jawaban, Dante membuka pintu yang ternyata tak di kunci. Dante pun berjalan masuk, ia terpekik saat melihat bak mandi penuh dengan warna merah. "Irin," teriaknya histeris. 
Baca selengkapnya
Bab 22
Beruntung, apartemen tempat ia menyiksa Irin semalam masih sat menjadi miliknya.Ia tak bisa pulang ke rumahnya bersama Irin, karena rumah itu sah atas nama Irin. Dan Arman sudah menjaga ketat rumah itu dengan beberapa penjaga yang sudah bertengger disana, bersiap untuk melarang Dante jika ingin masuk. Dante menatap tempat yang masih kotor berserakan. Dante masuk ke dalam kamar mandi, ia pun terduduk di samping bak mandi. "Arghh, " Dante menjerit dan memukul-mukul lantai. Darah Irin masih ada disana, belum sempat ia bersihkan. Ia benar-benar merasa benar-benar sangat hancur. 
Baca selengkapnya
Bab 23
Siang ini, Dante berjalan gontai menuju pintu apartemen miliknya.Beberapa menit lalu, ia datang ke rumah sakit setelah diantar oleh Regi.Namun, ia terkejut… ternyata ruangan dimana Irin di rawat telah kosong, Irin tak ada di sana.Irin di nyatakan sudah pulang.Dante pun pergi ke rumah orang tua Irin, namun saat ia telah sampai di sana, rumah itu terlihat sangat sepi tak berpenghuni.Dante pun akhirnya kembali lagi ke apartemen miliknya.
Baca selengkapnya
Bab 24
Dante pun dengan yakin, ia akan bertemu dengan Irin. Ia pergi ke puncak Bogor. Tepat disana, ia mendapatkan informasi dari sang kakak.Ia bersyukur, meskipun  sang kakak menyukai Irin, namun ia tetap merelakan kebahagiaan Irin bersamanya.Ia sangat berterimakasih karena Darren mau membantunya.Dan, pada akhirnya… di sinilah ia sekarang, ia berada di dalam mobil baru pemberian sang kakak. Ia pergi menggunakan mobil baru agar tak ketahuan oleh mertua dan kedua orang tuanya karena ia pergi menyusul, dan mencari Irin.Ia akan menggunakan kesempatan ini, saat
Baca selengkapnya
Bab 24
Dante pun dengan yakin, ia akan bertemu dengan Irin. Ia pergi ke puncak Bogor. Tepat disana, ia mendapatkan informasi dari sang kakak.Ia bersyukur, meskipun  sang kakak menyukai Irin, namun ia tetap merelakan kebahagiaan Irin bersamanya.Ia sangat berterimakasih karena Darren mau membantunya.Dan, pada akhirnya… di sinilah ia sekarang, ia berada di dalam mobil baru pemberian sang kakak. Ia pergi menggunakan mobil baru agar tak ketahuan oleh mertua dan kedua orang tuanya karena ia pergi menyusul, dan mencari Irin.Ia akan menggunakan kesempatan ini, saat
Baca selengkapnya
Bab 25
Irin membuka matanya, ia pun menatap langit-langit kamar, ia terkejut saat melihat ternyata ia berada di kamar yang cukup mewah, dan bukanlah kamarnya. Ia pun tersentak, saat tangan besar yang melingkar di perutnya pun menarik dirinya mendekat. "Aaaarghhh," teriak Irin yang lalu membuat Dante ikut tersentak, dan terbangun dari tidurnya. Irin melompat dari ranjang, ia merasa ketakutan melihat Dante disana. Dante pun langsung tersadar, ia pun ikut melompat dari ranjang, karena ia takut jika Irin akan kabur darinya. "Sayang," panggil Dante dengan lembut. "Hentikan, kamu tidak sayang padaku. Hentikan, jangan panggil aku sayang. Kamu jahat, kamu tega hiks hiks," Dante pun merasa sesak mendengar ucapan Irin, ia sangat paham, mengapa Irin sangat ketakutan jika melihat dirinya. Irin pun menangis dengan posisi berjongkok, lalu
Baca selengkapnya
Bab 26
Arman benar-benar sangat marah, ia benar-benar kecolongan lagi. Irin, putri kesayangannya telah di bawa pergi oleh laki-laki brengsek itu. Arman benar-benar merasa sangat geram, ia ingin sekali membunuh Dante saat ini juga. Arman mengepalkan tangannya kuat, ia sudah paham jika ini adalah ulah Dante. Arman merasa shock, saat ia sampai di Villa, ternyata Irin sudah tidak ada. Ia menyesal, karena telah membiarkan Irin seorang diri. "Ah, sial… jika aku tahu semua bakal seperti ini, aku bakal terus menjaga ketat putriku." Arman mengacak rambutnya frustasi. Sedangkan, Rosmi --- istrinya, sedang berusaha untuk menenangkannya. Ia yakin, jika Dante tak akan melukai Irin. Hanya saja, ia sudah merasa sangat kecewa pada Dante, ia sudah merasa sangat bersalah telah membawa putrinya kembali ke dalam masalah ini. "Ayah, apa kita perl
Baca selengkapnya
Bab 27
Arman masuk paksa ke dalam rumah Darius. Ia berjalan dengan wajah berang.  Brakk Arman menendang pintu dengan keras, ia melangkah dengan didampingi oleh beberapa bodyguard.  Sedangkan Darius, dan Emy terpekik.  "A-arman," Ucap Darius gugup.  "Putra sialanmu itu membawa kabur putriku." "A-aku tahu.. Tapi, demi Tuhan aku tidak tahu soal ini, " Ujar Darius gugup.  "Sejengkal saja dia berani menyakiti putriku lagi. Aku akan membunuhnya dengan kejam. Tanpa ampun aku akan menyiksanya lebih dari dia menyiksa putr
Baca selengkapnya
Bab 28
Irin membuka matanya, dan ia mengusap matanya pelan. Ia mengedarkan pandangan, ia tak tahu ini di mana.  Ceklek  Suara pintu terbuka, dan ternyata itu adalah Dante.  Irin memalingkan wajahnya, ia melihat Dante keluar dari ruang yang ia yakini adalah kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya.  "Sayang, kau sudah bangun?" Tanya Dante saat melihat Irin sudah terbangun.  Dante pun berjalan mendekati Irin, ia duduk di hadapan Irin.  Jantung Irin berdegup lebih kencang. Ia merasa gugup, ia menyukainya. Menyukai Dante yang berpenampilan seperti di hadapannya seperti dulu.  Irin merasa terpesona dengan Dante.  Lalu, Dante pun mengusap lembut pipi Irin.  "Kau tahu, saat kau tak sadarkan diri sejak pagi tadi, aku benar-benar merasa
Baca selengkapnya
Bab 29
…Dante(POV)Aku tak menyangka, jika Irin ternyata masih peduli padaku. Aku terus menahan senyum sepanjang hari ini. Aku memandang wajah lelap istriku.  Ya, Irin masih sah menjadi istriku, tak ingin aku kehilangan dia. Aku sangat menyesal, ya berkali-kali aku mengatakan jika aku sangat menyesal. Aku mencintainya, sangat… aku tidak akan menutupinya lagi, inilah kejujuranku, aku masih sangat mencintainya.Aku taka pa, jika saat ini Irin masih tak ingin memaafkanku, yang terpenting aku sudah tahu, jika dia masih mencintaiku. Aku menyingkirkan anak rambut yang mengganggu pemandangan di hadapanku, rambut nakal yang menutupi wajah cantiknya.Aku mengusap pipinya, menatapnya lembut. Kau adalah perempuan yang kuat, kau bertahan untukku, kau membenci, dan mencintaiku secara bersamaan.“Aku mencintaimu,” lirihku tepat di telinganya.Aku terkekeh saat melihatnya menggeliat  karena aku mengganggu tidurnya. Aku pun kem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status