Semua Bab DENDAM ANAK LELAKIKU: Bab 11 - Bab 20
80 Bab
BELUM SAATNYA BERHENTI
"Bang, ponsel lu tuh," teriak seorang karyawannya dari meja kerjanya. Raka yang sedang berada di meja Radit menoleh, kemudian bergegas menghampiri ponselnya yang tadi dia letakkan di atas meja si karyawan.    "Halo, Yo. Kenapa?" tanyanya saat berhasil tersambung dengan sang adik.   "Kak, Mama minta kakak pulang sebentar."   "Kapan? Sekarang? Ada apa? Mama sakit?"   "Ada yang mau Mama bicarakan sama kakak," kata Rio di seberang.   "Ya udah sebentar. Kakak masih ada kerjaan dikit lagi. Kalau sudah selesai nanti kakak kesitu." . . . "Kok masih di rumah juga sih, Pah? Katanya mau pergi nyari kerjaan?" Mayang nampak tidak suka melihat suaminya ternyata masih berada di rumah saja dengan baju santainya dari tadi. Dia bahkan sudah pergi ke rumah Rani
Baca selengkapnya
ROMANSA TIGA MANUSIA
Ayu baru saja akan bangkit dari kursi kerjanya saat tiba-tiba sambungan telepon internal dari lantai bawah menyala. Bergegas dia menekan sebuah tombol pada pesawat telepon itu.   "Ya?"   "Bu Ayu, ada Pak Raka di bawah," kata seorang resepsionisnya di seberang saluran.    Alis Ayu tertaut. Raka tidak biasanya datang tanpa dia undang atau dia minta. Kenapa tiba-tiba dia kemari hari ini?   "Minta langsung ke ruangan Saya," kata Ayu dengan hati dipenuhi tanya.    "Baik, Bu," sahut si resepsionis. Beberapa menit kemudian, terdengar pintu ruangannya diketuk dari luar.   "Masuk!"   Dan muncullah Raka dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.   "Ap
Baca selengkapnya
KELAKUAN MAYANG
"Kamu dari mana sih, May? Jam segini baru pulang?" Mayla kaget saat tiba-tiba ibunya menyambutnya dengan wajah ditekuk tidak karuan saat dia baru saja menjejakkan kakinya di ruang tamu rumahnya.   "Ada apa sih, Mah?" tanya Mayla kebingungan.   "Ada apa, Ada apa? Ini sudah sore, Kamu ngelayap kemana saja? Kalau pulang sekolah itu langsung pulang, jangan ngelayap dulu. Sudah tau juga dirumah nggak ada lagi pembantu. Malah keluyuran nggak pulang-pulang." Mayang menatap anaknya dengan jengkel.    "Ini kan baru jam 4, Mah, biasanya Mayla juga kan pulangnya sore," protes gadis remaja itu.   "Halah kamu itu, May. Alasan saja. Udah sana ganti baju, trus makan, lalu bantuin mama di belakang," ujarnya cepat melotot ke anaknya.   "Iyaa, Mah."   Mayla segera berlari ke kamar, men
Baca selengkapnya
FIRST DATE
Raka sedikit ragu saat maps di ponselnya memberi tanda bahwa dia sudah sampai di tempat yang ditujunya. Sebuah rumah sangat besar dengan halaman super luas dengan pintu gerbang tertutup rapat yang dijaga oleh seorang satpam. Raka baru akan turun dari mobilnya ketika satpam penjaga itu menghampirinya.    "Selamat malam, Pak. Ada yang bisa dibantu?" tanyanya dengan nada formal.    "Benar rumahnya Ibu Ayu?"   "Ibu Ayu siapa?" tanya si satpam sedikit curiga.   "Ayu Nindya dari Adyatama."   "Maaf, kalau boleh tau ada kepentingan apa, Bapak?"   "Saya mau jemput Bu Ayu. Sudah ada janji," jelas Raka sedikit kaku karena tidak nyaman dengan sikap petugas keamanan yang dirasanya terlalu berlebihan itu.    Jadi, seketat ini rumah wanit
Baca selengkapnya
NERAKA DI RUMAH ROMI
Sudah lebih dari sebulan setelah dipecat dari pekerjaannya, Romi belum juga mendapatkan pekerjaan. Setiap hari dia sudah berusaha kesana kemari, menghubungi rekan dan koleganya, tetap saja hasilnya nol. Istrinya mungkin benar, usianya sudah tidak muda lagi, itulah sebabnya tidak akan ada lagi yang mau mempekerjakannya.    Ditengah terpuruknya kondisi ekonominya, kelakuan Mayang pun jadi semakin sulit dia kendalikan. Susah diatur, sering membantah, hingga tiap hari ada saja hal yang membuat dua pasangan itu bertengkar. Rumahnya sekarang jadi lebih terasa seperti neraka dibanding tempat yang nyaman untuk beristirahat.    Semakin hari istri yang dulu dinikahinya dengan beda jarak usia 15 tahun itu pun juga semakin tidak betah di rumah. Setiap hari ada saja alasan untuk dia bisa meninggalkan rumah, meninggalkan kewajibannya mengurusi suami dan anak-anaknya.   Kekhawatir
Baca selengkapnya
KAK RAKA
"Apa? Orang tua lo mau cerai, May?" tanya salah seorang sahabatnya membelalakkan matanya.    Ke empat gadis remaja itu sedang duduk melingkar di salah satu bangku kantin sekolah. Tiga sahabatnya sedang sangat konsen mendengarkan cerita Mayla tentang pertengkaran yang terjadi antara ayah dan ibunya akhir-akhir ini. Mereka bertiga nampak menatap gadis cantik itu dengan raut prihatin.   "Yang sabar ya, May. Kita pasti akan bantu lo sebisanya kok kalau dibutuhkan," kata salah seorang sahabatnya yang lain.    "Membantu? Tapi bagaimana caranya kita bantu Mayla? Uang aja kita masih minta sama orang tua, Gaess," celetuk salah seorang lainnya.    "Iya juga ya," sahut yang lain lagi.    Mayla yang melihat perhatian yang diberikan oleh teman-temannya pun segera menyela.   
Baca selengkapnya
MENCARI PEKERJAAN
Ibunda Ayu meraih kaca mata bacanya di atas meja ruang tamu setelah membenarkan letak duduknya di sofa besarnya yang nyaman. Sementara tangan kanannya membenarkan letak kaca mata, tangan kirinya segera mengambil berkas yang beberapa saat yang lalu diberikan oleh dua lelaki bertubuh tinggi besar di hadapannya, yang merupakan orang-orang kepercayaannya selama bertahun-tahun itu.    "Jadi dia anaknya mantan manajer pelaksana di kantor Adyatama?" katanya seperti berguman setelah selesai memeriksa keseluruhan hal yang ada di dalam berkas tadi.   "Benar, Nyonya. Beberapa waktu yang lalu ayahnya dipecat secara tidak hormat oleh bu Direktur. Lalu, hari berikutnya istrinya datang ke kantor sambil ngamuk seperti orang gila," jelas salah seorang diantaranya yang berambut lebih cepak.    "Hmmm .... Ibunya anak itu?" tanya Nyonya besar Adyatama yang duduk dengan angkuhnya di sof
Baca selengkapnya
PEKERJAAN BARU
"Mama masuk rumah sakit, Kak."   Kabar singkat yang di dengar Raka lewat sambungan telepon dengan adiknya pagi itu membuat Raka kalang kabut. Baru saja dia berhasil memejamkan mata beberapa jam setelah begadang menyelesaikan calon project barunya semalam, dan tiba-tiba ponsel yang tergeletak di nakas samping tempat tidurnya berbunyi tadi.    Raka melirik jam di ponselnya. Ini bahkan masih setengah 5 pagi. Secepat kilat Raka membersihkan wajahnya di kamar mandi, lalu mengenakan seragam kebanggaannya, jeans panjang dan kaos oblong. Kemudian melesat menuju rumah sakit yang disebutkan oleh sang adik.    Saat akhirnya Raka tiba disana, dilihatnya Rio sedang duduk di tepi ranjang dimana sang ibunda terbaring lemah dengan selang infus di tangannya. Syukurkah, mamanya dalam kondisi sadar. Raka menghela nafas sedikit lega. Dia membayangkan tadi akan melihat mamanya terbaring
Baca selengkapnya
MISKIN MENDADAK
Meskipun tidak sesuai dengan harapan, Romi sedikit lega karena akhirnya dia bisa mendapatkan pekerjaan juga meskipun jauh dari bayangannya. Setidaknya ini bisa jadi batu loncatan untuknya bisa belajar berbisnis.    Tadi pagi, sesuai instruksi anak perempuannya, Romi datang ke ruko yang tertulis di alamat yang diberikan Mayla. Romi datang dengan pakaian tidak begitu resmi dan mengendarai sepeda motor.    Bukannya dia ingin memberi kesan sederhana, namun karena memang hari ini dia tidak bisa menemukan dimana kunci mobilnya. Entah apa dia lupa menaruh atau bagaimana, dia belum sempat memikirkannya. Istrinya pun yang ditanyai hanya menggelengkan kepala.    Meskipun bukan sebuah gedung perkantoran megah, namun ruko tiga lantai itu ukurannya sangat luas. Lahan parkirnya pun lumayan luas. Di depan ruko yang dimaksud Mayla hanya ada sebuah papan nama bertuliskan 'Proje
Baca selengkapnya
RAHASIA SANG NYONYA BESAR
"Siapa wanita ini?" tanya Nyonya Besar Adyatama itu dengan wajahnya yang penuh kegusaran. Dua lelaki bertubuh tinggi besar itu saling berpandangan sejenak, hingga salah satu dari mereka pun mulai bicara.   "Dia ibu dari anak itu, Nyonya," katanya. "Tadi sore bu Ayu datang ke rumah sakit untuk menjenguknya. Wanita itu itu sedang sakit."    Astuti, wanita tua yang usianya sudah menginjak kepala 6 itu memandangi video di layar ponsel milik seorang lelaki berotot di depannya masih tak berkedip. Ada wajah Ayu Nindya disana. Putri tersayangnya itu tengah duduk bersebelahan dengan pemuda yang tempo hari pernah datang ke rumahnya.    Astuti benar-benar tidak suka melihat pemandangan itu. Anak perempuannya rupanya sudah tergila-gila dengan pria yang tidak jelas asal usulnya itu. Dan wanita tua itu sangat yakin jika pemuda itu hanya mengincar harta anaknya saja. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status