Semua Bab My Sweet Bodyguard: Bab 31 - Bab 40
42 Bab
Lucu
Iri, benci dan dengki itu penyakit hati. Semakin lama kamu memeliharanya, semakin tersiksa batinmu. Balas dendam hanya akan membuatmu puas sesaat, namun pada akhirnya akan membelenggumu pada rasa sesal yang berkepanjangan.-Gavindra Pradipta-Mendapatkan yang kamu inginkan itu mudah, tapi mempertahankannya yang tak mudah.Bukan untuk dicontoh, silakan ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya. Mari bersama-sama memperbaiki diri.Jika kamu suka, jangan lupa vote dan komen. ๐Ÿ˜Š
Baca selengkapnya
Balas Dendam
Balas Dendam tak akan menyelesaikan masalah, hanya akan meninggalkan bekas luka yang semakin dalam.Ada adegan berbahaya, bukan untuk dicontoh.Jangan lupa tinggalkan vote dan tuliskan kesan di kolom komentar ๐Ÿ˜ŠHappy reading.Kelas Reya heboh saat pembagian hasil ulangan Fisika kemarin. Bagaimana tidak, kalau dari seluruh murid di kelas hanya satu orang yang mendapat nilai sempurna dan yang lebih mengejutkan lagi orang itu ternyata Reya."Sumpah lo dapat nilai 100?" Michael menganga melihat nilai ulangan Reya. "Wah, gak mungkin, gak mungkin. Ini pasti bu Fika pasti salah ngasih nilai. Kel
Baca selengkapnya
Terungkap
Hujan sudah reda setengah jam yang lalu. Gavin kembali membawa dua botol air yang ia beli di pinggir jalan, menyodorkannya pada Reya yang masih terduduk di bangku, menatap kosong kedua ujung sepatunya."Makasih," kata Reya, lalu meminumnya. Tenggorokannya terasa kering setelah hampir satu jam menangis.Hening. Keduanya kembali membisu, menatap ke jalan raya. Hingga akhirnya Reya lebih dulu bersuara setelah beberapa saat."Gue sekarang ingat, kalau dulu pernah punya mantan namanya Samuel." Gavin menoleh, namun tetap diam mendengarkan. "Waktu itu gue masih SMP kelas IX dan Sam udah SMA kelas XII. Bagi gue, pacaran dengan anak SMA suatu kebanggaan tersendiri. Di saat temen-temen sebaya gue cuma bisa ngehaluin mereka, gue justru dengan mudahnya pacaran sama mereka.
Baca selengkapnya
Sakit
Pelajaran pertama hari ini olahraga, Gavin sudah bersiap akan keluar kelas mengikuti teman-temannya yang sudah keluar lebih dulu menuju lapangan. Namun langkahnya sempat terhenti saat matanya bersitubruk dengan tatapan mata Tiara yang tertuju padanya.Tapi Tiara lebih dulu memutus kontak mata, kemudian melengos berjalan keluar kelas."Kenapa dia?" Suara Alvaro menyadarkan Gavin dari keterdiaman.Gavin menoleh, mengedikkan bahu karena ia sendiri juga bingung. Apa mungkin Tiara marah karena ditolak kemarin? Seandainya iya, harusnya Tiara tahu kalau itu sudah jadi resiko ketika dirinya nekad menembak Gavin."Ya udah biarin, lagi PMS kali." Alvaro merangkul bahu Gavin. "Ayo."Sepanjang p
Baca selengkapnya
Diculik
Seperti minggu biasanya, Galang dan teman-temannya pergi ke mall. Sekedar cuci mata atau nongkrong di salah satu kafe langganan.Galang yang awalnya mau ke toilet mengurungkan niatnya saat melihat siluet cewek yang cukup familiar, Cewek yang tengah diincarnya. Ia memilih berdiri di samping pintu toilet wanita, menunggu cewek tadi keluar.Bunyi notifikasi mengalihkan perhatian Galang, ia membuka pesan dari temannya yang menanyakan keberadaannya. Galang segera mengetikkan balasan, memberitahu mereka jika dirinya terpaksa harus pergi lebih dulu karena ada urusan. Setelah itu kembali memasukkan ponselnya ke saku.Cukup lama menunggu, Galang mulai bosan. Sedari tadi ia hanya berdiri sembari memainkan permen karet di mulutnya. Hingga suara langkah kaki menginterupsi, Galang menoleh, senyumny
Baca selengkapnya
Taruhan
Karma itu nyata, cepat atau lambat akan membunuhmu secara perlahan.-Reyana-Ketika seseorang merasa dirinya di atas angin, padahal masih ada awan dan langit yang lebih tinggi darinya."Kadal arab!""Buaya buntung!""Monyet Australi!""Tikus Zimbabwe!!"Entah sudah berapa nama binatang yang Reya absen, bibirnya terus komat-kamit. Seandainya Reya tahu mantra ajian santet, pasti sudah Reya bacakan saat ini juga. Atau paling tidak doa pengusir seta
Baca selengkapnya
Ricuh
Bukannya tidak mau bertahan, hanya saja memang tidak pantas untuk dipertahankan.-Reyana-Bunga layu ketika tidak dirawat dengan benar, tapi akan mekar saat dirawat dengan benar.Sama halnya dengan sebuah hubungan, semua akan terasa indah ketika menjalaninya dengan orang yang tepat dan akan berbanding terbalik saat menjalaninya dengan orang yang salah.๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบSepanjang perjalanan pulang, Gavin sama sekali tak bersuara. Matanya terus menatap ke depan dan bibirnya terkunci rapat, namun deru napasnya terdengar memburu.
Baca selengkapnya
Pengganggu
Reya menghela napas untuk yang kesekian kali, menatap miris wajah Ricky yang penuh lebam. Sudut bibirnya juga robek, belum lagi pelipisnya yang berdarah.Reya begitu telaten mengobati wajah Ricky, memberikan obat merah dan salep lalu menempelkan plaster di pelipis Ricky. Keduanya membisu beberapa saat, hingga akhirnya suara Ricky memecah keheningan di dalam UKS."Maaf."Reya mengernyit, menurunkan tangannya dari wajah Ricky. Kemudian menatap Ricky dengan ekspresi datar."Maafin gue," ulang Ricky, kepalanya tertunduk tak berani menatap Reya. "Lo bener, harusnya gue gak nyalahin semuanya ke lo. Harusnya gue juga gak balas dendam ke lo yang sama-sama jadi korbannya Sam. Maaf. Gue salah. Maaf———" Ricky terkesiap ketika R
Baca selengkapnya
Duel
Bukan sekedar cinta monyet, tapi cinta suci pangeran kodok untuk putri kentang.-Gavin-Harga diri seorang laki-laki itu wanita yang paling dicintainya. Mereka siap pasang badan buat mempertahankan harga dirinya, apapun konsekuensinya."Gavin?" Reya memicingkan matanya saat melihat Gavin keluar dari gerbang, menghampiri Galang. "Mau ngapain dia?" Rasa penasaran mendorong Reya untuk melangkah keluar, namun tepukan di pundak mengejutkan Reya. Refleks ia memutar tubuhnya ke belakang."Papa!" Mata Reya melotot melihat papanya berdiri di belakang. "Papa ngapain?""Harusnya papa yang tanya, kamu ngapain di sini? Sudah malam kenapa masih ke
Baca selengkapnya
Rumah Sakit
Lelah menunggu, Reya memutuskan untuk pulang. Ia berdiri di depan gerbang menunggu taksi online pesanannya datang. Reya masih berusaha menghubungi nomor Gavin, meski hasilnya tetap sama————berakhir dengan suara mba-mba operator yang menyambut."Mba Reya?"Reya mengalihkan perhatiannya ketika sebuah mobil berhenti di depannya. Kaca depan terbuka, menampilkan seorang mas-mas yang menoleh ke arahnya."Ya?""Sesuai aplikasi Kak?" Orang itu merubah panggilannya saat melihat Reya masih menggunakan seragam abu-abunya.Reya mengangguk, menyadari taksi pesanannya ternyata. Ia sudah akan membuka pintu mobil, namun suara teriakan Remi mengurungkan niat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status