Sepulang dari rumah Satria, Juleha ngajak jalan-jalan dulu. Katanya dia belum ingin langsung pulang. Mumpung lagi di luar mending sekalian jalan katanya. Nggak tau dia ngajak jalan ke mana, gue yang dari tadi merhatiin dia ngomong, iya-iyain aja kemauan dia. Lagi pula sekali-kali nurutin kemauan Juleha, toh dia belum minta apapun selama menjadi istri gue. "Mas Vino, nanti Juleha boleh makan apapun 'kan?" "Iya, asal jangan nanas dan minuman bersoda, kasian anak gue." "Lho, kok Mas Vino nggak ngasih pengecualian ke tai juga sih. Itu artinya Mas Vino bolehin dong, kalau seandainya Juleha ngidamnya nggak terkontrol. Tega kowe Mas." Gue yang mendengar itu melongo dibuatnya. Apa katanya tadi? Ya Allah, harus gitu gue perjelas semuanya. Sekalian aja dia gue larang makan biawak. Bisa aja mikirnya sampai ke situ, Le. Ya kali, anak gue cacing perut yang doyan gituan. "Bukan begitu maksudnya. Masa iya sih, gue bakal biarin gitu aja, lagian lo juga masa bakal nekat sampai ke sana." "Mas Vino
Read more