Semua Bab Istri Dokter Somvlak: Bab 41 - Bab 50
60 Bab
Ngidam Katanya
Hari yang terasa panas. Siang tadi aku membantu Mama untuk mengurus tanaman di halaman, dan membantu menanam juga yang baru. Sebenarnya beliau sudah melarang, tapi melihat bagaimana antusiasnya mama mertuaku itu, aku jadi ikut tertarik. Tidak tega juga jika membiarkan beliau mengurusnya sendirian. Memang, kadang Bik Minah juga ikut membantu, atau pekerja kebun lainnya, tapi untuk beberapa waktu, Mama lebih suka melakukannya sendiri.“Iklan kok ditonton terus, memangnya nggak bosan apa?”Aku menoleh ke samping, di sana sudah ada Mas Vino yang duduk di sebelahku dengan salah satu kaki diangkat dan ditumpukan di atas pahanya. Punggungnya rubag di puggung sofa dengan tangan kirinya berada di belakangku dan tangan kanan yang terus mengambil cemilan di dalam toples yang ia letakkan di sisi kanannya. Ah iya, jangan lupakan kaki kirinya yang terus bergerak.“Mas, aku pingin makanan yang ada di televise itu.”“Iya. Nanti kalau keluar gue belikan.”“Nggak mau, maunya sekarang, Mas. Ini demi ana
Baca selengkapnya
Libur Dulu
“Mas Vino!” Gue melirik ke atas. Juleha semakin histeris. Ya Allah, ada-ada aja bini gue. Mana mikir suaminya udah koid lagi. Perut gue aja yang lagi sakit banget emang. Pingin nenangin dia aja nggak bisa. “Leha, gue baik-baik aja tahu. Lo nggak perlu khawatir.” Dengan suara lemah, gue berusaha untuk komunikasi sama Juleha. Semoga aja dia dengar, karena gue nggak sanggup buat teriak. “Tapi Mas Vino merem.” Ya masa gue harus salto terus kayang gitu, Le. Bisa aja bini gue mikir begitu. Wajarlah kalau gue merem, orang lagi kesakitan. Ckckck! Dia kenapa nggak peka-peka coba, untung saja istri. “Nggak apa-apa. Gue cuma ngantuk, sakitnya udah reda kok. Sekarang gue pingin tidur, lo juga tidur ya.” Gue melirik lagi ke atas dengan menahan rasa sakit. Memastikan wajah Juleha kalau dia udah nggak sekhawatir tadi. “Mas Vino beneran nggak apa-apa?” “Iya. Nggak apa-apa. Lo tidur telentang aja ya, kayaknya nggak nyaman kalau tidur dengan posisi begitu.” Juleha menggeleng. “Nggak ah. Tiba-tib
Baca selengkapnya
Kenyataan Baru
Langit menggelap, hawa dingin juga mulai merambah. Menambah suasana dingin semakin terasa di siang hari yang seharusnya terik ini. Sepertinya musim hujan mulai menyambangi bumi.Aku memegang sweater lembut yang membungkus tubuhku. Mas Vino membelikannya baru-baru ini, katanya biar aku nggak kedinginan terus mengecil. Ckckck, alasan seperti apa yang dia katakan. Oh iya, ujian kampusku juga semakin dekat. Mungkin beberapa hari nanti akan terlaksana. Aku harus belajar yang rajin, supaya mendapat nilai bagus dan tidak mengulang. Harus bisa bikin Mas Vino bangga.“Tapi gue nggak suka.”Eh? Suara ini kan … milik Bagus. Dia sedang berbicara dengan siapa?“Lo udah punya pacar?”Aku sedikit mengintip ke bawah tangga. Ternyata ada Bagus dan Siska. Benar dugaanku, gadis itu menyukai Bagus. Sebenarnya jika mereka bersama, keduanya sama-sama cocok. Bagus tampan, dan Siska juga cantik. Mereka akan menjadi pasangan serasi seandainya bersama.“Bukan urusan lo.”“Lo suka sama Juleha kan?”Bagus yang h
Baca selengkapnya
Salah Paham
Sudah beberapa hari ini aku selalu mengabaikan Bagus. Dia yang awalnya mencoba mengalah akhirnya tidak tahan juga. Sampai akhirnya dia tanya di mana duduk permasalahannya hingga membuatku menjauhinya. Tapi lagi-lagi aku tidak memberitahukan yang sebenarnya. Selama ini Mas Vino juga tidak tahu kalau aku mulai menjauhi Bagus, karena kadang aku masih bersikap biasa saja saat Bagus sedang bersama Mas Vino.“Apa alasannya, Leha? Nggak mungkin kalau kamu tiba-tiba menjauhiku jika tidak ada sebabnya.” Lagi-lagi Bagus menanyakan hal ini. Dia menghalangi langkah kakiku yang hendak ke perpustakaan mencari buku untuk persiapan ujian nanti.‘Alasannya karena kamu menyukaiku, Gus. Aku nggak mau bikin kamu semakin sakit hati kalau terlalu dekat sama aku. Aku mau kamu bisa melupakan rasa sukamu itu, Gus.’Ingin sekali aku mengatakannya, tapi pada kenyataannya, bibirku hanya terkatup rapat. Diam. Hanya mataku yang terus menatap matanya. Di sana, aku menemukan pancaran kebingungan, seolah memintaku u
Baca selengkapnya
Petaka
“Lo kenapa, Sih? Tiap mau berangkat kuliah murung terus. Ada masalah ya?” Perkataan Mas Vino berhasil membuat lamunanku buyar. Ternyata kita sudah sampai, dan aku nggak sadar.“Nggak kok. Cuma kepikiran ujian nanti.”Sebenarnya itu hanya alasanku saja. Aku kepikiran sama omongan teman-teman di kampus yang mengatakan kalau aku hamil di luar nikah. Kenapa mereka mengasumsikan pendapatnya sendiri. Padahal kan, aku punya suami. Bahkan dia kerap kali mengantar-jemput aku setiap kuliah. Harusnya itu sudah cukup jadi jawaban kan.“Nggak usah dipikirin terlalu dalam. Santai aja. Jangan jadikan ini semua beban buat lo. Semangat kuliahnya. Semester depan, mungkin kamu udah bisa izin cuti.”“Semester depan?”Mas Vino mengangguk. “Kandungan lo kan, udah jalan empat bulan, udah mau masuk lima bulan malah.”Oh iya, aku sampai lupa. Perutku kan, udah mulai keliatan. Bahkan terlihat lebih besar dari ibu hamil normal lainnya.“Nanti pulangnya minta dianterin Bagus aja, ya. Toh nanti kalian selesainya
Baca selengkapnya
Anugerah
“Untung aja, Vin. Sekali lagi gue bilang, untung aja.” Laki-laki yang ada di sebelah gue ini menatap kami berdua dengan wajah lega. Dia sempat ikut panik saat gue datang dengan Juleha yang berada di gendongan gue dan nggak sadarkan diri.Satu jam lebih gue dilanda rasa panik dan menunggu Juleha selesai ditangani dokter. Tapi syukurlah, penantian itu memberikan kabar baik. Mereka berhasil diselamatkan lagi, ini kali kedua Juleha seperti ini, dan kata dokter, jika sampai Juleha mengalami hal serupa seperti ini lagi, dia tidak bisa menjamin untuk keselamatannya.Sangat cukup untuk memukul gue bukan? Dan gue sangat berharap kalau kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Cukup kali ini aja gue dibuat panik begini.“Gue tinggal dulu ya.” Aris menepuk pundak gue beberapa kali yang gue balas dengan anggukan.“Thanks. Maaf ya, gue nyuekin lo.”“Nggak apa-apa. Gue paham kok.”Dengan posisi masih mendongak, gue tersenyum ke arah Aris, yang tidak lama setelah itu pergi keluar meninggalkan
Baca selengkapnya
Juleha Milik Vino
Satu minggu setelah masa pemulihanku, Mama langsung mengadakan syukuran. Persis seperti apa yang direncanakan. Bukan hanya itu, ada yang membuatku lebih terkejut lagi. Kalian tahu apa?Beberapa teman kampusku juga datang. Mereka diundang sama Mas Vino, entah aku dekat dengan mereka atau tidak. Tapi dari yang kudengar, setelah kejadian aku hampir keguguran itu, dia pergi ke kampusku untuk mengundang beberapa orang yang ditemuinya agar menghadiri acara syukuran ini.Mas Vino nekat?Tentu saja. Siapa yang bisa menghentikan kekonyolannya itu selain Mama? Sedangkan beliau saja mendukung Mas Vino untuk sekarang. Yah … Mas Vino sudah tahu semuanya. Bagus menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Untung saja aku tidak kena omelannya. Tapi syaratnya, dia melarangku untuk tidak memberitahu apapun sama Mama, dia nggak mau Mama sampai khawatir, dan aku pun menyanggupinya, toh aku memang tidak ada rencana mengatakan apapun sama Mama.Ah iya, tidak hanya itu. Siska dan Bagus sempat datang juga ke s
Baca selengkapnya
Ragu dan Kecewa
Beberapa hari ini, Juleha sering banget bilang kalau sikap gue makin manis. Sebenarnya gue merubah sikap bukan semata-mata karena bayi yang di kandungnya, tapi juga masalah perasaan gue sendiri. Gue akui kalau semakin hari, gue semakin perhatian sama Juleha. Entahlah, gue belum tahu pasti apa yang gue rasakan benar-benar cinta atau hanya sekedar rasa nyaman karena sering barengan. Yang pasti, gue selalu bahagia di samping Juleha, bahagia lihat dia tertawa apalagi itu gara-gara gue.Menurut kalian, apakah itu cinta?Oh iya, kandungan Juleha udah menginjak tujuh bulan, jangan ditanya bagaimana keadaan gue selama itu, lebih banyak disiksa Juleha. Kalau bininya Rayhan sama Satria ngidamnya masih melibatkan sohibnya, Juleha sama sekali nggak, anak gue nggak ada tuh yang nyebut mereka. Padahal gue udah pingin banget ngerasain ngerjain mereka lewat anak gue, tapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak sama gue.Satu lagi, Juleha beberapa hari kemarin mengajukan pertanyaan sama gue. Katanya,
Baca selengkapnya
Dia Kembali
Gue menatap wanita yang ada di depan gue. Wajahnya masih sama seperti terakhir kali kami bertemu. Tetap cantik. Tapi sayang, di balik wajahnya yang catik itu, dia pernah melakukan tindakan yang membuat semua orang kecewa."Udah berapa lama anda merasakan gejala itu?""Sekitar satu minggu."Gue mengangguk, kemudian mencatat hasil dari keluhannya."Ini nanti resepnya anda kasih ke bagian obat ya. Anda nggak apa-apa kok, itu cuma gejala anemia dan kurangnya istirahat. Anda hanya perlu mengkonsumsi vitamin penambah darah, makanan bergizi dan istirahat yang cukup." Gue tersenyum sambil menyodorkan kertas yang berisi resep buat Lidya. Bagaimanapun, dia pasien gue sekarang. Meskipun pernah dikecewakan, bukan berarti gue mengabaikan dia yang datang untuk berobat.Masih ingat dengan Lidya? Wanita yang dulu pernah dijodohkan sama gue. Seseorang yang tidak punya rasa tanggung jawab dan ninggalin pernikahan begitu saja."Makasih, Dok.""Sama-sama. Semoga lekas membaik ya." Lagi-lagi gue mengemban
Baca selengkapnya
Pergi
Aku melihat punggung Mas Vino yang hilang di balik pintu. Semarah itukah dia padaku, sampai tidak mau melihat wajahku sebelum pergi, bahkan tak memperdulikan perasaanku setelah dibentaknya tadi.Iya, aku tahu apa yang tadi kulakukan memang salah. Menjadikan hal tersebut sebagai lelucon. Tidak seharusnya aku melakukan itu. Tapi ketahuilah, sebenarnya tadi aku memang kesakitan, tapi begitu melihat ekspresi khawatir di wajahnya, akhirnya aku mencoba tertawa, agar Mas Vino tidak terlalu panik. Apalagi dia bilang harus segera berangkat ke rumah sakit, mana kutahu kalau akhirnya malah memancing kemarahannya.Aku menghembuskan napas pelan, kemudian mengusap perutku yang tadi sempat nyeri. Untunglah sekarang sudah membaik.Apa aku kejar Mas Vino aja ya, setidaknya meyakinkannya agar tidak marah lagi padaku. Soalnya wajah kecewanya tadi masih membekas di ingatanku.Akhirnya aku segera ke bawah, sebelumnya menutup pintu kamar terlebih dahulu, di sana aku melihat Mama dan Bik Minah yang sedang m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status