All Chapters of CEO Nakal Kekasihku: Chapter 11 - Chapter 20
296 Chapters
Ulah Gladis
Melihat Andra yang tidak tepuk tangan, moderator mennayakan apakah yang harus diperbaiki dari presentasi hari ini. “Tidak ada. Mungkin bisa ditutup dan melakukan langkah selanjutnya.” Andra memilih untuk mengakhrinya karena dia sudah sangat penasaran dengan siapa sosok wanita di depannya? Akhirnya mereka bubar. Damian masih terpaku di tempatnya, sampai sebuah telepon mengekutkannya. Lelaki itu keluar dari ruangan.“Zahwa, kau melakukannya dengan sangat bagus.” Angkasa memberikan selamat dan menjabat tangannya.“Ah, ini berkat bantuan dari tim. Sekarang setelah ini tinggal bagian Bapak yang mengeksekusi.” Angkasa setuju. Mereka berbincang bersama, sampai sebuah telepon masuk dan menderingkan ponsel Zahwa.“Iya, Ibu. Dengan saya sendiri.” Angkasa pamit untuk meninggalkan Zahwa terlebih dahulu. Dia tidak mau menguping privasi Zahwa. Wanita itu mengangguk dan mempersilakan Angkas untuk meninggalkannya.“Oh
Read more
Tuan Putri Keluarga Dawson
“Oh, baiklah jika begitu. Kita bertemu di pengadilan!” Zahwa bangkit dan menarik tangan putranya. Dia baru melepaskan setelah sampai di parkiran. Wanita itu membukakan pintu untuk sang putra. Sedangkan Damian hanya diam dan memandang punggung wanita itu meninggalkan kafe itu. “Masuk, Sayang.” Zahwa berputar untuk sampai di ruang kemudi. Mereka melaju dalam diam sampai Keano buka suara. “Ma, Keano nggak salah. The spoiled child who went ahead, Ma.” Kenao terlihat mmbela diri. “Mama tahu. Makanya membelamu.” Zahwa tersenyum untuk menyembunyikan kegundahannya. Bukan, bukan dia tidak tahu. Dia tidak mau lagi bermasalah dengn keluarga Dawson. Dia sangat paham putranya tidak bersalah. Keano adalah anak yang sangat patuh dan dewasa. Tidak mungkin dia membuat masalah jika tidak didahului.  “Ma, lebih baik aku minta maaf saja sama mereka. Dari pada ha
Read more
Anak Manja
Esok harinya berjalan seperti biasa. Keano sekolah dan Zahwa ke kantor. Di sekolah, Keano lebih banyak diam dan bermain di lapangan. Malas banget harus berurusan dengan Gladis. Walaupun kemarin sudah ada pertemuan antara dirinya bahkan para orang tua, tapi wanita itu tetap saja mengganggunya.“Keano!” Lelaki kelas lima itu menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa Alicia?” Keano membiarkan bolanya pergi. Dia mendekati gadis itu ke pingir lapangan. Lelaki itu meraih botol air mineral yang disodorkan oleh Alicia. Ya, Alicia dan Keano berteman sejak masih TK.“Gue denger Lo dan Gladis berantem lagi?” Keano tersenyum kecut sambil menutup botol air mineral itu.“Biasa anak manja.” Alicia menoleh ke arak Keano yang baru saja duduk di dekatnya dengan kaki yang diluruskan.“Emang, ya? Gadis itu pingin tah, ihhh ... gue bener-bener gedeg banget lihat tuh anak sok kaya sendiri.” Keano hanya menggidigka
Read more
Ketakutan Zahwa
“Ganteng buat apa kalau jutek?” Zahwa berjalan mendahului Ingrid. Dia langsung berjalan jenjang menuju ke lift. Dada Zahwa sangat kencang berdetak mendengar Andra yang memanggilnya. Bukan karena dia takut ditegur tentang dirinya yang tidak menunduk. Namun lebih dari pada itu. Dia takut jika Andra mengenalinya.“Za, Lo dipanggil Pak Andra ‘kan? Kenapa masih di sini?” Ingrid yang tertinggal di belakang sudah sampai di kubikelnya.“Hufff, gue nggak akan datang. Ya kali karena gue nggak mau nunduk dia jadi hukum? Gila hormat banget dia.” Zahwa menolak untuk ke ruangan Andra. Jujur dia ingin resign, akan tetapi ini sangat menyesakkan dada. Jika dia mengenalinya, maka secara otomatis dia akan lari kembali. Tidak mau lagi berurusan dengan keluarga Dawson.“Ih, berani banget kamu menolak si ganteng. Dia ‘kan bos kita, Za. Suka-suka dia mau ngapain aja. Kita sebagai bawahan tinggal nurut. Kau ‘kan bisa minta maaf sama dia.” Zahwa mengedikkan
Read more
Kau Tidak Ingat Padaku?
Zahwa menarik napasnya sehalus mungkin agar tidak terdengar oleh lelaki itu. “ Ah-e, anu mana mungkin saya berarani, Pak.” Zahwa sudah tidak tahu bagaimana harus bersembunyi. Jika mungkin, kali ini dia akan berlari ke hutan Amazon sehingga tidak ada satu pun yang dapat menemukannya. “Zahwa Almira, kau tidak ingat padaku, Ra? Ke mana selama ini? Aku mencarimu ke semua tempat. Tapi jejakmu menghilang. Kenapa?” Zahra menelan air ludahnya sangat susah. Dia membetulkan kaca mata tebalnya. Dia tidak percaya jika Andra mengenalinya. “Aku tidak ke mana-mana. Kontrakku dengan Media Tour habis jadi pulang kampung,” bohong Zahra. “Aku mencarimu ke Semarang. Tapi tidak pernah kau kembali.” Zahwa mati kutu. Dia tidak bisa beralasan lagi. “Apa kau sengaja menghilang? Kenapa? Kakakku sudah menodaimu, seharusnya dia bertanggung jawab. Tapi kau memilih menghilang.
Read more
Digandrungi CEO
Hari ini langit sangat cerah. Burung-burung gereja juga berarak mrnghiasi pohon-pohon akasia yang ada di sepanjang jalan perumahan. Sudah dua hari ini Keano hanya terdiam. Bahkan kritikan pedas yang kasang diberikan kepada Zahwa lenyap. Zahwa sendiri merasa takut akan tingkah putranya itu. Namun dia akan membiarkan dahulu. Toh dia sudah tahu penyebabnya. “Keano, siang mama kayaknya bisa jemput. Nunggu mama, ya?” Keano hanya mengangguk kemudian meraih tangan Zahwa untuk dicium. Seperti biasa Zahwa masih rutin mencium pipi manis Keano dan anak laki-laki itu pun tidak menolak atau malu. Mereka sudah berpisah, Keano masuk ke kelasnya sedangkan Zahwa melaju ke tempat kerja. Hari-harinya kini tidak leluasa sejak Andra mengetahui jati dirinya. Semoga saja, Damian tidak menyusul mengetahuinya. Tapi dia sudah berencana untuk pindah. Mungkin saja, nanti akan merendahkan diri dengan menyusul Arsan ke Bandung. Sempat berpikir untuk menerima
Read more
Kamu Menghindariku?
“Ra, maksudku Za ... kenapa?” Andra mengikuti Zahwa dan Ingrid dari belakang. “Za, sepertinya aku harus duluan, deh. Dah Pak Andra ....” Zahwa meminta Ingrid untuk tetap tinggal tapi Ingrid keburu masuk ke dalam lift. “Ra, kamu menghindariku? Aku hanya ingin dekat dengan Keano. Please!” Andra menangkupkan tangannya memelas. “Sudah saya bilang jangan ganggu saya, Pak. biarkan seperti ini. aku dengan kehidupanku dan bapakd engan kehidupan Bapak. Kita tidak akan pernah dapat satu level, Pak.” Zahwa mengucek matanya yang terasa pedih. Dia melepas kaca mata tebalnya. Hanya beberapa detik, kemudian mengenakannya lagi. Ya, lagi-lagi Andra terpesona. Andra memang sudah menyukai Zahwa sejak pertama dulu bertemu. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. Tring ... bunyi lift berdentang. Mereka berdua masuk ke dalam lift. “Za, aku ikut jemput Keano, ya?&rdquo
Read more
Penolakan Keano
Zahwa dan Andra sudah sampai di sekolah. Terlihat Keano ada di halte itu. lima menit lagi Zahra terlambat Keano pasti sudah naik bus way. Zahra turun dari mobil. Mereka berada di seberang jalan sekarang. Zahra menghampiri putranya tersebut.“Sudah dari tadi, Nak?” tanya Zahwa.“Ya, siapa laki-laki itu!” Sekarang memang dibelakang Zahwa ada laki-laki. Siapalagi kalau bukan Andra yang ikut turun.“Oh, maaf mama lupa. Ini adalah Pak Andra Bos mama.” Andra maju untuk berada sejajar dengan Zahwa agar bisa menjabat tangan Kenao.“Halo, namamu Keano? Nama yang ganteng seganteng orangnya.” Ya, saat melihatnya memang dia sudah sangat tahu bahwa Keano adalah anaknya Damian. Uluran tangan Andra hanya berbuah kehampaan. Kenao tidak meraih tangan itu, sehingga Andra menariknya.“Keano,tidak sopan seperti itu.” Zahwa mengintrupsi kelakuan anaknya pada Andra.“It’s oke, Zah. Tidak masa
Read more
Aku Tidak Suka
Zahwa tidak ke kantor lagi. Dia memilih untuk mandi karena rasa gerah begitu menguasainya. Andra memang tidak mengijinkan dia untuk kembali ke kantor karena sepertinya Keano marah padanya. Selesai mandi, Zahwa datamg ke kamar Keano. Sebelumnya dia mengetuk pintu terlebih dahulu. “Mama masuk, ya?” tanya Zahwa. Dia membuka pintu kamar anaknya. Keano terlihat tak acuh sambil bermain games kesukaannya. Dia bahkan tidak menggubris kedatangan mamanya. Zahwa mengembuskan napasnya sangat berat ketika anaknya sudah mode diam seperti itu. “Keano, boleh mama tahu alasannya kamu tidak suka?” tanya Zahwa dengan hati-hati. “Apa yang mama maksud?” Zahwa mengelus rambut Keano yang hitam. “Sama Om Andra. Kenapa tadi bersikap seperti itu?” Zahwa merangkul putranya tersebut. Dia memandang lekat ke arah putranya tersebut berharap anak laki-laki itu mem
Read more
Sudah Boleh Panggil Sayang?
“Ma, Om Arsan sudah selesai denganku.” Zahwa sudah mengenakan sarung tangan siap untuk mengisi pot-potnya. “Bisa tolong pegangi? Mama masih sedikit ribet ini.” Keano dengan sabar mau melakukannya untuk mamanya. Ya, jika dengan Arsan memang Keano mau melakukan apa pun. “Ada apa, Mas. Aku sedang bercocok tanam. Mumpung pulang lebih awal.” Arsan tersenyum. Dia selalu mampu membaca gerak Zahwa dengan baik. “Kau menghindariku?” Zahwa sedikit berubah aura wajahnya. Dari mana Arsan tahu? Bahwa dirinya menghindar. “Perasaan Mas saja. Baiklah aku akan cuci tangan. Mengobrolah dahulu dengan Keano.” Zahwa melepas sarung tangan plastiknya, kemudian mencuci tangannya. Dengan sabar Arsan menunggu sambil sesekali bercanda dengan Keano. “Terima kasih, Sayang. Halo, Mas.” Zahwa berjalan menuju kamarnya.momentum ini akan dia g
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status