Semua Bab Saya dan Miliarder Cantik: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
Bab 11: Mengunjungi Pasar Bersama Wanita Cantik
Hillary menatap enggan keadaan pasar yang dipenuhi tanah bercampur air. Semua orang melenggang begitu saja menginjakkan kaki di sembarangan tempat dan tidak peduli dengan kaki yang sudah kotor. Dia akan terlihat seperti berada di kolam lumpur bersama kawanan kerbau jika benar-benar membuat langkahnya memasuki pasar. "Kau bisa menunggu saja di sini. Tidak ada keharusan untuk ikut," ucap Mateo, tidak menunggu lagi untuk melanjutkan langkahnya masuk ke dalam pasar. Hillary memperhatikan sekeliling dan yang dia lihat hanyalah orang-orang asing. Dia juga beberapa kali harus bergeser untuk memberikan jalan, terlebih pada pedagang yang mendorong gerobak. Di luar pasar atau di dalam pasar keadaannya tetap sama, tidak nyaman sama sekali. Hillary ingin kembali, akan tetapi perjalanan akan begitu jauh untuk ditempuh seorang diri dengan berjalan kaki. Meskipun dia cukup berani untuk menghadapi para preman yang mungkin menghadang, kekuatannya tetap akan kalah jika mereka datang s
Baca selengkapnya
Bab 12: Mabuk di Tengah Cuaca Cerah
Mateo begitu khawatir sehingga membuat dia cepat-cepat menggeser pintu. Dia cukup terkejut melihat situasi yang sedang terjadi, tidak berbeda dengan Hillary ketika baru melihat ke dalam ruangan. "Kakak!" Bellmira yang duduk di kursi pelanggan tampak panik. Hillary lebih dulu masuk setelah melepaskan sepatu berlumpurnya. Dia sangat gelisah melihat Serina tidak lagi sadarkan diri dengan kepala yang terbaring di atas meja, ditambah botol minuman keras yang dilihatnya telah menjadi alasan kuat kenapa Serina menjadi seperti sekarang. "Biasanya dia sangat kuat minum alkohol, tapi melihat bagaimana dia tidak sadarkan diri, pasti dia mabuk berat saat ini," ucap Hillary, diliputi kekhawatiran yang tidak kunjung usai. Mateo tadi berpikir kalau adiknya tidak akan baik-baik saja, akan tetapi perkiraannya sangat jauh dari kenyataan. Wartawan itu tengah mabuk dan sama sekali tidak seperti bersandiwara. Apalagi, ada tiga botol kosong di atas meja. "M—maafkan aku ..." ucap B
Baca selengkapnya
Bab 13: Bertemu adalah Takdir
Suara ponsel membangunkan Serina pagi itu. Dia mencari-cari sambil terus menarik kesadaran yang masih setengah tenggelam di alam mimpi. Hingga dia dapatkan benda yang meneriakkan dentingan alarm berulang kali, baru dia mematikannya dan meletakkannya di meja nakas. Serina meregangkan tubuh yang masih berbaring sambil terus mengisi kembali kepala yang kosong. Dia dapat merasakan perut yang tidak nyaman seperti habis meminum alkohol. Bukan hanya satu kali dia begitu dan jelas tahu bagaimana rasanya. Pandangannya berubah kosong ketika mendapatkan ingatan tentang kejadian kemarin. Langsung saja dia bangkit dan meraih ponsel untuk menghubungi Hillary. "Serina Williams!" Suara melengking itu sangat tidak nyaman untuk didengar. "Kau telah melakukan kejahatan besar!" "Kejahatan apa yang telah aku lakukan?" Sepengetahuan Serina, kesalahan yang dilakukannya hanya mabuk di kedai kecil milik Mateo. Di tempat mereka tinggal pun tidak melarang adanya penjualan minuman keras
Baca selengkapnya
Bab 14: Lantai Basemen yang Dingin
Mateo terkejut melihat wanita yang masih mengatur napas itu menghampirinya, terlebih di tengah keramaian membuat dia harus memperhatikan sekeliling dan memastikan kalau tidak ada mata-mata atau siapa pun yang mengancam pertemuan mereka. "Aku mendatangi rumahmu, tapi Bellmira mengatakan kalau kau sedang pergi keluar sebentar. Saat aku dalam perjalanan pulang tidak sengaja melihatmu." Serina mengambil napas dalam-dalam, membuangnya dalam satu kali embusan. "Maaf karena telah merepotkanmu tadi malam. Aku tidak bermaksud untuk mengacaukan suasana." "Kalau sudah tahu, maka jangan pernah kembali lagi," ucap Mateo, berlalu pergi begitu saja. Mendapatkan perlakuan dingin tak lantas membuat Serina putus asa. Dia segera menyusul langkah kaki yang belum jauh darinya itu dan berkata, "Kau membeli sesuatu? Ya, Tuhan! Itu merek terkenal! Tapi di sana menjual pakaian khusus untuk wanita. Apa kau akan menghadiahkannya pada kekasihmu?" Mateo menghentikan langkahnya seketika, meli
Baca selengkapnya
Bab 15: Jejak Penculikan
Hillary tidak sadar ketika dirinya dibawa masuk ke dalam sebuah kamar. Tadi, dia sempat memberikan perlawanan. Mungkin itu pula yang membuat para penculik memukulnya hingga pingsan. Kini kepalanya begitu berat saat kesadaran perlahan muncul. Setelah membuka kedua mata pun yang dipandangi tidak berubah sama sekali, sepenuhnya adalah kegelapan. Dia juga tidak dapat bergerak banyak selain meliuk-liukkan badan. Keadaan itu mengingatkan dia pada Mateo, orang yang pernah melakukan hal yang sama padanya. "Lepaskan aku, sialan! Setelah kau membungkusku dengan selimut, sekarang kau merencanakan penculikan, lalu mengikat kaki dan tanganku dengan tali?!" Hillary telah salah mengambil langkah karena seharusnya dia tidak meminta orang untuk menjaga rumahnya, melainkan menjaga dirinya. "Awas saja! Jika aku berhasil keluar dari tempat ini, maka riwayatmu akan tamat!" Suasana masih saja hening. Hal yang tidak Hillary tahu dari balik kain hitam yang menutup pandangan mata ada
Baca selengkapnya
Bab 16: Mendatangi Teman Lama
Mendengar kabar mengenai penculikan tidak langsung membuat Mateo berpikir bahwa semua berkaitan dengan dirinya. Ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi, salah satunya Hillary yang kaya dan cantik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk melakukan tindakan kriminal. Hanya saja, setelah hari di mana penculikan terjadi, Hillary masih belum ditemukan dan belum ada kabar apa pun. Pelaku tidak membiarkan orang lain tahu tentang keberadaan mereka dan mengganti mobil di tengah perjalanan, asumsi yang bisa disimpulkan hingga saat ini. Serina sangat khawatir, tidak jarang dia terlihat berputus asa. Dia semakin yakin kalau penculikan memang berkaitan dengan kasus yang sedang didalaminya sekarang. Kalau tidak, Hillary pasti sudah ditemukan karena alasan dangkal yang dimiliki penculik seperti penggemar rahasia atau semacamnya. Lagi pula, penculik tidak hanya satu orang saja. Melihat bagaimana penampilan yang rapi dan berpengalaman, pastilah mereka diperintah ol
Baca selengkapnya
Bab 17: Pergi Menyelamatkan Wanita Cantik
Kalil berekspresi geram dan tinjunya masih mengepal seolah ingin dilayangkan lagi pada dagu itu. Dia berusaha terlihat seperti orang yang benar-benar disulut api kemarahan agar dapat mengalihkan perhatian rekan kerja lainnya. "Pria ini adalah pengemis jalanan! Dia berkata bahwa bos kita adalah seorang pecundang!" tunjuk Kalil. Mateo meludah sembarangan setelah menekan-nekan rahangnya sebentar. "Lalu, kalian berpikir tidak begitu? Bos kalian adalah pria pecundang yang pernah aku tahu!" "Biarkan aku memberikan pelajaran pada orang ini!" teriak Kalil.Seorang pengawal menahan. "Kalau begitu, dia memang harus diberikan pelajaran karena telah menghina bos kita." Sikap yang seperti ingin ikut serta membuat Kalil segera berkata, "Tidak, tidak. Dibandingkan kalian, aku lebih dulu bekerja di sini. Kalian tidak tahu apa-apa mengenai rasa sakitku, karena pengemis jalanan ini,"—dia menunjuk Mateo—"telah menghina orang yang paling berjasa di dalam hidupku! Maka dari itu, j
Baca selengkapnya
Bab 18: Rumah Produksi Mebel
Perjalanan mereka cukup jauh. Lebih kurang memakan waktu tiga jam hanya untuk mencapai sebuah rumah produksi mebel. Saat tiba di sana, langit juga sudah mulai berubah jingga, memperlihatkan para pekerja yang bersiap-siap untuk menyelesaikan urusannya. "Apa kau yakin mereka membawa Hillary ke tempat ini?" tanya Serina. Mateo memperhatikan sekeliling tanpa menjawab pertanyaan yang menurutnya hanya akan membuang-buang waktu jika diladeni. Lagi pula, tujuannya hanya untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mungkin sekarang berada dalam bahaya karena dirinya, bukan menjalin tali pertemanan atau sebagainya. "Oh, kalian mencari siapa?" tanya salah seorang pekerja. "Di sini bukan tempat yang bisa disinggahi dengan leluasa. Kalian bisa lihat, ada banyak pekerjaan yang membutuhkan alat pertukangan. Paku berserakan di mana-mana, semua dapat melukai jika kalian tidak berhati-hati saat melangkah." Seorang pekerja lainnya tiba-tiba datang menghampiri. "Apa kalian datang untuk
Baca selengkapnya
Bab 19: Menginap di Rumah Sakit
Mateo mengertakkan geraham saat mendapati pergelangan tangan dan kaki yang memar seperti telah diikat dalam waktu lama. Hanya saja, Mateo tidak melihat tali apa pun di kamar itu. Jika diberikan sebuah penggambaran, kehadiran dia di rumah produksi seolah sudah diketahui.Mereka juga sengaja diarahkan menuju penginapan. Kalau tidak, mana mungkin semua sangat mudah dengan Hillary yang dibiarkan bebas tanpa terikat dan sebenarnya bisa saja kabur dari penginapan. Kamar juga tidak memiliki sistem keamanan ketat. Apa ini semacam peringatan?"T—tuan, a—apa nona ini masih hidup?" Pelayan yang masih berada di sana bergidik, tidak berharap bahwa penginapan benar-benar akan menjadi angker karena kematian seorang penyewa kamar. Mateo dapat melihat alis yang sedikit mengernyit, memperlihatkan bagaimana Hillary sedang berjuang. Hal ini mengingatkan dia pada situasi dulu yang pernah dia alami. Baru dua hari, Hillary sudah sangat memilukan kondisinya dengan muka yang pucat sert
Baca selengkapnya
Bab 20: Kesalahpahaman Larut Malam
Mateo tidak buru-buru kembali ke kamar pasien. Dia mengambil waktu untuk menghabiskan beberapa batang rokok sebelum akhirnya memutuskan kembali. Setibanya di dalam ruangan, dia mendapati dua orang wanita tengah berbaring di tempat masing-masing. Serina berbaring di sofa tanpa selimut, hanya melipatkan tangan ke dada. Saat Mateo meletakkan ponsel di atas meja, tidak terusik sama sekali, menandakan bahwa Serina sudah terlelap. Melihat kondisi seperti itu menarik dirinya untuk meraih jaket yang terlipat rapi di sofa yang lain, lalu menyelimutinya dengan itu. Mateo duduk di sofa single dan memejamkan mata. Beberapa menit dilakukannya, tetapi tidak mengantuk sama sekali. Padahal, sekarang sudah lewat tengah malam. Mereka harus berangkat lebih awal besok. Dia yang menyetir, seharusnya dia juga beristirahat agar tidak berkendara dalam keadaan mengantuk. Saat menghela napas panjang, menunjukkan kekesalannya karena tidak mengantuk, suara gerakan di atas kasur membuat kedua ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status