Saya dan Miliarder Cantik

Saya dan Miliarder Cantik

last updateLast Updated : 2022-06-12
By:  RenkoOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
9 ratings. 9 reviews
40Chapters
6.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Mateo, seorang pria yang dihantui masa lalunya, terpaksa hidup menyendiri setelah terjerat kasus pembunuhan. Anonimitas yang dia bangun dengan hati-hati hancur ketika bertemu Hillary, seorang wanita kaya dan sombong yang tanpa sadar menjadi umpan bagi Serina, seorang jurnalis investigasi yang menyelidiki kisah Mateo yang terlupakan. Mereka membentuk aliansi tak terduga, didorong oleh keinginan mengungkap kebenaran di balik kejahatan keji itu. Saat mereka menelusuri jaringan berbahaya, Mateo, Hillary, dan Serina harus menghadapi musuh mereka sendiri dan mendorong batas keyakinan untuk menegakkan keadilan. Akankah aliansi mereka berhasil, atau bayangan masa lalu akan menghancurkan mereka?

View More

Chapter 1

Chapter 1. Misi di Balik Mi Pedas

Rumah makan di hadapan mereka tampak sederhana, dengan papan reklame kecil yang menggantung di sudut bangunan. Cahaya kekuningan baru saja muncul dari papan mini itu, menyorot rangkaian huruf yang tertulis di sana—Honolulu.

Dari balik tirai jendela, terlihat siluet beberapa orang yang bergerak dengan acak. Mereka adalah pelanggan yang datang satu jam lalu. Tiga sosok pria itu keluar, mengusap perut mereka dengan wajah puas.

"Semua pelanggan sudah pergi. Kau bisa masuk sekarang. Aku akan menunggumu di sini," ucap Serina, sambil mendorong wanita di sampingnya—yang duduk di kursi kemudi.

Hillary melirik tajam kepada sahabatnya yang berlagak seperti seorang atasan. Dia tak suka dengan rencana Serina yang tampak buruk. Belum pernah seumur hidupnya dia menginjakkan kaki di tempat kecil seperti rumah makan ini.

"Kenapa menatapku seperti itu? Tidakkah kau ingin berkencan dengan Shohei?" tanya Serina.

Hillary tak punya pilihan selain menuruti permintaan Serina. Kalau bukan karena Shohei, pria yang sangat diidolakannya itu, dia tak akan berada di lingkungan kumuh ini sekarang.

Akhirnya, Hillary turun dari mobil mewah yang terparkir rapi tak jauh dari rumah makan. Dia ragu-ragu untuk melangkah, tapi Serina, terus mengawasinya dari dalam mobil, memaksa Hillary untuk melangkahkan kaki ke area yang dianggapnya terlarang.

Begitu tiba di sana, apa yang tampak sudah sesuai dengan dugaan mereka—semua orang benar-benar sudah pergi. Rumah makan itu kosong melompong, tanpa satu pun pelanggan yang menempati meja-mejanya.

Suara desisan minyak terdengar, disertai aroma makanan yang langsung tercium, membuat siapa pun tergoda untuk berlama-lama menikmatinya. Tak berbeda dengan Hillary, yang sejenak melupakan tujuannya dan tanpa sadar menikmati bagaimana cacing-cacing di perutnya bersorak, memohon pemilik tubuhnya untuk memberi makan.

"Silakan duduk."

Suara pria yang mengenakan apron itu membuat Hillary tersentak. Dia baru sadar bahwa kedatangannya bukan untuk menikmati makanan, melainkan untuk menjalankan misi penting dari Serina.

Dengan enggan, Hillary duduk di salah satu kursi pelanggan. Belum lama dia duduk, sebuah pergerakan menarik perhatiannya. Pria yang diyakini sebagai pemilik rumah makan berjalan menghampiri, sambil membawa nampan.

Pria itu mendekati Hillary dan menyuguhkan semangkuk mi dengan kuah merah menyala. Melihat sekeliling ruangan yang kosong, jelas bahwa menu itu memang untuknya, satu-satunya pelanggan yang ada.

"Tapi ... aku belum memesan—"

"Hanya ada satu menu di rumah makan ini," sela pria tersebut dengan nada suara dingin.

Hillary tak menyangka bahwa rumah makan yang didatanginya bukan hanya kecil, tapi juga minim pilihan menu. Namun, dia harus ingat bahwa kedatangannya bukan untuk membahas soal makanan, tujuannya adalah mendapatkan nomor ponsel pria ini agar dia bisa berkencan dengan Shohei.

"Jika tak ingin memakannya, maka menu ini tak akan disajikan," tambah pria itu, tatapannya tajam.

Hillary segera menghentikan gerakan pria itu yang hendak mengambil mangkuk mi. "Baiklah, aku akan memakannya," katanya.

Setelah itu, pria tersebut tampak sibuk kembali dengan pekerjaannya. Hillary hanya melirik dari jauh, berpura-pura menikmati sajian makanan.

Beberapa saat berlalu, Hillary bangkit dan berjalan menuju meja kasir untuk membayar. Dia menyunggingkan sedikit senyum, ingin memperlihatkan kalau dia benar-benar senang karena telah mengisi perut dengan sajian makanan Honolulu.

"Aku tak tahu kalau rumah makan sekecil ini memiliki makanan yang sangat enak," katanya, pura-pura memuji.

Pria itu hanya diam dan bersikap acuh, membuat suasana semakin canggung. Benar kata Serina, pemilik rumah makan ini memang tak bersahabat. Hillary bertanya-tanya apa yang disukai Serina dari pria ini. Tampangnya tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Shohei.

"Takkan membayar?" tanya pria itu.

Hillary terbangun dari lamunannya dan merasa marahnya tertahan. Enak saja berkata seperti itu padaku. Jangankan membayar, membeli rumah makan ini sampai ke tanahnya pun aku sanggup! pikirnya.

"Oh, baiklah," jawabnya akhirnya, sambil mengeluarkan dompet.

Hillary berusaha terlihat biasa saja. Dia mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan menyerahkannya. Pria itu hanya mengambil satu lembar uang, lalu memberikan sisa kembalian dari total harga makanan. Sementara Hillary masih gelisah, mencari cara untuk menyelesaikan misinya.

"Makanannya sangat enak. Aku pasti akan datang lagi lain kali," ucap Hillary, mencoba menyapa dengan ramah meskipun hatinya berdebar-debar.

"Aku tak melihat telepon di sini." Hillary menyimpan uang kembalian dan mengeluarkan ponselnya. "Aku seorang manajer di sebuah perusahaan. Lain kali aku akan membawa teman-temanku ke sini, dan mungkin mereka ingin memesan langsung dari kantor. Jadi, perlu nomor seseorang di rumah makan ini untuk dihubungi. Tak masalah jika itu adalah nomormu."

Pria itu melirik ponsel yang disodorkan tanpa menunjukkan minat. "Kami tak menyediakan layanan pesan antar."

Hillary tersenyum, menyembunyikan kekesalannya di balik ekspresi ramah. "Kau tahu, orang kantor sangatlah sibuk. Menghabiskan waktu hanya untuk menunggu adalah pemborosan. Kalau nomor ponselmu ada, mereka bisa memesan terlebih dahulu dan mengirimkan seseorang untuk mengambil pesanan saat semuanya sudah siap." Dia menyodorkan ponselnya lebih jauh.

Pria itu melirik ke arah ponsel sekali lagi, masih enggan untuk mengambilnya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya dia memutuskan untuk menuliskan sesuatu pada secarik kertas.

"Jika ingin memesan, bisa hubungi nomor ini," ucap pria itu dengan nada datar. "Kami tak menyediakan layanan pesan antar. Jika ingin membeli, kirim saja orang untuk datang menjemput."

Hillary mengambil secarik kertas itu dengan perasaan campur aduk. Setidaknya, dia berhasil mendapatkan nomor ponsel yang diinginkannya.

Hillary mengangguk. "Aku mengerti. Semoga bisnismu lancar," ucapnya sambil membalikkan badan. Senyum lega terpancar di wajahnya saat melihat kertas yang dipegangnya.

Dengan cepat, Hillary mendekati Serina yang telah menunggunya sejak tadi. Dia berusaha menahan sikapnya agar tak terlalu mencolok, tak ingin menarik perhatian pemilik rumah makan.

Begitu Hillary berhasil masuk ke mobil, dia berteriak senang. Bukan karena mendapatkan nomor ponsel, tapi karena impiannya untuk berkencan dengan Shohei akhirnya semakin dekat!

Serina, yang tak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba dipeluk erat sampai kesulitan bernapas. "Apa yang terjadi?"

Hillary melepaskan pelukan mereka dan menyerahkan kertas berisikan nomor ponsel itu kepada sahabatnya. "Kau harus memenuhi janjimu untuk mengatur kencanku dengan Shohei!"

Serina memperhatikan kertas tersebut dengan mata terbelalak. "Bukankah ini terlalu mudah? Bagaimana kau bisa mendapatkan nomornya? Aku tak yakin kau bisa melakukannya secepat itu!"

Serina memang tak berani meminta nomor itu secara langsung. Dia terlalu takut untuk berhadapan dengan pria yang menurutnya terlihat mengerikan. Karena itulah dia meminta bantuan Hillary, yang tak gentar menghadapi pria mana pun.

"Dia tak ingin memberikan nomor ponselnya di awal. Tapi otakku cerdik!" kata Hillary dengan bangga. "Aku memuji makanannya dan mengatakan ingin merekomendasikannya pada teman-teman. Setelah itu, dia menuliskan nomornya dan memberikannya padaku."

"Tapi ... apa kau baik-baik saja? Rumah makan itu hanya menghidangkan satu menu. Kau tak memakannya, bukan?"

Kekhawatiran Serina bukan tanpa alasan. Dia tahu bahwa Hillary memiliki penyakit usus buntu dan tak bisa makan makanan pedas. Namun, dia lupa memberi tahu bahwa Honolulu hanya menyajikan satu menu makanan pedas.

"Aku tak mungkin mengisi perut di tempat seperti itu. Sekarang aku sangat lapar. Ayo, kita cari tempat yang layak untuk makan!" ucap Hillary sambil menyalakan mesin mobil, meninggalkan tempat yang sama sekali bukan seleranya itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Keratine Smooth
Ceritanya mantappp! Ditungggu next update thor!
2024-09-14 18:57:00
0
user avatar
Iis_lintang
kapan up lg author ku sayaaaang.........
2021-08-27 18:46:39
1
user avatar
cat lover
kok lom g update thor?
2021-08-19 14:29:29
1
user avatar
Aam Mulyani
Aku tahu karya2mu selalu keren.... !! semangat dan tetap konsisten y 🦋🐣
2021-05-19 21:40:39
1
user avatar
Adinda Novelta
Duh, ini kok lebih mantap yh...ada Mas Bro-nya..🤭
2021-05-19 21:25:05
1
user avatar
Airy Nafisa
selalu memburu karyamu yg spektakuler...😍
2021-05-18 21:01:27
1
user avatar
Farasha Hafsha
Selalu ingin menikmati buah karyamu ....,😊🐣
2021-05-18 20:06:16
1
user avatar
Farasha Hafsha
Pen baca yg baru nih....
2021-05-17 09:30:11
1
user avatar
Isnaini Isnaini
Aku baru mulai baca😍
2021-05-14 15:31:38
1
40 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status