All Chapters of Dendam Birahi Penakluk Hati: Chapter 141 - Chapter 150
185 Chapters
Mengatur Rencana
(Am, ada yang aku tidak tahu tentang Julia?)“Ini, mmmm, nanti kamu pasti akan tahu semuanya. Nanti setelah Julia aku temukan.”(Bikin penasaran aja, cerita dong, Am)“Tidak sekarang, Na. Tante dan Om tidak tahu di mana Julia?”(Kalau tahu, mana mungkin kami mencari keberadaannya)“Iya juga, sih! Oke, thanks ya, Na. Bye.”Dirham mengakhiri panggilan. Ia kembali berpikir keras.  ‘Julia tengah hamil, apa mungkin itu anak Jecky. Apa ini sebabnya Jecky bungkam tentang Julia.’ Di dapur, Dinar sedang memasak apa yang diminta oleh suaminya, sup ayam kesukaan Ruby sudah siap. Untuk Oma dan Opa ia memasak steak salmon. Santi memotong buah mangga dan kiwi, setelah air jeruk hangat siap dibuat. Santi segera menyiapkan piring dan gelas serta menyusun semua makanan di atas meja makan. “Tadi Mama sama Oma mau kemana, Mbak?”&ldquo
Read more
Dipaksa Belanja
Suara Nora bergetar, ia berdiri tegak di ambang pintu seperti patung. Dua cawan kaca berisi kopi sudah pecah menjadi serpihan kecil di bawah kakinya. Dirham berdiri dan segera menuntun Nora untuk duduk di sofa. Jehan mengumpulkan pecahan cawan di atas lantai.  “Mama tidak mau memiliki anak seorang pembunuh, Mama tidak pernah mengajarimu menjadi penjahat, Am.” Tangis Nora sudah terhambur bersama kalimat kecewanya. Dirham memegang tangan ibunya kuat, meskipun Nora mencoba melepaskan.“Am bisa jelaskan semuanya, Ma. Ini tidak seperti yang Mama dengar.” Dirham memejamkan mata, hari itu istrinya yang salah faham, sekarang ibunya pula. “Mama gagal jadi ibu, Mama merasa bukan ibu yang baik kalau sampai itu terjadi, Am. Kamu satu-satunya anak Mama yang ada sekarang, Mama gagal mendidikmu.”Tangis Nora semakin keras.“Ada apa ini, Am?” Adam yang baru selesai member
Read more
Permintaan Special
Dinar memasukkan baju tembus pandang itu cepat-cepat ke dalam paper bag. Ucapan Santi tadi membuatnya malu. Dirham keterlaluan. Masa iya, ia diminta pakai baju seperti jaring untuk menangkap ikan gitu. Ia melongok ke ruang keluarga, Ruby masih anteng nonton kartun kesukaannya. Ucapan salam dari luar membuat semua orang menoleh. Nora dan Adam yang pulang.  “Selamat sore, Ibu.” “Sore juga, Tia.” “Papa mandi dulu ya, Ma. Ruby mana? Oh, itu.” Dirham bertanya tapi kemudian tersenyum melihat cucunya minum susu sambil menonton televisi. “Iya, Pa.” Adam terus masuk ke dalam kamarnya, tidak suka ikut campur urusan perempuan. Nora rupanya mengenal siapa orang butik itu. Rupanya butik tempat gadis itu bekerja adalah butik langganan Nora.    “Koleksi butik ini bagus banget lho, Di. Tadi Am call Mama, tanya butik langganan tempat Mama belanja baju.” “Iya, Ma. Dinar sudah lihat semua koleksi yang dibawa
Read more
Gara-gara Lingerie Merah
Konten 21+   “Aaaaargh.” Dinar menjerit tertahan, dalam sekelip mata saja tubuhnya sudah melayang.  Dan dihempaskan di atas tempat tidur empuk itu. Mata Dirham nanar menatap tubuh indah istrinya di balik lingerie tipis dan transparan berwarna merah cabe. Sexy, panas dan menggoda.    Tangan suaminya sudah mengusap kaki Dinar dari bawah sampai ke pangkal, membuatnya tidak tenang karena degupan jantung yang seperti genderang perang. Tiap hari ada saja gaya baru dari sentuhan sang suami, membuatnya tidak pernah bosan. Bahkan ia sangat mendambakan.  “Mas.. ” panggilan itu umpama seruling syahdu yang terus menggoda hasrat.  Dirham mengangkat kaki istrinya, jemari kaki itu dikulum hangat satu demi satu. Sensasi luar biasa yang diberikan, membuat bawah tubuh Dinar berdenyut.   Bibir merah sensual karena ia bukan perokok, terus mengecup, menjilat dan menghisap dari ujung hingga pangkal.
Read more
Pulang Ke Jogjakarta
(Iya, Am. Baru kemarin Julia pulang, itupun karena Nurma yang memaksanya, dia belum tahu Jecky di mana, tapi karena kehamilannya ia menurut dan pulang)  Dinar memberi isyarat kalau ia mau ke dapur. Dijawab anggukan oleh Dirham. Ia kembali fokus pada obrolan di telepon.“Dari mana Julia tahu, kalau dia target kita, Ma.”(Jefri, kau ingat Jefri kan? Orang papa)“Iya, Am ingat.”(Papa meminta Jeff untuk mencari di mana keberadaan Julia, Jeff tanya pada Nurma 3 hari lalu, datang ke rumahnya dan mengatakan pada Nurma serta Juliana kalau Julia tersandung masalah serius dengan keluarga Assegaff. Nurma memaksa Julia pulang, setelah tahu kabar terakhir di mana putrinya berada) “Papa sudah tahu, soal ini, Ma?”(Ya, papa menunggu keputusanmu, tapi Am, mama tidak tega melihat Nurma menangis meminta maaf tadi, hampir saja mencium kaki kami, bagaimanapun ia juga teman Mama)
Read more
Keputusan Damai
Julia mengangkat wajahnya, wajahnya memelas, betapa ia malu dengan keluarga Assegaff, ternyata gadis yang pernah diserangnya dulu adalah putri dari keluarga Assegaff. “Tidak mudah untuk memaafkan kesalahan kalian, karena kalian berdua, aku salah mengambil langkah, menyakiti orang yang tidak pernah bersalah bahkan tidak tahu tentang ini semua. Kalian tahu? Karena amarahku, aku telah berbuat yang tidak seharusnya aku perbuat. Tapi aku banyak belajar dari orang yang dulu aku sakiti, aku belajar untuk ikhlas dan menerima, mungkin ini ketentuan dari Tuhan. Aku dipertemukan dengan seorang bidadari yang tulus menerimaku dan semua kesalahanku padanya.” Dinar meremas tangan suaminya.  “Aku beruntung memilikinya sekarang.” imbuh Dirham, sambil menatap wajah istrinya.“Setelah ini Jecky, dan kau Julia! Jangan pernah dekat dengan keluarga Assegaff lagi." Mendengar perkataan Dirham, Jecky han
Read more
Meminta Maaf
Tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Dirham melangkah masuk ke dalam kamar mandi. “Sebentar, ya, Sayang. Bunda call Tante Delia dulu.” Ruby mengangguk. Dinar mengambil ponselnya di atas tempat tidur. (Assalamualaikum, Di. Ada apa call jam segini?) Terdengar Delia berbicara dengan ceria. “Malam ini dinner bareng yuk, Del. Ajak Mas Zaky sekalian. Bisa, kan?”(Di mana?)“Emang bisanya di mana? kami ikut aja dong.”(Aku pengen banget makan seafood)“Ya sudah, ajak Mas Zaky saja, setelah pilih tempat mana, call aku ya?”(Oke, bye, Di)“Bye.”Telepon diakhiri, ia kembali menyiapkan putrinya. Setelah itu ia pula yang memakai baju, Ruby sudah siap untuk keluar menikmati malam mingguan bersama papa dan bundanya.  Sepuluh menit berlalu, Dirham keluar dari kamar mandi, Ruby sedang asik menonto
Read more
Masa Lalu
Dinar dan Delia saling pandang. Sementara Dirham masih menunduk. Menunggu jawaban dari Zaky. Harapannya hanya satu, Zaky akan memaafkannya. Dinar menatap wajah suaminya, pria itu sudah banyak berubah, tidak lagi arogan seperti dulu. Bahkan sekarang lebih manusiawi. Menundukkan kepalanya saat merasa bersalah. Dirham telah menjadi suami yang benar-benar menjaga hati istrinya, siapa sangka ia minta bertemu Zaky, karena ingin meminta maaf. Zaky terdiam lama mencoba mencerna kalimat yang diucapkan oleh Dirham. Ia meminum airnya. Ia menarik napas berat. Kejadian beberapa tahun lalu kembali muncul dalam ingatan.“Maafkan aku, Ky. Waktu itu aku benar-benar tidak mampu lagi untuk berpikir panjang. Yang aku tuju hanya membalaskan dendam atas kematian Fathia.”Zaky tersenyum, bahkan ia tidak pernah curiga kejadian itu adalah kesengajaan, ia pikir itu murni perampokan. “Aku udah maafkan, Mas. Tidak perlu minta maaf lagi.
Read more
Dinar Cemburu
“Jadi? Kalian?”Dirham mengangguk pelan, setelah itu tidak terdengar ucapan apapun dari bibir Dinar. Wajah Dinar memerah, ia menunduk menyembunyikan rasa hatinya. Dirham menunggu kelanjutan kata-kata Dinar tadi, Dirham ingin sekali mendengar apapun itu tentang perasaan istrinya. Meskipun itu kemarahan. Tapi Dinar tetap bungkam.“Sayang.. ”Tangan kiri Dirham menyentuh bahu istrinya dengan lembut. Dinar masih belum menyahut. Inilah akibatnya kalau ia tadi memaksa untuk mendengar masa lalu suaminya. Sebenarnya, Ia tak ingin marah, tapi perasaannya tidak bisa dibohongi, ia sakit hati, ia marah dan cemburu sekarang. “Sayang, tadi kan sudah kubilang, ini akan buat kamu marah, ngambek, cemburu. Kamu bilang nggak. Tapi kenapa sekarang marah, seperti ini? Bicara dong!”Dirham menoleh pada istrinya, Dinar masih diam menunduk dan tanpa ia sadar sebutir air bening jatuh, dengan segera ia menghapus
Read more
Hadiah Istimewa (TAMAT)
“Besok libur kerjanya, kan?” “Terus?” Tubuh istrinya diangkat dan dibaringkan di tas tempat tidur.  “Besok, mau request dimasakin apa-apa, nggak?” “Mmmm, apa, ya? Sebentar.” Dirham menatap putrinya yang pulas tertidur di tengah tempat tidur luas itu. Ia mengangkat tubuh Ruby, dan diletakkan sedikit sisi kiri.  “Bundanya di tengah, tidurku banyak tingkah, kasihan kan kalau misal Ruby tertindih atau gimana, kasihan nanti badannya sakit semua.”  “Alasan itu, kan? Aslinya nggak gitu maksudnya kan, Mas?”  Dirham menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ketahuan deh!   Mata Dinar redup menatap putrinya yang sedang enak tidur.  “Kenapa lihat dia sampai gitu?” tangan Dinar diraih dan dikecup dengan lembut. Matanya intens menatap wajah ayu itu. “Dia semakin besar, bulan depan ulang tahun ke dua. Aku belum pernah merayakan ulang tahunnya.” mata Dinar berkaca-kaca. “Tahun
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status