All Chapters of The Blue Blood: Chapter 21 - Chapter 30
93 Chapters
Ch. 21 Heboh
"Sa ... Ada yang jemput, aduh ganteng banget dia juga dokter?"Sudah dia duga bahwa mamanya akan heboh, dan dia pastikan bahwa bukan hanya mamanya, tapi juga beberapa tetangga akan heboh mengingat paras Ken yang mirip artis Taiwan itu."Dia mah bukan cuma dokter, Ma. tapi calon dokter spesialis." Jawab Elsa yang masih memulas lipbalm di bibirnya itu."APA? CALON DOKTER SPESIALIS?" hampir mamanya itu berteriak, namun untung Elsa bisa memaksanya tetap lirih dan pelan."Mama, jangan keras-keras, nanti dia denger!" Elsa mencebik, haduh tau begini dia tidak mengizinkan Ken menjemputnya."Ganteng banget? Kalian pacaran? Iya?" Tampak sang mama begitu antusias.Elsa melongo pacaran? Memang sih mereka pacaran tapi kan cuma pacar bohongan! Haduh Elsa harus jawab apa sekarang?"Bukan! Dia cuma pembimbing, Ma. Sudah ah, Elsa mau berangkat dulu!" Elsa menepis dugaan sang mama, ah rasanya setelah pulang nanti dia bakal dicecar banyak pertanyaan ole
Read more
Ch. 22 Di Tembak?
"Pulang!" Desis Ken perlahan yang sontak dibalas anggukan kepala oleh Elsa.Elsa bangkit, mengemasi barang-barangnya dan melambaikan tangan ke beberapa temannya yang terpaku di dalam ruangan khusus untuk anak koas itu.Elsa menghampiri Ken yang berdiri dengan begitu gagah di depan pintu, kemudian melangkah mengekor di belakang Ken, meninggalkan beberapa temannya yang masih melonggo tidak percaya."Mereka pacaran?" Tanya Radit yang belum mau berkedipResiden paling ganteng di poli obsgyn pacaran sama Elsa? Eh ... tunggu! Kalau dilihat-lihat sih cocok juga mereka, Elsa cukup cantik, tidak jelek-jelek amat kalau harus bersanding dengan sosok itu."Entah, yang jelas mereka semakin hari semakin dekat," sambung yang lain sambil saling pandang.Mereka kompak angkat bahu, sementara si Cindy, nampak memanyunkan bibirnya. Kenapa residen itu malah nyantol sama Elsa? Bukan dirinya? Tampak gadis itu bersunggut-sunggut, apa bagusnya Elsa yang keturunan da
Read more
Ch. 23 Tell Me Why!
"Sausnya kemana-mana."Elsa menegang, Ken mengulurkan jemarinya untuk menyeka saus yang belepotan di sudut bibir Elsa, membuat Elsa mengangkat wajahnya dan menatap Ken dengan seksama.Apa yang membuat dia begitu lain? Biasanya mereka tidak seperti ini. Elsa masih ingat ketika mereka makan malam di restoran Korea kemarin malam. Ken masih dengan usil menjitak kepalanya sampai dua kali, bilang jangan GR tentang status pacaran pura-pura mereka, tapi kenapa sekarang ....Sebuah perkataan sosok itu masih terngiang di pikiran Elsa, perihal apa yang diucapkan Ken beberapa saat yang lalu.'Daripada kita pacaran bohongan, kenapa nggak pacaran betulan saja?'Ah ... Apakah kepala Ken habis terbentur? Sampai kemudian berkata demikian? Atau bagaimana? Elsa tertegun, menundukkan wajahnya ketika mata mereka masih saling menatap begitu dalam."Sa, soal ucapanku tadi ....""Hanya bercanda, kan?" Potong Elsa dengan jantung berdegup kencang.Ken s
Read more
Ch. 24 Reason
Ken melepaskan pagutan bibir mereka, posisi mereka sudah cukup mengkhawatirkan. Ia nampak menindih tubuh mungil itu dibawah tubuhnya, dan Ken berani bertaruh bahwa Elsa menyadari sesuatu dari dirinya yang menyembul di balik celana scrubnya itu.Wajah Elsa nampak memerah, begitu menggemaskan luar biasa dengan bibir sedikit bengkak. Kalau saya tadi bapak Elsa tidak menintipkan dan berpesan pada Ken untuk menjaga gadis ini, rasanya Ken ingin melucuti pakaian Elsa dan langsung menhujamkan miliknya kedalam inti tubuh gadis yang dulu sangat menyebalkan ini.“Entah sejak kapan, aku sendiri juga tidak tahu, Sa. Yang jelas rasa itu tumbuh dan berkembang untukmu, aku jatuh cinta padamu,” desis Ken sambil kembali meraup bibir itu.Rasanya sungguh benar-benar manis dan memabukkan, membuat Ken makin gila. Hasrat itu sudah meronta-ronta, Ken segera melepaskan pagutan bibirnya, mencoba menghentikan gelayar dan gelora itu perlahan-lahan.“Jika kamu bers
Read more
Ch. 25 Ketakutan Ken
"Stase apa setelah ini? Yang paling perlu di waspadai itu stase bedah, residen nya buaya semua itu. Mau yang lajang, beristri, semuanya sama, buaya darat!""Ingat, awas aja kalau ada residen rese yang berani godain kamu ntar. Nggak boleh genit sama residen mu, jangan dikira kita beda poli lantas aku lengah, ya?"Elsa mengerucutkan bibirnya, perhari ini dia sudah lulus dari stase obsgyn. Siap pindah ke stase lain meneruskan perjuangannya kepaniteraan klinik guna meraih cita-citanya. Namun bukannya memberi selamat, sang kekasih hati malah menceramahi Elsa panjang kali lebar, tampak Ken sangat tidak suka jika Elsa harus lulus dari stase obsgyn. "Nggak percayaan banget sih jadi orang?" Elsa mencebik, memangnya dia apaan main Genit-genit sama laki-laki lain? "Bukan begitu, kenapa sih kamu nggak paham-paham?" suara Ken meninggi, untung mereka sedang ada di apartemen Ken, jadi bebas lah kalau Ken mau teriak-teriak sekalipun. "Paham apa l
Read more
Ch. 26 Fatal
“Sudah ada bukaan?” tanya dokter Tjandra pada Ken yang tampak melepas handscoonnya.“Sudah, baru tiga, Dok.”Tampak dokter Tjandra menggangguk pelan, “Berarti masih aman ya? Saya tinggal dulu.”Ken sontak mengumpat dalam hati. Kebiasaan para konsulen pasti seperti ini. Itu artinya Ken harus stand by terus sampai kemudian pasien bukaan lengkap, sementara sosok itu entah hendak kemana. Sungguh masa residensi di Indonesia ini sebagian besar memang tidak begitu sehat.Ken hanya bisa menghela nafas pasrah, menjatuhkan diri di sebuah kursi lantas merogoh iPhone miliknya di dalam saku. Siapa lagi kalau bukan Elsa yang hendak dia hubungi? Sebenarnya Ken ini ke rumah kekasihnya itu, meminta maaf perihal apa yang sudah terjadi tadi. Dia tahu Elsa marah dan kecewa kepadanya, hal itu lah yang kemudian membuat Ken sama sekali tidak tenang dan ingin pergi ke rumah Elsa guna meminta maaf.“Nomor yang Anda hubungi sedang s
Read more
Ch. 27 Minta Maaf
“El, bangun! Ada panggilan dari rumah sakit, kenapa ponselmu kamu matikan?”Elsa lamat-lamat mendengar suara itu, sejenak ia mencerna apa yang dia dengar. Apakah dia mimpi? Tapi ketukan bertubi-tubi di pintu kamarnya membuat Elsa akhirnya membuka matanya dan mencoba menyadari bahwa semua ini bukanlah mimpi dan halusinasi.“El, cepetan bangun, takutnya pasien kamu makin parah!”TUNGGU!Panggilan rumah sakit apaan? Ia sudah selesai koas di stase obsgyn dan besok baru masuk stase baru, dan ini dia ada panggilan? Panggilan apa? Elsa sontak bangun, membuka pintu kamar dan mendapati sang mama sudah berdiri di depan pintu kamarnya.“Panggilan rumah sakit apaan sih? Dari mana Mama tahu?” tanya Elsa sambil menguap, mumpung bisa tidur malam, kan? Besok rasa-rasanya dia sudah harus kembali sibuk lagi di rumah sakit.“Tuh dokter Ken di depan. Cepetan, nanti pasienmu kenapa-kenapa bisa gawat, El.” Tampak wa
Read more
Ch. 28 Bukan Dia, Ken!
“Ken, Papa mau bicara!”Ken baru saja masuk rumah, hendak naik ke lantai atas ketika tiba-tiba papanya muncul dan bersuara dengan begitu tegas dan serius. Ken menghela nafas panjang, ia sudah tahu keman arah pembicaraan papanya ini. Pasti perihal kedekatan Ken dengan Elsa, bukan?“Soal apa, Pa?” Ken yang hendak melangkah itu sontak berhenti, menatap sang papa dengan begitu serius.“Ikut Papa keruangan Papa, Ken, ada banyak hal yang ingin Papa bicarakan.” Sosok Darmawan Wijaya itu melangkah dengan begitu tenang dan angkuh, membuat Ken sontak menghela nafas panjang dan terpaksa mengikuti langkah sang papa menuju ruang kerjanya.Aura dingin langsung menyergap Ken begitu ia masuk ke ruangan sang papa. Sorot mata itu begitu tajam, membuat Ken merasa tertusuk seketika begitu netranya membalas tatapan itu. Ia bergegas duduk di kursi yang ada di depan meja sang papa, menantikan dengan cemas hal apa yang hendak papanya itu bicar
Read more
Ch. 29 Nekat
Elsa selesai membalut luka Ken, dia sekarang duduk di sofa ruang depan, dengan Elsa yang masih nampak membereskan peralatan dressing-nya. "Kau belum menjawab pertanyaan aku, Sayang!" tegur Ken ketika Elsa lebih fokus pada luka di jemari Ken daripada pertanyaan sakral yang Ken ajukan. Elsa mengangkat wajahnya, menatap manik mata yang masih memerah itu. Senyum Elsa tersungging begitu manis, "Jadi dokter umum mana yang hendak kau sodorkan untuk aku nikahi?""Aku!" jawab Ken tegas dan mantab. Elsa sontak membulatkan matanya, ia menatap Ken yang tersenyum getir itu dengan seksama. Apa tadi Ken bilang? "K-kau?" Elsa tidak mengerti, bagaimana bisa? Ken seorang dokter residen, itu artinya dia calon dokter spesialis. Kenapa kemudian dia mengatakan bahwa dokter umum yang tadi Ken maksud adalah dirinya sendiri? Ken meraih tangan Elsa, meremasnya dengan begitu lembut. Membuat jantung Elsa berdebar seketika, lambat laut Elsa
Read more
Ch. 30 Menikahlah Denganku!
"JANGAN!" Elsa berteriak sekencang-kencangnya, namun itu sama sekali tidak membuat Ken mengurungkan niatnya. Tangannya mencengkeram kuat sprei, Elsa berusaha merapatkan kakinya, namun tangan Ken membuka paksa kembali paha itu. "KO... JA-JANGAN.... AHH... SAAKIITT!" teriakan itu terdengar begitu keras, bersamaan dengan milik Ken yang sudah terbenam sempurna dalam inti tubuh Elsa. Ken memejamkan matanya erat-erat, sesuatu dalam diri Elsa sudah berhasil ia tembus dengan sekali hentakan kuat, membuat Elsa makin seperti orang kesetanan menggeliat menahan pedih. Tangisnya pecah, wajahnya memerah dengan keringat sebesar bulir jagung yang membasahi wajahnya. Dan Ken sudah tidak memperdulikan apapun lagi, dia mulai memacu tubuh itu dengan begitu beringas, tidak peduli Elsa memekik, merintih kesakitan, Ken tidak peduli. Yang Ken pedulikan hanya satu, mensukseskan rencananya untuk membuat Elsa tetap berada di sisinya. Jika sudah Ken rusak seperti ini, Els
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status