All Chapters of Sang Legenda dari Masa Lalu: Chapter 51 - Chapter 60
164 Chapters
Bab 51: Keadaan Genting di Ibukota
Di Istana Kerajaan Irish. Setra Kaladupa sedang mondar mandir dengan raut wajah gelisah. Kepala keluarga para bangsawan serta pejabat-pejabat tinggi Kerajaan Irish hanya duduk terdiam menyaksikan kegundahan Sang Raja. Sementara itu seorang kakek tua yang membawa tongkat tampak berdiri dan berjalan ke arah kaca istana, tatapannya dengan tajam menatap ke arah selatan. “Ada apa Karmin?” tanya Setra saat melihat sang penyihir kerajaan tertangguh bergerak dari kursinya. “Ilya sudah dikalahkan,” ucap Karmin sembari berjalan kembali ke kursinya. “Sudah dikalahkan?” “Bagaimana bisa?” terdengar beberapa bangsawan dan pejabat mulai berbisik-bisik. Raut wajah mereka terlihat begitu cemas, Setra sendiri terlihat semakin khawatir. Wajah Setra tampak semakin pucat, dia duduk kembali ke kursi tahtanya lalu menghantamkan lengannya ke pegangan kursi. 
Read more
Bab 52: Penyerangan Istana Kerajaan Irish
Elis langsung membawa Elena pergi ke tempat yang aman sesuai dengan perintah Nata. Sementara itu Nata sendiri langsung melayang di udara dan menatap keadaan Ibukota Kerajaan Irish yang sudah sepi. Dia terlihat tersenyum senang karena tampaknya Lia, Rena dan Sebastian sudah melakukan tugasnya dengan baik. Langit sudah semakin gelap pertanda malam akan segera tiba. Matahari yang bersinar di barat tampak kelabu karena awan mendung menghalangi sinarnya. Di beberapa titik kota terlihat ada api dan asap hitam yang membumbung tinggi pertanda bekas pertarungan, tapi tidak ada satupun warga ibukota yang terlihat di sana pertanda mereka sudah mengungsi ke kota lain. Rencana Setra Kaladupa untuk menakut nakuti warga agar tidak mengungsi juga gagal karena Lia yang dibantu yang lainnya berhasil menggagalkan rencana Setra. Di kejauhan terdengar suara teriakan pasukan Abelia yang sudah semakin dekat dengan Istana. Tak lama kemudian dentingan senjata beradu
Read more
Bab 53: Penyihir Terkuat Trigram
Karmin kembali melesatkan tekanan airnya ke arah Nata, tapi lagi-lagi dengan sigap Nata berhasil menghindari serangannya. Suara dentuman hebat kembali terdengar saat tekanan air yang dilepaskan Karmin malah menghantam bangunan di belakang Nata sampai hancur berkeping-keping. Nata sendiri tidak terlalu peduli dengan kehancuran yang pasti akan terjadi di Ibukota, sebab semua penduduk Ibukota sudah mengungsi ke kota lain berkat usaha Lia, Rena dan Sebastian. Tiba-tiba saja udara panas bisa dirasakan oleh Nata dan Karmin, tampaknya itu berasal dari dekat benteng istana. Seekor naga api biru tampak muncul dan menghantam benteng istana sampai hancur lebur, Nata hanya tersenyum karena kelihatannya Elis sudah datang kembali untuk membantu pasukan Abelia. Setelah benteng istana hancur, pasukan yang dipimpin oleh Purna dan Arya Surawisesa akhirnya langsung masuk dan menyerang para prajurit yang menjaga istana. Nata sendiri langsung menggunakan sihir n
Read more
Bab 54: Elemen Angin Tercepat
“Tidak salah jika dia disebut sebagai penyihir terkuat Kerajaan Irish,” gumam Nata yang langsung merentangkan kedua tangannya ke samping. “Tapi, jika dia mengaku tahu berbagai hal tentang Pentagram. Seharusnya dia juga tahu bahwa aku tidak akan kalah oleh serangan seperti itu,” ujar Nata seraya menghela nafas dalam. Saat itu juga awan kelabu yang berada di langit tepat di atas Nata terlihat bergerak memutar. Karmin yang sedang menyiapkan sihirnya ikut melihat pergerakan awan di langit, dia menyipitkan matanya seakan ingin memastikan apa yang terjadi. Lama kelamaan awan yang berputar di langit berputar semakin kencang hingga seakan menyedot awan-awan lainnya yang ada di sekitar pusaran. “Apa itu? jika dilihat dari perubahan lingkungan di Ibukota, itu jelas-jelas bukan sihir angin tingkat tinggi. Lagipula saat ini seharusnya dia masih belum bisa menggunakan sihir tingkat tinggi. Tapi kenapa aw
Read more
Bab 55: Serangan Terakhir Sang Penyihir Trigram
Tapi itu juga kelihatannya masih belum cukup untuk mengalahkan Karmin, dia kembali mengarahkan tongkatnya kepada Nata. Di sekitar tubuhnya langsung tercipta titik air yang membentuk belasan tombak air, sekejap mata tombak-tombak air itu langsung melesat menuju Nata. ‘Ddhhaamm’‘Bbhhoomm’ Terdengar ledakan-ledakan kecil saat puluhan tombak air milik Karmin tiba-tiba hancur di udara sebelum sampai mendekati tubuh targetnya. Nata sendiri langsung membalas dengan menciptakan puluhan tombak api yang melesat menuju ke arah Karmin, tapi dengan sigap Karmin langsung menggunakan sihir tombak air miliknya lagi untuk meredam tombak api yang dilesatkan Nata. Ledakan-ledakan kecil terjadi kembali, tapi kali ini kabut putih langsung menyelimuti udara karena diakibatkan benturan tombak air dan api yang terjadi. Nata langsung tersenyum dan langsung mengarakan telapak tangannya ke belakang, saat itu juga tu
Read more
Bab 56: Banjir Darah di Ruang Tahta (part 1)
Nata akhirnya menapak di tanah sambil menatap mayat Karmin yang tergeletak di tanah. Samar-samar suara teriakan para prajurit yang sedang berperang masih terdengar jelas diselingi dentingan senjata yang beradu serta ledakan-ledakan kecil. Nata mencoba mengendalikan amarahnya dengan menghela nafas perlahan, sejak awal dia seharusnya sudah menduga bahwa Karmin tidak mungkin membocorkan informasi sepenting itu. Luka di punggung kirinya perlahan mulai pulih kembali setelah Nata menggunakan sihir healing miliknya. Meski begitu bajunya yang bersimbah darah tetap seperti itu, perlahan Nata melangkahkan kakinya menuju ke arah istana kerajaan. Sudah tidak banyak tenaganya yang tersisa kini setelah menggunakan sihir dari elemen angin yang paling kuat, andaikan saja pertarungannya dengan Karmin berjalan lebih lama mungkin saja dia akan lebih kesusahan untuk mengalahkannya. Nata mulai berjalan mendekati benteng istana yang sudah hancur, peperangan tampa
Read more
Bab 57: Banjir Darah di Ruang Tahta (part 2)
Mereka berjalan menyusuri lorong istana untuk menuju ruang tahta Kerajaan Irish. Diperjalanan beberapa prajurit yang ada di dalam istana berusaha untuk menghadang, namun mereka dengan mudah dibereskan oleh Arya dan Purna. Darah mulai membanjiri lorong istana, mereka semua terus berjalan tanpa ada yang bisa menghalangi. Pada akhirnya mereka sampai di depan pintu besar yang menghalangi ruang tahta. Dengan sigap Arya dan Purna langsung maju ke depan. ‘Bbbrreeggghh’‘Gggbbrraaakkk’ Mereka berdua secara bersamaan menendang masing-masing sisi pintu masuk tersebut hingga benturannya terdengar begitu keras. Pintu yang begitu menjulang tinggi dan besar langsung roboh ke dalam hanya dengan satu tendangan saja, itu adalah bukti betapa kuatnya Purna dan Arya Surawisesa. Orang-orang yang ada di dalam ruang tahta terlihat terkejut, mereka tidak menyangka jika kelompok Abelia berhasil masuk sampai sejauh
Read more
Bab 58: Akhir dari Perang Tahta
‘Tttraang’ Hanya dalam satu hentakan Arya sudah berada di belakang Rena dengan pedang terhunus menghalau belasan jarum beracun yang dilemparkan oleh Setra Kaladupa. Elis dan Nata sendiri sebenarnya sudah menggerakan tangannya untuk menghalau belasan jarum beracun itu, tapi mereka mengurungkan niatnya saat melihat Purna dan Arya sudah menggenggam pedangnya. Purna sendiri hanya tersenyum, dia tadinya yang akan bergerak menghalau jarum beracun tapi nyatanya Arya lebih cepat bergerak dibandingkan dirinya. “Tidak mungkin,” gumam Setra, padahal dia sudah menunggu saat yang tepat untuk melakukannya. “Tuan putri, orang sepertinya tidak boleh dibiarkan hidup,” ucap Arya. “Ya, tapi aku tidak sudi mengotori tanganku untuk menghabisi pengecut sepertinya. Dia beserta yang lainnya akan dieksekusi di depan penduduk kerajaan yang selama ini menjadi korban ketidak adilannya.
Read more
Bab 59: Upacara Penobatan
Malam hari seakan berlalu dengan cepat, seluruh pasukan Abelia larut dalam sukacita setelah berhasil mengembalikan tahta Kerajaan Irish kepada pemiliknya. Bekas pertarungan di Ibukota kini sudah rapi tidak berantakan akibat prajurit kerajaan yang bekerja semalaman sebagai salah satu hukuman karena memihak kepada Setra Kaladupa. Darah-darah yang semalam membanjiri lantai Istana kini juga sudah bersih. Dinding yang dibangun oleh Setra Kaladupa kini sudah diruntuhkan, kini rakyat kerajaan bisa masuk ke dalam benteng dan menyaksikan langsung kemegahan Istana Kerajaan Irish sama seperti belasan tahun yang lalu sebelum Setra menguasai kerajaan. Hari ini seluruh penduduk ibukota berbondong-bondong datang untuk menyaksikan penobatan Rena Triyatna Irish. Bahkan penduduk yang ada di luar kota juga penasaran hingga beberapa orang ikut datang ke ibukota. Elena juga turut membawa sejumlah tokoh penting di setiap kota untuk menyaksikan jalannya upacara pe
Read more
Bab 60: Impian Sang Ratu Baru
Nata menghela nafas dalam, setidaknya upacara seperti ini sudah dia alami setelah mengalahkan Lotus di era Avaritia dahulu. Nata langsung maju dan memulai acara demi acara prosesi penobatan Rena Triyatna Irish menjadi seorang Ratu di Kerajaan Irish. Semua orang yang hadir mengikuti setiap prosesinya dengan raut wajah gembira, pada akhirnya di acara terakhir Nata mempersilakan James untuk memasangkan mahkota. James yang duduk di kursi langsung ditandu oleh para prajurit dan didekatkan kepada Rena, di tangannya terdapat sebuah mahkota para raja Kerajaan Irish. Sebuah mahkota yang mewah dengan berhiaskan intan permata nan indah langsung James tempatkan di kepala Rena. Wajah James terlihat berseri-seri menandakan kegembiraannya. Bibirnya yang keriput tampak bergerak seakan ingin mengucapkan rasa senangnya, tapi tidak ada satupun kata yang terucap. “Terima kasih, kakek,” ucap Rena sambil tersenyum. “Hidup Ra
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status