Semua Bab ANNORA: Bab 1 - Bab 10
14 Bab
1. Awal Perkenalan Baru
Jakarta, 31 - Juli - 2021   "Papa milih kamu untuk nerusin perusahaan Papa." Cowok yang baru memasuki umur delapan belas tahun dengan seragam sekolah lengkap itu berdecih mendengar perkataan lelaki yang saat ini berada didepannya.  "Pas kayak gini anda baru inget sama saya ? Kemarin - kemarin saat saya butuh, anda kemana saja?" ucapnya, tak mengerti bagaimana pemikiran orang didepannya ini.  "Papa cuma mau persetujuan kamu." "Nggak ada alasan buat saya setuju sama permintaan anda." Pria itu menatapnya tajam.  "Bisa nggak, sih, nurut sama Papa sekali - kali?" "Terus nasib anak anda, gimana?" tanyanya, sambil memainkan kunci motor yang ada ditangannya.  "Kamu anak Papa, Gema." Gema tertawa sarkas. "Anak? Emang anda memperlakukan saya seperti anak?" "Gema, jaga ucapan kamu, ya." Pria itu menggebrak meja didepannya, menatap tajam cowok yang duduk santai didepannya. 
Baca selengkapnya
2. Kenyataan Pahit
      ******   Bel pulang sekolah berbunyi, Guru yang mengajar di kelas Manda pun baru saja keluar. Ia segera mengemasi barang barang miliknya. "Man, pulang bareng gue aja gimana? Daripada lo nunggu abang taksi," tanya Luna yang masih menyalin materi yang disampaikan guru tadi disampingnya.  "Lain kali aja, ya, Lun. Gue ada rapat OSIS hari ini, Bye," jawab Manda lalu berlari keluar kelas. "Yah, gue ditinggal sendirian," gumam Luna, sambil melihat ke-sekeliling kelas yang sudah sunyi.  "Mana udah sepi banget, lagi," Ia menyelesaikan tulisannya lalu memasukan barang barang nya dengan sedikit terburu buru. Kalau kalian berfikiran kalau Luna ini penakut, jawabannya iya. Saat ia  berbalik dia terkejut karena ada seseorang didepannya.  "Astaghfirullah," ucapnya sambil memegangi dadanya.  "Eh, sorry sorry. Ngagetin ya? Hehe," itu Gema.  "Eh, Gema
Baca selengkapnya
3. Flashback
******   Gema menekan kode apartementnya lalu memasuki ruangan tersebut. Netranya memandang nanar keseluruh apartemen yang hanya dihuni oleh dirinya saja.  Sepi dan hampa. Itulah yang suasana yang selalu dia rasakan dua tahun terakhir. Atau lebih tepatnya sedari ia kecil? Dulu saat dia berusia sembilan tahun, dia dibawa neneknya ke kota Los Angeles, California. Untuk menyusul kakeknya disana, nenek Gema sangat menyayangi Gema, bahkan saat ayah dan ibunya membenci dan menjauhi Gema karena suatu hal yang menurut mereka adalah salah Gema dahulu membuat ibunya hampir kehilangan nyawanya. Ibunya masih hidup, namun dengan kondisi kakinya tidak bisa berjalan kembali seperti sebelumnya. Ingatannya kembali pada kejadian bertahun tahun lalu saat ia masih berumur tujuh tahun.    *****     10 Tahun yang lalu....    Terlihat dua anak kembar yang sedang keluar da
Baca selengkapnya
4. Dia Kenapa?
  ****** Gema hanya menatap malas perdebatan antara Luna dan Devan yang sama sekali tidak bermutu menurutnya.  "Kalian ribut mulu gue do'ain jodoh, mampus," ujarnya sambil melahap mie ayam yang dipesanya tadi.  "Najis!" ucap Luna dan Devan Serempak kearah Gema membuat cowok itu tersedak makanannya seketika.  "Anjir, parah banget lo berdua!" ucapnya lalu meminum es teh nya. Seorang cewek dengan nampan berisi dua mangkuk bakso dan es teh duduk disamping Gema.  "Nih makan jangan berantem mulu lo berdua. Keburu bel nanti," Ujarnya.  Mata Manda tak sengaja melihat kearah sampingnya. Baru dia ingat kalau cowok yang menolongnya tadi pagi pernah Devan kenalkan kepadannya.  "Eh,  lo cowok yang tadi kan?" Gema mendongakkan kepalanya melihat kearah cewek didepannya. Hanya menatap sesaat lalu kembali memfokuskan diri kearah makanannya. Devan menyenggol lengan Gema menyadarkan
Baca selengkapnya
5. He's Has Gone
Dia adalah tokoh utama yang disembunyikan.  –Annora   ***** Saat ini, Manda tengah berbaring diatas kasurnya dengan earphone terpasang di kedua telinganya sambil memejamkan mata, menikmati setiap nada musik yang mengalun. Matanya terbuka kala ponselnya berdering memperlihatkan sebuah notifikasi masuk dari orang yang satu tahun belakangan ini sering menjadi alasannya tersenyum.  Gara : Sayang.  Manda : Siapa? Gara : Baru nggak dikabarin sehari masa udah lupa?  Manda : Haha, bercanda.  Gara :  Besok ada acara nggak?  Manda : Nggak ada. Kenapa? Gara : Besok mau ke rumah aku, nggak? Latihan buat pensi.  Manda terdiam sejenak, Gara mengajaknya latihan dirumah cowok itu? Biasanya jika Manda ingin kerumah Gara, dia selalu menolak dan membuat alasan. Lalu berujung ketempat lain, ini mengapa tiba -
Baca selengkapnya
6. Really?
Kamu adalah kata hati yang tidak pernah disetujui oleh langkah kaki.  –Annora     *****     Gema sedang asik bermain Play Station di ruang tengah apartemennya sendirian. Sebenarnya, tadi Devan mengajaknya untuk sekedar nongkrong di cafe, tapi dia menolak karena ingin istirahat saja usai membuat poster untuk Pensi diruang jurnalistik tadi. Sejujurnya Gema heran, karena Pensi saja diadakan dua bulan lagi, tapi posternya sudah minta dibuatkan untuk disebar. Tapi katanya, Pensi kali ini tidak hanya menampilkan dari sekolah sendiri saja namun dari sekolah lain yang akan ikut berpartisipasi juga diperbolehkan.  Sudah tidak diragukan lagi, karena SMA Flamboyan adalah sekolah besar dan sebagian muridnya berasal dari kalangan atas, jadi tidak mungkin sedikit yang ingin masuk kesana.  Dia menghentikan aktifitas bermain gamenya kala mendengar handphone nya berbunyi menandakan ada
Baca selengkapnya
7. Keluarga baru
******  Manda pulang sekolah bersama dengan Luna. Bukan Luna namanya jika tidak mengajak Manda untuk sekedar mampir ke tempat tempat tertentu terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Seperti saat ini dia dan gadis yang berambut hitam sedikit kemerahan tersebut sedang berada di sebuah cafe. Namanya Garden Coffee, pasti yang terlintas di pikiran kalian mungkin cafe outdoor yang berkonsep alam atau taman bukan? Namun cafe ini tidak.Mungkin Garden Coffee hanya namanya saja atau bagaimana, tapi cafe tersebut adalah cafe indoor berkonsep vintage dengan cat hitam yang berpadu dengan cat putih yang menurut Manda cukup menarik dan menenangkan, disitu terdapat beberapa—atau mungkin banyak sekali gambar pemandangan alam dari penjuru Indonesia digantungkan dan ditempel didinding. Dan juga ada lukisan sketsa, poster kata kata mutiara serta panggung live music minimalis disamping barista dengan dua kursi dan piano serta gitar yang tersedia disana. A
Baca selengkapnya
8. Terungkap?
  ********   Di jam istirahat, Gema sedang menyibukkani diri dihadapan komputer yang berada diruang jurnalistik. Sebagai ketua ekstrakurikuler jurnalistik, setiap hari sepulang sekolah atau setiap jam istirahat berlangsung,dia selalu memeriksa ruangan tersebut, apakah yang mempunyai tugas atau piket hari itu datang kesana atau tidak. Tapi kali ini giliran dia yang bertugas jaga ruangan.  "Gem, besok siaran tugas siapa? " tanya Dika, salah satu anggota tim jurnalistik yang berada disitu.  "Ya, gue, " jawabnya masih tidak mengalihkan pandangannya kearah komputer.  "Ya, tau lah gue, maksudnya sama siapa? " "Sama Clara kayaknya. Hah... Capek gue, " keluhnya.  Anggota jurnalistik mempunyai beberapa tugas, salah satunya adalah mengisi siaran radio sekolah. Oleh karena itu, setiap anggota jurnalistik harus mempunyai keberanian bercakap, bukan hanya tentang pintar dalam masalah komputer saja.
Baca selengkapnya
9. Meet Again
****** Gema menatap nanar ponselnya yang memperlihatkan sebuah pesan dari Kakeknya. Malam ini, dia dikabari Kakeknya kalau hari ini diadakan makan malam bersama keluarga besar di rumah beliau yang berada di Indonesia, rumah yang sekarang menjadi tempat tinggal salah seorang pamannya. Kabarnya, kakeknya akan tiba di Indonesia malam ini. Cowok yang saat ini sedang nongkrong di cafenya bersama Devan dan Farrel itu menghela napas berat. Pasti dia akan bertemu dengan orang tuanya dan saudaranya. Bukannya dia tidak senang, tentu saja dia sangat senang. Karena bisa setelah sekian lama, akhirnya dia bisa mengobati rindunya kepada orang yang begitu lama tidak dia temui. Tapi entahlah, dilain sisi dia tidak siap melihat pandangan tak suka yang selalu mereka sorotkan untuknya. Devan yang menyadari perubahan raut Gema pun menghentikan tawanya. "Kenapa muka lo? Kek habis diputusin cewek, aja, " tanyanya. "Nggak dapet cewek,
Baca selengkapnya
10. Bunga Terompet
  ***** Gema tersadar dari ekspresi sendunya, seharusnya dia tidak boleh runtuh begitu saja. Semakin Gema menunjukkan kesedihannya, mereka akan semakin meremehkannya habis - habisan. Pembuktian paling baik adalah bertahan bukan? Itu yang selalu Gema pelajari beberapa tahun terakhir.  Dia tersenyum sumringah, lalu berdiri dan menghampiri mereka bertiga. Dia menarik kursi yang masih kosong,mendudukkan dirinya disana, lalu melipat tangannya diatas meja. "Halo, Pa, Ma, Gar. Gimana kabar kalian?" sapanya, terkesan sangat murni tanpa paksaan sekalipun. Padahal hatinya bagai diremat oleh tangan besar sedari tadi saat perkataan ayahnya yang secara tak langsung mulai meremehkannya lagi.  "Baik, soalnya nggak ada kamu." Mendengar itu, Orang-orang yang berada di sofa dibuat geram sendiri, karena bukankah itu terlalu menyakitkan untuk dilontarkan kepada anak? Sudah dipastikan jika bukan Gema, maka tidak akan sebaik itu keadaannya. Lihatlah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status