Semua Bab Shewolf: Bab 21 - Bab 30
115 Bab
20. Mereka
 Setelah mengetahui Lunar berubah dan mengambil bentuk serigala, Dion segera memerintahkan mereka untuk mundur. Tak akan ada yang bisa menolak perintah alpha mereka, jadi mereka memutuskan untuk mundur dan membiarkan Lunar berada di sana untuk menyelesaikan apa yang alpha mereka rencanakan. Rencana itu terlihat seperti sebuah rencana yang kejam, Dion mengakui hal itu. Namun, ia juga memiliki perhitungan tersendiri. Dengan melihat sekali saja ia sudah yakin jika mate Lunar ada di barisan para rogue itu. Tak butuh waktu lama ia segera mencari celah dan rencana. Untung saja Arthur bersikap seolah mengulur-ulur waktu. Dion mengetahui Arthur memiliki ketertarikan khusus pada deltha. Jadi ia bermain dengan cantik untuk bisa membuat Arthur mengakuinya. Ia ingin melihat bagaimana Arthur menghadapi jenis status yang disukainya itu. Dengan mengumpankan Lunar, bukan kah hal itu terlihat lebih asyik? Di medan p
Baca selengkapnya
21. Kesepakatan
Davian terbangun dan mendapati dirinya tengah terperangkap di dalam sel penjara yang gelap dan pengap. Ia mencoba mengais kembali kesadarannya secara penuh dan mengingat apa yang terjadi sebelum ia tak sadarkan diri.   Ia ingat, ia berjalan menuju perkampungan para rogue dengan membawa Lunar yang berada di gendongannya. Setelah itu, ia merasa sesuatu menusuk lehernya dan kesadarannya hilang begitu saja menyisakan bayangan gelap.   “Lunar!” pekik Davian. Ia khawatir terjadi sesuatu pada mate-nya itu. Meski ia dan Lunar belum meresmikan ikatan mereka, Davian sudah tak bisa jauh darinya. Feromon(1) yang Lunar keluarkan seolah sudah menjadi sesuatu yang harus ia hirup setiap harinya.   Davian kembali mengingat, Lunar adalah serigala dengan status deltha yang itu artinya, jalan untuk mereka bersama akan semakin sulit. Selain deltha, Lunar juga menjadi warrior. Ia tahu bagaimana sistem mereka bekerja
Baca selengkapnya
22. Kisah di Ruang Pengap
  Davian termenung di atas tatanan jerami yang menjadi alas tidur selama ia tertahan di balik penjara pengap milik pack Lunar. Kedatangan Alpha Dion beberapa waktu lalu membuatnya merenungi banyak hal. Terutama terkait Alpha Arthur. Ia yakin jika Alpha itu pasti akan melakukan sesuatu padanya.   Maka dari itu, ia akan meminta sesuatu nanti pada Alpha Davian. Ia harus melindungi hal berharga terakhir yang ia miliki sebelum alpha kejam itu bertindak. Davian tahu, ia seorang omega yang tak akan bisa menang melawan seorang dengan kekuatan superior seperti Alpha. Namun, ia bisa mengalahkan mereka dari segi strategi. Ia harus bertindak cepat, atau segala sesuatunya bisa terlambat.   “Dav,” bisik seseorang.   Davian mendengarnya namun karena pencahayaan yang minim membuatnya tidak bisa melihat secara jelas wajah yang berdiri di pintu masuk menuju sel-nya. Akan tetapi, sebuah angin yang berhembus melewatiny
Baca selengkapnya
23. Luna
 “Deltha Lunar, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.” Lunar menoleh ke belakang dan ia melihat seorang omega wanita yang Lunar taksir seusia dirinya. Ia bertanya-tanya dalam hati, bagaimana bisa ada seseorang yang mengetahui ia ada di sini? Seingatnya, ia sama sekali tak memberitahukan perihal ia yang menjenguk Davian. Lagi pula, tak banyak orang di pack ini yang mengenalnya. Semenjak ia resmi masuk ke dalam jajaran warrior, ia dipanggil sesuai statusnya oleh orang yang berada di jajaran tatanan pemerintahan pack termasuk alpha. Memang begitulah aturan yang mereka terapkan. Mendengar ia dipanggil Deltha Lunar, pasti yang mencarinya adalah orang dari pemerintahan. Bukan orang biasa juga, karena menyuruh omega dari kantor pusat. “Siapa?” tanya Lunar. “Seseorang. Kau akan tahu nanti. Ayo, kemarikan kotak bek
Baca selengkapnya
24. Keputusan yang Berat.
 Mata sembap, hidung memerah, dan air mata yang tak berhenti mengalir dari kedua matanya. Itulah gambaran Lunar hari ini. Sudah beberapa hari ia tidak keluar kamar dan sesekali menangis. Tepatnya, ia mengurung diri setelah Luna Andin mengajaknya bicara. Ia juga sama sekali tidak mengunjungi Davian di ruangan pengap itu lagi. Sudah cukup, ia sudah menggunakan satu kesempatan yang diberikan alpha padanya. Sejatinya, Lunar memang diberikan kesempatan untuk memilih. Akan tetapi dari kedua pilihan itu sama sekali tidak ada yang menguntungkannya atau lebih baik untuk ia pilih. Keduanya akan berakhir dengan terpisahnya ia Davian. Ia heran, mengapa ia sama sekali tidak diizinkan bersama dengan mate-nya? Diamnya Lunar membuat ibu angkatnya resah. Biasanya, Lunar selalu makan dengan teratur dan tidak suka jika jadwal makannya terganggu. Ia juga selalu merecoki bibinya yang tengah memasak makanan kesukaannya. Hana masih belum meng
Baca selengkapnya
25. Sosok Misterius
  Bagi werewolf, bulan mati adalah hal yang mengerikan terutama untuk mereka yang menjadi warrior atau watcher yang bertugas di luar wilayah. Bulan mati adalah saat di mana werewolf mengalami penurunan kekuatan yang drastis. Jika di wilayah netral, mereka tidak terlalu khawatir karena perjanjian lama yang mengikat. Namun, jika di wilayah konflik, mereka memilih untuk mundur.   Akan tetapi, bulan mati tidak akan berlaku pada serigala deltha. Kekuatan mereka tetap seimbang dan selaras tanpa pengurangan atau penambahan bahkan saat bulan purnama sempurna, bulan saat puncak kekuatan werewolf. Maka dari itulah serigala deltha juga diperebutkan keberadaannya.   Sebenarnya, pilihan yang diberikan oleh sang luna untuk menjadikan Lunar sebagai rogue adalah pilihan yang sama sekali tidak ingin ia dengar dari Lunar. Mereka ingin Lunar lebih memilih untuk me-reject(menolak) pasangannya. D
Baca selengkapnya
26. Tak Ada Pilihan Lain
 Dhuar! Sebuah ledakan besar terjadi di area yang akan Lunar kunjungi. Lunar yang mendengar itu terkesiap dan melihat di antara pepohonan ada asap tebal membumbung. Bulan mati telah terbit, tetapi keadaan masih belum terlalu gelap dan penglihatan Lunar masih bisa melihatnya dengan jelas. “Aku ha-“ Ucapan Lunar harus terputus saat ia memalingkan mukanya kembali ke arah sosok itu, ia tidak mendapati lagi sosok itu di tempatnya. Ia bingung. Hanya separuh mukanya yang terlihat, itu pun hanya bagian bawah. Rambut dan sekujur tubuhnya sama sekali tak bisa terlihat karena tertutup jubah panjang yang membalut seluruh tubuhnya. Namun, satu hal yang Lunar ingat adalah suaranya. Ia akan mengingatnya, dan akan berusaha untuk menemukannya hanya dengan petunjuk suara itu. Setelah tidak mendapati sosok itu di tempatnya, Lunar bergegas pergi menuju tempat ledakan itu. Ia berlari dengan kecep
Baca selengkapnya
27. Tak Terduga.
Entah kebetulan atau tidak, saat Lunar telah mendekati tempat ia akan melancarkan serangannya, Lunar menemukan bahwa dirinya berada tak jauh dari tempat pertama kali ia bertemu dengan Davian. Tak terasa, air mata kembali menitik dari kelopak mata Lunar. Ia harus berkorban. Atau jika tidak ia akan kehilangan banyak warga pack dan juga alpha-nya. Jleb! “Arrggghhhhh!” Satu panah yang dilontarkannya berhasil mengenai lengan kanan Davian,  membuat mate-nya itu menoleh padanya dan berhasil menyelamatkan beberapa warrior yang akan diserang oleh Davian. Lunar bersyukur, setidaknya kali ini rencananya berhasil. Panah itu cukup bisa membuat luka untuk Davian karena ujung panah itu adalah perak, serat akar wolfsbane dan racun tanaman vervain. Perak adalah logam kelemahan vampire serta werewolf, akar wofsbane banyak mengandu
Baca selengkapnya
28. Life Goes On.
“Lunar!” teriak Dion saat menyadari Lunar melakukan hal yang tak diduganya. Akan tetapi, teriakan Dion telah terlambat karena Lunar telah sampai di tengah-tengah mereka. Dion mematung saat melihat bagaimana keadaan lunar yang berada di antara mereka berdua. Perlahan, tremor mulai melingkupi tubuhnya yang mulai melemas. Di sana, di tempat yang tak jauh darinya yang keadaannya terkunci oleh vampire itu, Dion menemukan bahwa Lunar terhimpit di antara keduanya. Dion tak bisa memastikan apapun. Namun, ia sangat yakin jika keadaan Lunar sama sekali tidak sedang baik-baik saja. “Tak seharusnya kau ikut campur dalam masalah ini, Shewolf!” ujar vampire itu dengan nada dingin. Tangannya yang memegang pedang panjang itu ia gerakkan perlahan dan menimbulkan ringisan di bibir Lunar yang mulai ternodai darah yang keluar dari mulutnya. “Maaf,” bisik Lun
Baca selengkapnya
Part 29. Berakhir
Lunar berdiri dengan kepala tertunduk dan air mata yang menetes dari kelopak matanya. Di sampingnya, ada Luna Andin yang juga berdiri dengan memakai pakaian hitam tanda berkabung. Jika hitam adalah pakaian Luna Andin untuk menunjukkan bahwa ia berkabung, maka tidak untuk Lunar. Ia memakai pakaian biasa berwarna abu-abu. Hanya ada mereka berdua di tempat itu. Di sana , di depan mereka berdua berdiri, ada sebuah gundukan yang tanahnya sudah kering. Entah sudah berapa lama gundukan tanah itu dibuat, Lunar tak tahu. “Luna, aku tak tahu harus berkata apa lagi selain maaf dan terima kasih. Maaf, Luna. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk melindungi Alpha. Terima kasih juga, Luna. Karena telah memberikanku waktu hingga aku sembuh,” ujar Lunar. Kepalanya masih tertunduk, dan isakan kecil masih sesekali terdengar darinya. “Tidak apa, Deltha Lunar. Kau sudah berusaha semampumu. Aku tidak akan menyalahkanmu atas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status