Nora masih memegangi bibirnya, merasakan sensasi hangat dan sedikit bengkak yang tertinggal dari lumatan Dirga tadi pagi di dalam lift. Rasa itu begitu kuat, seperti sebuah tato tak kasat mata yang melekat di ingatannya, menolak untuk pudar. Bahkan saat Deanda, mentornya, tengah menjelaskan dengan detailnya tentang strategi pemasaran untuk buku terbaru dari penulis pemenang penghargaan, Nora tidak bisa fokus. Matanya menatap layar laptop, tapi pikirannya melayang jauh, kembali ke kaca lift yang memantulkan wajah mereka dan ciuman yang menghisap seluruh akal sehatnya.Sebuah kebiasaan buruk yang sulit untuk dirubah, melamun di tengah rapat penting."Nora?"Lamunan Nora buyar seketika. Ia menatap Deanda dengan kerjapan mata, mencoba mengumpulkan pecahan-pecahan konsentrasinya yang berserakan. "Iya, Bu?""Kamu dengar apa yang saya jelaskan, kan?" tanya Deanda, suaranya sedikit meninggi, menandakan kekesalannya yang ia coba tahan. "Tentang target pasar demografis A dan B, dan bagaimana k
Last Updated : 2025-10-28 Read more