All Chapters of Pendekar Pedang Naga: Chapter 51 - Chapter 60
310 Chapters
Asoka Melanggar Kode Etik
Tujuh pasang pendekar berbaris rapi, total empat belas orang berhadap-hadapan satu sama lain. Mereka adalah pendekar langit akhir yang dididik khusus untuk mewarisi Formasi Tujuh Teratai Putih milik Ki Sadikin.Raja Syailendra terus memantau perkembangan formasi itu, namun hari ini paduka raja harus absen karena diundang menghadiri perayaan penting di alun-alun kota. Terpaksa raja menyuruh anak bungsunya -adik kandung Pangeran Kundalini -menjadi pengawas latihan para pendekar khusus.Kehadiran si bungsu tidak bisa diketahui Asoka karena hampir semua orang di sana menggunakan pakaian sama, baik laki maupun perempuan. Asoka juga tidak tahu jenis kelamin anak bungsu Raja Syailendra.Mengikuti gerakan empat belas orang yang sedang berlatih tanding, seorang pertapa tua menghampirinya dengan mata memicing."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya pertapa itu.Hanya dengan melihat matanya saja, Asoka bisa merasakan aura membunuh yang sangat kuat, tapi tidak
Read more
Terbiasa Mencari Masalah
Asoka menatap tajam beberapa pasang mata yang sedang memandanginya. Dia tidak peduli meskipun harus dihukum lima pukulan dari lima pendekar terkuat di perguruan istana. Usai bersiap dengan kuda-kuda bertahan, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah. "Lima pukulan agaknya terlalu berat untukku," kata pemuda itu. "Akibatnya sangat fatal apabila tubuhku tidak kuat menahannya. Yang lebih buruknya lagi, beberapa organ dalamku bisa rusak karena mereka terlampau kuat, apalagi pertahananku hanya setingkat pendekar bumi awal." Tujuh pasang pendekar yang berlatih di tengah arena, segera menoleh ke arah Asoka, menghentikan sesi latihan formasinya sore ini. Salah satu di antaranya berjalan mendekat seraya membusungkan dada, menampakkan otot-ototnya yang bergelombang. Memang badannya kekar tegap berisi, namun Asoka tidak sedikitpun takut memandangnya. Dia adalah Tomina Jaya, pemimpin regu utama pendekar inti istana sekaligus yang dipasrahi untuk memimpin latihan Formasi Tujuh
Read more
Rahasia Keluarga Segoro Kidul
Raya Syailendra memiliki tiga orang anak dari dua istri berbeda; Nyai Janara dan Putri Tumasari yang berasal dari keluarga bangsawan di daerah itu.Dari tiga anak itu, hanya Pangeran Kundalini yang lahir dari istri pertama sekaligus mewarisi semua pembawaan Nyai Janara, mulai dari wibawa hingga kebijaksanaannya.Sayangnya, istri pertama sang raja memilih gantung diri karena tidak kuat menahan kecemburuan serta provokasi yang terus dilakukan oleh petinggi-petinggi kerajaan lain. Raja Syailendra sempat menyembunyikan kabar tersebut, tapi ada seorang penasehat yang membocorkannya pada salah satu pemimpin pleton.Pangeran Kundalini tumbuh di bawah asuhan Mahapatih Abimanyu yang mendidiknya jadi pendekar sejati yang tak kenal lelah dan menanamkan pemikiran bahwa menolong orang tidak boleh mengharap imbalan.Abdi sang pangeran mulai sadar kalau Pangeran Kundalini mewarisi sifat-sifat agung Nyai Janara, mereka sempat menghasut penasehat agar segera menjadikan sa
Read more
Membungkam Kesombongan Mereka
"Hormat kami, Pangeran Aksara dan Putri Ratih Kumala!"Kesemua pendekar bersimpuh di hadapan dua anak raja seolah mereka adalah Dewa yang harus disembah sampai harus bersujud. Asoka berdecih kesal melihat semua kelakuan pendekar di sana.Ki Sadikin menekan tubuh Asoka menggunakan aura kematian miliknya, tapi seakan tekanan energinya tidak dirasakan Asoka yang masih berdiri menatap mata Pangeran Aksara.Tahu jika tekanan energinya tidak berhasil, Ki Sadikin mengangkat mukanya dari tanah. “Bodoh! Cepat menunduk di hadapan Gusti Pangeran Aksara dan Kanjeng Putri Ratih Kumala!”“Apa? Kau menyuruhku sujud pada dua orang ini? Cih … sampai matipun aku tidak sudi bersimpuh pada siapapun kecuali pada guru dan orang tuaku!” Asoka melingkarkan tangannya di dada serta memandang Ki Sadikin dengan tatapan remeh.“Sudah, sudah…” Pangeran Aksara menenangkan suasana. Dia sebenarnya tidak peduli mau pemuda itu b
Read more
Asoka vs Tujuh Pendekar
“Seperti ini kekuatan empat pendekar terkuat di perguruan ini? Apa harus menyertakan Tomina agar kalian bisa menyentuh tubuhku?” Asoka berujar untuk memancing kemarahan musuh-musuhnya.“Tidak masalah jika kalian sekongkol.” Asoka terus memanas-manasi mereka. “Atau kalian ingin menyerangku dengan Formasi Tujuh Melati Putih? Kalau itu yang kalian mau, cepat lakukan! Naiklah dua anggota regu utama yang tersisa … aku tidak takut menghadapi kalian bertujuh.”Tomina merespon ajakan Asoka sembari memanggil dua temannya naik ke atas arena.“Apa kau yakin ingin mencoba serangan formasi kita? Jangan gegabah karena serangan ini bisa membunuhmu dalam sekejap mata.” Ki Sadikin memperingatkan Asoka, tapi sepertinya pemuda itu tidak peduli dan malah mengupil, lalu membuang kotorannya di tengah arena.“Dasar kudanil jorok! Aku sumpahi hidungmu ditumbuhi jamur sebesar kuping gajah!”“Kenapa ma
Read more
Kumohon, Selamatkan Dia!
“Meskipun kalian bertujuh menggabungkan kekuatan kalian untuk menyamai aura kekuatanku, selamanya kalian tidak akan pernah berhasil. Kekuatanku adalah kekuatan mutlak yang tidak bisa dikalahkan siapapun!”Asoka mengumpulkan energi alamnya dalam satu titik, lalu melesatkan pukulan tanpa menyentuh ketujuh lawannya. Kombinasi Pukulan Tanpo Wujud dan Ajian Sepuh Angin menimbulkan hembusan angin kuat diiringi gelombang energi hingga terasa gempa besar di istana.Ketujuhnya terlempar ke segala penjuru, bahkan saking kuatnya energi yang dipancarkan, Tomina terlempar hingga meretakkan dinding bata merah ruang latihan. Mereka semua terbelalak, termasuk Ki Sadikin dan Putri Ratih Kumala.Sejauh ini baru Asoka yang berhasil meretakkan dinding dengan bata khusus itu.“Kenapa? Kalian terkejut melihat energiku? Akui saja kalian memang lemah. Dasar sampah, pendekar lemah seperti kalian tidak pantas untuk menyombonggan diri!”Mendengar ucap
Read more
Melampaui Batas Wajar
Semua mata terbelalak kala melihat Asoka berdiri di tengah arena tanpa luka sedikitpun. Posisi awalnya tidak berubah, seolah dia sengaja memasang tubuhnya jadi samsak untuk menguji seberapa dahsyatnya Formasi Tujuh Melati Putih.Namun serangan belum selesai.Ketujuhnya melesat bagai kilat menyambar, mengincar tubuh Asoka dari tujuh sisi berbeda.Merasakan aura hangat di sekitaran tulang ruas jarinya, Asoka bergerak memutar dengan kecepatan Ajian Sepuh Angin sampai-sampai arus kekuatannya menimbulkan gelombang magnet kuat dengan Asoka yang menjadi porosnya.Tomina agaknya ragu dengan serangan ini, tapi kombinasi terkahir formasi miliknya tidak bisa ditunda lagi. Mereka menerabas masuk perisai angin merah milik Asoka berharap perisai itu retak terkena racun melati putih.Krek!Kekhawatiran muncul di benak Asoka kala mendengar suara retakan di sisi atas. Ternyata Tomina melunakkan tulang-tulang kakinya hingga terbentuk pegas yang bisa digunakan
Read more
Rubah Ekor Dua
Begitu membuka mata, Asoka menyadari dia ada di tempat lain yang auranya sangat jauh berbeda dengan aura istana. Ada seorang lelaki berjenggot keabu-abuan menggunakan capil sawah duduk di dekat perapian.Pemuda itu bingung, bagaimana bisa dia sampai di tempat menyeramkan seperti ini?Terdengar langkah kaki dari balik semak belukar tinggi hingga muncul lelaki lain yang menggunakan syal hitam bergambarkan melati.“Pangeran Kundalini,” lirih Asoka memanggil lelaki itu.“Bagaimana kau bisa mengenaliku padahal aku menggunakan syal penyamar energi?” Pangeran Kundalini membuka syalnya dan tersenyum singkat, coba menyembunyikan tanda tanya besar di atas kepalanya.“Energi putih milik Pangeran sangat kentara. Aku bisa merasakannya bahkan tanpa melihat wajah Pangeran secara langsung. Sebagai pendekar tanpa aliran, Ki Seno mengajariku bagaimana cara mendeteksi mana pendekar aliran hitam dan mana pendekar aliran putih.”
Read more
Utusan Dewa Api
Asoka menyeringai, tidak menyangka kalau rubah ekor dua di hadapannya memiliki kekuatan api kuning. Menjaga jarak dengan menopang tubuh menggunakan dua kaki dialiri energi, Asoka mundur beberapa tombak sembari membuka perisai energi.“Dia bukan lawan yang lemah, bahkan tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari tubuhmu. Apa siluman rubah itu membuatmu takut?” Gatra tiba-tiba melempar pertanyaan.Pemuda itu hanya diam saja tidak menanggapi pertanyaan Gatra, matanya fokus menatap siluman rubah ekor dua yang tidak jelas asal-usulnya.Gatra merubah wujudnya jadi gagak kecil lalu bertengger di pundak kiri Asoka. “Namanya Gandaru, rubah utusan Dewa Api yang bertugas menguji seberapa mahir dirimu menggunakan elemen api.”“Jadi dia bukan siluman penguasa hutan?”“Sebenarnya dia berumur ribuan tahun, tapi tidak lebih tua dariku. Namun yang harus kau waspadai adalah bola-bola api serta ekornya yang bisa digunakan untuk
Read more
Kekalahan Asoka
Terlihat cairan hitam yang terpancar dari sela-sela bulu ekor Gandaru seolah cairan itu beracun dan sangat membahayakan. Asoka bisa merasakan bahaya yang datang, rasanya hampir sama seperti bahaya cairan putih kemerahan dari Formasi Tujuh Melati Putih.Gandaru mengaum hingga memaksa Asoka menggunakan Ajian Pasak Bumi untuk menambah gaya gravitasi di sekitar tempatnya berdiri.“Angkat tanganmu untuk membendung auman rubah itu!” Gatra memberi perintah yang ternyata dia sekongkol dengan Gandaru.Asoka menyilangkan dua lengannya tepat di depan mata. Titik buta mulai terbentuk yang akhirnya dimanfaatkan rubah ekor dua. Gandaru mengibatkan ekornya seperti orang sedang menembak. Cairan hitam mengenai salah satu lengan Asoka.Desisan pelan terdengar seirama dengan auman yang semakin melemah.Lengan kiri Asoka melepuh, dagingnya matang seperti habis dibakar di atas bara api. Beruntung hanya setetes cairan yang mengenai lukanya, jika tidak, pemud
Read more
PREV
1
...
45678
...
31
DMCA.com Protection Status