Semua Bab Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang: Bab 71 - Bab 80
84 Bab
Bab 71-Gelombang Pasang
“Halo?” Tanya Erin kepada penelepon tak dikenal, yang terus meneleponnya sejak tadi. “Halo, Erin. Ini aku Barra.” Ujar penelepon itu. Erin yang saat itu masih berada di kantor, segera menyingkir dari rekan-rekan kerjanya. Erin bergegas pergi ke bagian rooftop kantor, yang saat itu kosong. Dia berusaha untuk bersikap tidak mencurigakan dan mengendalikan ekspresinya sedatar mungkin. “Halo, Bar…” Ujar Erin sambil mulai mengatur napasnya, karena ketegangan tadi. “Mengapa tarikan napasmu terdengar berat? Apa yang terjadi?” Tanya Barra yang mulai khawatir. “Ah ini… Aku masih di kantor sekarang. Aku takut, aku tiba-tiba mengucapkan namamu saa
Baca selengkapnya
Bab 72-Arahan
“Barra, kamu benar-benar masih belum mau memberitahuku siapa perempuan itu? Perempuan di foto itu... gadis yang sama dengan yang kamu cium waktu itu, bukan?” Tanya Kak Rio kepada Barra, yang baru saja bertemu dengan gadis yang sedang di cari-cari oleh media saat ini. “Em. Dia gadis yang sama dengan yang aku ceritakan kepada Kakak waktu itu.” Jawab Barra segera. “Ya, maaf, aku belum bisa memperkenalkannya kepada Kak Rio. Hmm bahkan mungkin… aku memang tidak akan bisa, memperkenalkan gadis itu sebagai kekasihku kepada Kakak.” Lanjut Barra. “Hah? Apa maksudmu? Kau bertengkar dengannya saat bertemu tadi?” Tanya Kak Rio, yang mulai curiga. “Em, kita sepertinya memiliki cara pandang yang berbeda mengenai status hubungan kita. Dia masih belum siap untuk menjadikan status hu
Baca selengkapnya
Bab 73-Gelombang Surut
“Hmm apa perkataanku kemarin itu salah? Apa aku terlalu keras dengannya kemarin? Apa dia baik-baik saja sekarang? Ahh Bagaimana ini!? Apa aku yang harus minta maaf kepadanya terlebih dahulu? Ahh! Tapi, dia juga salah kemarin. Dia duluan yang bersikap egois, memaksakan keinginannya kepadaku. Padahal, aku sudah memberitahunya sejak awal bahwa aku tidak ingin terburu-buru. Pacaran itu bukan hanya persoalan saling menyukai. Tapi juga tentang adanya rasa membutuhkan satu sama lain yang membuat hubungan itu bertahan. Rasa membutuhkan itu, yang masih belum aku miliki hingga saat ini. Aku masih merasa bahwa aku masih bisa menjalani kehidupanku tanpa dirinya.” Ujar Erin dalam hatinya. “Apa!? Bagaimana bisa!? Ya ampun…Baiklah, Bibi segera menuju rumah sakit sekarang, ya.” Jawab Ibu pada panggilan di teleponnya dengan terlihat kaget dan khawatir. “Ada apa, Bu? Siapa yan
Baca selengkapnya
Bab 74-Ambang Keraguan
Hari ini adalah hari ulang tahun Bi Trisha dan seperti biasa, kita semua di undang untuk merayakannya. Namun, kali ini kami melihat sosok yang berbeda. Ternyata, Bi Trisha kedatangan sahabatnya di Korea. Sahabat Bi Trisha juga merupakan orang Indonesia. Dia menikah dengan orang berkebangsaan Korea dan tinggal di sana. Dia datang ke Indonesia bersama dengan anak perempuannya, yang seumuran dengan kami, bernama Suzy. Gadis itu terlihat cantik dengan paras wajah orang Korea dengan tubuh putih dan langsing. Suzy cukup pandai berbicara dalam bahasa Indonesia. Gadis itu juga terlihat pandai bergaul dan menyenangkan. “Semuanya! Perkenalkan, ini salah satu sahabat saya di Korea, namanya Lidya. Dia orang Indonesia yang menikah dengan orang Korea dan tinggal di sana.” Jelas Bi Trisha. “Halo semuanya! Salam kenal.” Ujar wanita itu.
Baca selengkapnya
Bab 75-Berlabuh
17.55 “Bu, aku pamit ya besok mau ke luar kota.” Ucapku kepada Ibu, yang sedang menyiapkan masakan untuk makan malam. “Oh besok? Mendadak sekali?” Ujar Ibu. “Iya, program sekarang memang suka diberikannya mendadak.”  “Hmm tapi kamu sudah menyiapkan semuanya untuk besok, bukan?” Tanya Ibu. “Em, aku sudah menyiapkannya barusan. Nanti malam akan aku cek lagi.” Jawabku. “Sendirian?” Tanya Ibu. “Ah tidak. Aku pergi bersama dengan Virgo.” Jawabku. “Virgo? Dengan anak itu lagi? Sepertinya hubungan kalian semakin dekat.” Ujar Ibu, yang mulai sadar bahwa aku dan Virgo sering menghabiskan waktu bersama.
Baca selengkapnya
Bab 76-Petunjuk
Kondisi kesehatan Barra sudah benar-benar pulih, setelah peristiwa kecelakaan itu. Dia mulai kembali disibukkan dengan berbagai aktivitasnya di dunia hiburan. Namun, Kak Rio mulai menyadari bahwa sikap Barra tampak aneh akhir-akhir ini. Fisik Barra memang telah kembali sehat, tapi Kak Rio ragu dengan kesehatan mentalnya. “Bar, ada apa sebenarnya denganmu? Mengapa kamu sering terlihat melamun dan tidak fokus akhir-akhir ini? Apa ada masalah? Apa ada hal yang mau kamu ceritakan kepadaku?” Tanya Kak Rio, dengan ekspresi penuh kekhawatiran. “Hah? Ah tidak. Aku tidak apa-apa.” Jawab Barra. “Tidak apa-apa, bagaimana!? Di acara musik kemarin, di saat waktunya kamu mulai bernyanyi, kamu malah hanya terdiam membeku di panggung. Lalu, saat syuting tadi, di saat kamu seharusnya berpelukan dengan lawan mainmu, kamu malah men
Baca selengkapnya
Bab 77-Rencana
Barra dan Erin, keduanya sudah tiba di restoran, tempat Bi Trisha mengundang kami semua. Meja yang kami pesan terletak di bagian rooftop restoran itu. Sehingga, kami melihat keberadaan mereka dari gedung sebelah, yang merupakan sebuah penginapan. Kami menyewa ruangan itu, hanya untuk membuktikan dugaan kami akan hubungan Barra dan Erin. Beberapa menit pun berlalu, Erin dan Barra masih tampak canggung dan tidak berbicara satu sama lain, sehabis sapaan mereka di awal mereka datang. “Lihat, bukan?? Aku sudah bilang hubungan mereka sempat merenggang karena rumor kencan itu. Lihat! Sikap mereka tidak tampak seperti biasanya, bukan?” Ujar Ryan, yang mulai senang karena bisa membuktikan perkataannya. “Hmm iya… sepertinya aku mulai yak
Baca selengkapnya
Bab 78-Jangkar
“Bu, aku pamit pulang sekarang, ya. Aku mau bersiap untuk berangkat kerja.” Ujar Erin kepada Ibu. “Iya, hati-hati… Eh iya! Ingat-ingat semua pesan yang Ibu bilang padamu tadi, ya. Minyak goreng, jangan lupa sampai lupa dibeli.” Ujar Ibu. “Iya, siap Bu!” Jawab Erin, sambil bergegas melangkah ke arah pintu. “Eh Rin! Biar Kakak antar. Aku juga sekalian ingin pamit untuk pulang sekarang. Bi, benar-benar tidak apa, bukan?” Ujar Kak Rio, yang baru saja keluar dari kamar Barra. “Iya, tidak apa-apa, Rio. Lagipula, jika kamu di sini, apa yang mau kamu lakukan? Lebih baik, kamu tetap bekerja saja. Barra biar Bibi yang urus.” Jelas Ibu. “Iya, Bi. Aku percayakan Barra kepada Bibi, ya. Terima kasih banyak. Kalau begitu, Erin pamit pe
Baca selengkapnya
Bab 79-Tiba
Semuanya berjalan sesuai dengan rencana Ryan dan Naomi. Mereka berenam akhirnya berhasil pergi berlibur tanpa dampingan para Ibu itu. Mereka pergi ke sebuah kota yang memang  terkenal sebagai tempat wisata. Di kota itu, ada daerah yang masih memiliki suasana sebuah desa, yang masih asri dan tidak begitu ramai. Salah satu alasan Ryan memilih tempat itu, tentunya untuk kenyamanan Barra, Sang Idola. Ryan tidak mau membuat Barra merasa tidak nyaman, apalagi melihat kondisinya sekarang.  14.50 “Woah! Sudah lama sekali, aku tidak datang ke tempat seperti ini. Udaranya terasa masih begitu segar. Suasananya begitu nyaman dan tenang.” Ujar Naomi, Sang Anak Kota. “Em benar, Kak. Suasana di sini benar-benar membuat hati merasa tenang. Seketika, aku merasa bebanku seperti hilang.” Ucap Alessa, mendukung perkataan Naomi barusan.
Baca selengkapnya
Bab 80-Harapan
Barra yang pada saat itu sudah berada di kamar, karena telah selesai dengan makan malamnya. Seketika, langsung terbangun dan keluar dari kamar, berkat teriakan yang dibuat oleh Erin. “Apa yang terjadi!?” Tanya Barra, yang heran dengan apa yang dia lihat sekarang. “Ada yang lupa untuk menutup kran air dan membiarkan lubang airnya tertutup.” Jelas Erin dengan singkat, dan mulai menguras air di lantai. “Hei! Kamu jangan hanya berdiam diri di sana! Cepat bantu aku membereskan ini semua!” Ujar Erin dengan nada tingginya, karena melihat Barra yang hanya celingak-celinguk melihat kondisi rumah. “Oh! Iya. Iya. Apa yang bisa aku bantu?” Tanya Barra, yang segera datang menghampiri Erin. “Itu. Tolong, angkat barang-barang itu ke at
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status