All Chapters of SURAT WASIAT NENEK: Chapter 11 - Chapter 20
159 Chapters
Bab 11
Bagas telah tiba didepan kamar kontrakannya, saat sedang membuka kunci pintu, seseorang menyapa Bagas. "Ngontrak baru,ya?" Bagas menoleh kebelakang, dan tersenyum menyapa orang yang menyapanya. "Iya, baru pindah tadi siang," jawab Bagas sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan. "Saya Bagas." "Syamsul." "Mari kang, masuk kita ngopi - ngopi," ajak Bagas kepada Syamsul. "Panggil Syamsul saja, boleh deh kebetulan baru pulang kerja ada yang ngasih kopi, Alhamdulillah." Syamsul memang orangnya apa adanya dan suple, sehingga cepat akrab dengan orang - orang baru yang ngontrak disitu, Bagas membuatkan dua cangkir kopi, satu untuknya dan satu lagi untuk Syamsul, sebenarnya ini pertama kali Bagas membuat kopi, untungnya kopi bungkusan yang sudah dengan gula, jadi Bagas hanya tinggal membuatnya saja dengan air panas. Bagas menyimpan kopi tersebut didepan Syamsul yang sudah duduk didalam kamarnya, Syamsul bangkit dan
Read more
Bab 12
"Assalammualaikum," ucap Syamsul."Waalaikumsalam," Winda dan Heni menjawab bersamaan.Mereka mempersilakan Syamsul dan Bagas untuk masuk kedalam kontrakannya, setelah Syamsul memperkenalkan Bagas kepada mereka, dengan cepat mereka sudah akrab, Wina membawakan piring dan juga nasi untuk di santap bersama - sama, bersama sate maranggi dan sop iga yang dibawakan Syamsul, merekapun makan bersama - sama sembari masih terus mengobrol, Winda sendiri bekerja sebagai receptionis dihotel Arimbi dan Heni bekerja dibagian cleaning service, mereka bekerja dari semenjak Hotel Arimbi berdiri, tidak ada perbedaan status diantara mereka, karena bagi mereka pekerjaan hanyalah status dalam bekerja yang terpenting adalah pribadi masing - masing yang baik, setelah selesai makan, Syamsul mengajak Bagas duduk diteras, sementara Winda dan Heni merapihkan bekas makan.Bagas dan Syamsul yang sudah duduk diteras menikmati suasana malam, udara yang memang sangat dingin membuat Bagas sedik
Read more
Bab 13
Setelah semua alat kebersihan sudah ditangan Bagas, bagas bergegas menuju halaman hotel, Bagas segera melakukan apa yang diperintahkan Ali, sudah ada petugas OB yang sedang membersihkan juga, sehingga Bagas hanya membantu sebagian, tapi itu juga terasa sangat berat dilakukan, karena baru kali ini Bagas menyapu, apalagi dengan tempat yang sangat luas, dan dedauan berserakan dimana - mana, selama hidupnya Bagas hanya menikmati kehidupan yang mewah, semua pekerjaan rumah sudah ada pembantu yang mengurus.Setelah satu jam Bagas membantu menyapu halaman, dan sebagian sudah dibuang ke tempat sampah, OB yang memang ditugaskan menyapu halaman hotel, menatap Bagas, seraya bertanya."Kang, dilihat dari seragamnya, akang bukan bagian OB, kenapa membantu saya menyapu dan membuang sampah?""Saya sedang dapat hukuman, pak," jawab Bagas."Pantas saja, saya kira ada OB baru, tapi melihat seragamnya kok beda, lagian akang gak pantas menyapu.""Kenapa, pak? saya kur
Read more
Bab 14
Bagas menghela napas panjang, karena hari pertama saja sudah bnyak sekali masalah yang dihadapinya.Memang selama berjalannya hotel, bagas tidak ikut turun langsung menyerahkan semua hal kepada Adam untuk mengevaluasi semuanya, dari pembangunan, perekrutan dan hal - hal lainnya, Bagas hanya datang ketika peresmian saja, itupun ia tak ikut andil hanya memperhatikan dari jauh, dan menerima laporan - laporan dari Adam, karena memang seperti yang pernah ia bahas dengan Adam alasan dirinya belum ingin tampil sebagai pemilik sah hotel.Bagas tetap terdiam, menunggu perintah selanjutnya dari Ali, yang masih terus marah - marah, semua hal dibahas, sementara Anto merasa kasihan kepada Bagas, karena bagaimanapun Anto yang bekerja dari pertama Hotel berdiri, dari belum ada apa - apa, masih kotor dan kosong, Anto dan teamnya yang membersihkan dan merapihkan semuanya, Anto sangat hapal karakter para atasan di hotel, sebenarnya hal yang dilakukan Bagas tidak begitu fatal, memang sal
Read more
Bab 15
Setelah mereka selesai makan, karena masih ada waktu empat puluh lima menit lagi untuk istirahat, Syamsul mengajak Bagas dan juga Roni untuk minum kopi disebrang hotel, sekalian santai - santai sejenak.Mereka bertiga melangkah keluar kantin karyawan, menuju warung kopi disebrang jalan, saat Syamsul akan memesan kopi kepada pemilik warung, Bagas seraya berkata. "Syam, saya lagi gak pengen ngopi, pesen es milo ada nggak disini?""Bentar aku tanya dulu," ucap Syamsul.Setelah bertanya kepada pemilik warung, ternyata es milo juga tersedia, Syamsul memesan dua gelas kopi hangat dan satu es milo, Bagas merasa senang karena di warung ada es milo, jadi tidak perlu menunggu sampai pulang kerja, tidak berapa lama minuman mereka sudah tersedia di meja, sembari memakan gorengan mereka menikmati setiap tegukan kopi, Bagas sendiri begitu menikmati es milonya, dalam hatinya berbicara sendiri. Rasanya tidak terlalu jauh beda sama buatan si mbok, akhirnya kesampaian juga ingin
Read more
Bab 16
Bagas sudah berada diruangan Ali, berdiri didepan Ali yang sedang duduk, lalu Ali mulai berbicara kepada Bagas."Kamu tahu? mengapa saya memanggil kamu lagi.""Tidak, Pak," jawab Bagas."Tenang saja, kali ini saya memanggil kamu, bukan karena kamu bermasalah lagi, saya hanya ingin menyampaikan bahwa, masalah yang kamu buat tadi siang sudah tidak akan diperpanjang, Saya sebagai atasan kamu sudah berusaha mempertahankan kamu didepan Pak Raymond, jadi saya minta kedepannya, kerja yang benar, ada hal - hal yang tidak kamu mengerti segera tanyakan jangan diam saja, paham!""Iya, Pak terima kasih atas bantuan Bapak, sehingga saya masih di ijinkan tetap bekerja disini.""Ya sudah, karena sekarang sudah waktunya jam pulang, kamu bisa kembali.""Iya, pak, kalau begitu saya permisi, Pak.""Iya."Sebenarnya Ali kurang suka terhadap Bagas, semenjak Bagas masuk kerja sudah telat belum lagi masalah yang ditimbulkannya dengan Saras, ditambah
Read more
Bab 17
Mereka berdua sudah tiba diwarung si ema, seperti biasa Syamsul yang memesan kopi hitam kesukaannya, dan Bagas es milo, Bagas memang tidak terlalu menyukai kopi, mungkin karena aromanya yang begitu menyengat baginya, lidahnya lebih enak meminum es milo, Saat sedang asik menikmati minumannya masing - masing, ponsel Syamsul berdering, Syamsul langsung mengangkatnya, itu dari Winda, Winda meminta tolong kepada Syamsul untuk membelikannya obat sakit kepala di apotek, Winda merasa sangat pusing sekali, sehingga Syamsul dengan cepat menutup telepon dan menjelaskan kepada Bagas kalau ia akan ke apotek dulu, kasihan Winda, takutnya sakit kepalanya berlarut dan mengganggu pekerjaannya, Syamsul bergegas ke parkiran karyawan, untuk mengambil motornya, sementara Bagas yang tidak enak minum sendirian diwarung, meminta si ema membuatkan es milo lagi, karena merasa masih kurang satu gelas es milo baginya, rencananya ia akan meminumnya di ruangan kerjanya, Bagas melangkah menuju hotel dengan membaw
Read more
Bab 18
Tak berapa lama mereka berempat sudah tiba diwarung si ema, Bagas mempersilakan Adelia dan Sinta untuk duduk, dengan segera Bagas memesan es milo tiga gelas dan kopi hitam hangat satu gelas, Samsul sendiri dari tadi malah duduk dengan mata yang curi - curi pandang ke arah Adelia, karena takut kepergok oleh Adelia dan memang tak berani menatap secara langsung, Bagas melihat gerak - gerik Syamsul langsung menyikutnya berulang kali, memberi kode dengan matanya agar Syamsul jangan bersikap seperti itu. Adelia tengah sibuk dengan ponselnya, wajahnya yang begitu cantik memiliki aura yang sangat memukau mata pria yang melihatnya, buktinya beberapa pelanggan si ema hampir jatuh kesandung karena melihat wajah Adelia. Sinta menoleh ke Adelia seraya bertanya. "Del, kita pulang kapan?" "Sebetahnya aja,"jawab Adelia dengan jari yang masih sibuk mengetik tanpa menoleh Sinta. "Serius amet, jangan bilang sedang sibuk chating orang gila." Sinta sebenar
Read more
Bab 19
Untung saja dengan cepat Bagas menghalanginya dan mulai berbicara dengan nada yang sopan kepada Tony"Pak Tony, tolong jangan kasar terhadap wanita."Tony dengan wajah yang marah menatap Bagas dengan tajam, merasa tidak suka dihalangi orang rendahan seperti Bagas, dengan cepat mulai mendorong Bagas sangat kencang, hingga jatuh, Adelia yang melihat itu segera menghampiri Bagas meraih tangan Bagas untuk membantunya berdiri, Syamsul yang melihat Tony, perlakukan Bagas seperti itu segera berlari menghampiri Bagas dan mulai mengajaknya pergi." Kamu baik - baik saja, kan? Lebih baik kita pergi saja, kita gak akan menang melawannya, percuma saja, ia orang kaya yang punya kekuasaan sementara kita cuma pekerja biasa."Bagas menahan emosinya yang sebenarnya hampir meledakan isi kepalanya, ia tidak mau kalau sampai Adelia terancam bahaya, Tony benar - benar laki - laki gila, buat apa banyak uang dan memiliki jabatan tinggi seperti ucapan Syamsul tempo hari kalau To
Read more
Bab 20
"Begini Bagas...aku pernah bilang ingin diantar oleh kalian, jalan - jalan melihat pemandangan yang asri disekitar sini," ucap Adelia."Oh, iya, ayo saja, kapan memang maunya, bukankah dihotel juga ada wisatanya dan suasananya asri sekali" ucap Bagas."Sudah pernah, memang bagus dan asri tapi aku ingin ketempat yang lain, dan menghindari Tony juga, takutnya balik lagi kesini.""Baiklah,"Terdengar oleh Bagas suara Sinta yang langsung berkomentar. "Del, gak usah jalan - jalan, bagaimana kalau kita camping saja, bermalam di alam bebas merasakan suasana malam.""Boleh, juga, pasti seru" ucap Adelia.Adelia kembali berbicara ditelpon dengan Bagas. "Bagas...kalau kita camping, kamu sama Syamsul mau tidak? kalau perlu ajak saja cewek kamu, sekalian ceweknya Syamsul juga, biar gak ada salah paham, kalau banyakan pasti ramai, sehari saja kita bermalamnya."Bagas menoleh ke Syamsul, dengan menutup speaker telpon, bertanya kepada Syamsul." Syam
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status