All Chapters of SURAT WASIAT NENEK: Chapter 21 - Chapter 30
159 Chapters
Bab 21
"Maaf, bu Saras, bukan saya tidak sopan dan bengong didepan bu Saras, saya lagi ngerasain sakit kepala, jdi kebetulan, memang ada ibu, sekali lagi maaf, ya bu?" Bagas mencoba menjelaskan agar tidak terjadi salah paham, sebenarnya itu bukan alasan Bagas, untung saja Bagas bisa beralibi, membuat Saras tak curiga."Miris banget hidup lo, udah miskin penyakitan lagi, ya udah kalau begitu gw pergi, tapi kalau lo bohong, gw gak segan - segan laporin lo ke pak Ali." Dengan jari manis menunjuk muka Bagas.'Iya bu,' ucap Bagas.Saras
Read more
Bab 22
Mereka telah tiba di Capolaga, setelah membayar tiket masuk, dan mendatangi tempat penyewaan Tenda serta perlengkapan lainnya, mereka segera memilih tempat untuk mendirikan Tenda, Bagas dan Syamsul segera memasang Tenda, dua Tenda telah selesai, dengan posisi tidak jauh dari aliran sungai, Para cewek segera memasukan tas dan perlengkapan serta perbekalan ke tenda, Tenda Adelia lebih besar karena untuk berempat, setelah semua beres, Bagas dan Syamsul mencari kayu bakar, sementara para cewek, membuka perbekalan, menyiapkan bahan untuk dimasak, juru masaknya adalah Winda.Adelia, Sinta cepat akrab dengan Winda dan Heni sehingga mereka tidak terasa canggung, saling mengobrol dan bercanda.Bagas dan Syamsul sudah kembali, mereka langsung menyalakan kayu bakar untuk menghangatkan tubuh, karena suasana disana cukup dingin, tak berapa lama masakan sudah selesai, dengan tikar yang disewa, mereka duduk saling berhadapan mengitari api, dan memakan apa yang sudah dimasak oleh Wind
Read more
Bab 23
Bagas memang merasa lelah, tapi Bagas tidak mungkin membiarkan Adelia sendirian, Bagas tahu, ada sesuatu yang disembunyikan Adelia, makanya seperti kurang bersemangat, Bagas ingin mencoba mengobrol lebih dekat, siapa tahu Adelia mau mengutarakan apa yang menjadi beban fikirannya.Bagas menjawab pertanyaan Adelia. "Saya belum mengantuk, nanti kalau sudah ngantuk, saya ke tenda."Mereka saling terdiam, sibuk dengan fikirannya masing - masing, seakan malam menjadi saksi bisu diamnya dua insan, hanya angin malam yang terasa menembus kulit begitu dingin, malam yang gelap gulita ditengah hutan menambah suasana semakin diselimuti kesunyian, air yang mengalir dari celah - celah bebatuan di sungai seakan sedang bersenda gurau dalam gemericiknya yang terdengar menenangkan jiwa, ditambah pemandangan langit yang dipenuhi bintang berkelip sekan menjadi simbol langit yang bahagia.Bagas menoleh kearah Adelia, dilihatnya merasa kedinginan, tanpa harus diminta, Bagas segera ber
Read more
Bab 24
Mentari telah terbit diufuk timur, menyambut pagi yang begitu cerah, mereka berenam telah bersiap diri, untuk melakukan perjalanan ke curug dengan membawa baju ganti dan perbekalan, Bagas dan Syamsul jalan lebih dulu memandu para gadis, mereka berjalan secara berurutan mengingat kondisi jalan hanya setapak dengan kedua sisi lembah yang lumayan cukup dalam, tidak hati - hati melangkah sedikit saja bisa terpeleset, sehingga mereka berjalan dengan sangat hati - hati, sesekali mereka berhenti untuk istirahat sejenak, lalu kembali meneruskan perjalanan, jarak dari tenda mereka kecurug memang lumayan jauh sehingga mereka memerlukan persiapan matang, untung saja Winda sudah memberi info tentang kondisi perjalanan mereka, sehingga mereka benar - benar menyiapkan segalanya dengan matang.Keenamnya berhenti dengan Mata yang terbuka lebar melihat pemandangan yang begitu indah, penuh ketakjuban, melihat air yang jatuh dari atas curug dan mengalir kesetiap bebatuan, keindahan alam yang be
Read more
Bab 25
Bagas menjelaskan kepada Sinta, tentang pertanyaan Sinta yang belum sempat ia jawab, mencari benang merah akan hilangnya Adelia, Sinta menangis seraya menguncang - guncangkan tubuh Bagas, ia merasa bersalah karena lama didalam kamar ganti, ia takut Adelia terluka, fikirannya sudah meracau kemna - mana, tangisannya semakin memecah ke udara, Bagas mencoba menenangkan Sinta begitu juga Syamsul, berusaha membujuk Sinta agar lebih tenang, Bagas mengajak keduanya untuk melanjutkan mencari Adelia, karena kondisi Sinta yang masih kacau, sehingga mereka berpencar dua arah, Bagas sendiri, Syamsul bersama dengan Sinta, nanti berkumpul kembali ditempat awal.Disisi lain, seorang gadis sedang duduk dikursi dengan posisi tubuh,tangan dan kaki terikat, mulutnya di lakban agar tidak mengeluarkan suara, bajunya terlihat kotor dipenuhi tanah basah dan pipinya merah seperti bekas tamparan, gadis tersebut adalah Adelia, yang kini sedang terkurung dalam sebuah gubuk tua ditengah hutan.Men
Read more
Bab 26
Kembali kepada Bagas yang menyusuri semak - semak dan pepohonan dalam hutan, Bagas benar - benar merasa khawatir, ia tak hiraukan dirinya yang terasa sangat letih, entah sudah sejauh mana ia berjalan di dalam hutan belantara, tak ada satu orangpun disana seperti hutan mati tak berpenghuni, dalam hujan Bagas terus berjalan, ia tak memikirkan pakaiannya yang sudah basah kuyup, hatinya terus memikirkan Adelia, ia takut terjadi sesuatu kepada Adelia, Bagas merasa yakin penculik Adelia membawanya kedalam hutan, mungkin ada jalan menuju tempat lain keluar dari hutan melalui jalan pintas, sipenculik tidak mungkin membawa Adelia melalui jalan umum, karena dibawah curug begitu ramai orang belum lagi ada penjaga yang memantau sepanjang sungai karena berjajar tenda yang berisi barang - barang milik para penghuni tenda, sehingga menuju kedalam hutan adalah alternatifnya.Bagas bisa saja menunggu Winda dan Heni datang bersama para penjaga dan bersama - sama mencari Adelia, karena bagaiman
Read more
Bab 27
Mereka mengobrol dan sesekali bercanda untuk menghilangkan jenuh, suasana yang begitu sunyi, selain suara hujan dan angin, membuat keduanya mulai merasa ngantuk, Adelia menyandarkan kepalanya kebilik, rasa letih yang ia rasakan membuatnya cepat tertidur.Bagas menatap wajah Adelia tanpa mengedipkan mata, begitu bahagia dirinya bisa sedekat ini dengan Adelia, ia semakin yakin bahwa takdir mempertemukan dirinya dan Adelia untuk alasan tertentu, dalam batinnya. "Apakah kamu jodohku, Adelia? Mengapa semua yang terjadi dari awal kita bertemu, seakan membuat kita semakin dekat, saya memang sudah jatuh cinta dari pandangan pertama, tapi saya tetap harus menahan semua rasa ini, demi kebaikan saya kedepannya, karena saya tidak mau sampai tertipu lagi, hanya karena perasaan membuat saya buta keadaan sebenarnya."Adelia yang tertidur pulas, tidak sadar sudah bersandar di bahu Bagas, Bagas ingin mencoba mengangkat kepala Adelia dan menyandarkannya kembali ke dinding bilik, tapi Ba
Read more
Bab 28
Adelia yang merasa pertanyaannya seakan diabaikan oleh Bagas, kembali bertanya, tentang kalimat terakhir Bagas yang begitu saja tidak diteruskan."Kamu, sebenarnya mau ngomong apa? Ditanya malah diam saja dan melamun, sepertinya memang kamu orang yang suka mempermainkan seseorang, aku juga bodoh, dengan mudahnya terbuai begitu saja.Bagas langsung memotong ucapan Adelia, karena Bagas tidak mau, mendengar Adelia berkata yang tidak - tidak lagi, Bagas tidak mau Adelia menyalahkan diri sendiri, bagi Bagas semua yang terjadi real kesalahan Bagas."Stop, Del, jangan diteruskan.""Mengapa? Kamu tidak terima kalau saya menganggap kamu itu seorang pemain, yang suka memberi harapan palsu kepada semua wanita, sudah berapa wanita yang kamu perlakukan seperti ini?" Wajah Adelia seakan memerah menahan gejolak amarah.Bagas semakin merasa bingung, mengapa Adelia malah semakin marah, segala menuduh Bagas yang tidak - tidak, Bagas menyadari kalau Adelia wanita bai
Read more
Bab 29
Pagi telah menyambut dengan kesejukannya, hujanpun telah reda hanya basah tersisa di tanah dan pepohonan yang rindang menutupi hutan belantara, Adelia sudah bangun lebih dulu, menatap dalam wajah Bagas yang masih tertidur pulas, di belai rambut Bagas dengan lembut, senyum Adelia terulas begitu menawan, dengan perlahan bibir mungil itu mencium pipi Bagas, membuat Bagas membuka matanya dan tersenyum menatap Adelia. Keduanya segera merapikan diri, Bagas meraih tas gendongnya mengambil air mineral dan cemilan yang masih tersisa, memberikannya kepada Adelia, mereka makan seadanya, setidaknya perut tidak terlalu kosong, Bagas pamit keluar gubuk, untuk mencari sinyal dan menelpon teman - temannya. Setelah berjalan tidak terlalu jauh dari gubuk, tidak ada tanda - tanda sinyal masuk ponsel sama sekali sehingga Bagas naik ke atas pohon, sialnya karena bekas hujan semalam yang begitu deras sehingga pohon terlihat lembab, saat Bagas sudah mencapai tengah, kakinya menginjak dahan
Read more
Bab 30
"Sayang, ayo kita jalan - jalan sebelum pulang ke jakarta." Menarik tangan Adelia untuk mengajaknya ke mobilAdelia menepis tangan Tony dan berkata dengan nada ketus. "Saya lelah! ingin istirahat, besok saja kembali ke jakarta nya, jangan memaksa!""Ayahmu minta malam sekarang kita kembali ke jakarta, lagian kamu lelah abis ngapain?" Tony terlihat kesal."Bukan urusan kamu, saya akan bicara dengan ayah, yang penting saya pulang besok, kalau kamu mau pulang sekarang ya sudah pulang saja." Membuang muka kesamping, serasa malas menatap wajah Tony.Setelah mengatakan itu, Adelia menarik Sinta untuk pergi ke kamarnya, Tony hanya tersenyum kecut dalam batin nya. "Sial, dasar cewek gak tahu di untung, masih saja menolak ku sampai sekarang, lihat saja nanti, kamu akan benar - benar jatuh dalam pelukanku."Tony pergi ke bagian resepsionis untuk chek in kamar, dengan wajah yang masih kesal, setelah menerima kunci kamar langsung bergegas menuju kamar hotel ya
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status