Semua Bab Benci Berbuah Cinta: Bab 31 - Bab 40
179 Bab
31
"Kau itu di nasehati di dengar, Bukan semakin menjadi-jadi. Tolong sadar diri," cibir Bella Saphira dengan nada sarkasanya yang semakin menambah dendam di hati Cinyta bekali-kai lipat untuk kesekian kalinya. Kasihan melihat Cintya di marahi sejak tadi oleh Bella Saphira, Ia mulai bersuara. "Sudah... sudah... Jangan bertengkar lagi," timpal James Arthur yang berusaha merelai keduanya untuk tidak berkelahi satu sama lain yang ujungnya akan mempermalukan diri sendiri dan juga akan menganggu tetangga sekitar. "Jangan berlama-lama untuk pulang ke sini!" perintah Bella Saphira dengan tegurannya kepada James Arthur yang mengantar Cintya kembali kerumah. "Iya," balas James Athur yang membalas perkataan Bella Saphira dengan kecupan mesra dan hal ini tidak di sukai oleh Cintya yang melihat kedua sedang berciuman di sertai dengan pangutan di bibir. Bella Saphira semakin menjadi-jadi, Ia memperlihatkan ciuman panasnya kepada Cintya yang berdiri menatap dirinya sejak tadi. Cintya menatapi ked
Baca selengkapnya
32
Melihat Cintya masih marah dengan mendiamkan dirinya. James Arthur mengambil insiatif untuk menjelaskan apa yang di lakukan hari ini bersama dengan Bella Saphira di luar. "Hari ini aku menjual tubuh jalang itu dan lumayan mendapatkan uang. Besok kita pergi bersantai bersama-sama. Soal waktu dan tempat akan aku kabarin," ucap James Arthur dengan nada santainya untuk menghibur Cintya. Apa yang di katakan oleh James Arthur tidak sampai ke dalam hati Cintya yang masih gusar, akibat kecemburuan di dalam hatinya kepada Bella Saphira yang menginap di apertemen James Arthur. "Sudah malam, Sana masuk ke dalam rumah!" perintah James Arthur dengan nada lembutnya kepada Cintya yang masih duduk dengan wajah sedih. Melihat Cintya yang tidak ada niat untuk turun dai dalam mobil. James Arthur mendekati wajah Cintya. Lalu melumat bibir ranum itu dengan pangutan, Lalu melepaskannya secara mendadak. "Hanya malam ini Bella Saphira menginap di apertemen, Kau harus sabar dan jangan berpikir yang tidak-
Baca selengkapnya
33
Setelah James Arthur pergi dari dalam kamar. Bella Saphira kembali melanjutkan tidurnya di atas ranjang yang berukuran cukup besar. Di perjalanan yang hendak menjemput Cintya. James Arthur melirik ponselnya yang ada panggilan masuk yang merupakan panggilan dari ibunya. "Ada apa mom," sahut James Arthur ramah kepada wanita di balik ponsel yang merupakan ibu kandungnya. "Mom ingin kau pulang ke sini sebentar," ucap wanita itu di balik ponsel dengan suara tegasnya. Lalu mematikan panggilan tanpa melanjutkan pembicaraan selanjutnya yang membuat James Arthur terheran-heran atas sikap ibunya yang tidak biasanya. James Arthur menatapi layar ponselnya yang sudah menjadi hitam dan ia juga penasaran kenapa ibunya memanggil dirinya pulang hari ini. Juga tidak biasanya melakukan panggilan singkat seperti ini. "Aku harus menghubungi Cintya dulu, Sebelum dia salah paham lagi dan berakhir dengan perpisahan." James Arthur menekan layar ponselnya untuk mencari nama Cintya yang ia tulis dengan nam
Baca selengkapnya
34
Begitu juga dengan para preman yang bersiap-siap mandi dan mereka juga tidak sabar untuk mencicipi tubuh Bella Saphira dengan berbagai trik.***Bella Saphira yang sudah bangun dari tidur ketika sudah jam hampir 10 pagi. Ia menyantap sarapan pagi yang di buatkan oleh James Arthur di atas meja makan. lalu bergegas mandi di dalam kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Bella Saphira menatapi tubuhnya yang ia banggakan selama ini di depan kaca."Sepertinya hari ini harus melakukan perawat," gumam Bella yang menaikan kedua dadanya yang berisi dengan kedua tangan dan menatapi puncak dadanya yang sudah tegang.Berapa kali Bella Saphira menatapi tubuhnya di depan cermin yang memantulkan lekuk tubuhnya yang terdapat berapa bekas kebiruan di berapa tempat. Terutama di bagian dada yang merupakan bekas cengkeraman pria tua kemarin."Duh... ternyata masih ada bekas dan juga terasa sakit," ucap Bella Saphira yang meremas kedua dadanya sendiri secara bergantian.Selesai meremas kedua dadanya, Bella Sap
Baca selengkapnya
35
Bella Saphira mengambilnya tanpa curiga sama sekali. Setengah jalan ia membuka isi vocer tersebut dan menemukan vocer menginap di hotel mewah di sekitar sini tapi tidak di baca secara teliti lagi. Karena tergiur dengan salah satu toko yang menjual aneka ice cream. Selesai memakan ice cream, Bella Saphira memilih untuk pulang ke apertemen James Arthur. Tapi niatnya tetiba batal, Karena ingin mengunakan vocer discon hotel yang di dapatkan barusan. "Lebih baik mengunakan fasilitas hotel untuk memanjakan badan," gumam Bella Saphira yang termakan iklan vocer palsu dari Cintya. Bella Saphira berjalan masuk ke dalam hotel untuk melakukan cek in di hotel tersebut. Lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kamar. Kedua mata Bella Saphira menatapi kamar yang wangi dan mewah seperti harapan. "Lebih baik tidur lagi, Besok sudah harus kerja. Setelah itu mengajuhkan diri untuk berhenti," gumam Bella Saphira yang tidak menyadari ada orang di belakangnya yang berjalan secara perlahan-lahan
Baca selengkapnya
36
Merasakan bokong Bella Saphira bergerak liar di atas bukit keperkasaan. Preman itu semakin bergairah tinggi dan tidak sabar untuk menyetubuhi Bella Saphira secara kasar. "Wow... Kau memang wanita nakal," ucap pria itu dengan menurunkan sleting celananya. Ia membiarkan rudalnya yang besar itu keluar untuk bergesekan dengan milik Bella Saphira yang basah. Bella Saphira dapat merasakan benda keras dan berurat telah mengesek bibir celah intinya berapa kali secara kasar. Ketua preman mulai membuka lipatan demi lipatan di celah inti Bella Saphira dengan rudalnya yang hitam dan berurat. "Wow sungguh nikmat," puji ketua preman yang masih mengesek-gesekkan badan rudalnya ke arah celah inti Bella Saphira yang sudah basah setelah mengalami perlepasan berapa kali oleh permainan lidah para bawahannya. Ingin sekali ketua preman itu memasukkan rudalnya ke celah inti Bella Saphira. Tapi mengingat apa yang di katakan oleh Cintya. Ia mengundurkan niatnya lalu memasukkan rudalnya ke arah lubang sat
Baca selengkapnya
37
Ketua preman masih belum puas menikmati tubuh Bella Saphira. Ia menarik Bella Saphira untuk belutut di hadapannya. Lalu memasukkan rudalnya ke dalam mulut Bella Saphira. "Kulum!" perintah ketua preman itu yang memaksa Bella Saphira tetap membuka mulut. Bella Saphira yang jengkel atas pelecehan yang di alami sejak tadi. Ia memilih mengigit badan rudal yang di dalam mulutnya. Klek. Wajah preman itu langsung menghitam. "Keparat kau," ucap ketua preman yang hampir melayang tamparan ke wajah Bella Saphira. Tapi ia mengundurkan niatnya. "Aku akan membuat mu merasakan kenikmatan," lanjut ketua preman yang menjambak rambut Bella Saphira dengan menghentakkan rudalnya berulang kali ke dalam mulut Bella Saphira secara kasar. Bella Saphira hampir kesendat dan berapa kali kehabisan nafas. Tapi pria itu masih belum melepaskan dirinya. Merasakan akan mendapatkan perlepasan. Ketua preman itu mengeluarkan semua pelepasan di dalam kerongkongan Bella Saphira. Lalu menariknya keluar dengan wajah b
Baca selengkapnya
38
***Dua jam kemudian, James Arthur berhasil sampai ke rumah kedua orangtuanya yang tinggal di pinggiran kota yang jauh dari pusat kota. Ia memakirkan mobilnya di samping rumah. Lalu keluar dengan tergesah-gesah dan hati penuh pertanyaan atas panggilan ibunya barusan yang terkesan penuh dengan misteris."Aku pulang," seru James Arthur yang masuk ke dalam rumah dengan sikap santainya."Akhirnya kau pulang," sahut ibu James Arthur yang sedang mempersiapkan makan siang di dalam dapur."Apa yang terjadi, Kenapa meminta aku pulang mendadak?" tanya James Arthur yang menarik kursi di samping ayahnya. Lalu duduk di situ dengan menatapi ibunya dengan tatapan menyelidik.Ayah James Arthur menampakkan wajah tidak senangnya atas pertanyaan James Arthur yang di anggap tidak pekak sama sekali dengan situasi saat ini."Aku dengar kau masih ngotot menikahi wanita jalang itu?" tanya Anne Arthur yang merupakan ibu James Arthur yang sejak semula tidak merestui hubungan James Arthur dengan Bella Saphira.
Baca selengkapnya
39
"Ayah juga mengharapkanmu," timpal Deep yang setuju dengan ide Amber yang memberikan pelajaran kepada Bella Saphira yang di anggap sebagai wanita yang tidak tahu diri."Pokoknya aku akan membuat dia sakit hati karena berani bersama dengan Kak James," balas Amber yang yakin dengan rencana jahatnya untuk mengusilin Bella Saphira dalam waktu dekat. ***James Arthur yang mengemudikan mobil kembali ke kota, Ia menatapi layar ponselnya yang tidak ada pesan dari Cintya atau Bella Saphira."Tumben keduanya tiada kabar hari ini?" batin James Arthur yang heran dengan keduanya. Biasanya di saat siang ada pesan dari salah satu wanita tersebut."Hmmm..." gumam James Arthur amigu dengan posisi masih mengemudikan mobilnya di jalan raya.Di dalam kamar Hotel, Bella Saphira yang sudah mendapatkan tenaga. Ia berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari cairan kental yang masih lengket di setiap sudut tubuhnya."Sakit," gumam Bella Saphira yang menatapi tubuhnya banyak jejak kemerahan
Baca selengkapnya
40
"Dada mu sungguh empuk dan berisi," ucap pria hitam itu yang menaikkan kedua dada Bella Saphira dan menyentuh puncaknya yang berwarna merah muda dengan jemari jempol."Ah..." desah Bella Saphira yang merasakan desiran di dalam tubuhnya. Saat kedua dadanya di mainkan lagi oleh jemari pria hitam."Suara merdu mu sungguh mengoda manis," ucap pria hitam itu yang meremas kedua dada Bella Saphira dengan remasan lembut dan berapa kali menyentil puncak berwarna kepink itu yang membuat Bella Saphira mendesah dengan merdu dan juga merasakan denyutan di bagian bawah yang menambahkan sesuatu yang tumpul dan keras untuk di masuki ke dalam.Pria hitam itu masih rajin memainkan kedua dada Bella Saphira dengan remasan lembut hingga ke kasar.Rasa sakit dan perih di rasakan oleh Bella Saphira di kedua dadanya yang sejak tadi menjadi korban remasan para pria dan kini ia hanya bisa menyadarkan tubuhnya di dada pria hitam dengan tubuh tidak bertenaga."Mendesah lah lebih merdu lagi," perintah pria hitam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status