Semua Bab Temen Tapi Demen: Bab 41 - Bab 50
68 Bab
Temen Tapi Demen 23 A
TEMEN TAPI DEMEN 23 A       Oleh: Kenong Auliya Zhafira                 Tidak semua apa yang kita lihat itu adalah kebenaran. Bisa aja apa yang kita lihat adalah sebuah kesalahpahaman. Karena terkadang asumsi tanpa bukti akan selalu menjadi penyesalan dalam hati. Berbaik sangka itu sangat diperlukan. Jangan sampai hati menghitam karena selalu berburuk sangka.   Akan tetapi, jika dalam kasus cemburu semua itu belum berlaku secara adil. Masih banyak emosi yang menutup mata batin itu sendiri. Hingga menyisakan satu amarah dalam dada yang entah kapan akan terpecah.   Soni masih terus dibutakan oleh rasa cemburunya. Bahkan terlontar penyesalan dalam hatinnya tentang hubungan dengan Shasa yang kini mulai serius, tetapi ia dengan mudahnya pergi bersama lelaki lain. Padahal dirinya tengah bekerja keras untuk segera menghalal
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 23 B
TEMEN TAPI DEMEN 23 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Bukannya menjawab, Shasa justru malah menangis. Membuat sang ayah serba bingung."Lah ... lah ... kok malah nangis?" ucapnya sambil mengelus lembut rambut Shasa. Ingus yang keluar masuk menjadi pemandangan yang menjijikkan sekaligus terlihat lucu di mata sang ayah. "Aku kangen sama Soni, Yah ... udah seminggu dia sama sekali gak kasih kabar. Terkahir pas malem habis acara keluarga. Hua ... hua ... Hua!" Shasa melanjutkan lagi tangisannya. Membuat ingus semakin banyak.  "Ya, elah. Gitu aja sampai kesenggol motor dan babak belur. Mewek pula! Kan tingal kirim pesan duluan bisa ...." jawab sang ayah yang terkesan meledek.  "Udah buruan ... sekali-kali tidak masalah kalau  cewek dulu yang bilang kangen. Biasanya juga gak tahu malu. Ayah mau misahin tel
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 24 A
TEMEN TAPI DEMEN 24 A    Oleh: Kenong Auliya Zhafira             Menyadari kesalahan setelah membuatnya sakit bahkan menangis pasti akan meninggalkan rasa penyesalan yang teramat dalam. Terjebak oleh opini diri sendiri tanpa mau berusaha mendengar dari pihak lain memang menyiksa.          Akan tetapi, tidak seharusnya mengucapkan kata yang membuat rasa sakitnya bertambah menjadi. Semarah apa pun janganlah sampai mengucapkan kata yang tidak sesuai dengan hatimu. Soni masih terguguk dengan kenyataan bahwa dirinya-lah yang telah melukai Shasa, bukan dia yang terluka.  "Shasa, Pak ... aku tadi mengirim pesan yang mungkin melukai hatinya. Rasanya tadi aku belum bisa mendamaikan hatiku sendiri. Setelah mengetahui kalau dia tidak senga
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 24 B
TEMEN TAPI DEMEN 24 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Dalam hati Soni bersyukur selalu bisa melewati lagi rintangan yang menghadang. Meski harus tertatih dan tertawan rasa amarah, tetapi pada akhirnya ia bisa melawannya. "Aku udah gak marah, Sha ...." jawab Soni sembari memegang jemarinya. Hingga membuat lengan Shasa bersentuhan dengan baju. Dan meninggalkan rasa perih. "Aw ...!" Shasa merintih perih. "Kenapa? Kena ya lukanya? Maaf ...." Soni melepaskan jemari yang terkuka lalu mengganti dengan jemari lain. Sepasang mata yang berhasil menghipnotis akalnya, ia tatap dengan penuh kasih. "Sebagai permintaan maaf karena udah buat kamu nangis, nanti malam kita buat api unggun sama jagung bakar gimana? Mau kan? Sambil menikmati malam Minggu. Kencannya gak usah jauh-jauh. Cukup di rumah aja yang aman. Mau ka
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 25 A
TEMEN TAPI DEMEN 25 A   Oleh: Kenong Auliya Zhafira         Dalam setiap hubungan akan selalu menginginkan waktu berdua untuk pasangan. Baik untuk melepas rindu, atau pun hanya sekedar ingin memandang wajah sang kekasih.  Menciptakan suasan romantis dengan segenap perasaan yang tercipta dari hati seorang puitis. Shasa ingin memiliki semua itu. Akan tetapi harus merelakan karena kemauan sang ibu yang ingin mengumpulkan keluarga. Memang benar, keluarga mereka jarang berkumpul karena kesibukan dan juga ketidaksempurnaan salah satu anggota keluarga.  Ia menyadari, sekarang semua keluarga sedang berada di tingkat sempurna. Wajar kalau sang ibu ingin berkumpul bersama dalam acara kencan anak gadisnya. Sekaligus bisa buat antisipasi mereka tidak melakukan hal-hal yang diinginkan. Sang ibu m
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 25 B
TEMEN TAPI DEMEN 25 B   Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Shasa memperhatikan Soni yang mulai sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba terdengar suara lagu yang sangat dikenalnya. Lagu ini masuk dalam favoritnya. "Cek ... cek! Ehem ... malam ini aku ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk wanita yang selama ini menemani dalam berbagai keadaan. Baik saat masih temenan, hingga sekarang saling demenan," ujar Soni sambil menatap ke arah Shasa. Seulas senyum tipis tersungging di wajah manisnya. Tatapan Soni yang tepat ke arahnya membuat debar jantung semakin jumpalitan. Para orang tua pun menatapnya dengan senyum-senyum tak jelas. Hati mulai berdesir hebat tatkala Soni membuka mulutnya. Mencoba mengeluarkan suara nyanyian hatinya. Sementara satu tangannya bersembunyi di balik punggung. 🎶Serapuh kelopak sang mawar
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 26 A
TEMEN TAPI DEMEN 26 A    Oleh: Kenong Auliya Zhafira            Memberikan seserahan memang haruslah sesuai dengan kemampuan sang pria. Apabila sang pria memberikan semua keinginan, berarti dia orang mampu. Akan tetapi, jika tidak sesuai, dan harus menikah dengan sangat sederhana janganlah berkecil hati. Karena tolak ukur bahagianya sebuah pernikahan bukan dari banyaknya seserahan dan mahar. Melainkan dari tanggung jawabnya memberikan kehidupan dan menuntun di jalan kebenaran. Setelah acara malam itu, Soni lebih sering memikirkan apa saja yang disukai oleh Shasa. Baik dari warna dan model baju yang ia suka. Akan tetapi, melihat kepribadiannya, ia lebih menyukai pakaian yang tidak terlalu ribet. Bahkan selama mengenalnya ia jarang sekali memakai perhiasan. Baru sekarang ini ia terlihat begitu menyukai memakai gelang pemberian dari ib
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 26 B
TEMEN TAPI DEMEN 26 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira    Begitu pun dengan Soni. Ia yang seharian rebahan karena pekerjaan yang baru saja usai menjadi tersenyum menatap ponselnya. Pesan dari temen sekaligus calon manten membuat senyumnya kian tertarik. Ia membalas dengan cepat pesannya supaya tidak menunggu. Soni[ Siang juga, Sayang ... lagi santai aja sih, kenapa? Mau ketemu? ] Belum semenit sudah datang pesan balasan. Shasa[ Iya, pengen ketemu. Eh, maksudnya Ayah yang mau ketemu, bukan aku. ] Halah. Soni tertawa bercampur kesal membaca pesan Shasa yang sok polos. Tinggal nulis pengen ketemu saja gengsi, pakai  alibi ayahnya segala untuk berpura-pura. Soni pun mulai berpikir untuk sekalian mengerjai Shasa. Soni[ Ya udah kalau bukan kamu yang pengen ketemu. Lebi
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 27 A
TEMEN TAPI DEMEN 27 A    Oleh: Kenong Auliya Zhafira            Pesan yang begitu mendadak dan terburu-buru akan selalu menimbulkan banyak persepsi. Baik itu pesan untuk kebaikan atau pun yang lainnya. Apalagi ini menyangkut keputusan hidup. Pasti membutuhkan waktu yang lama untuk berpikir.         Lah ini, menikahnya saja masih tiga bulan lagi, tetapi harus mendaftar sekarang. Bukankah itu aneh? Shasa masih belum mengerti maksud apa yang tersirat dari pesan sang ayah. Kepalanya belum mencerna dengan baik. Memang benar, kalau niat baik itu haruslah disegerakan. Jujur ia pun menginginkan hal tersebut. Jika sudah menjadi pasangan sah, bukankah bisa melindungi pasangan setiap waktu dengan banyak cara. Baik cara romantis maupun dramatis. Soni menatap Shasa yang t
Baca selengkapnya
Temen Tapi Demen 27 B
TEMEN TAPI DEMEN 27 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira    Di tempat lain, Soni masih memandang langit malam yang berhiaskan ribuan bintang. Menatap kilauan cahaya mereka yang tak terhitung dari bawah membuatnya berpikir keras bahwa kehidupan bisa terlihat indah dari sisi luar. Bintang-bintang itu berhasil menyembunyikan segala rupa dan wujudnya dengan baik. Agar bisa selalu terlihat cantik dari bawah. Untuk memberikan segala keindahan semesta. Mungkin, dalam pernikahan juga begitu. Sebisa mungkin menutupi semua perbedaan yang ada dari dalam agar terlihat harmonis dari luar. Membuat semua orang tersenyum melihatnya adalah kebahagiaan tersendiri. Soni yakin akan selalu ada perbedaan karena menyatukan dua kepala dua pikiran. Setelah selesai menyiapkan semua keperluan syarat pendaftaran, Soni memilih duduk santai di teras depan. Menikmati suasana malam yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status