Semua Bab PENGANTIN KE-13: Bab 1 - Bab 10
17 Bab
RAJA RA KALA
Tiga puluh enam tahun lalu. Senja jingga terlihat indah, tapi tidak bagi Jagat. Jagat, pria yang setahun lagi akan berusia empat puluh tahun itu berjalan dengan langkah lemas dan gontai. Kesedihan tampak terlukis nyata di paras tirusnya. Tubuh kurus kekurangan gizi. Wajar karena dia bukan orang yang bisa menikmati hidup dalam kemewahan, sederhana pun tidak, cukup pun tak bisa. Semua serba kekurangan. Kemiskinan yang dipunyai Jagat itu menjadikan dirinya hidup dalam kesendirian. Dia pernah menikah, tapi istri dan anak semata wayang telah pergi lebih dulu. Pergi tanpa pernah bisa kembali. Wabah sakit yang membuat istri dan anak Jagat tak bisa lagi menikmati keindahan dunia. Tetapi itu mungkin jauh
Baca selengkapnya
PERJODOHAN
Hari ini. Minggu pagi yang cerah dilewati Dendi dengan berbincang santai bersama Wini, istrinya yang cantik dan bahkan menjadi salah satu mama muda tercantik di tempat mereka tinggal. Dewo anak mereka sedang diajak jogging pagi oleh Winda, adik dari Wini yang jauh lebih cantik karena usia muda dan status gadisnya yang belum berganti. "Ni, berapa usia Winda saat ini?" tanya Dendi membuka percakapan. "Tinggal dikurangi lima saja dari usiaku, Mas," jawab Wini. "Oh, dua puluh empat. Hmmm, apa dia tak mau menikah? Usianya kan sudah cukup matang, tuh!"  "Winda kayaknya gak ada tuh cita-cita mau jadi perawan tua, Mas. Tapi sampai saat ini
Baca selengkapnya
SYARAT RA KALA
Tiga puluh enam tahun lalu. Jagat duduk bersila dengan kepala menunduk khidmat di depan Ra Kala yang berada di dalam cermin. Jagat menunggu titah Ra Kala agar dia dapat hadiah yang dijanjikan Ra Kala, jika berhasil laksanakan tugas yang diberikan. "Catat dalam hatimu. Apa kamu siap?"  "Daulat rajaku, aku siap!" ucap Jagat layaknya seorang hamba sahaya. "Tugas pertamamu, yaitu nikahi gadis perawan sebanyak tiga belas perawan dalam selang waktu tiga tahun sekali, mengerti!" "Ya, rajaku," jawab Jagat yang senang karena tugas yang diberikan itu bukan tugas sulit. "Tetapi kamu
Baca selengkapnya
PERNIKAHAN PERTAMA
Sebulan sejak pertemuan Jagat dan Ra Kala di alam mimpi pun berlalu. Jagat telah kembali ke desa tempat masa kecilnya, tapi bukan ke gubuk yang lama. Tidak, dia kini tinggal di rumah besar yang dibangun belum lama, jadi masih terlihat baru dan juga yang paling besar. Gubuknya yang lama masih ada dan itu berada di samping rumah, tetap dibiarkan utuh sebagai kenangan. Jagat pun menjelma menjadi orang kaya baru di desa Sindang Sari, desa kecil yang terletak di bawah kaki gunung Karang. Desa yang sejatinya cukup terpencil itu, kini menjadi desa yang menjadi buah bibir penduduk desa lain, karena pernikahan Jagat yang kedua digelar besar-besaran dan turut mengundang siapa saja yang mau hadir. Memang hanya sehari saja pesta itu digelar, tapi sebelum pesta nikah digelar, Jagat telah buat pesta yang lain, pesta penyambuta
Baca selengkapnya
SELAMAT TINGGAL CICI
Ini hari kedua Cici menjadi istri Jagat. Selepas malam pertama, pandangan Cici terhadap Jagat berubah. Cici yang tadinya takut pada Jagat, berbalik menjadi sayang dan tak mau lepas dari suaminya itu. Semua berawal dari malam pertama yang penuh kesan lembut dan romantis, membuat bunga cinta Cici tumbuh mekar dengan cepat. Lalu saat terbangun dari tidurnya, sebuah hadiah kalung bermata merah terang membuat Cici bahagia, selain kalung ada setangkai bunga mawar merah untuknya. Tetapi Cici tak temukan Jagat di sisinya. Di bagian rumah yang lain pun tak ada.  Kemana perginya Jagat? Pagi itu, di kebun belakang rumah Jagat.  Jagat dud
Baca selengkapnya
PENOLAKAN WINDA
Hari ini.Gadis yang memakai baju olahraga tangan panjang dan celana training panjang itu baru keluar dari dalam tenda tukang bubur ayam.Di leher gadis yang cantik itu ada handuk kecil berwarna biru yang senada dengan warna celana.Kulit putih gadis itu terlihat bercahaya, terutama parasnya yang menjadi penarik pertama sukma mereka para pria hidung belang maupun tidak.Gadis itu Winda, yang baru saja selesai sarapan pagi semangkuk bubur ayam bersama Dewo yang sedang berdiri di gerobak penjual susu kedelai.Satu setengah jam sebelumnya, Winda ajak Dewo joging pagi. Joging sih cuma butuh waktu sebentar, sekitar dua puluh menit berlari dari rumah menuju taman kompleks perumahan. Tetapi yang lama itu menunggu Dewo asyik bermain aneka macam permainan di taman, seperti perosotan, ayunan dan lainnya.Baru setelah merasa bosan, Dewo yang lapar ajak Winda makan bubur ayam.Walau harus keluar duit buat keponakannya itu, tapi Winda senang darip
Baca selengkapnya
SAKIT HATI DENDI
"Oya, Mas. Sebaiknya lupakan saja niat Mas untuk cari jodoh buatku. Bukan aku tak suka Mas ikut campur, maaf saja... aku mau cari sendiri. Kecuali aku sendiri yang minta tolong pada Mas," ucap Winda yang masih panas hatinya.Dendi memerah wajahnya. Wini yang duduk di sebelah Dendi, cepat genggam tangan suaminya itu."Win... Kakak bisa mengerti jika kamu menolak. Mungkin cara penyampaian kami yang kurang berkenan untukmu. Mungkin juga kami datang di saat waktu yang tepat. Tapi percayalah, maksud kami baik. Jadi tolong jangan salah paham. Mas Dendi tak bermaksud jahat, dia ingin lihat kamu bahagia. Itu saja tujuan kami," ucap Wini tenang."Kak Ni, aku mengerti. Mas Dendi tak ada niat jahat padaku. Ya, sudahlah. Aku minta maaf pada kalian berdua. Mungkin ada ucapan kasarku yang buat salah satu di antara kalian sakit hati." Winda tatap Dendi.Dendi mendengus. Dia tetap tak terima dengan cara minta maaf Winda. Namun setelah dia berpikir lebih jauh
Baca selengkapnya
TAK SEHARUSNYA MATI
Gadis itu teringat kejadian beberapa waktu lalu. Dia kabur dari Riga, kekasih hatinya hanya karena masalah sepele.Mereka bertengkar hanya karena Riga tak mau menemaninya melihat-lihat baju di kaki lima di salah satu sudut taman tempat mereka berolahraga. Ada yang mau dia beli.Gadis itu Della adanya.Della yang ngambek meninggalkan Riga yang mengantri membayar makanan nasi pecel yang baru mereka makan.Kepergian Della bukan tak dilihat Riga. Hanya karena dia belum membayar, maka dia harus bersabar sebelum bisa kejar Della.Namun saat Riga selesai membayar, bayangan Della lenyap.Riga bingung. Karena itu dia berdiri di depan persimpangan dengan pikiran kalut. Apa Della ambil jalan kanan menuju tempat pedagang kaki lima diijinkan gelar dagangan setiap hari minggu pagi? Apa ke berbelok ke kiri menuju gerbang taman untuk pulang.Della yang ambil jalan kiri berharap Riga susul dirinya untuk merayu dan ajak dia kembali melihat lapak pedaga
Baca selengkapnya
PENGANTIN KE-2
Della tak seharusnya tak mati, itu yang ada di pikiran dan hati Jagat.Kini mayat Della ada di depan mata Jagat, terbungkus kain sprei, tergeletak di atas tanah di halaman belakang."Ra Kala, aku malas untuk menggali tanah. Aku lelah. Ini tugasmu untuk hilangkan jejak. Jika tak mau, akhiri saja ini semua!"Jagat tak menunggu, dia balik badan dan menggeser kakinya maju untuk segera berdiri di depan pintu belakang. Gendang telinganya tersentuh halus suara api membakar.Tetapi Jagat sama sekali tak tertarik, dia sentuh gagang pintu, membelai sekali, lalu ditekan dan daun pintu terbuka.Dengan dua kali langkah kaki, Jagat telah berada di dalam rumah bagian belakang dengan tinggalkan suara berdebam pintu yang dibantingnya.Jagat tinggalkan mayat Della yang terbakar di halaman belakang.Ra Kala telah bantu Jagat, suatu hal yang sering dilakukan olehnya demi kepentingan Jagat dan dirinya sendiri.Belum waktunya. Belum waktunya untuk a
Baca selengkapnya
MUSUH PERTAMA
"Pelet? Mamang terlalu berperasaan buruk. Ayuni mencintaiku tanpa paksaan. Oh, aku tahu, apa Mamang mencari uangku? Kalau iya, berapa yang Mamang butuh?" sindir Jagat. "Jarot jaga ucapanmu! Uang, aku tak munafik. Aku butuh uang untuk bertahan hidup. Tapi bukan uang darimu. Ayuni itu keponakan paling kusayang. Kalau ada apa-apa dengan dirinya, aku akan kejar dirimu. Sampai ke lubang terkecil sekalipun, aku akan dapatkan kamu!" Eman mengancam. "Apa Mamang tak sadar? Aku dan Ayuni saling menyayangi. Kami terikat takdir sebagai suami - istri. Tenang saja, tak akan ada yang terjadi pada Ayuni. Kalau ada hal buruk menimpanya, aku akan cari Mamang!" gantian Jagat yang mengancam. "Kamu mengancamku?" Eman naikkan kepalanya. "Sama-sama. Mamang juga mengancamku. Dalam hidup ini, aku tak mau mencari musuh. Tapi kalau musuh datang mencariku, aku tak  takut!" Jagat berdiri. Eman ikut berdiri. Mata mereka berdua keluarkan hawa permusuhan luar biasa. Ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status