All Chapters of Hasrat Sang Guru: Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
31. Tuan Pemberi Kejutan
“Grisse! Grisse, tunggu!” Krish setengah berteriak memanggil Grisse. Laki-laki itu berharap Grisse mau menghentikan langkahnya. Namun, harapan Krish tidak terwujud. grisse terus saja melangkah, bahkan sesekali langkahnya semakin dipercepat. Grisse setengah berlari demi menjauh dari Krish. Krish yang awalnya yakin dengan langkah lebarnya akan mampu menyusul Grisse, akhirnya berlari juga. Ia bertekad untuk bicara dengan Grisse.“Grisse, dengarkan aku!” Ujar Krish sambil terengah setelah ia berhasil meraih tangan Grisse. Grisse memberontak. Tangannya ia gerakkan agar cekalan Krish pada pergelangannya lepas.“Lepaskan, Krish!” grisse sedikit meninggikan suaranya. Ia sebenarnya tidak ingin menumpahkan kekesalan dan amarahnya pada Krish, tapi Grisse yakin bahwa Krish menyusulnya karena Vidwan. 
Read more
32. Manisnya Dirimu
“Apa yang membuatmu menyukai kejutan dariku, Grisse?” Tatapan lembut Krish refleks membuat Grisse menunduk. Dalam jarak sedekat ini, Krish menjadi berkali lipat lebih tampan. Dan Grisse yakin wajahnya telah serupa kepiting rebus sejak tadi. Sejak Krish berdiri di depannya kemudian meraih tangannya untuk mengajaknya masuk ke dalam rumah.“Di sini sangat sunyi dan tenang. Aku bisa mendengar suara alam selembut apa pun.” Grisse menutup matanya sambil mempertajam pendengarannya. Bahkan, di sini, angin semilir pun bisa ia dengar suaranya.“Apa saja yang kau dengar?” Bisik Krish sambil menelan ludah. Grisse yang menengadah membuat pandangan Krish langsung tertuju pada leher jenjang Grisse. Rasanya Krish ingin mendaratkan bibirnya di leher Grisse lalu menghadiahinya sebuah gigitan lembut.
Read more
33. Provokatif
“Krish!” Grisse berbalik sambil memanggil nama Krish. Gadis itu berharap Krish luluh hatinya hingga akhirnya, mengizinkannya melihat koleksi fotonya dalam kamera Krish. Namun ternyata laki-laki itu sudah pergi. Ia sudah tidak ada di belakang Grisse. Krish tidak terlihat di dapur atau pun sofa. Grisse kemudian menuju ruang tamu. Mungkin Krish sedang duduk di ruang tamu. Lagi-lagi Grisse kecele. Krish tidak ada di ruang tamu. Grisse kemudian menuju pintu. Ketika tangannya hampir menyentuh gagang pintu, Terdengar suara Krish dari belakangnya.“Kau mencariku?” Tanya Krish yang tiba-tiba muncul. Kontan saja Grisse terlonjak saking kagetnya. Kakinya lunglai sehingga tak mampu lagi menopang tubuhnya. Grisse nyaris terjatuh, namun dengan sigap Krish menangkap tubuh Grisse yang hampir menyentuh lantai.“Oh, Krish kau mengagetkanku.” G
Read more
34. Tidak Sabar(an)
Jika kemarin, ketika baru menginjakkan kaki di rumah Krish, Grisse terlihat sangat antusias untuk pergi ke pantai. Ia sampai membayangkan dirinya bermain ombak sepuas hati atau berjalan santai sambil memunguti cangkang kerang yang bagus bentuknya. Kini antusiasme itu seketika lenyap. Berganti dengan rasa gugup, canggung, dan malu yang diaduk menjadi satu. Janji Krish kembali terngiang di telinga Grisse. Sialnya, Grisse hafal luar kepala setiap kata yang diucapkan Krish. Laki-laki itu menjanjikan pengalaman bercinta yang berbeda: bercinta di pantai. Tepatnya bercinta di atas pasir pantai yang perlahan menghangat karena sinar matahari. Krish juga menjamin bahwa tidak akan ada seorang pun yang melihat mereka karena pantai ini tidak mungkin dikunjungi orang lain, kecuali orang itu berkunjung ke rumah Krish.
Read more
35. Terkuaknya Rahasia
Sialan!Grisse memaki dalam hati. Ia menyesal telah menaruh hati pada Krish. Ia juga menyesal karena terlalu cepat menilai Krish baik. Terlebih, mendapati kemungkinan bahwa Krish mengajaknya bercinta hanya untuk mengusir kebosanan laki-laki itu membuat Grisse semakin sakit hati. Krish, sama seperti Vidwan, memiliki pengalaman bercinta yang tidak sedikit. Hal ini membuat otak Grisse terus mengirim sinyal untuk membenci Krish. Namun, lagi-lagi, hatinya yang lemah seolah terus membuat penyangkalan. Hati Grisse merasa bahwa Krish tidak seperti Vidwan. Atau, singkatnya, Krish lebih baik dari Vidwan.Tidak mungkin Krish sejahat itu.Jangan mau dibutakan oleh kebaikan laki-laki, Grisse!Tidak! Krish memang baik.Hatimu lemah sekali.
Read more
36. Paradoksal
Untuk sesaat, Vidwan bergeming setelah mendengar apa yang dikatakan Grisse. Gadis itu menginginkan perpisahan. Grisse menghendaki mereka tidak lagi bersama dan terikat satu sama lain.Kenapa? Kenapa Grisse menginginkan itu?Vidwan yakin Grisse tidak sendirian untuk sampai pada keputusannya tersebut. Pasti ada orang lain yang memengaruhinya. Dan semua kecurigaan Vidwan mengarah pada satu orang. Ya, satu-satunya orang yang sangat mungkin melakukan itu.Krish.Vidwan yakin bahwa Krish-lah yang berada dibalik keputusan Grisse. Entah apa yang sudah dikatakan Krish, tapi karena kecurigaannya itu Vidwan menjadi semakin membenci Krish. Krish sudah lancang menyentuh Grisse dan berhubungan badan dengan istrinya dan laki-laki itu juga, pastinya, mendorong Grisse berani membuat kepu
Read more
37. Jejak Sentuhan
“Tentukan waktunya, Vidwan. Lalu kabari aku.” Ujar Krish sambil mengelap sudut-sudut bibirnya dengan serbet makan. “Agar aku bisa mengosongkan jadwal.” Imbuh Krish sembari meneguk air putih dalam gelas miliknya. Krish berdiri kemudian berpamitan pada Grisse dan Vidwan.“Aku pamit dulu. Ada janji dengan seseorang yang telah menungguku." Ujar Krish seraya mencuri pandang ke arah Grisse. Grisse yang tidak sengaja mengarahkan pandangan pada Krish, sontak menunduk."Terima kasih makan malamnya, Vidwan.” Krish mengulurkan tangan, mengajak Vidwan berjabat tangan. Tanpa ragu, Vidwan menyambut uluran tangan Krish. Mereka berjabatan dengan erat sambil sesekali berbasa-basi. Sementara Grisse, setelah mengelap mulutnya, ia akhirnya ikut berdiri sambil bersiap menyambut tangan krish bila laki-laki itu mengajaknya bersalaman.“Terima kasih, Grisse. Kau cantik sekali malam ini.” Tanpa ragu, Krish memuji penampilan Grisse. Pujian Krish memang terdengar tulus, tapi terdengar memuakkan di telinga Vid
Read more
38. Mencari Tahu
Kali ini Grisse benar-benar beranjak dari ranjang Krish. Laki-laki itu bertanya dan Grisse menjawabnya sambil berlalu pergi. Grisse menuju lemari pendingin kemudian mengambil salah satu kaleng minuman soda yang tersedia. Sebenarnya Grisse tidak menyukai minuman bersoda, namun tidak ada minuman dingin lainnya selain minuman bersoda yang bisa Grisse minum. Beberapa menit kemudian, Krish menyusul Grisse. Laki-laki itu sudah menanggalkan pakaian atasnya. Ya, Krish kini bertelanjang dada. Laki-laki itu, dengan langkah santainya, tengah berjalan mendekati Grisse yang sedang duduk di kursi meja makan.“Kau tadi bilang ingin menceritakan sesuatu.” Ujar Krish sambil menarik salah satu kursi untuk kemudian ia duduki. Grisse mengangguk setelah menyesap minuman dingin miliknya.“Kau siap mendengarnya?” Tanya Grisse dengan nada meremehkan. Krish meringis lalu mendengus keras.“Jujur, aku bukan pendengar yang baik, tapi kamu adalah pengecualian.” Krish terdengar seperti sedang menggombal sehingga G
Read more
39. Sabotase
Grisse segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Rencananya ia akan merekam apa yang dikatakan Vidwan kemudian mengirimkannya pada Krish. Setelah aplikasi perekam dalam ponselnya siap, Grisse menyapukan pandangan ke seluruh ruangan. Ia mencari tempat yang tepat sekaligus aman untuk menyembunyikan ponselnya. Klik. Suara pintu yang dibuka mengejutkan Grisse. Sudah tidak ada waktu lagi untuk mencari tempat paling aman untuk ponselnya. Grisse akhirnya menyembunyikan ponsel di balik bantal sofa yang kemudian ia sandari.“Hai.” Grisse beranjak dari duduknya untuk menyambut Vidwan. Sebenarnya, gadis itu gemetar luar biasa, namun ia berusaha menutupi dengan terus mengulas senyum. Beruntung Vidwan tidak menaruh curiga pada Grisse. Laki-laki itu melangkah mendekati Grisse lalu mencium pipi kanan dan kirinya bergantian.“Sudah lama menunggu?” Tanya Vidwan berbasa-basi. Grisse menggeleng gugup. Ia sengaja tidak bersuara karena takut suaranya bergetar sehingga membuat Vidwan curiga.“Kau mau
Read more
40. Bermain Peran
Napas Grisse mulai tersengal akibat jantungnya yang memompa darah lebih cepat. Sementara otaknya sibuk menduga di mana ia berada sekarang. Mobil yang membawanya telah berhenti cukup lama, tapi penculiknya belum memerintahkan dirinya untuk turun.Di mana aku?Ke mana penculik ini membawaku?Jangan-jangan penculik ini tidak membawaku pada Vidwan.Mendapati benaknya mempunyai pikiran seperti itu membuat Grisse menggigil. Jika itu benar adanya, artinya Grisse benar-benar diculik. Ia dibawa kabur oleh si penculik, bukannya diserahkan pada Vidwan.Panik mulai menyerang Grisse ketika ia menyadari bahwa hal seperti itu berpotensi untuk terjadi. Ia mencoba memberontak dengan mengentakkan kakinya, menggerakkan tubuhnya, serta mencoba berteriak meskipun itu mustahil adanya. Dalam pikiran Grisse, ia harus bisa membebaskan diri. Ia harus segera mencari bantuan atau pergi ke kantor polisi.Krish. Grisse teringat Krish. Bukankah laki-laki itu mengatakan bahwa ia akan berjaga di sekitar kampus? Jika
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status