All Chapters of KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU: Chapter 41 - Chapter 50
71 Chapters
Viral
Airin yang baru saja berhasil mengunggah foto pesta ulang tahunnya di Aplikasi Face***k terheran melihat akun atas nama Rahelsa Anshari mengunggah video Intan, Irma dan Salsa.Airin langsung saja mengklik tombol putar video dan suara.“Awalnya sih, aku mau menyuruh seseorang untuk meniduri dia, tapi aku tidak setega itu… bisa-bisa dia tidak tersiksa tapi malah enak-enakan hahahha…”“Baiklah, jadi harus kita apakan?”“Aku hanya akan membuat dia menuruti segala permintaanku…” ucap Intan dengan menyeringai jahat.“caranya bagaimana?”“Lucuti seluruh pakaiannya, aku akan memfotokan tubuh Tela***ngnya, aku bisa mengancamnya dengan itu…”Airin langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. Benar saja, bukan hanya Airin, banyak yang tertarik untuk melihat video itu, karena Rahelsa yang terkenal judes mengunggah video brand Ambassador sekolah mereka yang t
Read more
BERUSAHA MENJADI KORBAN
Intan melihat tubuh Rahelsa yang tergeletak dilantai, Matanya tak lepas dari Rahelsa untuk waktu beberapa saat. Salsa dan Irma juga saling melempar pandangan melihat Intan yang dalam menatap lekat Rahelsa.“Intan, Apa kamu baik-baik saja? apa maksudnya kalau kita yang menjadi korban?” ujar Irma yang menatap heran kearah Intan. Dalam hati Irma sudah mulai takut dan curiga pada gelagat Intan.Intan segera menoleh kearah kiri meneliti setiap benda yang ada, lalu pandangannya beralih ke kiri. Disana matanya menangkap sebuah bendah pipih, yaa itu adalah remote AC.Intan melangkah dengan cepat lalu menggapai remote itu. Salsa dan Irma saling berpandangan saat mata Intan menatap lekat remote itu dan senyum jahat Intan terukir di wajahnya yang sudah acak-acakan karena keringat dan air mata.Ia kembali menoleh kearah Rahelsa yang masih tergeletak tidak bergerak di lantai. Dengan tatapan nanar dan senyum yang sangat ngeri, Intan berjalan menuju kearah R
Read more
KEMANUSIAAN
Pangeran dan Furqon baru saja selesai makan malam, Furqon langsung naik ke kamar sementara Pangeran seperti biasa, dia ingin menonton TV diruang tamu.Pangeran sambil menyentuh TV itu pelan, kulitnya seperti tersengat rasa dingin saat kulitnya menyentuh TV dan receiver itu. “Kasian sekali kamu, TV. kamu dingin sekali, sudah seperti Freezer… kalau tidak ada aku, kamu mungkin tidak akan pernah digunakan, hanya dijadikan pajangan saja…” ucap Pangeran.Biasanya dirumahnya, ia bahkan tidak pernah peduli dengan barang apapun, hanya pergi sekolah dan pulang makan mandi dan pergi lagi untuk latihan sepak bola. Semua keperluannya dirumah sudah disiapkan oleh orangtuanya dan pembantunya. Tapi semenjak ia berada dirumah Furqon, ia jadi memperhatikan segalanya.Pangeran langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa big size itu, ia memilih chanel favoritnya. Sekitar jam Sembilan malam, ia mendapatkan notifikasi pesan dari aplikasi obrolan yang berlogo hija
Read more
DENYUT NADI
Pangeran membuka kunci pintu hotel lalu mebukanya dengan keras hingga dentuman pintu ke dinding itu mengalihkan perhatin ketika gadis itu.“Siapa kalian???” ucap Intan yang berdiri searah pintu,“Apaa… Polisi???” Irma bergumam pelan.Mata pangeran langsung menangkap sosok yang tergeletak dilantai, pangeran langsung berlari kearah Rahelsa,“Heiii…. Bangun… heiii....” ucap Pangeran sambilmengguncangkan tubuh Rahelsa.“Bukan aku yang membunuhnya…” teriak Salsa yang berdiri tak jauh dari pintu kamar mandi.“Apa? membunuh?” ucap Pangeran, tangan pangeran langsung meraih jemari Rahelsa dan memeriksa denyut nadinya.“Pak, dia masih hidup…” ucap Pangeran.“Apaa??? Masih hidup???” sahut ketiga perempuan itu hampir bersamaan.Pangeran langsung mengangkat dan menggendong tubuh Rahelsa, “Pak, saya akan bawa di
Read more
HATI SEORANG AYAH
Pak Bagas dengan hati yang bergemuruh, urat tangan dan pelipisnya terlihat menonjol dengan lengan gagahnya ia langsung mencengram kerah baju Pangeran“Ohhhh jadi kamu yang menelpon saya? apa yang terjadi dengan anak saya? apa kamu pelakunya?”Mata pangeran langsung membulat sempurna dan menggelengkan kepalanya cepat “Bukan saya pak, saya malahan yang menolong putri bapak…” ucap Pangeran cepat.Bu Nilam dengan cepat meraih lengan suaminya itu “Pak… Sabar… jangan gegabah, nanti bapak malah salah memukul orang…” ucap Bu Nilam dengan lembut agar suaminya yang panik itu bisa berpikir jernih.Bu Nilam tetap bertahan memegang lengan suaminya yang masih mencengram kerah baju pangeran.Huffffff Huufff  Pak Bagas mengatur napasnya naik dan turun, perlahan cengkraman jari pak Bagas di kerah Pangeran mulai melonggar, perlahan lalu Pak Bagas melepaskan Pangeran.Terdengar pelan hembusan
Read more
KAMBING HITAM
Disisi lain, Intan dan kedua temannya it uterus saja berisik dibalik jerusi besi.“Pak… kami tidak bersalah, kami juga korban pak… bapak tidak lihat tubuh kami juga luka pak, juga memar…” ujar Intan sabil terus memperlihatkan lengannya yang mulai membiru.“Iyaaa pak, tolong dengar dulu penjelasan kami pak, bukan kami yang ingin mencelakai Rahelsa, kami bahkan yang menyelamatkannya dari penculikan…” sahut Irma.“Eiisshh Kalian berdua bisa diam tidak, nanti ada saatnya kalian akan berbicara. Tunggu saja orang tua kalian datang!”“Salsa, kamu kenapa diam saja sih, kamu tidak ingin bebas memangnya…” tanya Irma yang terheran melihat Salsa yang hanya diam saja.“Apa gunanya berteriak, nanti juga kita dikasi kesempatan berbicara…”jawab Salsa yang sudah sangat pasrah dengan keadaan saat itu.Baru saja intan ingin angkat suara, terdengar suara nyarin
Read more
Tanpa Pandang bulu II
“Menculik? Tidak pak, saya disuruh nona Intan membawanya ke hotel…” ungkap Rian dengan gelagapan.“Bohoongggg!!!... semua itu bohong pa..!!” sahut Intan dan Irma hampir bersamaan. Salsa yang tetap duduk pasrah di sudut jeruji besi itu hanya bisa mengeluarkan senyum kecut dan menghela napas berat. “Bodoh sekali mereka…” gumam Salsa.“Tidak pak… ini buktinya kalau nona Intan menelpon saya menyuruh saya meculik gadis itu dan membawanya ke hotel, nona Intan juga memberi saya uang untuk check-in dan uang jaga-jaga kalau petugas hotel tidak mengizinkan aku membawa Rahelsa masuk dalam keadaan pingsan…” imbuh Rian, sambil menunjukkan ponsel dan uang yang masih ia simpan.Plakkkk tiba-tiba pak Ferdi menampar Rian didepan semua orang, terasa panas menjalar keseluruh pipi Rian, bekas lima jari itu juga menempel di pipinya, “Kurang ajar kamu, bisa jadi kamu yang mencuri uang anak saya! dasar b
Read more
SULTAN
Furqon duduk dan memegang buku pelajaran di meja belajarnya. Ia sebenarnya merasa kasihan pada Rahelsa, tapi mengingat peristiwa kelam dimasa lalu saat kakeknya Rahelsa mengayunkan pisau hingga merenggut nyawa ibunya, membuat Furqon terbelenggu hatinya untuk sekedar bersimpati pada Rahelsa.Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Pangeran belum juga pulang. Trauma dengan masa lalu membuat Furqon membayangkan kalau ia akan melihat mayat pangeran didepan rumahnya.Furqon langsung meraih ponselnya dan menelpon Pangeran.“Hallo, dimana?” tanya Furqon singkat.“Furqon, aku sekarang bersama Om Iskandar di kantor polisi, sedang mengurus kasus Rahelsa. sebentar lagi aku akan pulang…” sahut Pangeran di balik ponsel.“Mmm baiklah…” jawab Furqon.-Di Kantor Polisi-Iskandar bertaut alisnya mendengar nama Furqon disebut oleh pangeran, “Apa yang menelpon barusan tadi adalah pangeran?&rdquo
Read more
Hari yang terasa berbeda
Bu Nilam duduk bersimpuh disudut luar ruangan, tubuhnya terbungkuk,bersandar pada dinding ruangan.“Buk… Apa yang terjadi????” tanya Pak Bagas dengan perasaan cemas yang sangat terlihat jelas.Air mata yang mengalir bebas membuat isak tangis Bu Nilam kian pecah, hidungnya tersumbat, dengan napas yang tersenggal-senggal Bu Nilam berkata, “Tadi…. Tadi Rahelsa kejang-kejang pak… Ibuk takut terjadi apa-apa dengan putri semata wayang kita…”Pak Bagas memeluk istrinya, ia menyandarkan kepala istrinya di dadanya. Meskipun perasaannya tak ubah seperti sang istri, bia berusaha kuat untuk tidak terisak. Pak Bagas menggigit bibir bawahnya, agar air mata yang ia bendung tidak tumpah keluar.-Di rumah Furqon-Furqon membuka pintu setelah ia melihat motor pangeran memasuki halaman rumah.“Fur, pagar depan tidak kamu kunci?” tanya Pangeran sambil menunjuk kearah pagar.
Read more
KABAR GEMBIRA
Mereka telah sampai di rumah sakit Utama Jaya, yaitu rumah sakit yang didirikan oleh Ayah Furqon, dan Furqon adalah pewaris sah dan pemilik dari rumah sakit swasta ini.Setelah memarkirkan motornya dengan rapi, Furqon mengikuti langkah Ruqayya menuju ruang IGD, karena Rahelsa masih dirawat disana.“Kakek….” Panggil Rahelsa pada pak Seno.“Kakek, Om, Tante… yang sabar ya, In syaa Allah, Rahelsa baik-baik saja kok…”Bu Nilam langsung memeluk Ruqayya, “Iyaa terima kasih, apa kamu temannya Rahelsa?” tanya Bu Nilam.“Iyaa, Tante… kami satu kelas…” jawab Ruqayya.“Nilam… Apa kamu lupa, dia adalah tetangga bapak, anak baik yang sering menolong dan mengantarkan bapak makanan…” ujar Pak Seno.“Ohhh, iya aku lupa pak. Terima kasih karena selalu membantu Kakeknya Rahelsa ya…” ucap Bu Nilam.Lalu pandangan mereka
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status