Semua Bab KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU: Bab 51 - Bab 60
71 Bab
LARASATI TERSISIHKAN
Furqon merasa kesedihan Ruqayya agak berlebihan, “Kenapa kamu menangis?” tanya Furqon.Ruqayya menyapu kedua matanya yang basah dengan jari tangannya, “Kamu tahu Fur, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Rahelsa maka aku akan merasa bersalah…” lirih Ruqayya.Ruqayya melihat kearah Furqon dan ia bisa membaca ekspresi Furqon yang merasa heran dengan ucapannya.“Rahelsa bermasalah dengan Kak Intan karena dia membelaku saat Kak Intan dan teman-temannya menghinaku di pestanya Airin…” ucap Ruqayya dengan wajah yang basah dan mata yang terasa hangat oleh air matanya.“Jika dia tidak membelaku, mungkin dia tidak akan terluka seperti sekarang ini…” imbuh Ruqayya lagi lalu menutup matanya dengan lengannya karena ia merasa air matanya mulai jatuh.Furqon yang tidak tega melihat tubuh Ruqayya bergetar, ia dengan ragu mengangkat tangannya, pelan ia menepuk pundak Ruqayya untuk menenangkannya.Disudut lain, larasati yang diam-diam memperhatikan Furqon dan Ruqayya merasa terbakar. Ia mengepal tinjuny
Baca selengkapnya
PRIA BERMOTOR
Pangeran merasa bosan karena hampir setiap hari ia harus keluar dan berkeliling kota atau hanya sekedar menghabiskan waktu untuk duduk di café. Ia melemparkan pandangannya keluar, banyak orang yang berjalan-jalan santai serta motor anak-anak sekolah yang sibuk lalu lalang karena memang sudah waktunya pulang sekolah.Pangeran mengerutkan keningnya, memperjelas tatapannya, “Ahhhh motor itu? orang itu?” Pangeran langsung bergegas bangun dari duduknya dan mengambil kunci motornya. Tak lupa ia membayar minumannya sambil sesekali melihat kearah luar dimana seseorang bersiap-siap melajukan motornya.Pangeran mengikuti motor itu dengan kecepatan yang pelan, bahkan dengan jarak yang cukup jauh karena ia tidak ingin pengendara itu sadar kalau dia sedang di ikuti. Pangeran juga merekam pengendara bermotor itu untuk mencocokkannya dengan rekaman CCTV yang ia kumpulkan.Hampir sepuluh menit ia mengikuti pengendara bermotor itu. Pangeran berhenti saat pengendara memasuki kawasan rumah sakit dan mem
Baca selengkapnya
PINTAR
“Apa tuan? Ada saksi? Siapa?” tanya Bu Diyah tergagap.“Saksinya di rahasiakan Pak, Buk, untuk menjamin keselamatannya. Tapi kenapa wajah Pak Lukman dan Bu Diyah sepertinya tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Pangeran menyelidik.“Ahhh tidak tuan, tentu saja kami senang…” jawab bu Diyah dan pak Lukman hampir bersamaan.“Hanya saja aku merasa iba dengan pelakunya yang masih sangat muda, bagaimana ia bisa menghabiskan masa mudanya denganmenjadi penjahan dan berakhir dipenjara nantinya…” ujar pak Lukman dengan air muka yang berubah dan terlihat mengiba.“Dari mana Pak Lukman tahu kalau pelakunya masih sangat muda?” tanya Pangeran.Pak Lukman tertegun, ‘apa aku salah bicara?’ ucapnya dalam hati.Bu Diyah langsung memotong, “Bagaimana sih tuan, kan tuan sendiri yang bilang kalau Pria itu terlihat seumuran dengan tuan…” ibuh bu Diyah dengan senyum di paksakan.Pak Lukman juga tersenyum, dan berkata “Atau seumuran Tuan itu disebut sudah tua, alih-alih muda?” ujar pak Lukman.Pangeran
Baca selengkapnya
TUAN RUMAH
Furqon dan Pangeran memutuskan untuk menginap di hotel pada malam itu. mereka tidur dengan kamar yang terpisah.Saat sudah hampir jam sepuluh malam, Furqon mencoba untuk menelpon Pangeran, tapi telponnya tidak diangkat. Benar saja Pangeran sudah lelap dalam alam tidurnya.Furqon langsung membuka monitor laptopnya, ia ingin memantau rekaman CCTV yang ia pasang dirumah dan sekitar halam mereka.Alis Furqon bertaut melihat dua orang yang bersepeda motor terlihat seperti mengintai rumah mereka.“Ahhh benar dugaanku, itu pasti mereka!”Terlihat dua orang itu dengan mudah membuka pagar utama di kediaman Furqon dengan hanya mendorongnya kedalam.“Apa? bagaimana bisa? Aku sudah mengunci pagarnya tadi…” Furqon bermonolog.Bagai mendapat kejutan bertubu-tubi, Furqon dibuat heran dengan penampakan pak Lukman dan bu Diyah yang keluar dengan menodongkan pisau dan parang panjang.“Sejak kapan mereka pulang kerumah? Kenapa mereka tidak memberitahuku sebelumnya?” Furqon bergumam pelan.Mereka menodon
Baca selengkapnya
55
“Ohh, jadi Pak Lukman sudah jadi tuan rumah itu sekarang?” sahut Furqon dibalik telepon.Dug! Seluruh tubuh pak Lukman tiba-tiba membeku, “Ma maaf… Tuan, maksud saya karena tuan tidak ada dirumah, jadi.. jadi saya… mm. mungkin ini telepon penting jadi saya berpikir seperti itu tuan. Maaf kan saya…” ucapan pak Lukman dengan kata-kata yang terputus karena gugup.“Apa pangeran ada dirumah?” tanya Furqon.“Mmm tidak ada Tuan. Apa Tuan tidak bersamanya? Tuan sekarang dimana?” tanya pak Lukman dengan perasaan gugup dan salah tingkah.Furqon langsung mematikan telepon itu sepihak.Deg! Jantung pak Lukman menangkap seperti ada sesuatu yang salah, “Haduhh seharusnya aku tidak bertanya tadi…” gumam pak Lukman.Pangeran masih menunggu taksi onlinenya datang, ponselnya tiba-tiba bordering, “Furqon? Kenapa dia menelpon?” Pangeran bermonolog sendiri dan langsung mengangkat panggilan itu.“Hmm ada apa fur?” tanya Pangeran.“Pak Lukman ada didalam, panggil saja dia!” ucap Furqon.“Baiklah sepupuku… A
Baca selengkapnya
56
“Furqon, bagaimana keadaan Rahelsa? apa semalam kamu menjenguknya lagi?” tanya Ruqayya yang mendatangi Furqon ke bangkunya disudut kelas.“Tidak!” jawab Furqon singkat tanpa memandang kea rah Ruqayya.“Ohh…” ucap Ruqayya lalu tertunduk lesu, “Aku harap kamu baik-baik saja Rahel,” Ruqayya berbalik membelakangi Furqon, dengan lirih ia berkata “Nanti aku akan menjenguknya.”Furqon yang dengan samar-samar masih mendengar ucapan Ruqayya.“Jangan Qay” Furqon berucap dengan cepat.Ruqayya berbalik lagi ke arahnya dan menatap Furqon dengan heran.“Kenapa memangnya Fur?” tanya Rahelsa dengan memperhatikan wajah Furqon yang gusar.“Umm, Ada terror di rumah sakit itu yang mengincar salah satu pasien disana. Aku diberi tahu pihak rumah sakit agar melarang kerabat atau teman untuk tidak datang kerumah sakit sampai keadaan benar-benar aman!” ucap Furqon serius.“Apa?” Ruqayya membolakan matanya“Aku tidak bisa diam saja, Furqon. Ini saatnya aku membalas kebaikan Rahelsa. Aku harus melindunginya d
Baca selengkapnya
57
“Aneh sekali, biasanyakan para penjahat akan bilang datanglah seorang diri atau jangan bawa polisi. Tapi orang ini….” Pangeran terdiam memikirkan beberapa kemungkinan yang ada didalam otaknya.“Furqon saat ini disekolah, baiklah aku akan ke kantor polisi…” kata pangeran lalu beranjak dari tempat tidur yang nyaman itu ke kamar mandi.Hari ini kantor polisi sangat sepi sekali, berbeda dari biasanya.“Hmm sepertinya tuhan memang mengatur hari ini khusus untukku saja…” Pangeran yang melihat sekeliling halaman kantor polisi yang sepi itu.“Permisi… Maaf Pak, saya ingin bertemu dengan Pak Briyan,” ujar Pangeran di meja lapor petugas itu.Karena petugas itu sudah sangat mengenal Pangeran karena beberapa kasus yang memlibatkan laki-laki remaja tampan itu, dan terlebih lagi ia adalah keponakan dari pengacara yang terkenal sehingga polisi itu langsung menyuruh Furqon langsung masuk ke ruangan Briyan.“Jam berapa ia memintamu pergi kesana?” tanya Briyan dengan wajah tegasnya.Mata Pangeran terli
Baca selengkapnya
58
Saat yang di tunggupun telah tiba. Sesuai rencana mereka, Pangeran pergi ke sana bersama para polisi.“Aku sangat yakin bahwa penculik itu tidak akan melukai orang yang pergi ke sana. Aku merasa ini Cuma jebakan, aku ingin tahu apakah Pak Lukman akan pergi jam delapan malam ini atau tidak,” ujar Furqon.Pangeran dan kepala polisi itu mengerti maksud Furqon. Briyan sang kepala polisi itupun juga angkat bicara, “Tapi tidak ada jaminan juga bahwa tidak akan terjadi apa-apa disana, bisa jadi ia menyiapkan sesuai yang bisa melukai semuanya sekaligus karena itu ia tidak peduli seberapa banyak orang yang akan datang,”“Maksud bapak seperti bom?” tanya Pangeran yang terbelalak mendengar ucapan Briyan.Briyanpun mengangguk, “Yaa betul sekali, terutama sekarang banyak senjata dan Bom illegal yang di seludupkan, Bom juga sudah menyerang beberapa wilayah sekitar”“Jadi kita harus bagaimana?” tanya Furqon pada Briyan.“Kita akan tetap kesana. Tapi jangan masuk dulu ke bangunan itu, sampai tim pela
Baca selengkapnya
59
“Bagaimana kamu bisa berada di tempat itu?” tanya Furqon pada gadis yang sedang berbaring di ranjang pesakitan itu.“Hmm… Aku sudah bilang itu gudang itu milik ayahku…” jawab gadis itu dengan cuek.“Bagaimana kamu bisa ada disana?” pertanyaan yang sama Furqon ucapkan dengan kalimat yang berbeda.“Heiii apa aku harus punya alasan untuk pergi ke tempat milik keluargaku? Harusnya aku yang bertanya apa yang kamu lakukan disana?” bentak gadis itu.Gadis yang awalnya sangat ceria berubah menjadi pemarah, ‘Apa ada sesuatu yang ia sembunyikan atau aku memang membuat dia kesal?’ batin Furqon.“Apa kamu baik-baik saja? Bagaimana kamu bisa terluka?” tanya Pangeran sambil meneniti tubuh gadis kecil itu yang penuh dengan luka bakar yang terlihat basah oleh darah.Gadis itupun menunduk, matanya semakin lama terasa semakin panas. Manik matanya mengembun. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh wajah pangeran yang tiba-tiba mengintipnya dari bawah.“Ada apa? kenapa kamu mengangis? Siapa namamu?” tanya Pangeran
Baca selengkapnya
60
“Huh? Apa?” sahut Pangeran dan Kharisma bersamaan.“Apa maksudmu tinggal bersamamu, Fur?” tanya Pangeran karena tidak percaya dengan apa yang ia dengar.“Apa kamu yakin orang tuamu sudah merestui kita?” tanya Kharisma pada Furqon yang masih melangkah kearah mereka berdua.Mendengar pertanyaan Kharisma sontak membuat Pangeran membulatkan mata, dan menatap Furqon dan Kharisma bergantian, “Apa? merestui? Apa kalian sudah merencanakan pernikahan?”Furqon lalu berdiri diantara Pangran dan Kharisma dan berkata “Untuk mengamankan saksi kita, aku menyarankan dia untuk tinggal bersama kita…”“Tapi Furqon…. Rumah kamu itu bagaikan lingkaran sss…” seketika Pangeran menghentikan ucapannya karena takut Kharisma mengetahui hal yang seharusnya jadi rahasia antara dia dan Furqon.“Lingkaran apa?” tanya Kharisma terheran.“Kharisma, kamu mau tinggal di rumahku atau di panti?” tanya Furqon lagi, tanpa menjawab pernyataan dan pertanyaan Pangeran dan Kharisma.“Aku… aku tidak mau tinggal di panti lagi…”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status