Semua Bab Jadi Istri Bos Setelah Ditalak: Bab 21 - Bab 30
43 Bab
Dua Puluh Satu
Atas permintaan Farha, Agnia masuk kembali menemui kedua orang tua Jefri. Sejauh ini, Farha sang kakak sangat baik pada Agnia. Sesama wanita, jelas ia mengerti perasaan calon adik iparnya.Farha pun ingin tahu bagaimana bisa ada Leon di antara mereka. Selama bersama Jefri pun tidak pernah bercerita tentang wanita selain Bianca. Namun, kali ini tiba-tiba saja datang bersama seorang wanita dan anak yang diakui sebagai darah dagingnya.Bu Fira masih menatap sinis kedatangan Agnia lagi. Seorang ibu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Begitu Bu Fira yang tidak ingin Jefri salah langkah atau ditipu seseorang. Mungkin rumor tentang putra Gemilang emas sudah tersebar.“Kita makan, silakan duduk,” ujar Farha.“Terima kasih.”Makan siang begitu sunyi, hanya terdengar dentingan garpu dan sendok yang saling bersahutan. Agnia sibuk menyuapi Leon, sedangkan dia saja belum makan.“Kamu tidak makan, Agni?” tanya Jefri
Baca selengkapnya
Dua Puluh Dua
“Terserah kamu mau memenjarakan Ibu saya sampai kapan. Saya tidak peduli tentang itu, apalagi tentang permintaan konyol kamu.” Agra tertawa di hadapan Hana. Tidak semudah itu bisa menikah dengannya, apalagi jika mereka hanya bermain drama untuk menjeratnya dalam sebuah pernikahan.Hana tidak menyangka Agra menolaknya. Padahal sudah ia rencanakan hal itu dengan matang. Sepertinya sampai kapan pun, Hana tidak bisa memiliki pria yang dicintainya. Sudah banyak pengorbanan yang dia lakukan, tapi tidak ada balasan. Cintanya bertepuk sebelah tangan.“Kamu akan membiarkan Ibumu membusuk di penjara?” Hana kembali bicara saat pria itu melewatinya.“Itu urusanmu dengan Ibuku, selesaikan dengannya. Hutang perusahaan sudah banyak, jika aku membayar hutang Ibu, kasihan karyawanku tidak bisa menghidupi keluarganya.” Sontak pernyataan Agra membuat Hana semakin panas.Hutang Bu Sukma begitu banyak padanya. Apalagi saat Hana dengan sukar
Baca selengkapnya
Dua Puluh Tiga
[Apa kabar kamu?]Jefri kembali membuka pesan masuk itu saat sampai di kantor. Netranya, tidak bisa berpaling dari sebuah pesan yang dikirimkan oleh Bianca. Ia kembali mengingat ocehan sang kakak tentang menetapkan hati.  Pikirannya jadi tidak karuan dipenuhi banyak hal yang membuat bimbang untuk menikah dengan Agnia.“Lebih baik jangan diteruskan jika nanti hanya kembali menyakiti. Agnia sudah sekali gagal dalam pernikahan, tolong jangan kembali menyakitinya.” Kalimat Farha terus berputar di otaknya.Sementara, kisahnya bersama Bianca belum semua bisa dilupakan. Cukup lama mereka bersama hingga sulit untuk Jefri memutuskan semuanya.Emosi sesaat membuat ia mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan dengan Bianca. Setelah itu, memutuskan untuk menikah dengan Agnia. Jefri menjambak rambut yang tidak gatal, ia merasa bersalah jika membuat Agnia terluka. Namun, di satu sisi ia merasa goyah dengan hadirnya sebuah pesan dari Bianca.T
Baca selengkapnya
Dua Puluh Empat
Remon melihat Leon yang berada di samping Jefri. Pria itu mencoba menalar apa yang dikatakan oleh Jefri. Pria tua itu memindahi wajah kedua pria berbeda generasi itu. Sekilas memang begitu mirip, bahkan bagaikan pinang d belah dua.“Maksudmu apa?” Remon bertanya.“Dia anakku, dia yang akan mewarisi seluruh harta peninggalanku.” Jefri lantang mengatakan hal itu.Seluruh orang yang berada di sana menjadi tegang dengan apa yang dikatakan oleh Jefri. Terutama orang tua Jefri, mereka sudah mencoba untuk tidak membuka semua, tapi malah Jefri datang bersama dengan Leon.“Siapa anak itu?” Natan—adik Jordi bertanya.Pria itu menghampiri dan berjongkok di depan Leon. “Anak tampan, siapa namamu?” tanya Natan.Leon mendongak ke arah Jefri, anak itu mungkin bingung mau menjawab apa karena Leon tidak mengenal Natan.“Namanya Leon, dia berusia 5 tahun. Dia anakku.”Kembali semu
Baca selengkapnya
Dua puluh lima
Agra kembali menaruh gelas di meja. Perkataan sang adik tentang pernikahan yang seharusnya terjadi antara dirinya dan Hana untuk mengeluarkan Bu Sukma dari penjara. Sebuah telepon masuk dari nomor tidak di kenal membuat ia malas mengangkatnya.Akan tetapi nomor  itu kian gencar menghubunginya. Sampai akhirnya mengirimkan pesan.[Kami dari kepolisian, mau mengabarkan jika ibu Anda mengalami demam panas dan mengigil hebat, kami melarikan ke rumah sakit]Agra langsung menyambar tas dan mencari kunci mobil. Detik itu ia langsung meluncur ke rumah sakit di mana sang ibu di rawat. Sepanjang jalan ia terus memikirkan nasib sang ibu. Baru beberapa hari saja sudah mengalami trauma dan demam. Agra menelepon Gio untuk datang ke rumah sakit.Dengan menggunakan kecepatan yang cepat, Agra tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai rumah sakit. Gegas ia mencari ruang di mana Bu Sukma di rawat. Terlihat beberapa polisi menjaganya dengan ketat.“Ibu saya
Baca selengkapnya
Dua Puluh Enam
“Licik sekali kamu, Hana. Masih bagus aku mau menikah dengan kamu, masih meminta hartaku, cih!” Agra begitu geram saat Hana mulai mengeluarkan bisanya.Agra tidak menyangka jika Hana semakin licik. Ia hanya menutup mata sebentar lalu kembali mencoba bicara dengan Hana.“Baiklah, aku mau menikahimu dan memberikan 50 persen hartaku.”Hana tersenyum semringah saat keinginan terwujud. Ia bisa menikah dengan pria yang dicintainya tanpa perlu memohon dan besusah payah.“Akan kubuat pernyataan di atas kertas dan materai. Tolong bebaskan dulu ibuku.” Agra meminta pada Hana.“Nikahi aku dulu, baru kucabut tuduhanku,” ujar Hana.Agra kembali geram mendengar kelicikannya. Semua di luar dugaannya. Namun, itu yang hanya bisa ia lakukan untuk mengeluarkan ibunya. Untuk membayar hutang sang ibu pun tidak mungkin karena perusahaan miliknya sedang di ujung tanduk.“Baik, kita menikah siri dulu. Set
Baca selengkapnya
Dua Puluh Tujuh
Bianca melempar majalah berisi berita hangat tentang Jefri dan Leon. Ia berteriak histeris dan melempar semua barang ke sembarang tempat. Bianca menarik napas panjang, lalu ia terduduk lesu saat semua berita penuh dengan wajah sang suami di YouTube.“Bi, tenang, kamu kenapa?” Siska—manajer Biaca datang menenangkannya.“Bagaiamana aku bisa tenang melihat semua berita di Indonesia memberitakan tentang Jefri dan anak sialan itu! Gila!” Bianca terus mengoceh.Siska mengambil ponsel dan melihat berita di YouTube. Nama Jefri memang sedang menjadi perbincangan hangat. Apalagi standing uplouse untuknya saat mau mengakui anak yang lama tidak diketahuinya. Semua menuju sifat pria berparas tampan menggoda.“Ya, kamu nggak bisa marah, dong. Kalian sudah berpisah, bukannya kamu lebih memilih karir dari pada percintaanmu dengannya?” Siska kembali mengingatkan Bianca.“Ya, memang. Tapi, aku seperti tidak berharga. D
Baca selengkapnya
Dua Puluh Delapan
Sudah perceraian Agnia dan Agra sudah jeruk palu sejak beberapa bulan. Agra pun sudah menikah dari sebelum mereka ketuk palu perceraian. Bu Sukma pun sudah bebas dari penjara. Namun, ia tidak seperti dulu yang bisa melakukan apa pun. Hubungannya dengan menantu baru kurang begitu baik.Bahkan, Hana selalu saja memojokkan sang mertua walau dulu mereka adalah pasangan yang kompak. Bisnis keluarga Agra sudah mulai goyah, beberapa investor pun banyak yang mencabut sahamnya karena kebijakan baru yang di buat Hana.Selama menjadi istri Agra, wanita itu memegang kendali setengahnya. Apalagi saat perusahaan itu hampir bangkrut, Hana mampu menutup dengan beberapa investor yang mau bekerja sama.“Kamu tidak bisa seenaknya saja melakukan perubahan kebijakan. Aku masih pemilik perusahaan ini, Hana!” Agra tidak bisa menerima apa yang Hana lakukan. Wanita itu seolah-olah merasa paling pintar dan hebat.“Tapi saham ini sebagian milikku, kau lupa kalau a
Baca selengkapnya
Dua Puluh Sembilan
Pengusiran Remon menjadi buah bibir di kantor. Sebelumnya, pria itu datang dengan suara begitu nyaring dan mengatakan akan mengganti posisi Jefri dengan Yoga—anaknya.Banyak karyawan yang mencemaskan hal itu. Akan tetapi, Jefri kembali menenangkan para karyawannya.Akhirnya satu masalah pun selesai. Jefri bisa bernapas lega saat akan menghadapi pernikahannya.Menjelang pernikahan mereka, Agnia pun ikut sibuk karena mengurusi beberapa proyek terakhir sebelum ia keluar dari pekerjaannya. Sudah beberapa malam ia pun pulang malam.Stella—salah satu karyawan marketing sejak beberapa hari memperhatikannya. Wanita itu curiga jika Agnia memiliki fair dengan Jefri karena melihat beberapa kali Agnia terlihat bersama Jefri.“Ehem, kalian sadar nggak sih, kok Agnia itu, selalu dapat projek dan ya tahu lah pasti bonusnya besar banget, aku curiga, dia ada main sama bos kita.” Beberapa orang memandang ke arah Agnia.Telinga Agnia mu
Baca selengkapnya
Tiga Puluh
Suasana pesta begitu ramai, Bianca masih menimbang saat ia hendak menghampiri Jefri dan mengucapkan selamat. Hatinya seperti begitu remuk, ia merasa terabaikan saat semua pria mengejarnya. Akan tetapi, Jefri begitu saja melupakan kisah cinta mereka.“Kamu tega, Jef.” Bianca bergumam sendiri.Ragu melangkah, akhirnya ia memberanikan diri untuk maju. Namun, langkahnya terhenti karena Farha menarik lengan artis cantik itu.“Mau ke mana?” Farha bertanya dengan sinis.Bianca agak terkejut melihat Farha berada di belakangnya. Wanita itu siap menerkam wanita yang akan menghancurkan acara sang adik.“Kamu maju, habislah kariermu!” Farha mengancam dengan tegas.Bianca menjadi bingung, ia tahu seperti apa Farha. Dengan kekuasaannya itu mampu menghancurkan apa pun bahkan karier Bianca hanya dengan menyentil saja.“Tapi Jefri milikku, tega-teganya dia menikah dengan wanita lain.” Bianca membela diri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status