All Chapters of Salahkah Aku Mencintaimu: Chapter 11 - Chapter 20
86 Chapters
11. Ancaman Mertuaku
Reza menurunkan aku di depan kedua orang tuanya. "Apa-apaan ini, pakek gendong-gendongan segala? Sedang pencitraan, karena di depan publik?" tanya Arum, mamanya Reza dengan ketus. "Mama, papa?" sapaku sambil menyodorkan tanganku. "Bagaimana kabarmu, Zhee?" tanya papanya Arjun sambil menyambut tanganku. "Alhamdulillah baik, Pa," jawabku. Mama menyambut tanganku, saat aku hendak mencium punggung tangannya dia justru menarik tangannya dengan cepat. "Aku kasih waktu tiga bulan, kalau kamu belum juga hamil, Reza akan menikah lagi dengan wanita pilihan mama, ingat itu!" ancam Arum. "Terserah kau minta cerai atau tetap bertahan mama tidak perduli!" lanjutnya. Aku melirik ke arah Arjun yang berdiri di belakang Reza. Arjun menunduk menahan perasaannya, dia tidak tega melihat aku menerima perlakuan dari mertuaku sesadis itu. "Ma, kita sedang berusaha, sabarlah sebentar lagi!" sahut Reza. "Tiga tahun sudah, apa belum cukup sabar? Coba ingat, wartawan saja yang ditanyai juga seputar keh
Read more
12. Gadis Baru Untuk Reza
Cklek! Seseorang masuk ke dalam gudang itu. Dia sedang berbicara di telepon. "Ada orang masuk, Arjun," bisikku lirih. Aku dan Arjun mengintip, dia sedang duduk santai berbicara mesra dengan selingkuhannya. Karena gugup aku menyenggol sebotol kecap asin. Pyar! Botol itu jatuh dan pecah. "Zhee, hati-hati!" pesan Arjun lirih. "Aku tidak sengaja, Arjun," sahutku berbisik. "Apa ada orang di dalam?" teriak pegawai hotel. Dia sebenarnya juga merasa bersalah karena mencuri waktu bersantai di jam kerja. Perlahan dia pergi, sebelumnya dia mematikan ponselnya kemudian ke luar. "Dia sudah pergi, Zhee," kata Arjun. "Biarkan aku ke luar dulu, jangan bersamaan nanti orang curiga," usulku. "Iya, Zhee, hati-hati ya!" ujarnya sambil menarik tubuhku dalam dekapannya. "Kok dipeluk lagi kapan aku bisa pergi, Arjun," keluhku lirih, meskipun dalam hatiku aku bahagia. "Kenapa aku tidak bisa melepaskan kamu berada diantara mereka, Zhee!" bisik Arjun. "Arjun, aku sudah lama meninggalkan pesta, Re
Read more
13. Pertengkaran Pertama Aku dan Reza
Setelah mandi junub dan sholat Ishak aku mengeringkan rambutku. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah kamar tamu. Aku menatap dari jendela kamar, asrama Arjun masih gelap, berarti dia belum pulang. Setiap hari Senin sampai Jumat dia tidur di asrama, tapi Sabtu dan Minggu dia pulang ke rumahnya. Ada sepuluh kamar di samping rumah utama, semua disediakan untuk asisten pribadi yang kamar dan fasilitasnya jauh lebih bagus. Untuk lima bodyguard dan para sopir serta tukang kebun yang disediakan sebagai tempat tinggal. Empat orang wanita pembantu rumah tangga kamarnya berada di rumah utama. Aku melihat mobil Reza memasuki halaman, sopir pribadinya Kholis membukakan pintu mobil. Aku bergegas membanting tubuhku di atas kasur dan pura-pura tidur. "Zhee ... Zhee ...!" teriak Reza memanggil-manggil namaku. Aku tahu, dia sedang masuk kamarku, dan sebentar kemudian keluar sambil terus berteriak memanggil namaku. "Zhee ... Zhee ...!" Aku berpikir, apakah Reza menemukan ponselku dan dia akan ma
Read more
14. Arjun Mirip Rangga Azhof
"Aku yang salah, Mas Reza! Aku yang memulai semuanya bukan Arjun, tolong jangan hukum dia!" pintaku menangis. "Sebegitunya kamu membela dia, Zhee? Kamu takut aku menghukum dia, kenapa? Oke ... oke, aku tidak akan menghukum dia, tapi sekarang juga kamu kembali ke kamar kita!" desak Reza. "Tapi kita bukan suami istri lagi, Mas Reza," bantahku. "Diam! Bawel, kita masih sah menurut negara. Kamu tahu kan aku tidak mungkin menyentuhmu!" bentak Reza. Kemudian Reza membopongku membawa kembali ke kamarnya. Aku berontak, tapi ini sangat melukai hati Reza. "Tidak perlu kita pisah kamar, kamu tahu aku tidak bisa menyentuhmu. Menurutlah, aku tidak mau ribet, Zhee! Sewaktu-waktu papa dan mamaku datang, aku tidak mau mereka sedih bila tahu keadaan kita yang sebenarnya," pinta Reza. Reza merebahkan aku di atas kasur, kemudian dia pergi mandi. Perlahan aku bangun dan mengintip dari jendela melihat apakah Arjun sudah pulang? Hatiku sedikit lega setelah melihat lampu di kamarnya sudah menyala. Ber
Read more
15. Wanita Pelamar Sayembara
Aku mengambil tempat duduk tepat di depan Reza. "Kamu, tampan sekali dengan jas warna itu, Arjun," pujinya penuh makna. Aku pura-pura cuek tidak mendengar bahkan tidak merespon kata-kata Reza. "Bukankah begitu, Zhee?" tanya Reza mengejutkan aku. Aku terbelalak, aku tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin aku menjawab iya, karena ini jebakan Reza. Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan. "Erna, pesananku kemarin dapat tidak?" tanyaku spontan mengalihkan pembicaraan. "Ada, Nyonya!" jawab Erna dari dapur. "Ini, Nyonya," katanya sambil menghampiriku dan menyerahkan barang. "Apa itu, Zhee?" tanya Reza. "Kurma Deglednoor" jawabku. "Akhirnya kamu menemukannya, terima kasih, Erna!" ucapku. "Kemarin Mas Arjun yang membelikannya, Nyonya. Saya dan Sulis mencari yang ada hanya Ajwa," kata Erna, kemudian pergi. "O ...." ceplosku. "Emangnya kurma itu banyak jenisnya ya? Kenapa harus Deglednoor?" sahut Reza. Akhirnya aku bisa mengalihkan pembicaraan ini. "Kalau untuk jus aku s
Read more
16. Gelang Kesayangan
Kenapa aku sakit hati? Cemburukah? Kalau aku benar cemburu, bagaimana dengan Reza yang saat itu pernah memergoki kami sedang berhubungan sama Arjun? Setega itukah aku? Aku mulai ragu dengan perasaanku. Apakah yang sedang kurasakan pada Arjuna saat ini, benarkah cinta, ataukah nafsu? Tok ... tok ... tok! Suara pintu kamarku  diketuk dan aku bergegas membukanya.  "Arjun?" pekikku. "Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah kamu sudah berangkat ke kantor sama Mas Reza?" aku memberondong dengan pertanyaan. Arjun meringsek masuk dan menutup kamarku. Dia mendorong tubuhku sampai aku terpelanting di atas kasur. Kemudian dia menindihku, matanya menatapku nanar. Kami saling berpandangan, lama dan lama. Kini sorot matanya berangsur teduh. "Kenapa aku tidak rela melihat istriku melayani bosku? Hatiku sakit, Zhee!" pekiknya. "Jangan egois, Arjun! Bayangkan juga bagaimana perasaan Mas Reza. Kamu pernah bilang kepadaku, ini tidak mudah juga buat Mas
Read more
17. Masa lalu
Siapakah Arjun? Kenapa dia dendam kepada pemilik gelang ini? Padahal akulah sang pemilik gelang ini. Aku ingat gelang ini terlepas saat ditarik anak kecil yang orang tuanya ditabrak mobil papaku. Anak itu menangis minta tolong agar ayahnya dibawa ke rumah sakit, dia menarik tanganku sampai gelangku terlepas. Apakah anak kecil itu Arjun? Jadi dia menaruh dendam kepadaku lantaran papaku menabrak ayahnya dan tidak menolong membawanya ke rumah sakit? Aku terduduk lemas, kenapa suamiku memburuku, untuk balas dendam kepadaku? Bagaimana kalau dia tahu akulah pemilik gelang ini, apa yang akan dia lakukan? Haruskah hubunganku hancur disaat kami sedang gila-gilanya mencintai? Jadi dia adalah bocah kecil yang malang itu? Akhirnya ayahnya meninggal? Kalau saja dia tahu kalau di dalam mobil ada mamaku yang mengejan akan melahirkan adikku, tentu akan lain ceritanya. Akhirnya mama dan adikku tidak tertolong bersamaan di hari meninggalnya ayahnya Arjun. Bagaimana aku harus menceritakan ini pada Arj
Read more
18. Wisuda Arjun
Rasa cintaku begitu besar hingga aku tidak bisa berpikir takut ataupun malu bila orang lain melihatku. Rasa takut kehilangan, rasa takut menanggung rindu yang menyakitkan begitu menghantuiku, hingga dekapan eratku membuat Arjun tidak nyaman. Arjun mendongakkan wajahku, kedua tangannya menghimpit pipiku. Sehingga bibir meronaku mengkerucut. "Apa yang kamu takutkan? Apa yang ingin kamu katakan, Zhee?" bisik Arjun lirih, kemudian mematuk bibirku. Aku diam, bagaimana aku bicara dia menekan rahangku. Mataku menatap dalam wajahnya, dan air mulai menggenang di mata. Arjun mematuk bibirku kembali dengan lembut, kemudian melonggarkan cengkeraman pipiku. "Lekas kembali, aku menunggumu, aku bisa mati menahan rindu, Arjun!" jawabku lirih. "Aku tidak mau itu, aku ingin kamu selalu hidup untukku, Zhee!" bisik Arjun, kemudian mematuk bibirku kembali. "Kembalilah ke kamar, jangan buat meradang Bos Reza, aku takut dia menjauhkan kita, Zhee!" pinta Arjun melepas pelukannya. Aku segera menarik dir
Read more
19. Cinta dan Rindu yang Bersambut
"Apa sih pesan dari Telkomsel," jawabku berbohong. "Ooo," sahut Reza. Aku tahu dia tidak percaya dengan jawabanku tapi setidaknya dia tidak mau mendebat. Selama dalam perjalanan alam pikiranku dipenuhi bayangan Arjun. Pria berondong itu sangat tampan dan menawan, pasti Diana sangat bahagia di sampingnya. "Apa yang sedang kamu pikirkan? Arjun sangat tampan kan? Dia gagah dan romantis, berhati mulia lagi," tanya Reza menjebak. Aku diam, pandanganku ke luar jendela memandang pohon-pohon yang serasa berkejaran dengan mobilku. "Entah kenapa aku menyayangi anak malang itu, aku bangga melihat dia sukses," gumamnya kemudian dengan pelan. Apakah kehadiranku diantara mereka akan merusak hubungan kasih sayang mereka? "Antarkan aku ke kantor dulu, Eko, habis itu antarkan Nyonya Zhee pulang!" perintah Reza. "Siap Bos!" jawab Eko. Sampai perempatan mobil belok ke kiri ke arah Jl. Pahlawan menuju ke sebuah Kantor Perusahaan Property dan Real Estate Armando Group. Reza turun dari mobil, Eko
Read more
20. Melepas Rindu ke Jogja
Setelah masuk ke lobi stasiun, Arjun berhenti, dia membuka masker dan kacamatanya. "Arjun," panggilku lirih. Dia hanya tersenyum dan memelukku sangat erat. Degup jantung kami menyatu, napas kami pun berpacu setelah berlarian. "Aku tidak membawa mobil, kita naik kereta api saja, ya Zhee? Aku ingin  memelukmu sepanjang perjalanan," ujar Arjun berbisik. "Lekas pakai lagi masker dan kacamatamu, Arjun! Bahaya kalau ada yang mengenali kita," usulku. "Iya," jawabnya bergegas mengenakan kembali masker dan kacamata. Tiba-tiba muncul ide ingin pergi ke Jogja. Kita asal memutuskan, yang penting kita bisa bertemu melepas rindu. Naik kereta api kelas bisnis sangat nyaman, sepanjang jalan kita hanya melepas rindu dengan berpelukan dan berciuman. "Zhee, berpisah tiga hari tersiksanya seperti ini, bagaimana kalau berpisah berhari-hari?" bisik Arjun. "Bagaimana kalau kita lari saja, Arjun?" usulku asal nyeplos. "Kam
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status