All Chapters of Si Bodoh yang Luar Biasa (LDN Seri 1): Chapter 21 - Chapter 30
128 Chapters
21. Bertemu Ampy Ang
Beberapa saat yang lalu sebelum Li Lin bertemu Renggin Ang, dia bertemu dengan Ampy Ang. Saat itu Ampy Ang sedang membantu Shen Tie Er untuk kabur dari rombongan Keluarga Shen saat mereka sedang berniaga.Ampy Ang menyadari keberadaan seseorang sedang berlatih. Yang membuat Ampy Ang yakin untuk menemuinya adalah karena adanya aura pedang lapuk yang dia kenal."Ada aura yang aku kenal di sekitar sini," ujar Ampy Ang kepada Shen Tie Er.Kemudian, mereka bertemu orang itu yang ternyata adalah Li Lin."Kau ... Li Lin?!" kejut Ampy Ang tiba-tiba muncul di hadapannya.Namun, Li Lin tidak kaget karena pada dasarnya dia tidak bisa melihat. Saat itu, Li Lin hendak menyatukan raganya dengan roh pedang kayu agar ia bisa meminjam matanya untuk melihat."Si-siapa kau?" tanya Li Lin. Dia merasa akrab dengan suara orang yang berada di hadapannya itu."Ka-kau kan, adik bocah itu ...." sela Suluh."Ampy Ang?!" tebak Li Lin."Benar.""Ah, syukurlah kau baik-baik saja. Aku senang, akhirnya kalian bisa b
Read more
22. Ketahuan
Seorang gadis kecil muncul dari balik pohon. "Hihi." Dia menarik Shen Tie Er keluar dari tempat persembunyiannya dan menghampiri Renggin Ang.Renggin Ang mencubit sebelah pipi gadis itu dan berkata, "Kau tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kau malah main petak umpet?""Auuuh," rintih Ampy Ang mengelus pipinya."Anda salah paham, Tuan. Justru Ampy Ang datang ke sini untuk bertemu denganmu. Hanya saja ... dia sedikit usil," ujar Shen Tie Er mengembangkan senyum."Wah, pilihan adikmu benar-benar bagus, Ketua. Meskipun dia hanya seorang pejuang tahap kelima, tapi cantiknya luar biasa," bisik San Tai kepada Renggin Ang."Tutup mulutmu!" Renggin Ang membungkam mulut San Tai dan mendorong halus dari sisinya. "Menyingkirlah dulu, aku ingin berbicara dengan Nona ini!"San Tai mengundurkan diri dan mempersilakan Renggin Ang untuk berbicara dengan Shen Tie Er.Tepat pada saat itu, Ampy Ang melihat ada sekelompok orang mendekati mereka. Gadis itu bergumam, "Ada banyak orang sedang berjalan menuju
Read more
23. Arena tanpa batas
Guru pelatihan dari Tetua Pertama, membawa Renggin Ang dan Ba Ju ke sebuah ruangan. Pada ruangan itu, terdapat banyak ukiran lingkaran dengan corak yang berbeda. Di setiap lingkaran terdapat satu batu spiritual dengan warna yang berbeda."Lingkaran apakah ini?" ucap Renggin Ang bergumam sendiri.Roh Meriy Ang muncul dan melayang di belakang Renggin Ang. "Lingkaran ini dinamakan lingkaran spiritual. Pemimpin Akademi, secara khusus membuat lingkaran ini untuk membentuk suatu ruangan kosong dan menjadikan ruangan ini sebagai arena tanding," jelasnya."Pemimpin Akademi pasti orang yang sangat hebat," ujar Renggin Ang. "Dia adalah teman seperjuangan Kakek Mo," ungkap Meriy Ang."Apa! Heh, pantas saja para tetua lain tidak berani mengganggunya saat beliau tertidur.""Hei! Apa kau frustasi dan merasa mustahil mengalahkan Tuan Muda Ju, sehingga menjadi gila?" tegur guru pelatihan melihat Renggin Ang berbicara sendiri karena ia tidak bisa melihat roh Meriy Ang.Renggin Ang tersadar. Dia harus
Read more
24. Bethik raksasa
"Aaaaaaaaargh!"Sakit, letih, dan lemah itulah yang dirasakan Ba Ju saat ini. Dia merasa tak berdaya. Energi spiritualnya disedot habis oleh roh hewan spiritual milik Renggin Ang."Hosh ... hosh." Ba Ju merasa sangat lelah, padahal tidak melakukan apapun. "Sial!" decaknya. Bahkan untuk menompang tubuhnya agar tetap berdiri pun tak sanggup.Bruuuk!Akhirnya dia terjatuh.Seketika, suasana menjadi hening. Riuh-riuh para penggemar Ba Ju lenyap tak bersuara sepatah kata pun.Begitu pula dengan Bara Ang. "Apa-apaan ini? Sejak kapan dia menjadi sehebat itu?" gumamnya tak percaya.Di ruang pertemuan para tetua, Tetua Mo bangkit dari tempat duduknya. "Sayang sekali, kalian telah menyia-nyiakan anak berbakat itu dan sekarang anak itu adalah milikku." Kakek tua itu tersenyum bangga. Kemudian dia kembali ke kediamannya."Hmm ...." Shen Tie Er memandangi Renggin Ang sembari tersenyum-senyum."Ehem. Mohon maaf, Nona keempat. Kami harus membawa Anda kembali ke Daerah Itsnen. Tuan Shen meminta Anda k
Read more
25. Terdesak
"Huaaaaaa!" teriak Bara Ang terperanjat hingga jatuh ke belakang.Ikan raksasa itu membuat sebuah lapisan sisik untuk mengurung Renggin Ang dan Bara Ang di dalam wilayahnya."Beraninya memasuki wilayahku! Kalian pikir aku akan membiarkan kalian pergi dengan mudah?" seru si ikan."Ka-kau ... bisa bi-ca-ra?" ucap Bara Ang terkejut.Renggin Ang tidak merasa heran karena dia sendiri pernah berbicara dengan roh hewan spiritualnya."Hei, Ikan bethik! Kami hanya mengambil sebotol air untuk menghilangkan dahaga di perjalanan. Tidak ada maksud mengganggumu. Lagipula, kami sunggu tidak tahu bahwa danau ini adalah wilayahmu," ujar Renggin Ang."Aku tidak peduli, kalian akan kujadikan sebagai makan malamku hari ini. Haha, sudah lama sekali aku tidak menyantap daging seorang kultivator."Bara Ang tetap berlari menjauh hingga menabrak dinding lapisan sisik yang di buat oleh sang ikan. "Sial! Benar-benar tidak bisa keluar dari sini," decaknya.Buuur!Ikan itu menyerang Renggin Ang dengan semburan air
Read more
26. Evolusi tahap kedua
Di Air Terjun Adem dekat Kediaman Keluarga Ang."Mengapa kau membawaku ke sini?" tanya Li Lin kepada Ampy Ang."Di sini udaranya sangat sejuk. Kita bisa fokus berlatih dengan udara yang segar ini.""Hanya itu? Aku yakin kau memiliki maksud lain.""Hmm ... sebenarnya aku melihat banyak orang dari akademi datang ke arah kita. Kau kan sedang menjadi buronan. Tidak peduli bagaimanapun keadaanmu, mereka akan menangkapmu demi sekarung berlian," ungkap Ampy Ang."Kau ... apakah kau bisa melihat dengan jarak tertentu? Kau seperti mengetahui segala sesuatu yang akan mendekatimu. Bahkan, kau bisa mencari dan menemukan kakakmu dengan mudah."Ampy Ang terdiam. Baru kali ini dia merasa, betapa ceroboh dirinya mengatakan sesuatu hal yang tidak perlu untuk dikatakan. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut Ampy Ang setelah itu.Mungkin ini adalah rahasia terbesarnya. Pikir Li Lin. "Ah, maaf. Aku berjanji tidak akan mengatakannya kepada siapapun," ujarnya."Terima kasih," ucap Ampy Ang den
Read more
27. Membuka titik meridian ketiga
Renggin Ang memberi nama si cacing berkumis itu Cai Cing."Cukup. Terima kasih atas waktu yang kalian berikan," ucap Renggin Ang kepada Ampy Ang dan Li Lin. Anak itu lebih memilih langsung terjang daripada membiarkan mereka berdua untuk bertahan lebih lama."Heh, padahal kau sendiri masih butuh waktu lebih lama untuk melakukan teknik regenerasi. Apa kau yakin bisa menompang tubuhmu setelah aku menguras habis energi spiritualmu?" tanya Cai Cing."Haha. Aku tak yakin, tapi aku akan berusaha," jawabnya meringis.Renggin Ang melangkahkan kakinya menghampiri ikan bethik raksasa dengan percaya diri."Bersiaplah ikan bau, ajalmu akan datang!" Renggin Ang menoleh ke arah Cai Cing, lalu menganggukkan kepalanya. "Naga langit penembus jantung!"Sang naga membelah diri menjadi seribu naga kecil. Kemudian mereka melesat cepat ke arah sang ikan.Syuuut syuuut syuuut!Ikan itu memperkuat pertahanan dengan menebalkan sisiknya. Sayangnya bagian kepala tidak tertutup sisik. Sehingga segrombolan naga la
Read more
28. Membangkitkan roh sang leluhur
Bara Ang merasa tertohok. Sakit, tapi tak berdarah. Dia menyadari dirinya di masa lalu memang sangatlah buruk. "Maaf." Pemuda itu tertunduk berucap lirih."Apa? Aku tidak dengar. Suaramu sungguh tak bertenaga," ucap Ampy Ang meletakan telapak tangannya di belakang daun telinga."Aku minta maaf," ujar Bara Ang sekali lagi."Huh." Renggin Ang menghembuskan napas kasar. Lalu dia mendekati Bara Ang, hingga jarak di antara mereka kurang lebih satu jengkal. "Jangan salah paham. Aku hanya ingin menebus kesalahan ibuku kepada Keluarga Ang."Kemudian, Renggin Ang menarik tangan Ampy Ang menjauh dari tenda. "Maaf, aku ada keperluan dengan adikku."Setelah cukup jauh dan tidak terlihat oleh teman-temannya, Renggin Ang mengeluarkan buku kuno yang selalu terselip di bajunya. "Karena kejadian kemaren, Ibu mengerahkan segala usahanya untuk menolongku," ungkapnya kepada Ampy Ang."Apa! Jadi, Ibu ...""Untuk sementara, Ibu beristirahat di dalam buku ini untuk memulihkan jiwanya agar tidak lenyap," ter
Read more
29. Teknik Lithongan
Duata Hun mengajari Renggin Ang sebuah teknik bernama lithongan. Teknik ini adalah teknik untuk menekan kekuatan, sehingga hanya tampak separuh kekuatannya saja.Renggin Ang berdiri posisi mengangkang. Selanjutnya, dia memutar kedua tangannya dari samping, lalu melingkar ke atas. Menyatukan telapak tangan yang satu dengan yang lain. Tangan mulai turun, hingga sejajar dengan dada. Kemudian dia merenggangkan kedua tangannya dan menghadapkan telapak tangan ke bawah. "Heaaaaaat!" Renggin Ang berteriak keras. Anak itu menekan kuat energi spiritualnya hingga ke bawah lutut.Apabila dia menggunakkan kekuatannya melampaui batas, yaitu lebih dari separuhnya. Maka, dia harus menekannya kembali dengan teknik lithongan."Teknik ini ..." Ampy Ang mengkerutkan dahinya. "Aku pernah melihat Kakak Shen melakukannya," gumam Ampy Ang.Kemudian, Ampy Ang bertanya kepada Kakek Leluhur, "Apakah itu hanya dimiliki oleh keluarga Hun, Kakek?""Benar, aku yang telah membuat teknik ini. Jika ada orang lain yan
Read more
30. Pemenang
"Hahaha. Bukankah kalian dari Sekte Modar di bawah naungan Tetua Kelima?" tawa Mu Sang memincingkan sebelah mata memandang rendah anggota Sekte Modar.Renggin Ang berjalan memegang bahu Ampy Ang. "Biarkan aku saja yang mengatasinya." Kemudian, anak itu melewati adiknya, maju ke hadapan para tetua hingga posisi berada di samping Mu Sang."Halo, Senior!" sapa Renggin Ang kepada Mu Sang. "Aku adalah ketua Sekte Modar dan juga termasuk murid kesayangan Nona An Ting, senang berkenalan dengan Anda." Dia meringis."Ckck. Murid kesayangan si babi, apa yang bisa dibanggakan?""Tentu saja aku bangga. Nona An adalah orang yang baik. Aku yakin suatu saat Anda akan jatuh hati padanya.""Pffft. Aku akan mencium kakimu jika itu sampai terjadi.""Akan kuingat janji Anda, Senior." Renggin Ang menoleh ke arah An Ting yang sedang bersama teman-temannya. Dia tersenyum dengan senyuman yang paling menawan.An Ting sendiri merasa aneh dengan tingkah laku Renggin Ang. "Apa yang sedang anak itu lakukan di sana
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status