Semua Bab Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis: Bab 91 - Bab 100
133 Bab
91. Cambuk Api Neraka
“Oh, sungguh, Kaliya! Beberapa saat lalu aku baru saja membantu kalian melakukan perjanjian darah. Dan sekarang kamu ingin kita melakukan apa lagi? Apa kamu tidak bisa melihat bahwa tubuhku masih gemetaran?” Orlando kembali protes.Kaliya menghela napas, sudut bibirnya tertarik kecil. “Astaga, aku lupa jika ada anggota lemah di dalam tim ini.”“A-apa? Anggota lemah? Hei, tarik kembali ucapanmu barusan!”Kedua argumen dari makhluk berbeda itu membuat tawa renyah keluar dari bibir Alex. Dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan dua makhluk unik seperti Orlando dan Kaliya. Hal ini membuat perasaan hampa di dalam dada Alex perlahan terisi kembali.“Meskipun pada akhirnya aku tidak bisa bersama dengan Perle, tapi setidaknya kini aku memiliki mereka,” ucap Alex dalam hati. Dan mulai sekarang dia akan mengganggap Orlando dan Kaliya sebagai keluarganya sendiri.****Sementara itu, di sisi lain dunia yang kelam dan penuh akan kegelapan, seorang iblis yang sangat congkak tengah memarahi
Baca selengkapnya
92. Keadaan Lucifer
Prajurit iblis itu langsung terhenyak ketika mendengar perintah dari Lucifer.“Tapi Tuan, bukankah semakin banyak personel yang membantu Nyx di bumi maka akan semakin cepat juga kita menemukan Kaliya?” tanya prajurit itu lancang. Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya.Berkat hal tersebut, Lucifer tiba-tiba saja melontarkan kilat api tepat ke dada prajurit tersebut. Prajurit iblis itu berteriak saat kekuatan Lucifer menghantam dadanya. Tubuhnya sampai terpental beberapa meter ke belakang, lalu akhirnya tersungkur dengan cara yang amat menyakitkan.“Berani sekali kamu mempertanyakan itu padaku?!” bentak Lucifer untuk ke sekian kali.Prajurit iblis itu mengerang. Tangannya mencengkeram bagian dadanya yang terasa sakit. Dengan napas tersendat, dia pun menjawab dengan susah payah.“Ma-maafkan saya, Tuanku. Seharusnya saya tidak menentang perintah Tuan Lucifer,” ucapnya terbata-bata.“Kamu sudah tahu sendiri kesalahanmu tapi kenapa tetap melakukannya?!”“Ma-maafkan saya, Tuan. Mohon ampu
Baca selengkapnya
93. Pecahan Lainnya
“Shit. Ini malah semakin parah,” umpat Lucifer sembari memerhatikan luka itu. Matanya terpejam beberapa saat, kemudian helaan napas kasar keluar dari sela-sela bibirnya.Pikiran Lucifer kembali melayang ke ratusan tahun silam, di mana kala itu dia bertempur dengan salah satu raja iblis yang paling kuat. Meskipun Lucifer mendapatkan kemenangan, nyatanya dia terluka. Dengan bantuan permata Katastrof, luka Lucifer bukanlah apa-apa. Malahan dia bisa menjadi iblis paling kuat di antara iblis lainnya berkat kekuatan dari batu permata Katastrof.Namun, Lucifer tidak menyangka jika Kaliya akan mengacaukan jalan hidupnya yang sudah sempurna! Gara-gara Kaliya, Lucifer kehilangan sesuatu yang sangat berharga untuk menopang hidupnya.“Jika terus seperti ini, lama-lama aku bisa mati,” gumam Lucifer kemudian. “Permata Katastrof itu harus segera ditemukan. Dan Kaliya... aku akan menjadikannya persembahan jika dia sudah tertangkap! Aku tidak mungkin membiarkan diriku menjadi lemah seperti ini.”Salah
Baca selengkapnya
94. Nyx dan Pertengkaran
Di sisi lain, Nyx tampak gusar kala mendapati kacaunya pemandangan di depan sana.“Apa yang akan kamu lakukan dengan ini Nyx? Kita sudah meminta bala bantuan kepada Tuan Lucifer, tapi utusan kita tidak ada yang kembali lagi!” seru salah satu prajurit iblis yang selama ini berkelana bersama Nyx.Nyx menarik napas dalam-dalam. Dia mengamati mayat para siluman serigala yang tergeletak dengan mengenaskan. Hidungnya kembang-kempis saat ia mencium bau dari Kaliya. Jelas sekali bahwa wanita iblis itu berada di sini sebelumnya.“Nyx! Apa kamu mendengarkanku?” tanya prajurit itu lagi. “Jika kamu tidak memiliki rencana, maka biarkan aku pergi kembali ke singgasana kerajaan! Aku tidak mau luntang-lantung berada di bumi seperti ini!”“Diamlah!” sergah Nyx kepada prajurit iblis itu. Dilayangkannya tatapan tajam, dan hal itu berhasil membuat rekannya bungkam.“Apa kamu pikir aku ingin semua ini terjadi? Apa kamu pikir aku mau mengorbankan semua prajurit itu?” desis Nyx tajam. “Aku di sini juga beru
Baca selengkapnya
95. Suara Gemerisik
Kaliya menatap dua pria yang sedang berjalan di depannya. Baik Alex dan Orlando, masing-masing menggendong sebuah tas ransel besar yang telah diisi dengan berbagai perlengkapan untuk mereka. Ya, perlengkapan itu akan mereka gunakan untuk bertahan hidup selama misi perjalanan mencari pecahan permata Katastrof.Tadinya Alex memberi saran untuk menunggu beberapa lama lagi di rumahnya. Namun, Kaliya menolak. Dia tidak ingin membuang-buang waktu lebih lama. Semakin cepat dia mengumpulkan pecahan permata, bukankah akan semakin cepat juga dia bisa mengalahkan Lucifer dan membalaskan dendamnya?Sementara Kaliya asyik tenggelam dalam pikirannya sendiri, dia tidak sadar jika langkah kedua pria di depannya kini sudah terhenti. Kaliya bahkan hampir saja menabrak ransel yang digendong pada punggung Orlando jika suara Alex tidak segera membuatnya sadar.“Kalian dengar itu?” bisik Alex tiba-tiba. Pandangan pria setengah serigala itu berubah waspada. Lubang hidungnya kembang-kempis untuk mencium bau
Baca selengkapnya
96. Api Milik Nyx
“Apa kalian melihat sesuatu?” bisik Kaliya. Di balik dedaunan rimbun itu, matanya tak luput mengintip dengan waspada.“Tidak ada. Tapi aku rasa makhluk itu berlari semakin dekat ke arah kita, Kaliya,” jawab Alex. Dia juga tak kalah waspada dari Kaliya.Ketika Kaliya menoleh ke arah Orlando, ternyata lelaki itu sedang menghela napas. Raut panik nampak jelas menghiasi wajahnya. Ingin sekali Kaliya protes dan mengomeli Orlando karena selalu bersikap panik seperti itu. Sayangnya, Kaliya mengurungkan hal tersebut. Wanita iblis ini lebih memilih untuk kembali mengamati sekitar. Siapa tahu, sebuah bahaya akan mendadak datang menyerang mereka.Tak lama, suara langkah kaki yang begitu cepat semakin terdengar jelas. Alex dan Kaliya bertemu pandang, tatapan mereka berubah tajam. Lalu saat Kaliya kembali menatap ke balik semak-semak, satu iblis tengah berlarian tunggang langgang. Anehnya, tubuh iblis itu diselimuti oleh api, dan sepertinya api itu telah menyakitinya.“Arrghhh, tolong! Matikan ini
Baca selengkapnya
97. Kita Bertemu Lagi
“Sudah cukup kamu menyakitiku, hah?” erang prajurit iblis itu dengan susah payah. Dia bergerak, merangkak, tangannya terulur untuk meraih kaki Nyx. Tapi dengan dingin, Nyx langsung menginjaknya.Teriakan lain tentu tak luput keluar dari mulut prajurit iblis itu. Namun Nyx bagaikan makhluk tuli dengan hati sedingin es. Dia tidak terpengaruh sama sekali.Mata tajam bagaikan elang itu meneliti ke sekitar hutan, menelusup ke dalam jajaran batang pohon, dan mencoba mengintip ke sela-sela dedaunan semak belukar. Sampai akhirnya, Nyx pun berseru.“Keluar kalian semua! Aku tahu kamu berada di sini, Kaliya!”BRUAK!Tanpa aba-aba, Nyx melemparkan bola api besar yang diam-diam sudah dikumpulkan di sebelah tangan. Serangan itu mendarat langsung ke tempat di mana Kaliya, Orlando, dan Alex bersembunyi sebelumnya.Mereka bertiga tidak menduga akan serangan yang mendadak itu. Alhasil mereka tidak bisa melarikan diri. Namun, Orlando refleks memeluk Kaliya dan berharap bahwa tindakannya tersebut dapat
Baca selengkapnya
98. Suku Pedalaman
“Sial,” desis Nyx sembari menggertakkan gigi. Iblis angkuh itu bisa merasakan rasa sakit dan panas yang mulai menjalar dari luka yang Kaliya tinggalkan.“Apa sebaiknya aku menghitung mundur untuk menyambut waktu kematianmu?” tanya Kaliya. Tak ada sedikit pun keraguan dalam suaranya.Tanpa menunggu perkataan dari Nyx, Kaliya segera melayangkan serangan lain. Namun meskipun terluka, Nyx masih bisa menghindar dengan cepat. Iblis itu berpindah tempat, merengkuh tubuh rekan iblis yang sebelumnya dia sakiti, kemudian Nyx menghilang dalam kepulan asap bersama rekan iblis yang merupakan prajurit dari Lucifer.Nyx kabur. Dan hal itu membuat Kaliya mendadak sangat kesal.“Dasar pecundang! Kenapa kamu kembali melarikan diri, hah?” teriak Kaliya sembari mengedarkan pandangannya ke arah pepohonan dan semak belukar di sekitar sana. Karena ia tahu, dengan kondisi Nyx yang terluka seperti itu, pasti dia tidak akan bisa melarikan diri dalam jarak yang jauh.“Cepat keluar, kamu iblis sialan!” teriak Ka
Baca selengkapnya
99. Terkurung
Tubuh tiga sekawan itu diseret menuju sebuah gubuk khusus yang dibangun bagaikan penjara. Setiap sisi dindingnya terbuang dari bambu-bambu yang disusun sekian rupa. Bagaikan terali besi, tetapi yang ini terbuat dari bambu serta kayu yang tampak kokoh.Dilemparkannya mereka ke dalam satu sel itu, lalu salah satu warga suku pedalaman tersebut mengatakan sesuatu. Namun, baik Kaliya, Orlando, dan Alex, tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya.“Sial, Kaliya. Apa yang harus kita lakukan?” tanya Orlando cemas.“Bisakah kamu berhenti mengumpat kepadaku?” Kaliya balik mengomel.Orlando langsung gelagapan. “Bukan, maksudku—argh...!” Pria itu mengerang pelan. Dia merasa frustrasi karena masalah selalu saja menghadang perjalanan mereka. Padahal jika tidak ada halangan apa pun, baik dari manusia maupun iblis, Orlando yakin kini mereka sudah mengumpulkan pecahan permata Katastrof dalam jumlah banyak.“Aku tidak mengumpat kepadamu, oke? Aku hanya merasa sedikit jengkel,” jelas Orlando kemudian s
Baca selengkapnya
100. Terkurung (2)
“Sungguh?” Mata Orlando melebar, penuh dengan harapan.Dan Kaliya akhirnya mengangguk. “Kamu tidak perlu mengatakan sesuatu yang mengada-ada seperti itu. Jika para anggota suku ini adalah seorang kanibal, mungkin aku sudah bisa mencium bau darah manusia lain. Nyatanya, aku hanya bisa mencium bau darah binatang.”“Bukankah kamu juga menciumnya, Alex?” tambah Kaliya. “Aku yakin insting serigala dalam dirimu masih berfungsi.”“Tentu saja! Kamu pikir hidungku mendadak rusak?” timpal Alex. “Aku hanya penasaran dengan apa yang hendak Orlando katakan tadi.”“Astaga, jadi kalian sudah mengetahuinya sedari awal? Lalu kenapa kalian tidak beri tahu aku? Dengan begitu mungkin aku akan diam dan merasa lebih tenang, dan aku tidak akan membayangkan tubuhku dikuliti oleh para penghuni di sini!”“Diam!” bentak Kaliya. “Kamu akan membuat kita berada dalam bahaya jika terus mengoceh seperti itu.”“Jadi menurutmu dengan terkurung di dalam sini bukanlah sebuah bahaya, Kaliya?” bisik Orlando kemudian.Kali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status