Semua Bab Simfoni Temaram Takdir: Bab 11 - Bab 20
74 Bab
11. Tawa Pertama
11. Tawa PertamaRumah Kendrik, Malam hari Kendrik menatap langit-langit kamar dan mengingat percakapannya dengan Gangga tadi siang. Sangat bahagia hatinya mengetahui bahwa Gangga akan sering berada di dekatnya, di pohon itu. Namun dia juga kesal dengan keisengan gadis itu mengerjai dirinya. Dia pun tak ingin kalah dari gadis itu. 📱Kendrik: Minta nomernya Gangga, Stel. 📱Stella: Aku tanya dulu sama orangnya, boleh apa nggak. 📱Kendrik: Eh jangan tanya. Gini, kamu kasih aja, nanti kalau dia marah atau ternyata nggak ijinin, aku janji bakal hapus nomer dia. Kalau perlu aku block sekalian. Gimana? 📱Stella: Halah. Ya udah deh. Tapi bener lho ya, kalau orangnya marah, Kak Ken hapus nomernya. Janji??!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 📱Kendrik: Iya, akh, buruan dong. 📱Stella: Nggak mau buru-buru. Terserah aku dong.
Baca selengkapnya
12. Rindu Itu Menyesakkan
12. Rindu Itu MenyesakkanAdakah di sana kau rindukan akuMeski kita kini ada di dunia berbedaBila masih mungkin waktu kuputarKan kutunggu dirimu('Mengenangmu' - Kerispatih)****Jum'at, 9 Juli 20xxHari ini adalah 40 hari kepergian Bisma. Gangga menghabiskan waktu dengan duduk di bawah pohon di dekat laboratoium. Dia memandangi foto, bunga melati kering, kalung, coklat dan tulisan-tulisannya tentang Bisma di buku binder.Kendrik mendatanginya. Sejak tahu di belakang laboratorium adalah HIMA sastra Jerman dan terdapat pohon favorit Gangga, dia menjadi rajin mengamati pohon itu, menunggu kalau-kalau Gangga datang ke sana."Hai, Kubis. Aku boleh duduk di sini sama Gangga nggak? Apa? Boleh? Makasih ya," kata Kendrik, berbicara pada pohon besar itu kemudian duduk tanpa aba-aba di samping Gangga.Gangga menutup buku binder yang sedang diperhatikannya. "Apa, Kak?!""Galak amat sing, Mbyak, aku kan u
Baca selengkapnya
13. Peristiwa Tak Mengenakkan
13. Peristiwa Tak MengenakkanSabtu, 10 Juli 20xxRumah Kendrik, sore hari "Ken, besok kita ke rumah kakakmu ya. Seharian kita jagain dan ajak jalan dek Darren." "Mama ikh, aku mau jalan-jalan malah ngajak ke tempat Kak Ren. Lagian bayi baru umur 41 hari masak mau diajak jalan." "Kamu nggak peka. Justru karena dia udah 41 hari itu kita harus ajak dia jalan-jalan biar papa mamanya bisa ... heheh." Kadang aku tyduck mengerti maksud emak gue ini. (Kendrik). Kendrik masih terus mengernyit mendengar perkataan ibunya itu. Sekian menit berpikir, ia tak juga menemukan jawaban. Minion yang bekerja di otaknya belum juga menemukan file tentang hubungan antara bayi berumur 41 hari, mama papanya dan onomatopoeia tertawa 'heheh'. Meski pengetahuan tentang serba-serbi wanita melahirkan sudah sedikit diketahuinya, dia belum juga ngeuh maksud Bu Puri yang mengar
Baca selengkapnya
14. Sudah Jatuh Tertimpa ...
14. Sudah Jatuh Tertimpa ..."Tasku yang diambil. Karena aku masih pertahanin, kami jadi tarik-tarikan ..." Gangga mengambil jeda. "Terus dia pake pisau buat mutusin slingnya."Kendrik menghela napas. "Barang apa aja yang diambil? Handphone kamu di mana sekarang?"Saat menegangkan tadi membuat Gangga lupa akan keberadaan ponselnya. Untung dia meletakkannya di saku celana. Namun earphone yang sedari tadi terhubung ke telinganya turut terputus karena ayunan pisau si jambret."Yah, earphoneku rusak. Pisaunya tajem banget bisa langsung putus, nggak ketarik.""Kenapa nggak mau diajak ke rumah sakit? Kalau ada luka dalam gimana?""Nggak ada uang buat bayar. Uangku ..." Gangga terdiam."Diambil jambret tadi? Tapi di kos masih punya, kan?"Gangga menggeleng."Di ATM?"Gangga menggeleng lagi. "Uangku cash semua."Setelah mendapat kiriman uang bulan ini, dia langsung mengambil seluruh uangnya. Mesin ATM berada
Baca selengkapnya
15. Semakin Menjadi
15. Semakin Menjadi Minggu, 11 Juli 20xxRumah Stella, pagi hari Pukul 9 pagi Stella baru saja pulang dari pasar tradisional yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Dia menonton televisi sembari menikmati jajanan pasar yang dibelinya. Jajanan pasar itu rata-rata terbuat dari tepung, sumber karbohidrat, sehingga pas sekali untuk melebarkan badan. Tapi Stella tidak pernah melebar. Mungkin memang badannya tidak memiliki begitu banyak kelenjar lemak. Atau memang badannya kurang marketing skill sehingga lemak-lemak itu tidak ada yang sudi mampir ke badan ramping Stella. Dia memindah-mindah channel televisi untuk mencari acara yang pas. Sesungguhnya dia lebih suka drama-drama Korea. Sedangkan untuk acara televisi, dia sangat menyukai film kartun yang pada hari Minggu diputar di beberapa stasiun televisi. Akan tetapi, dia membutuhkan inspirasi untuk menulis novel yang hari ini baru 1 bab diunggah. Masih kurang 2 bab untuk mengejar pengh
Baca selengkapnya
16. Dua Pahlawan Kesiangan
16. Dua Pahlawan Kesiangan "Kok jongkok di sini?" "A-aku takut." Gangga terbata. Adam mematikan mesin motornya dan membantu Gangga berdiri. Akan tetapi, beberapa motor melalui jalan itu dan membuat Gangga kembali takut. "Kamu kenapa sih?" "A-aku ..." Belum sempat Gangga menyelesaikan kalimatnya, beberapa motor kembali melintas dan membuatnya takut. Adam pun mengajaknya ke HIMA sastra Jerman yang lebih sepi. Sesampainya di sana, markas HIMA itu sudah tertutup. "Duh, aku nggak bawa kuncinya." "Nggak apa-apa, Kak. Di emperan aja." Setelah mereka duduk, Gangga menceritakan kejadian yang dialaminya Sabtu malam kemarin. Dia juga menceritakan bahwa peristiwa itu membuat tugas terbengkalai. Untung saja Bu Eka berbaik hati memberikan perpanjangan waktu kepadanya. Adam mengeluarkan laptopnya dan membantu Gangga menyelesaikan tugas. Mahasiswa sastra Jerman semester 5 itu sangat cekatan dalam membantu Ga
Baca selengkapnya
17. Problem Is Almost Solved
17. Problem Is Almost Solved (((almost))) "Isnu, habis dari rumah nih ye, perbaikkan gizi," goda Gangga kepada Isnu yang sedang duduk di depan kamarnya sendiri itu. "Ngga, ehm, maaf ya, aku mau nagih hutang yang 15.000 bulan lalu dong." Seketika pengen amnesia. (Gangga). "Anu, ehm, aku belum ada uang gimana dong, Is." "Yah, masalahnya waktu aku pulang kemarin, bapak ibuku belum bisa kasih uang saku bulan ini. Jadi aku pake uang sisa bulan lalu." "Oh, ya udah. Ini," katanya sembari mengulurkan uang 15.000 itu. Habis sudah uang Gangga. Dia mencari-cari di lemari, di tas, di buku dan di saku-saku pakaiannya, tak ada selembar pun uang yang tersisa. Sementara itu perutnya mulai melilit. Bis, aku laper. (Gangga). Tangan kanannya kini menggenggam coklat pemberian Bisma. Dengan berat hati, dia harus memak
Baca selengkapnya
18. Bad News
18. Bad NewsSelasa, 13 Juli 20xx Acara pengukuhan kepala laboratorium "Kamu kenapa dari tadi nggak tenang gitu, Bray?" tanya Linggom, dengan suara pelan. "Pusing. Kakak sendiri menghalangi perjuangan cinta," jawab Kendrik. "Masak sih? Setahu ane, Bos Karen alias Bos Black Widow itu sayang sama ente. Kalau di kantor pasti ngomong 'kasihan adikku, skripsinya belum kelar-kelar'." "Lhah, itu namanya bukan sayang, buka aib tuh skripsiku dulu nggak lancar malah diumumin segala." "By the way, on the way, priwey, kok ente bisa bilang si Bos menghalangi? Emang apa kah yang telah dia perbuat dan apa korelasinya sama ente? Kan bisa berjuang sendiri." "Ada lah pokoknya. Yang pasti kali ini emang ane harus dapat bantuan dari kakak ane yang cantiknya selangit itu." "Hah, apa pula ente puji-puji dia, ngapain cari muka sekara
Baca selengkapnya
19. You Got The Job
19. You Got The JobRumah StellaSepulang dari kuliah, Stella berkutat kembali dengan novelnya. Sembari menonton televisi, dia terus mengetik hingga jarinya sekeriting jamur crispy demi mengejar level penulis dan pendapatan. Terdengar berita dari infotainment di televisi tentang kehebohan baby photoshoot anak kembar Nicolas Gunawan.Rupanya kelahiran si bayi kembar Shaun dan Sheni membuat kedua orang tuanya makin populer. Banyak pertanyaan konyol pun terlontar kepada pasangan selebriti itu."Bagaimana persalinan si kembar ini, apakah Mbak Lidya merasakan sakit?" tanya si pewawancara."Hahaha." Sembari mengetik, Stella tertawa.Kenapa nggak dijawab aja 'enak banget kayak lagi nonton film'. (Stella).Menurut Stella, pertanyaan itu konyol karena semua orang tahu bahwa melahirkan itu sakit baik spontan mau pun operasi. Lebih konyol lagi pertanyaan yang sering dilontarkan kepada artis yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga. P
Baca selengkapnya
20. Terlambat
20. Terlambat14 Juli 20xx Sore hari Gangga mengikuti latihan karate pertamanya masih dengan baju olahraga biasa. Dia belum memiliki dogi (baju putih untuk berlatih martial art). Banyak yang memakai baju biasa sepertinya karena belum sempat membeli dogi. "Yame', note," kata senpai mengakhiri sesi latihan pada hari itu. Setelah latihan selesai, Kendrik mengajak Gangga ke markas UKM karate yang tidak lama lagi akan berpindah itu. Beberapa anggota baru lainnya juga berada di sana. "Ini dogi buat kamu," katanya sembari mengulurkan sebuah baju putih khusus untuk latihan karate itu. "Oh, iya. Berapa harganya, Kak?" "Ini gratis kok." "Ha? Gratis?" tanya Gangga tak percaya. Mendengar kata sakti pemersatu bangsa itu, banyak anggota baru tiba-tiba berkerumun mendekati Kendrik dan Gangga. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status