18. Bad News
Selasa, 13 Juli 20xx
Acara pengukuhan kepala laboratorium
"Kamu kenapa dari tadi nggak tenang gitu, Bray?" tanya Linggom, dengan suara pelan.
"Pusing. Kakak sendiri menghalangi perjuangan cinta," jawab Kendrik.
"Masak sih? Setahu ane, Bos Karen alias Bos Black Widow itu sayang sama ente. Kalau di kantor pasti ngomong 'kasihan adikku, skripsinya belum kelar-kelar'."
"Lhah, itu namanya bukan sayang, buka aib tuh skripsiku dulu nggak lancar malah diumumin segala."
"By the way, on the way, priwey, kok ente bisa bilang si Bos menghalangi? Emang apa kah yang telah dia perbuat dan apa korelasinya sama ente? Kan bisa berjuang sendiri."
"Ada lah pokoknya. Yang pasti kali ini emang ane harus dapat bantuan dari kakak ane yang cantiknya selangit itu."
"Hah, apa pula ente puji-puji dia, ngapain cari muka sekara
19. You Got The JobRumah StellaSepulang dari kuliah, Stella berkutat kembali dengan novelnya. Sembari menonton televisi, dia terus mengetik hingga jarinya sekeriting jamur crispy demi mengejar level penulis dan pendapatan. Terdengar berita dari infotainment di televisi tentang kehebohan baby photoshoot anak kembar Nicolas Gunawan.Rupanya kelahiran si bayi kembar Shaun dan Sheni membuat kedua orang tuanya makin populer. Banyak pertanyaan konyol pun terlontar kepada pasangan selebriti itu."Bagaimana persalinan si kembar ini, apakah Mbak Lidya merasakan sakit?" tanya si pewawancara."Hahaha." Sembari mengetik, Stella tertawa.Kenapa nggak dijawab aja 'enak banget kayak lagi nonton film'. (Stella).Menurut Stella, pertanyaan itu konyol karena semua orang tahu bahwa melahirkan itu sakit baik spontan mau pun operasi. Lebih konyol lagi pertanyaan yang sering dilontarkan kepada artis yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga. P
20. Terlambat14 Juli 20xxSore hariGangga mengikuti latihan karate pertamanya masih dengan baju olahraga biasa. Dia belum memiliki dogi (baju putih untuk berlatih martial art). Banyak yang memakai baju biasa sepertinya karena belum sempat membeli dogi."Yame', note," kata senpai mengakhiri sesi latihan pada hari itu.Setelah latihan selesai, Kendrik mengajak Gangga ke markas UKM karate yang tidak lama lagi akan berpindah itu. Beberapa anggota baru lainnya juga berada di sana."Ini dogi buat kamu," katanya sembari mengulurkan sebuah baju putih khusus untuk latihan karate itu."Oh, iya. Berapa harganya, Kak?""Ini gratis kok.""Ha? Gratis?" tanya Gangga tak percaya.Mendengar kata sakti pemersatu bangsa itu, banyak anggota baru tiba-tiba berkerumun mendekati Kendrik dan Gangga. 
21. Kehamilan GanggaKendrik tak mengerti kenapa gadis di hadapannya ini malah melongo dengan mulut sedikit terbuka. Ingin rasanya ia menjejalkan tahu bulat ke mulut menganga 3 cm itu.Bukannya segera dijawab. Nggak sabar pengen salam olahraga sama si senior yang udah nyolong start itu. (Kendrik).Gangga mengulurkan benda yang kembar identik dengan test pack. Ternyata setelah diperhatikan, tidak kembar-kembar amat karena ujungnya runcing dan terdapat pelat logam yang rupanya tadi tertutup oleh tangan Gangga.Kendrik mengambil benda biru itu dan melihat tulisan di layar. Bukan positif atau negatif yang tertulis melainkan angka 39,5."Ini termometer, Kak."(Brak ...pyar ...tok-tok ...duar ...ceklek ...pletuk ...cekit ...brot ... )Begitulah suara hati Kendrik yang serasa diongkel-ongkel dengan obeng, lanjut dipukul dengan palu, kemudian diletakkan di tengah rel dan masinis dengan semangat menabrak
22. Pernyataan CintaGedung FMIPA Universitas Vanguard"Hahaha." Kendrik tertawa sendiri."Kenapa ente ketawa sendiri? Kehabisan stok kewarasan?" tanya Linggom."Nggak apa-apa, lagi lucu aja. Ane mau menyatakan perasaan cinta. Doain ya, Bray.""Menyatakan cinta sama siapa?" serobot Pak Wardiman yang baru saja bergabung bersama mereka."Sama si mahasiswa sastra Jerman lah Pak, siapa lagi. Iya kan, Ken? Ente belum rubah target kan?""Hah?! Udah kamu hamilin tapi belum nyatain cinta? Dunia emang bener-bener kebalik!" Pak Wardiman terkejut."Apa? Jadi ente udah bongkar segel?!" pekik Linggom, tak kalah kaget.Kendrik pun menceritakan yang sebenarnya bahwa itu semua hanyalah lelucon. Lelucon yang berawal dari kebocoran bibir Kendrik yang tanpa tedeng aling-aling bersedia menikahi Gangga jika gadis itu hamil."Oh gitu ceritanya, Bray. Kalau gitu, tamat sudah kisah kalian sampai di sini," kata Linggom."Kok gitu?"
23. Ada HarapanSenin, 16 Agustus 20XXPelataran UKM karate, sore hariSeperti biasa, setelah anggota lain selesai berlatih, Kendrik dan Gangga berlatih bela diri taktis berdua. Kendrik merasa canggung setelah pernyataan cintanya beberapa hari lalu ditambah dia meninggalkan Gangga tanpa pamit.Kendrik mengira Gangga juga merasa canggung. Tapi nampaknya gadis itu biasa-biasa saja seperti tak ada hal penting yang terjadi.Sembari tangan mereka aktif bergerak menyerang dan menangkis, Kendrik membuka pembicaraan. "Ngga, gimana pernyataan cintaku?""Kan aku udah bilang maaf.""Tapi aku ada harapan kan?""Setiap manusia itu punya harapan yang sama.""Masak aku sama yang lain harapannya sama? Bukannya lebih besar ya?"Gangga tersenyum geli mendengar kata-kata Kendrik. Orang ini memang sedikit berb
24. Your Shadow LingersEpisode ini menampilkan kegalauan dan kesedihan.Mohon maafkan author T.TTertanda, simbah2 author rock n roll***Kendrik melihat isi binder itu. Terdapat foto yang pinggirannya telah dilubangi agar dapat dimasukkan ke pengait tengah. Di lembar berikutnya tertempel bunga melati yang telah kering dilapisi plastik, rapi. Berikutnya, selembar kertas bungkus coklat batangan.Secinta ini kamu sama Bisma. Benar kata Linggom, bersaing dengan orang yang udah meninggal malah lebih berat. Coba kalau Bisma masih hidup dan mereka putus kayak pasangan pada umumnya, pasti Gangga nggak akan sudi bikin buku kenangan tentang dia kayak gini. (Kendrik).Sembari menguatkan hati dari ujian cintanya, tangan laki-laki itu terus membuka lembar demi lembar halaman di buku itu. Sampai pada clipping surat kabar yang memuat artikel tentang berita kematian Bisma di sana
25. Bertemu Seorang DetektifLaboratorium Universitas Vanguard, 16.00Kendrik duduk di lantai sembari menyandarkan punggungnya pada dinding. Dia terus memandangi artikel yang dipotretnya dari binder milik Gangga.Seketika, perhatiannya tersedot oleh kejadian itu. Dia membaca artikel itu berulang kali.Pak Wardiman masuk ke laboratorium itu."Woah, kaget aku! Ngapain ngesot di situ? Klumbrak klumbruk kayak cucian kotor aja. Nggak pulang? Sore sampai malam kan nggak ada yang praktikkum," kata Pak Wardiman."Ntar dulu, Pak.""Gimana perkembanganmu sama Gangga?""Ini tadi waktu makan siang ketemu dia," jawab Kendrik dengan raut wajah dan nada tanpa semangat."Ditolak?""Gimana ya. Aku bilang mau nunggu dia. Dia diem aja.""Hmm, diam berarti 'iya'. Mungkin dia nantinya bakal mau sama kamu."Kendrik mengangguk perlahan. Itu kabar gembira kan? Tapi pikiran Kendrik saat ini sedang
26. A New JourneyRumah Kendrik, Koja"Kendrik, ke mana aja kamu. Mama telpon-telpon nggak diangkat. Mama telpon Pak Wardiman, katanya kamu udah pulang sedari jam 4, tapi kok baru sampai rumah jam segini?" berondong Bu Puri sembari mengelus-elus dada.Sedari tadi Bu Puri sudah menungu di depan rumah dengan perasaan khawatir tingkat internasional. Bagaimana tidak, biasanya Kendrik berpamitan jika ada kegiatan praktikkum hingga malam hari. Kali ini tidak."Maaf, Ma. Aku tadi pergi mendadak ke Gunung Timur. Provider handphoneku di sana agak susah sinyal," katanya sembari memasuki rumah bercat putih yang ditempati bersama ibunya itu.Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 21.30."Kamu ada perlu apa di Gunung Timur?""Aku ... Ada sesuatu, Ma. Bukan masalah penting kok."~Kos Seruni