Si Pemberontak CulunKu의 모든 챕터: 챕터 51 - 챕터 60
79 챕터
BAB 51. Masa Lalu Yang Terus Saja Mengikutiku
Hasan Taner segera menatap ibunya dengan kesal dan kini mereka saling bertatapan dan berhadapan satu sama lain. “Mama, tolong hal yang demikian tidak diungkapkan dihadapan anak – anak. Mama tahu bukan? Mereka itu tetap putra- putraku,” kata Hasan Taner. Lidia segera membuang pandangannya ke arah Sarah dan menatap Sarah dengan tajam. Hasan yang mengerti padangan Lidia segera menatap Lidia dan memohon kepadanya untuk tidak salah paham. “Mama, tolong jawab pertanyaanku. Sarah tidak ada hubungannya sama sekali,” katanya kembali. “Tidak ada hubungannya? Semua pasti ada hubungan dengan Sarah,” kata Lidia dengan tatapan yang menusuk. Sarah yang mendengarkan perkataan Lidia mengernyitkan dahinya dan menatap Lidia dengan pandangan tidak mengerti. “Apa maksud Mama?” tanya Sarah dengan heran. “Apa perlu Mama jelaskan lagi?” tanya Lidia kembali. “Mama, jangan ungkit masa lalu.” Hasan tetap membela Sarah. “Masa lalu apa Mas?” tanya Sarah dengan heran. Sarah sama sekali tidak memahami masa
더 보기
BAB 52. Ketakutan Hasan Taner
Hasan penasaran apa yang sedang direncanakan Lidia, karena dia pasti sedang mengetikkan perintahnya kepada orang kepercayaannya. Lidia walaupun sudah tua tetap saja mampu mengimbangi kecerdikan putranya. Mereka adalah lawan yang sepadan. Lidia tampak puas bahkan senyuman lebar kini menghiasi wajahnya. Hasan bahkan penasaran kemana Lidia mengirimkan pesannya itu apakah kepada Prasetyo atau keapda Suseno. Hasan cemas kalau Suseno yang melakukan perintah Lidia karena kalau Suseno maka Lidia akan segera menunjukkan sisi kejamnya dan tidak ada yang dapat menghentikannya, tetapi kalau Prasetyo maka Hasan dapat bernapas lega. “Mudah – mudahan Prasetyo yang mendapatkan perintah mama karena kalau dia yang diperintahkan mama maka semuanya aka naman dan tidak ada yang perlu dicemaskan. Mudah – mudahan mama masih memakai akal sehatnya,” pikir Hasan dengan cemas. “Aku harus menyelidiki siapa yang menjalankan tugas dari mama, sebaiknya aku memerintahkan Yudhi sedakarang juga. Agar dia memata – mat
더 보기
BAB 53. Masih Misteri
Hasan melirik Sarah dengan penuh kecemasan, karena dia tidak ingin menyakiti wanita yang dicintainya. Hasan sadar sekarang Sarah telah menatapnya dengan tajam, Sarah semakin heran dengan perkataan Lidia. “Apa maksud dari perkataan Mama. Seharusnya mereka menjelaskannya kepadaku sekarang, aku sudah tidak tahan lagi dengan keterdiaman mereka. Aku harus tahu sekarang apa yang ingin mereka sampaikan. Karena bagaimanapun aku berhak tahu atas diriku dan keluargaku. Termasuk anak dan suamiku,” pikir Sarah dengan kesal. Mereka masih saja bungkam, akhirnya Sarah yang tidak tahan lagi mulai mendengus dan menatap mereka berdua dengan tajam. “Mama jangan main teka – teki kepadaku. Aku berhak tahu apa yang ada dipikiran Mama, dan kamu juga ,Mas.” Katanya dengan tegas. “Aku mau jawabannya sekarang juga!” kata Sarah dengan tegas. Sarah semakin marah dan jengkel karena dia tidak dihargai sama sekali. Sarah juga berharap mereka segera menjelaskannya dan tidak menutup mereka lagi. “Maaf Sarah, se
더 보기
BAB 54. Haruskah Memilih?
Setelah pertengkaran hebat mereka Evelyn, Gio dan Key duduk di selasar di lantai dua, tak jauh dari ruangan kerja Lidia. Mereka menatap Evelyn sehingga Evelyn semakin jengah, Evelyn sebenarnya tidak ingin menjadi pusat perhatian mereka. Evelyn duduk menjauh dari Key dan Gio, karena dia tidak ingin menyulut kemarahan di antara mereka berdua. Dia melirik lengannya yang mulai terasa ngilu karena tarikan keras dari Key tadi. Ada garis bekas tangan Key di sana, kini lengannya tidak lagi memerah. Karena warna kulitnya yang putih menyebabkan warna merah tadi menjadi biram. Gio yang memperhatikan Evelyn segera mengambil obat gosok dan memintanya kepada Surti. Tidak berapa lama kemudian di tangan Gio terdapat sebotol obat gosok, kemudian dia duduk di samping Evelyn dan mulai meraih tangan Evelyn dengan lembut. Dituangkannya obat tersebut dan mulai mengoleskannya ke tangan Evelyn. Key yang melihatnya langsung cemburu dan karena tidak tahan melihat kedekatan mereka akhirnya ikut pindah ke sampi
더 보기
BAB 55. Gio Yang Malang
Lidia kini menatap Evelyn kemudian dengan nada mengancam dia mengucapkan kata – kata yang membuat Gio Taner semakin heran mengapa Lidia seolah – olah mengancam Evelyn. “Kamu harus segera melaksanakan yang Oma katakan, kalau tidak kamu tahu sendiri apa yang akan Oma lakukan. Key harus mendapat hak istimewa!” katanya sambil berlalu dari sana. Kemudian Lidia berhenti kembali dan menatap ke arah Gio. “Dan kamu, jangan sampai aibmu Oma buka!” desisnya berlahan ke arah Gio. Evelyn yang tidak mendengarkan perkataan Lidia mengerutkan keningnya kembali. “Ternyata bukan aku saja yang Oma ancam. Kak Gio juga, apa yang Oma bicarakan?” pikir Evelyn. kepergian Lidia menyisakan sedikit kecemasan di hati Gio Taner. Dia tidak kuasa menahan rasa kecewa dan sedihnya karena Lidia sangat membencinya. “Oma, apa yang membuat Oma membenci aku. Sejak dari kecil Oma selalu membela Key, dan tidak pernah mau mendengarkan penjelasanku. Kalau Key benar Oma pasti belain, tetapi kalau Key juga salah maka Oma j
더 보기
BAB 56. Tuduhan Lidia
Lidia menatap cucu sulungnya dengan mata membelalak seakan tidak mempercayai apa yang telah dilakukan Gio. Namun pemandangan di depan telah cukup baginya untuk menarik kesimpulan bahwa Gio telah melakukan perbuatan nista. “Cucu kurang ajar! Apa yang kamu lakukan? Apa kamu pikir rumah ini tempat kamu untuk berbuat mesum?” tanya dengan marah. Key yang melihat ini akan menjadi masalah besar maka dia mencoba menenangkan Lidia. “Oma, kakak……,” Sebelum Key meneruskan ucapannya Lidia bahkan memotongnya dan tidak memberikan Key untuk melanjutkan pembicaraannya. “Cukup Key! Jangan kamu bela lagi dia, dia tidak pantas dibela sama sekali. Apa kamu mau Oma marahi juga?” tanya Lidia dengan marah. Melihat reaksi Lidia akhirnya Key terdiam dan tidak berani menjelaskannya kembali. Lidia terus saja memanggil Gio dengan suara keras. Sehingga menarik perhatian Sarah yang sedang berada di kamarnya. Hari ini Sarah tidak ke butik seperti biasanya. Karena Sarah sedang tidak enak badan. “Oma ada apa?”
더 보기
BAB 57. Sisi Lain Gio Taner
Semua sekarang sudah bergerak ke ruang kerja Hasan Taner, Sarah melihat Gio belum mengikuti mereka. Sarah kemudian berbalik kembali ke kamar Gio, kemudian dia melihat Gio masih saja terpaku di dalam kamarnya. Wajah dinginnya benar – benar membuat Sarah yakin Gio sama sekali tidak bersalah. Sarah menepuk bahu anak sulungnya dengan penuh kasih sayang. “Mama, apa Mama percaya Gio melakukan perbuatan terkutuk itu?” tanya dengan sedih. “Semua boleh menuduh Gio yang tidak – tidak tetapi asal Mama percaya kepadaku maka aku akan bisa menghadapi ini semuanya,” katanya dengan sedih. “Gio! Lihat Mama. Seorang ibu akan tahu kalau anaknya bersalah atau tidak! Karena Mama tahu persis Gio itu siapa, Gio itu duplikat Papa. Papa adalah seorang pria yang akan selalu memilih satu wanita di dalam hidupnya. Tidak mungkin dia akan berbuat hal -hal seperti ini. Jadi sudah tentu Mama percaya denganmu. Jadi kamu ikut Mama ke ruang kerja Papa ya,” kata Sarah sambil memeluk putranya. Sarah sebenarnya sangat
더 보기
BAB 58. Apa Kamu Pikir Saya Orang Bodoh?
Gio Taner melihat Dila seperti harimau terluka, dia tidak menyukai penghianatan yang dilakukan orang lain. Kemudian dia menarik napasnya dengan kasar dan mengusap wajahnya kembali. Kini wajah itu bukan hanya memerah tetapi menggelap menahan amarah yang sangat luar biasa. “Kalau Oma percaya dengan orang asing itu hak Oma. Tetapi Gio tekankan di sini Gio sama sekali tidak mengundangnya ke kamar Gio apalagi menyentuhnya. Dari tadi Gio hanya diam bukan karena Gio salah tetapi karena aku ingin melihat sampai dimana kebohongannya berlanjut dan sampai dimana wanita itu mempertahankan kebodohannya,” katanya lagi. Wajah Dila langsung memucat tidak dia sangka di dalam situasi ini Gio masih saja dapat membela dirinya, harapannya tinggal Lidia Taner. “Apakah wanita itu masih akan membelanya?” tanya dengan penuh harap. Lidia yang menatap Gio dengan tajam menyadari ada kemiripan Gio dengan Hasan putranya bahkan Gio jauh lebih mirip Hasan daripada Key. Lidia bahkan menyangsikan pemikirannya send
더 보기
BAB 59. Aib Yang Terbongkar
Hasan segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. “Yudhi, kamu sudah sampai? Apa kamu membawa laporan yang diminta isteri saya? Oh baiklah,” kata Hasan lagi. “Gio kamu bantu Papa, hubungkan alat ini ke slide proyektor sana!” perintah Hasan lagi. Gio segera menyalakan alat slide proyektor tersebut dan tampak Hasan sedang mengambil file dari sebuah laptop yang ada di atas meja kerjanya. “Semua silahkan nonton hasil rekaman rumah ini,” kata Hasan kembali. Kemudian Hasan Taner mengatur waktu rekaman sesuai waktu Gio pulang sekolah. Tampak Gio turun dari mobil kemudian memasuki gerbang depan dan akhirnya ke ruang tengah dan mulai menaiki tangga menuju ke atas. Dimana seluruh kamar mereka ada di lantai dua. Tampak Gio hanya melihat ke arah Key dan teman -temannya. “Lihat! Gio sekarang sedang naik ke lantai dua!” kata Hasan kembali. Gio kemudian masuk ke dalam kamarnya, tetapi apa yang dikerjakannya di kamar sama sekali tidak kelihatan. Selang satu jam kemudian tampak Dila m
더 보기
BAB 60. Buah Tidak Jauh Dari Pohonnya
Dila menatap Hasan dengan begitu beraninya. Dia berharap Hasan sebagai kepala keluarga Taner akan takluk kepadanya. Dila bahkan berani menatap Lidia dan Sarah secara bergantian. “Bagaimana Om dan Tante, Oma juga. Apakah permintaan saya berlebihan. Saya memang melakukannya dengan banyak pria. Saya akui itu tetapi putera anda sudah menikmati tubuh saya juga. Jadi tidak ada salahnya aku menikah dengan putera sulung kalian, atau kalau tidak….,” ancam Dila. Sifatnya semakin menjadi – jadi membuat Sarah geram melihatnya. Sarah memandang Dila dengan tajam. “Jadi apa maksudmu? Kamu mau mengancam kami? Kamu pikir kamu itu sudah benar? Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu. Saya tidak mau calon cucu saya tumbuh di rahim yang kotor. Saya menolaknya dan jangan pernah bermimpi!” kata Sarah lagi. Dila menatap tajam Sarah sedikitpun dia tidak takut karena dia pikir dia akan menang kali ini. Dia pasti akan meraup keuntungan yang sangat besar. Dia membayangkan kehidupannya yang sukses dan
더 보기
이전
1
...
345678
DMCA.com Protection Status