All Chapters of Salahkah Aku Mencintaimu?: Chapter 51 - Chapter 60
87 Chapters
Bab 51 - Menemui Ibu-nya Ares
Anin merasakan jika hidungnya mencium aroma masakan yang sangat begitu sedap. Perempuan itu tersenyum manis ketika tahu jika Ares tengah memasak di dapur. Lagipula jika bukan Ares siapa lagi yang melakukan kegiatan memasak.Meski masih merasa lelah dan mengantuk, Anin merasa tidak enak jika harus bangun siang. Terpaksa Anin mulai bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.Setelah selesai melakukan itu, Anin mencepol rambut panjangnya ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih bersih namun ada beberapa tanda ciuman di sana akibat ulah Ares semalam. Anin pikir kalau Ares itu alim dan tidak akan melakukan hal ini, tapi ternyata Ares sama saja seperti pria pada umumnya. Sangat beringas dan suka mencium.Ketika sudah keluar kamar, Anin mendengar suara obrolan dua pria di dapur. Tampaknya sangat serius jika diperhatikan.“Pokoknya kamu urus semua itu, Bay,” titah Ares, sibuk membolak-balik nasi di atas wajan.“Ta
Read more
Bab 52 - Penolakan
Anin yang merasa lebih muda dan memang berniat ingin meminta restu dari ibu-nya Ares mencoba menyapa terlebih dahulu.“Halo, Tante,” sapa Anin, ramah.“Kamu bawa perempuan murahan ini ke rumah, Res?!” murka Sekar, tidak suka melihat Ares membawa Anin ke rumahnya. “Ibu enggak suka dia ke sini, Res! Gara-gara dia privasi keluarga kita jadi tidak ada!” serunya begitu lantang.“Bu, tenang dulu. Lagipula kedatangan Ares dan Anin ke sini dengan maksud dan itikad baik,” lerai Ares, mencoba menenangkan Sekar yang sudah mencak-mencak karena emosi melihat wajah Anin.“Halah itikad baik apa?! Dia ke sini pasti ingin membawa kesialan saja!” maki Sekar di depan Anin secara langsung. “Saya mohon tinggalkan anak saya! Cari saja pria lain sana! Dasar perempuan murahan!” semprot Sekar begitu pedas.“Bu, Ibu, sudah. Malu sama tetangga kalau sampai mereka dengar ribut-ribut.” Ares mencoba tetap lembut dengan Ibu-nya yang memang keras kepala itu.“Ibu enggak bisa tenang kalau dia masih di sini, Res!” sah
Read more
Bab 53 - Rungsing
Anin melepaskan genggaman tangan miliknya dengan kasar. Anin menatap Ares dengan pandangan menahan kesal.“Kenapa kamu menarikku keluar dari sana? Aku bahkan belum memulainya, Ares!” geram Anin, merasa selalu dilindungi oleh Ares. Padahal ia ingin membuktikan jika dirinya pantas mendapatkan Ares di depan Sekar.“Kamu lihat sendiri kalau emosi Ibu sedang meledak-ledak, Anindya.”“Tapi justru ini kesempatan aku buat menenangkan Ibu.”“Ibu kalau sudah emosi sulit sekali diredakan. Kita bisa mencobanya lagi nanti lain kali.”Anin masih merasa marah. Apalagi setiap dirinya ingin bertindak selalu dilindungi oleh Ares. Anin kurang leluasa jika seperti ini. Biarlah nanti ia akan menemui Ibu sendirian tanpa adanya Ares.Terlebih tindakan Ares barusan benar-benar di luar ekspetasinya. Ares mengakui jika kehamilan dirinya ini akibat ulahnya. Jika Ibu tahu semua ini hanya kebohongan semata, sudah pasti Ibu akan semakin membenci-nya.“Lain kali jangan terlalu melindungiku, Res,” ucap Anin, masih k
Read more
Bab 54 - Ares Vs Rayyan
Di dalam mobil tentu saja Ares merasa ketar-ketir sendiri karena menunggu Anin yang terlalu lama di dalam sana.Sudah beberapa kali Ares menghela napasnya dengan kasar dan mendecak kesal ketika melihat arlojinya ini.“Mereka sedang apa, sih!” gerutu Ares, kesal sendiri menunggu Anin di dalam mobil. “Awas saja kalau mereka menyakiti Anin-ku!” lanjutnya tidak main-main.Tak bisa tenang membuat Ares mengambil ponsel miliknya yang berada di saku jas. Ares menatap nomor milik Anin. Rasanya ingin menelepon tetapi Anin sudah mewanti-wanti untuk tidak usah menghubungi selama Anin berada di dalam sana.Tidak mau membuat Anin kecewa, Ares terpaksa menuruti keinginannya itu meski di dalam hati sangat gusar.“Huft! Kamu memang paling bisa membuatku kacau Anindya!” geram Ares, mencengkeram setir mobil.Sampai akhirnya selang beberapa menit datang mobil BMW hitam yang masuk ke dalam halaman rumah milik Regas. Hal ini tentu saja menyita perhatian dari Ares yang sedang resah.Dari jarak jauh, Ares me
Read more
Bab 55 - Anin Mulai Perhatian Ke Ares
Saat sudah berada di dalam kamarnya, Anin justru memikirkan soal aset milik Ares. Bagaimana kalau tidak berfungsi ke depannya. Anin yang membayangkan hal ini saja rasanya seperti frustrasi sendiri. Tidak bisa terbayangkan bagaimana sedihnya Ares nanti.Ketika sedang melamun, Anin mendengar pintu lift terbuka. Anin menebak kalau itu Bayu yang datang.Awalnya Anin mencoba bersikap masa bodoh. Akan tetapi hati kecilnya penasaran apa yang akan Bayu lakukan untuk mengobati sakitnya Ares itu..Terpaksa Anin segera pergi keluar kamar untuk memastikan. Ternyata ketika sudah keluar kamar, sepi tidak ada siapa-siapa. Anin melirik ke arah pintu kamar milik Ares yang tertutup rapat.“Aaaahhh! Pelan-pelan!” protes Ares, kesal.Mendengar suara jeritan Ares membuat Anin semakin penasaran apa yang Bayu lakukan sampai-sampai Ares menjerit kesakitan.“Ares pasti normal, ‘kan?” gumam Anin, mulai berpikiran kotor. “Mereka lagi apa, sih!” geramnya mulai emosi.Tidak bisa tenang membuat Anin mencari ide ag
Read more
Bab 56 - Mencoba Mengintimidasi Anin
Anin langsung menutup pintu kamar milik Ares. Ia tahu betul jika Ares barusan telah melindunginya lagi di depan Nadia. Entah harus senang atau sedih. Di sini lain Ares harus berdebat dengan adiknya. Tapi tidak bisa dipungkiri jika ia juga senang ketika Ares memprioritaskan dirinya dibanding keluarganya sendiri.Ketika sudah berada di depan kamar Ares, Anin terkejut ketika Nadia dan Widi ternyata belum pergi dari dalam apartemen milik Ares. Kedua perempuan itu hanya keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.“Ck! Gimana? Bangga dibela sama Mas Ares?” sindir Nadia, menatap sinis ke arah Anin.Anin yang diintimidasi Nadia mencoba bersikap kooperatif. Tersenyum hangat kepada calon adik iparnya itu. “Ya, aku senang karena Mas Ares begitu membela dan mencintaiku,” jawab Anin, santai bahkan tersenyum manis di depan Nadia juga Widi.Sontak hal ini membuat Nadia dan Widi merasa geram sendiri. Apalagi sikap Anin tampak menunjukkan kemenangan di depannya secara nyata.Memang b
Read more
Bab 57 - Permintaan Sekar Kepada Anin
Setelah menerima telepon Anin terkejut dengan kehadiran Ares yang berdiri di belakangnya itu. Anin pun melemparkan senyum manisnya.“Telepon dari siapa?” tanya Ares, menatap lekat wajah Anin.Anin bingung ingin menjawab apa saat ini. Tidak mungkin juga ia mengatakan hal yang sejujurnya kepada Ares. Bisa-bisa dia akan terus mencecar dirinya dengan berbagai banyak pertanyaan.“Bukan dari siapa-siapa. Hanya orang iseng saja,” jawab Anin, meringis.“Orang iseng?” balas Ares tampak tidak percaya. “Baru kali ini ada yang nyasar ke sini. Biasanya jarang ada telepon. Sekali ada telepon juga hanya Bayu atau Ibu,” tambah Ares, terus melanjutkan berjalan menuju sofa ruang tv.“Iyaaaa mungkin dia salah pencet nomor atau gimana. Soalnya tadi dia bilang unitnya Tuan Bret!” sahut Anin, mencoba terus berbohong.“Ohhh! Kamu udah makan belum?” tanya Ares, mengalihkan topik obrolan.“Hehehe, belum.”Ares langsung mendengkus sebal ketika tahu jika Anin belum juga mengisi perutnya itu. Sampai akhirnya Are
Read more
Bab 58 - Dari Hati Ke Hati
Jujur saja ucapan Sekar membuat hati Anin langsung merasa tidak enak sendiri. Terlebih pandangan Sekar yang biasa sengit juga galak kini tampak begitu teduh. Hal ini justru membuat mental Anin merasa tidak karuan.Alhasil yang dilakukan Anin untuk menetralkan rasa tidak enak sekaligus gugupnya hanya dengan menelan ludahnya berkali-kali dengan kasar.“Saya yakin kalau kamu perempuan baik-baik,” ucap Sekar, tersenyum manis.Anin yang dinilai seperti ini merasa bingung sendiri. Pasalnya kemarin perempuan di depannya begitu mengamuk dan selalu menghina-nya dengan kata sumpah serapah. Entah kenapa hari ini sangat baik sekali. Sampai-sampai Anin merasa bingung harus bereaksi apa saat ini.“Itu saja yang mau saya sampaikan. Kamu sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu. Kamu pasti akan merasakan apa yang saya rasakan,” tambah Sekar, lembut.Diperlakukan baik seperti ini yang ada membuat Anin terkena mental. Anin benar-benar bingung harus bagaimana. Yang dilakukan hanya diam sembari tersenyum t
Read more
Bab 59 - Kita Putus, Ya!
Mereka berdua memutuskan untuk menonton film bioskop di dalam mal Pacific Place. Sebelum itu, Anin mengajak untuk makan malam terlebih dahulu. Hal ini tentu saja langsung dituruti oleh Ares tanpa rasa curiga sedikit pun.Sebelum benar-benar masuk ke dalam bioskop pun Anin mengajak Ares untuk makan malam terlebih dahulu. Hal ini membuat Ares merasa senang karena Anin bersikap begitu perhatian.“Kamu lagi pengin makan apa emangnya?” tanya Ares, penuh perhatian.“Apa aja asal membuat perut kita kenyang.”Ares tersenyum lebar mendengar jawaban lelucon dari Anin. Tidak biasanya Anin akan ngelawak seperti ini. Biasanya perempuan itu akan selalu serius.Sampai akhirnya Ares menuju ke restoran Jepang. Mendadak Ares ingin memakan shabu-shabu. Anin sendiri menuruti keinginan kekasihnya.Ketika sudah mendapatkan meja, mereka berdua memesan makanan yang lumayan banyak. Ares bahkan senang melihat Anin memesan makanan dengan porsi cukup banyak. Pasalnya jika sedang makan dengannya, Anin selalu meme
Read more
Bab 60 - Perang Batin
Ares yang melihat Anin menangis langsung segera menarik tubuh perempuan itu untuk dipeluknya. Diusap dengan lembut rambut panjang dari perempuan itu. Sedangkan Anin masih menangis tergugu di dalam pelukan Ares. Sulit rasanya untuk membendung semua kesakitan yang dirasa.Namun tidak mau semakin terlena akan sikap manis dari Ares, Anin segera melepaskan diri dari pelukan pria itu.“Terima kasih, Res.” Anin mengatakan begitu pelan yang membuat Ares hanya bisa menghela napas panjang saja dengan kasar. “Kamu pasti akan menemukan perempuan yang tepat nantinya. Kamu pria baik, sedangkan aku—““—Stop!” potong Ares, cepat. “Bagiku kamu adalah orang yang tepat, Anindya. Kita pulang, ya. Kamu pasti capek. Kita bahas ini nanti besok saja.”Ares mengulurkan tangan kepada Anin. Akan tetapi perempuan itu justru menepisnya kasar. Menatap Ares dengan tatapan yang amat sangat sengit.Di sini Ares mencoba terus bersabar menghadapi Anin. Ares mencoba memahami Anin karena tengah hamil muda. Ares berpikir
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status