All Chapters of BUKAN OB BIASA: Chapter 31 - Chapter 40
125 Chapters
31. KECURIGAAN GIRA
"Kamu menjenguk pak Eka juga? Loh, kamu habis menangis?" Adam dihadapkan dengan pertanyaan dan situasi yang tidak menguntungkannya. Dia tidak mungkin bisa menyangkal jika mengatakan 'tidak dari ruang inap ayahnya'. Namun bukan itu masalahnya, Gira pasti akan bertanya-tanya alasan kenapa ia menjenguk ayahnya dan itu akan dapat membuka rahasianya. "Hmn, iya. Aku baru saja dari sana." Jawab Adam jujur setelah memikirkan berbagai alasan. "Oh, kamu kenal dengan pak Eka?" Tanya Gira terkejut. Tidak mengira, seorang OB seperti Adam akan mengenal orang nomor satu di perusahaan Widjaja Grup tersebut. Adam mengangguk kecil, "Iya, beliau orang yang menerimaku bekerja di perusahaan." "Hmn.. Jadi, karena pak Eka sakit, kamu sampai sedih yah?" "Yah, wajar sih. Pak Eka pasti sangat berjasa bagi kamu, ‘kan?" "Ya, begitu lah." Jawab Adam mengedikkan bahu dan tersenyum lega. "Hmn... Ra, kamu mau jenguk pak Eka juga kan? Silahkan. Aku mau balik duluan." Saran Adam, ia ingin segera pergi dari sa
Read more
32. KENYATAAN YANG SULIT DISANGKAL
"Adam, maaf yah! Kemarin aku main pergi aja, karena harus jenguk pak Eka sama teman-teman. Kamu gak marah kan?" Tanya Nadya siangnya. "Ngapain marah? Kan kamu dah bilang mau jenguk pak Eka sebelumnya." Jawab Adam santai. "Ih bukan gitu. Aku kira kamu marah, karena tadi kita kan lagi serius bahas 'sesuatu'." Ujar Nadya sambil memberikan kode tanda kutip pada kata terakhir. Jantung Adam seketika berdegup lebih cepat, "Sesuatu apaan yah?" Tanya Adam pura-pura lupa. 'Masih ingat aja dia.' Pikir Adam cemas harus memberikan jawaban apa pada Nadya. Nadya langsung memasang ekspresi cemberut diwajahnya dan membuat Adam seketika mati kutu. Entah kenapa, kalau didepan Nadya ia seakan lemah dan tidak bisa melihat Nadya merajuk seperti itu. Apa itu artinya Nadya sudah menjadi kriptonit-nya Adam? "Iya-iya, jangan pasang ekspresi begitu kenapa? Tapi, bukan sekarang juga kan? Masa kerja gini, bahasnya masalah pribadi. Menyalahi aturan kerja, nanti kita bisa dikenakan pasal pelanggaran etos ker
Read more
33. KERAS KEPALANYA GIRA
"Adam, lepaskan!" Wajah Gira memerah dan memucat karena kekurangan asupan oksigen. Sementara itu Adam tidak terlihat tanda-tanda akan melepaskannya dan bahkan semakin mengencangkan cengkeramannya di leher Gira. Hal itu membuat Gira semakin ketakutan, ia tidak ragu jika Adam bahkan dapat berbuat nekat dan membunuhnya saat itu juga. Tidak memiliki pilhan lain, Gira akhirnya terpaksa harus berkata jujur, "Adam, ku mohon.. le-pas, aku, aku berbohong." Benar saja, tatapan dingin Adam tampak mulai berubah dan perlahan mengurangi cengkeramannya di kerah Gira. "Katakan yang sejujurnya?" Ujar Adam dingin. Gira meringkuk ketakutan, tapi paling tidak ia sudah bisa bernapas lega sekerang. Dengan perlahan ia menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Adam, termasuk cerita tentang papanya Adam yang sempat tersadar dan menanyakan Adam. "Jadi, aku hanya sekedar menebak saja, jika Adam yang dimaksud oleh mama Halimah itu adalah kamu. Aku sengaja melebihkan cerita terakhir dan tidak menduga justr
Read more
34. CANGGUNG
Semula Adam mengira, setelah insiden kecil antara dirinya dan Gira siang itu, akan membuat sikap Gira terhadapnya bisa kembali seperti biasa. Seperti sebelum Gira mengetahui siapa identitas Adam yang sesungguhnya. Namun yang terjadi, ternyata Gira sama sekali tidak menyerah memperjuangkan perasaannya dan situasi itu membuat kecanggungan terjadi antara dirinya, Gira dan Nadya. Seperti biasa, jika penunjuk waktu sudah menunjukkan mau akhir jam kantor. Adam seperti biasa selalu mengantarkan minuman putih biasa untuk karyawan di sana, dikarenakan mereka sering kehausan dan dehidrasi akibat terlalu fokus dengan pekerjaan. Namun, tidak jarang beberapa karyawan justru sengaja meminta dibikinkan kopi oleh para OB agar bisa tetap melek sampai jam pulang kerja nantinya. Karena Adam kebetulan yang bertugas di lantai itu, maka dia lah yang bertanggung jawab untuk melayani kebutuhan karyawan di sana. Saat Adam baru saja meletakkan minuman di atas mejanya Nadya, Gira memanggilnya dengan nada sed
Read more
35. DIA KEMBALI
"Kakak beneran cuma sahabatan sama mas Adam?" Tanya Nala malam itu. Sebelumnya, ia sudah sangat penasaran, karena sehari sebelumnya Adam adalah orang yang menjemput flash disk kakaknya ke rumah. Sayang sekali, saat itu ia tidak punya banyak waktu untuk bertanya pada Adam, karena Adam harus bergegas kembali ke kantor untuk mengantar flash disk kakaknya. Nala tidak tahu jika Adam adalah seorang OB sebelumnya. Karena Nadya tidak menjelaskan pekerjaan Adam saat mereka bertemu pertama kali. Terakhir yang ia tahu dari cerita kakaknya, kalau mereka ternyata sudah resmi sahabatan. "Xixixi, kenapa? Seharusnya kamu senang dong. Kalau kamu masih minat jadi pacarnya Adam, silahkan aja! Ceritanya tar, 'Sahabatku jadi pacarnya adikku.', keren, 'kan?" Canda Nadya menggoda adiknya. "Ih, gak ah! Masa iya, aku pacarannya sama OB? Keren sih, cuma kalau OB, gak jadi deh." Ujar Nala seperti merasa jengah ketika membayangkannya. Ia memang menyukai cowok pemberani dan pintar berkelahi, dimata Nala cowo
Read more
36. BUKAN TEMBON YANG SAMA
"Tembon?" Pria yang dipanggil 'Tembon' oleh Nadya, tersenyum canggung saat semua orang justru menjadikannya pusat perhatian karena panggilan itu."Maaf, bu Nadya. Sepertinya anda salah orang. Perkenalkan, saya Fabian. PM yang baru." Fabian mengulurkan tangannya ramah dan terlihat begitu santai.Lain halnya dengan Nadya, ia tampak salah tingkah karena terlanjur menyebut nama PM baru mereka dengan panggilan 'khusus' masa kecilnya. Ia tidak sedang salah orang, karena pria tersebut memang 'Tembon' sahabat 'spesial' masa kecilnya.Nadya maklum kalau Tembon memilih untuk tidak mengakui nama 'itu', karena disana sedang banyak orang. Nadya tersenyum malu dan cepat menyesuaikan diri."Ma-maaf, Pak. Saya keceplosan. Salam kenal, senang bisa bekerjasama dengan anda." Ujar Nadya tersipu, segera menyadari kesalahannya. Ia terlalu bersemangat, sampai lupa dimana ia berada saat itu.Hari itu adalah perkenalan project manager yang baru. Otomatis Fabian akan menjadi orang dengan pangkat tertinggi dal
Read more
37. PERTEMUAN DUA SAHABAT
Tanpa terasa, Adam dan Nadya sudah melewatkan waktu dua jam bersama. Selama itu pula, Adam berusaha menjadi pendengar yang baik. Meski dengan begitu, ada perasaan cemburu yang membuatnya ia tidak nyaman. Mungkin karena ini adalah pertama kali dalam hidupnya, Adam menyimpan rasa pada seorang wanita. Alasan yang sama yang membuatnya menahan kecemburuannya dan memilih untuk menjadi penyemangat bagi wanita yang disukainya. Meski dengan begitu, ia harus menahan sakit dalam hatinya.Nadya sangat berterimakasih pada Adam karena telah mendengarkan semua curhatannya dan juga berhasil menguatkannya. Sehingga, saat ia kembali, Nadya sudah dapat tersenyum cerah seperti biasanya.Adam sengaja tidak mengantar Nadya kembali ke ruangannya, semata karena Adam sendiri bukanlah setegar yang ditampakkannya ketika di depan Nadya sebelumnya.'Bukanlah hal yang mudah untuk bisa menerima wanita yang kita sukai bercerita tentang perasaan cintanya, tapi cinta untuk pria lain.'Itulah yang terjadi dengan Adam
Read more
38. SARAN DARI SEORANG SAHABAT
"Adam?""Fabian?"Seru keduanya terkejut. Tentu saja mereka sudah saling kenal dan pertemuan yang tanpa sengaja itu membuat keduanya sama-sama terkejut sekaligus bersemangat."Anjir, gue kira lu dah mati." Canda Fabian bersemangat.Adam sempat larut dengan perasaan yang sama, sebelum ia tersadar dengan situasi saat itu. Tentu saja, karena semua mata menatap heran ke arah mereka saat itu.Bagaimana mungkin seorang esksekutif seperti Fabian bisa kenal dengan seorang OB? Apalagi cara mereka menyapa satu sama lain, terlihat begitu akrab.Termasuk Gira yang berdiri di dekat Adam, rahangnya sampai menganga lebar. Bahkan jika dimasukkan dua kepalan tangan akan cukup untuk masuk ke sana.Tidak ingin timbul gosip yang aneh-aneh nantinya, Adam dengan cepat bereaksi, "Hahaha, anda pasti bercanda, pak Fabian."Lalu, diikuti dengan kerlingan mata untuk memberi kode pada Fabian agar mengikuti rencananya, "Pak Fabian, bisa bicara dengan anda sebentar?"Fabian tentu saja mengerti dengan gestur yang d
Read more
39. SALAHKAH UNTUK MEMAAFKAN?
Nadya sudah berusaha move on dan coba melupakan cinta masa kecilnya dan hanya menjadikannya sebagai bagian dari cerita masa lalu, sesuai sarannya Adam. Bagaimanapun, Nadya tidak ingin menjadi pelakor dan perusak rumah tangga orang lain.Nadya meyakinkan dirinya berulang kali, agar ia tidak baper dengan masa lalunya. Karena itu, ia berencana untuk mengurangi interaksinya dengan Fabian.Hanya saja, rencana hanya tinggal rencana. Karena pada kenyataannya, Nadya justru harus sering berinteraksi dengan Fabian. Karena Fabian merupakan PM langsung Nadya. Sehingga, ia pasti perlu berinteraksi dengannya untuk setiap pekerjaan yang ditanganinya. Belum lagi, saat ini mereka harus mengebut pengerjaan sebuah proyek bangunan salah satu pabrik semen yang ada di Gresik. Perusahaan mereka berhasil memenangkan tender untuk pembangunan pabrik serta perumahan karyawan. Mau tidak mau, Nadya bersama yang lainnya akan lebih sering bertemu dengan Fabian."Aku tidak menyangka, kamu ternyata beneran mengambil
Read more
40. DIA TELAH BERUBAH
Witing tresno jalaran soko kulino, sepengal kalimat ini tanpa sengaja terbaca oleh Adam dalam sebuah koran yang terletak di atas meja dalam ruangan rawat rumah sakit. 'Cinta hadir karena terbiasa.'Kalimat sederhana itu, cukup untuk menggambarkan bagaimana harusnya usaha Adam untuk mendapatkan cintanya Nadya. Dua hari terakhir ini, ada perubahan yang tampak dari sikap Nadya. Nadya seakan sedang menjaga jarak dengan dirinya.Siapa lagi penyebabnya, jika bukan karena kehadiran Fabian. Atasan Nadya sekaligus juga sahabatnya Adam.Situasi ini begitu rumit.Di satu sisi, Nadya adalah wanita yang ditaksir Adam. Di sisi lain, Fabian adalah sahabatnya. Adam percaya, jika Nadya saat ini sedang larut dengan bayang-bayang cinta masa kecilnya. Hanya saja, hubungan mereka tidak mungkin bisa untuk diteruskan. Bagaimanapun, Fabian adalah seorang pria yang sudah berkeluarga.Adam sudah memperingatkan hal ini pada Nadya sebelumnya. Meski Nadya berkilah, jika hubungan mereka hanyalah sebatas atasan da
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status