“Bagaimana kalau Tinju Penggetar Bumi” usul Begawan Tapa Pamungkas. “Tinju Penggetar Bumi eyang?” “Iya, Tinju Penggetar Bumi. Eyang tadi ingat, sebelum kau memukul, kepalan tanganmu sempat terjatuh ketanah dan membuat getaran yang sangat keras ditanah, bahkan getarannya sampai merata diseluruh wilayah Gunung Semeru ini” jelas Begawan Tapa Pamungkas. Jejaka teringat akan hal itu, tapi semua itu terjadi karena awalnya Jejaka tak kuat untuk menampung kekuatan yang ada pada dirinya. “Boleh juga eyang, Tinju Penggetar Bumi. Bila aku harus mengerahkan seluruh tenagaku, akan kuberi nama pukulan itu, Tinju Penggetar Langit. Bagaimana menurut eyang?” “Tinju Penggetar Langit, Hmm... Ya, ya ya. Boleh juga, tapi kalau bisa jangan pernah kau gunakan pukulan Tinju Penggetar Langit itu” “Kalau tidak sangat terpaksa tidak akan aku gunakan eyang” kata Jejaka mantap. Begawan Tapa Pamungkas tampak mengangguk-angguk dan mengelus-elus jenggot putihnya. “Dengan begini, kau sudah siap untuk terjun ke d
Read more