"Hayo, duduk! Kan enak kalau bicara sambil duduk begini," ujarnya.Ningrum yang merasa lamunannya dibuyarkan oleh tarikan tangan Jejaka pun segera tersadar. Namun untuk sesaat, ia belum juga buka suara. Perasaannya yang menggemuruh sejenak dibiarkan bermain dalam hati. Namun perlahan ia mulai dapat kendalikan perasaannya yang galau. Dan mulailah si gadis bercerita.Selama Ningrum bercerita, Jejaka hanya mengangguk-angguk saja. Tak ada keinginan untuk memotong cerita Ningrum. Namun ketika Ningrum berkali-kali menyebut nama Dewa Abadi, si pemuda jadi mulai tertarik."Apa? Kau bilang, kau diberi tugas untuk dapat menemukan seorang anak manusia yang dilahirkan bersama naga, Ningrum?""Iya. Dan untuk itu pula manusia durjana Dewa Langit itu melukaiku. Entah kenapa, sejak terkena totokan tua bangka keparat itu, ulu hatiku terasa nyeri bukan main. Tapi, tak apalah. Nanti kalau aku sudah menemukan orang yang dicari Dewa Abadi, baru aku boleh menemuinya di Hutan S
Read more