Dewa Abadi tersenyum kecut. Dipandanginya kedua lawan yang tengah merintih-rintih."Sungguh sayang sekali... Kalian orang-orang tua yang berkepandaian, namun tak mau mengamalkannya pada jalan kebenaran. Tapi, tak apa-apalah! Barang kali kalian masih bermurah hati untuk memberitahukan, di mana aku dapat menemukan pemuda yang kumaksudkan" kata Dewa Abadi, lembut.Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi yang nyalinya sudah ciut, mendapat kenyataan kalau kesaktian Dewa Abadi amat tinggi, sejenak saling berpandangan. "Mana sudi aku memberi keterangan padamu, Dewa Abadi! Tanyakan saja pada arwah-arwah gentayangan hutan ini!" sahut Iblis Muka Bayi, ketus.Dewa Abadi tersenyum arif. Tentu saja ia masih ingin membutuhkan keterangan dari Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi. Maka tanpa menghiraukan ocehan Iblis Muka Bayi, Dewa Abadi melangkah tenang mendekati."Maaf! Bukannya aku yang menyakiti kalian. Tapi, apakah kalian tidak ingin memberitahuku, pada siapa aku harus bertan
Read more