All Chapters of Ditipu Mertua dan Suami : Chapter 51 - Chapter 60
99 Chapters
51. Menjebak Kartika
"Iya, saya janji." "Waktu di Surabaya, saya diperkosa oleh kakak ipar saya sendiri, Dok. Entah apa yang dia berikan pada saya, tapi saya tidak berhasil mengingat kejadian itu dan dia merekam semua kejadian itu. Baru saja ini tadi kakak ipar saya mengirimkan video itu, Dok. Saya nggak kuat lihat video itu. Di video itu kenapa saya bisa begitu liar seperti bukan korban perkosaan. Tapi saya tidak bisa mengingatnya sama sekali. Bagaimana kalau video itu tersebar ke media sosial?" Tangisku akhirnya pecah tak tertahan."Astaghfirullah Al Adzim. Berat sekali cobaanmu, Tiara. Jadi ini yang membuat kamu menangis semalaman waktu di Surabaya itu. Tapi tenang ya, Ra, Allah tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuannya. Aku yakin kamu kuat. Pasti ada jalan, Ra. Allah memberi ujian dan Alloh juga sudah menyiapkan jalan penyelesaiannya. Kamu harus percaya itu.""Kadang saya merasa Allah tidak adil pada saya. Kenapa saya diuji bertubi tubi. Bahkan harus kehilangan kakak saya satu satunya."
Read more
52. Proses menuju persidangan
"Mbak, Tiara, kok malah bengong. Itu mbak kalau mau sarapan dulu, sudah siap." "Iya, Kartika, taruh situ dulu aja. Entar kumakan. Sini kubantuin cuci perkakas." Aku menawarkan bantuan bukan karena benar-benar mau membantu tapi cuma karena pengin berlama lama di dapur mengamati gerak gerik Kartika."Wah, boleh, Mbak, sebentar saya tinggal baca pesan dulu ya, Mbak." Ini noMemang terdengar bunyi chat masuk bertubi tubi dari handphone Kartika yang ditaruh di atas meja dapur. Sambil mencuci piring, kulirik Kartika yang sedang membaca pesan. Dia tampak senyum-senyum sendiri, tersipu sipu. Seperti membaca pesan dari pacar saja. Mencurigakan, tapi apa peduliku."Mbak Tiara, aku mandiin anak-anak dulu ya." Setelah membaca pesan, Kartika terlihat tergesa gesa.Mumpung Kartika tak ada di dapur, buru-buru kubuang ke dalam plastik makananku yang disiapkan Kartika tadi lalu kumasukkan ke tempat sampah. Aku mengisi piring dengan sedikit nasi lalu mengambil udang dan tumis genjer yang disiapkan Ka
Read more
53. Kencan Kartika dan Dokter Fikri
"Ibu ada bukti atau saksi kalau mereka menikah?""Mereka menikah secara siri tapi mereka sudah mengakuinya, Pak, setelah saya memergoki perselingkuhan mereka. Saya punya foto-foto pernikahan mereka juga rekaman video perselingkuhan mereka dari cctv yang saya pasang. Mereka juga sudah membuat rekayasa seolah olah madu saya itu menikah dengan orang lain supaya saya tidak mencurigai pernikahan mereka. Dalam hal ini ada campur tangan Ibu mertua saya juga. Saya bisa hubungi suami palsu madu saya itu untuk jadi saksi.""Bagus, Bu, berarti bukti sudah kuat, ya.""Apa selama ini ada perlakuan kasar suami Ibu pada Ibu?""Nggak ada sih, Pak. Cuma menyiksa batin saya saja, Pak. Tapi istri mudanya pernah memberi saya obat tidur supaya dia bebas menguasai suami saya. Dan sekarang bahkan istri mudanya itu berusaha membunuh bayi saya. Dia menaruh racun pada makanan saya. Untunglah saya mengetahuinya." "Itu sebuah tindakan kriminal, Bu. Bu Tiara harus melaporkan itu ke pihak kepolisian.""Iya, saya
Read more
54. lamaran tak terduga
"Papa, Ibu Tiara kita ajak ke Dufan yuk." rengek si kecil Fiona pada papanya."Sayang, Ibu Tiaranya lagi hamil besar. Kasihan Ibu Tiara kalau di ajak muter-muter Dufan. Nanti kalau kecapekan, dedek bayinya ikut capek terus lahir di Dufan bagaimana?" "Ya nggak pa pa. Kan ada Papa yang bantuin. ""Eh, ngeyel ya kalau dibilangin, Papa cium, nih." Dokter Rasyid meraih tubuh Fiona dan menciuminya."Sudah, ya. Pulang, yuk. Kita anter Ibu Tiara pulang," ajak Dokter Rasyid."Yah, Fiona masih mau bareng Bu Tiara. Bu Tiaranya kita ajak ke hotel saja, Pa." Sorot matanya yang semula meredup kembali bersinar."Hus, mana boleh Fiona. Bu Tiara kan belum menikah sama Papa," jawab Kirana yang sudah bisa paham."Ya, udah. Papa menikah dengan Bu Tiara!" Rengek Fiona, aku terperangah."Tanya coba sama Bu Tiara, mau nggak menikah sama Papa," ucap Dokter melirik padaku, jantungku berdebar keras, gelagapan."Bu Tiara, mau ya menikah sama Papa?" Ya Allah apa aku harus menjawab pertanyaan anak ini. "Bu Tia
Read more
55. Jebakan yang salah sasaran
Di kamar, sebelum melepas hijab, aku kembali berlama lama menatap diri di kaca. Senyum-senyum sendiri. Entahlah, memakainya sampai sesiang ini tadi tak ada rasa kegerahan. Justru terasa adem dan nyaman. Baru terpikirkan, aku tidak punya jilbab selain ini. Rasanya sayang kalau kumasukkan ke keranjang baju kotor. Aku pun menggantungnya lagi. Minimal sampai aku punya jilbab yang baru.Setelah sholat, sambil berbaring, aku pun browsing toko online yang menjual jilbab dan baju muslim. Dan aku menemukan toko grosir dengan harga sangat murah. Kubeli 1 lusin jilbab dan baju hamil muslim. Cukup menguras tabunganku tapi tak apa.Setelah membayar, owner toko tersebut malah menawariku untuk jadi reseller dengan sistem dropship. Boleh kucoba, itung-itung buat nambah penghasilan. Tinggal share foto-foto dan aku pun akhirnya berjualan.Pesan mulai masuk bertubi tubi. Ternyata respon pembeli sangat bagus. Alhamdulillah, kadang kita tidak tahu dari arah mana Allah memberi kita rezeki. Yakin dengan ik
Read more
56. Racun
"Mas Fikriii!" Kartika memeluk Mas Fikri dengan terisak isak."Kamu kenapa? Ada apa, Kartika?" Tanya Mas Fikri tampak bingung.Kartika berlari ke dapur dengan panik, dia mengambil susu full cream, " Minum, Mas! Cepat minum!" "Kamu kenapa sih, Kartika? Ada apa? Aku kenyang habis makan. Nggak mau minum susu!" Bentak Mas Fikri terlihat kesal."Mas Fikri harus minum susu ini! Cepat, Mas!" "Kenapa, Kartika?! Jangan memaksaku!""Mbak Tiara menaruh racun di makanan itu!" Aku tersentak mendengar tuduhan Kartika."Perempuan laknat, kamu Kartika! Kamu yang menaruh racun di makanan itu! Kamu pikir aku tidak tahu perbuatanmu itu?!" teriakku berang "Apa yang sebenarnya terjadi Kartika, Tiara?!" tanya Mas Fikri dan Ibu berbarengan."Mbak Tiara mau membunuh Mas Fikri! Dia menaruh racun di makanan yang sudah aku siapin buat Tiara, Mas! Makanya dia tidak mau makan makanan itu dan menyuruh Mas Fikri makan makanan itu. Pura-pura mengajak Mas Fikri makan bareng!" "Benar itu, Tiara?!" tanya Mas Fikri
Read more
57. Tertangkap
"Pak, ini yang harus Bapak tangkap. Ini pembunuhnya yang coba membunuh saya. Namanya Tiara.""Saya bukan pembunuh! Saya korbannya! Tolong, Pak. Jangan tangkap saya. Dia pembunuhnya. Dia mau membunuh anak saya!" Teriakku mengiba pada Pak polisi sambil menunjuk Kartika. "Iya, Bu, saya memang tidak akan menangkap Ibu tapi menangkap Ibu Kartika!""Apa maksudnya, Pak? Saya yang menelepon Bapak untuk menangkap Tiara bukan Kartika!" Sanggah Mas Fikri."Maaf, Pak. Tapi saya ke sini atas laporan Bapak Fikri bukan ditelepon Bapak." "Nama saya Fikri, Pak. Saya yang menelepon Bapak untuk menangkap Tiara." "Saya jadi bingung ini. Tadi ada orang yang mengatas namakan Fikri pergi ke kantor melaporkan kalau Ibu Kartika berusaha membunuh Ibu Tiara dan bayinya dengan meracuninya. Dia juga menunjukan sebuah video sebagai bukti"Dokter Fikri ... Apa itu Dokter Fikri? Mas Fikri tampak terkejut dan Kartika, dia terpaku ketakutan."Mbak Tiara yang pembunuh bukan saya!" Teriak Kartika terlihat gemetar."A
Read more
58. Video pencetus cemburu
Ditipu mertua dan suamiPart 27Jantungku berdebar debar menatap layar televisi tapi tiba-tiba Dokter Fikri mematikan TV itu, " Dok, kenapa dimatikan? Belum selesai, kan?" Protesku yang begitu penasaran dengan adegan selanjutnya."Ada adegan 21+nya, nggak pantas dilihat," jawab Dokter Fikri enteng sekali, seketika dadaku memanas seperti terbakar."Apa yang sudah Dokter lakukan dengan Kartika?!" Cercaku yang entah aku merasa tidak rela.Dokter Fikri tak menjawab, fokus menyetir dengan pandangannya tetap lurus ke depan membuatku semakin gregetan."Dokter Fikri sudah melakukannya dengan Kartika?! Iya, Dok?!" Dadaku berdebar tak karuan."Kalau iya kenapa, Ra? Aku single kan? Nggak terikat dengan siapapun," ucapnya seperti petir yang menyambar."Saya sudah bilang, tidak usah menjerat Kartika! Benar, kan, kata saya, Dokter Fikri yang terjerat Kartika!" Pekikku dengan dada bergemuruh, rasanya pengin nangis tidak rela, sangat menyesalkan perbuatan Dokter Fikri.Entahlah aku juga tidak tahu k
Read more
59. Bertemu di penjara
"Ayo, Bu, kita makan, Fikri sudah lapar ini." "Iya, Ayo, Nduk, sarapan dulu. Bayimu pasti juga sudah kelaparan." Ibu Mas Fikri mengelus elus perutku lagi sambil menuntunku masuk ke ruang makan, rasa haru menyusup di relung hati, merasakan belaian seorang ibu.Di meja makan sudah tersaji menu soto lengkap, "Ayo, makan yang banyak, biar bayinya sehat." Ibu Dokter Fikri menyodorkan bakul nasi padaku."Iya, Bu." Aku mengambil nasi dan meracik soto di piring."Mbak Tiara, mau sambalnya nggak? Nih," ucap Tia sambil menyodorkan sambel."Jangan banyak-banyak ya, Nduk, sambelnya, kasihan bayinya. Nih, tempe mendoan saja. Kalau ini sepiring dihabisin juga nggak pa pa," ucap Ibu dan semua terkekeh.Ada rasa bahagia berada di tengah-tengah mereka. Sebuah keluarga idaman yang selama ini tak kudapatkan. Walaupun baru ketemu tapi aku bisa merasakan kasih sayang mereka.Dan Dokter Fikri yang duduk di depanku, dari tadi mencuri curi pandang sambil menyuapkan soto ke mulutnya. Seperti dihujam panah ya
Read more
60. Ketegangan di hotel (1)
Dengan pikiran kalut akhirnya aku putuskan masuk ke lobby hotel menemui mbak resepsionis, " Maaf, Mbak mau tanya posisi kamar nomor 630 di mana ya, Mbak?" "Mohon maaf sebelumnya, Ibu. Untuk tamu tidak bisa naik ke atas karena untuk naik lift memakai sistem cardlock. Sebaiknya Ibu hubungi orang yang mau Ibu kunjungi untuk menjemput di lobby." "Baik, Mbak. Terima kasih ya, Mbak." Setelah kuhubungi Mas Angga, tak berapa lama dia sudah datang, "Tiara? Ini kamu? Pangling, Ra!" Mas Angga menatapku tak berkedip, aku menunduk ketakutan.Ya Allah lindungi hamba. Detak jantungku berpacu cepat. Semoga keputusanku untuk menemuinya ini akan dapat menyelesaikan semua masalahku dengannya."Tapi dalam keadaan tertutup begini justru semakin membangkitkan hasratku, Ra. Ayo kita naik ke atas.""Aku tidak mau naik ke atas! Hapus video itu, Mas! Aku mohon!" "Iya, tenang saja, Ra. Aku akan menghapusnya setelah kita bersenang senang. Kamu pilih mana? Ikut aku ke atas atau lihat video itu tesebar di duni
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status