Semua Bab Ranjang Panas CEO: Bab 21 - Bab 30
71 Bab
Bab 21
Vano membelalakkan matanya menatap Freya."Vano?" panggil Freya karena melihat Vano yang terbengong, "Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa aku kelihatan aneh? Atau ada yang salah dengan makeupku? Atau jangan-jangan, mata pandaku masih terlihat?!" batin Freya dengan was-was.Vano pun tersadar dari kekagumannya saat Freya melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah Vano."Vano? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Freya dengan ragu."E-eh? Tidak ada yang salah, tadi akulah yang salah mengira kau sebagai malaikat tanpa sayap yang sedang turun ke bumi." Jawab Vano yang tak lupa untuk melontarkan kata azimatnya."Dasar kang gombal!" "Hehe ... aku kan sedang memuji pacarku yang cantik ini, apanya menggombal?" Vano memberikan lengannya dan menunggu Freya untuk menggandengnya."Ayo jalan." Mereka berdua pun berjalan bersama, dan sepanjang perjalanan menuju tempat peresmian mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung lain dan juga para karyawan."Wah ... benar-benar pas
Baca selengkapnya
Bab 22
"Dia berani naik ke atas panggung? Hahaha... semuanya akan jadi lebih menarik!"Freya pun dengan anggun dan elegan duduk di belakang piano itu dan bersiap memulai penampilannya.Saat musik mulai mengalun, semua orang terdiam dan menatap pada Freya dengan berbagai macam ekspresi."Indah sekali ...""Benar-benar pianis berbakat!""Lagu itu adalah lagu favoritku, Love story.""Kau benar, lagu dari Richard Clayderman ini memang benar-benar indah.""Ternyata aku sia-sia saja mengkhawatirkanmu, Freya. Bahkan kau sudah seperti seorang pianis profesional." Batin Vano yang semakin mengagumi wanitanya itu.Namun berbeda dengan orang lain, Kenzi juga nampak terkejut tetapi rasa terkejut itu justru membuatnya sangat marah."Sial! Ternyata dia bisa bermain piano sebagus ini? Apa skill wanita bayaran zaman sekarang memang setinggi itu?" pikirnya, "Tidak bisa! aku harus tetap mempermalukanmu, bagaimanapun caranya!" Kenzi mengetikkan sebuah pesan di ponselnya, dan sesaat kemudian senyum licik tersung
Baca selengkapnya
Bab 23
"J-jangan bercanda, kau membuatku malu.""Malam ini kau akan tau kalau aku tidak sedang bercanda, Freya," batin Vano dengan senyum manis tersungging di bibirnya."Oh Tuhan ... seberapa banyak gula yang kau berikan pada senyuman pria ini? Kenapa manis sekali, benar-benar sumber penyakit diabetes!" batin Freya sambil terus mencuri pandang pada Vano.Mereka berdua pun sudah sampai di restoran dan memesan makanan."Vano, apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Freya dengan sedikit ragu."Tanya saja, jika aku tau jawabannya maka akan ku jawab.""Sebenarnya apa alasan CEO sangat membenciku?""Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal ini?""Karena aku merasa tidak mungkin hanya karena satu kesan buruk yang tidak sengaja, bisa membuatnya sebenci itu padaku," jawab Freya yang mencoba mengutarakan analisisnya.Vano menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Freya, "Sebenarnya dulu Kenzi tidaklah seperti sekarang. Dulu dia mempunyai seorang wanita yang sangat dia sayangi, tapi wanita itu mengkhiana
Baca selengkapnya
Bab 24
"Vano? A-apa yang kau lakukan?" Freya tergagap sekaligus terkejut kala melihat apa yang Vano lakukan saat ini.Vano berlutut di hadapan Freya dengan sebuah cincin indah di tangannya, "Freya, maukah kau menjadi orang yang akan selalu menemaniku dalam susah maupun senang. Dalam sehat maupun sakit?""A-apa ini sungguhan? Aku tidak sedang bermimpi indah dalam tidurku kan?" "Kau tidak sedang bermimpi, Freya. Aku sungguh-sungguh menginginkanmu sebagai pendamping hidupku," ucap Vano, "Jadi apa kau bersedia, Freya.""Aku bersedia. Aku juga berharap kau adalah orang pertama dan terakhir untukku," ucap Freya sambil tersenyum manis.Vano terlihat sangat senang, dia memasangkan cincin itu di jari Freya dan kemudian memeluknya erat-erat.Mereka tertawa bahagia bersama dengan di mulainya kisah cinta mereka."Meskipun pertemuan kita belum lama, tapi aku harap kita bisa bersama selamanya," ujar Vano sambil mengecup dahi Freya."Tapi sebelum itu, aku mau kau tau tentang diriku," Freya mengajak Vano d
Baca selengkapnya
Bab 25
Deg!Freya mematung seketika mendengar ucapan Kenzi. Bukan karena dia lebay atau bucin akut, hingga tidak bisa jauh dari Vano. Melainkan, dia lebih khawatir karena dia harus berdua saja dengan seseorang yang sudah dengan sangat jelas membencinya.Wajah terkejut serta sedikit was-was Freya, terbaca jelas oleh Vano. Dia memegang tangan Freya yang bahkan sudah mengeluarkan keringat dingin, untuk menenangkannya."Ok, Kenzi. Tapi kau harus berjanji padaku, jaga dia untukku." "Menjaganya? No! Aku bahkan malas melihat mukanya, untuk apa aku menjaganya? Yang aku tau dia adalah sekretarisku, jadi dia harus bekerja dan bukan bermain!" ucap Kenzi menatap sinis pada Freya."Baiklah, aku yang akan mengurus urusan di sini dan kalian bisa kembali.""Ya," ucapnya singkat.Vano dan Freya pun keluar dari kamar Kenzi. Tapi Vano tidak lantas kembali ke kamarnya, melainkan pergi ke kamar Freya untuk memberinya semangat."Freya, tenanglah. Aku yakin kau bisa melakukannya. Lagi pula aku tidak akan lama, mu
Baca selengkapnya
Bab 26
"Ehm!! Ehm!!" seru Freya yang hanya terdengar seperti gumaman. Karena tiba-tiba dari arah belakang, ada tangan yang membekap mulutnya dengan sebuah sapu tangan.Untuk sesaat, Freya mencoba meronta dan melawan. Namun beberapa saat kemudian pandanganya pun mulai mengabur, dan kemudian semuanya menjadi gelap seketika.Pria itu membopong Freya masuk ke dalam sebuah mobil berwarna hitam. Dan di dalam mobil itu, sudah ada seorang pria lagi yang bertugas mengemudikan mobil itu."Ayo cepetan jalan!" seru si pria yang membawa Freya ke mobil itu tadi, dan si pengemudi pun segera melajukan kendaraanya.Beberapa puluh menit perjalanan, Freya pun akhirnya tersadar. Namun saat dia sadar, tangan dan kakinya sudah di ikat. Mata dan mulutnya juga di tutup menggunakan sebuah kain hitam, hanya telinganya saja yang masih bisa mendengar pembicaraan kedua pria yang menculiknya itu. Freya pun memilih berpura-pura masih pingsan dan mendengarkan percakapan keduanya."Ayo buruan! Bos Kenzi bakal ngamuk-ngamuk
Baca selengkapnya
Bab 27
"Aaa!!" Freya menjerit karena terkejut, saat tiba-tiba saja Kenzi melempar gelas berisi air yang ada di atas nakas ke lantai. Serpihan kaca berceceran dimana-mana.Freya semakin ketakutan. Dia menangis, namun tak kuasa untuk mengeluarkan suara tangisnya. Saat ini Kenzi terlihat sangat mengerikan di mata Freya, bahkan sanggup membuat tubuh Freya bergetar hebat karena ketakutan yang ia rasakan saat ini.Kenzi berjalan mendekat ke arah Freya. Perlahan namun pasti, dia naik ke atas ranjang dan mendekati tubuh Freya yang sedang bergetar ketakutan hingga tak bisa mengeluarkan suaranya sedikitpun."Aku tidak percaya pada wanita sok polos sepertimu! Tak ada wanita polos yang benar-benar polos! Kalian semua sama saja, semua wanita itu Jalang!" ucap Kenzi yang membuat Freya melupakan rasa takutnya begitu saja dan berganti dengan api kemarahan, yang siap meletus dari ubun-ubunya yang seolah sudah berasap."Dari mana kau mendapatkan pemekiran picikmu itu tuan Kenzi Adinata?!" tanya Freya dengan ta
Baca selengkapnya
Bab 28
"Hu ... hu ... Aku takut sekali, terimakasih tuhan kau masih bersedia membantuku menjaga kesucianku," gumam Freya sambil merapikan cd dan celananya. Setelah itu dia langsung berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil kemeja milik Kenzi untuk dia pakai.Setelah memakai kemeja Kenzi yang pastinya sangat kebesaran di badannya, dan membuat Freya nampak seperti kunti dengan rambut yang acakadul seperti itu. Freya pun menggunakan kain seprai dan selimut yang dia sambung untuk turun dari lantai tiga mansion itu.Kenzi memang tak mengunci jendelanya, dan hanya mengunci pintu kamar itu saja. Karena pastinya dia tak pernah menyangka Freya akan seberani itu untuk melarikan diri dari lantai 3. Namun kenyataanya, dia telah meremehkan seorang Freya.Setelah berhasil turun dari lantai 3, Freya pun berusaha keluar dari gerbang dengan mengelabuhi para penjaga dan untungnya dia berhasil. Dia pun keluar dari mansion itu dan terus berlari tanpa menengok ke belakang. Yang ada dipikirannya
Baca selengkapnya
Bab 29
Suami istri itu pun saling beradu pandang, seolah mengisyaratkan sesuatu yang entah apa itu. Sang suami segera merogoh sakunya dan mengambil Hp untuk sejenak mengetikkan pesan singkat, yang entah dia kirim untuk siapa.Tak lama setelah itu, mobil yang mereka tumpangi pun berhenti. Freya di tuntun oleh si wanita itu untuk masuk ke dalam, namun Freya tetap berjalan sambil terus menundukkan kepalanya hingga dia di minta untuk duduk di sofa."Tunggu sebentar ya, bibi ambilkan minuman dulu untukmu supaya kau lebih tenang," Wanita itu pun melenggang menuju dapur untuk mengambilkan Freya segelas air."Ini, minumlah!" Sekembalinya dari dapur dia menyodorkan segelas air itu pada Freya, dan dia pun meneguk habis air itu."Sayang, kau temani dia dulu di sini. Aku akan ke atas sebentar," Sang suami pun segera naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan.Brak!!"Kenzi!" serunya sambil menendang daun pintu ruangan itu dengan kasar, sampai-samapi pintu yang tadinya terkunci itu rusak dan terbuka
Baca selengkapnya
Bab 30
"Ke-Kenzi?" badan Freya mendadak gemetar saat mendengar nama yang paling tidak ingin dia dengar lagi itu kembali di sebut.Nayla Dewangga, Ibu dari Kenzi yang saat ini duduk di sebelah Freya pun melihat dan menyadari ketakutan Freya saat mendengar nama anaknya di sebut. Dia pun berusaha menenangkan Freya dengan memeluk tubuh gemetar Freya itu."Tenanglah, dia tidak akan berani menyakitimu," ucap Nayla lirih, sambil mengusap-usap lembut puncak kepala Freya dengan sayang."Jelaskan!" satu kata ampuh yang Ayahnya ucapkan ini, mampu membuat lidah Kenzi kelu seketika."A-apa maksudmu ayah? Aku sungguh tidak mengerti," kilah Kenzi yang masih berusaha mengelak dari kesalahannya."Kau mau menjelaskan semuanya dengan cara baik-baik, atau aku yang harus membuatmu buka suara meski harus menggunakan cara paling kejam?! Kai tau aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, Kenzi Adinata!" sentak Robert dengan sangat-sangat marah."Apa yang harus ku jelaskan Ayah? Dia hanya seorang Jal*ang! Dia gagal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status