Semua Bab Akibat Mertua Gila Harta: Bab 11 - Bab 20
100 Bab
Bab 11. Perbuatan Setan
Edwin sedang membiarkan badannya yang masih berpakaian kemeja dan celana kerja, terguyur air shower di toilet dalam sebuah kamar hotel yang disewanya. Dia merasa hancur saat Audrey mengusirnya dan tak percaya padanya. "Athena benar-benar licik! Apa yang bisa kulakukan untuk mengembalikan kepercayaan Audrey? Aku sangat mencintainya. Kami baru saja bisa berdamai setelah badai rumah tangga yang menimpa. Lalu, Athena dengan begitu mudahnya, memutar balikkan fakta!" Edwin bicara sendiri. Beberapa menit berlalu. Edwin masih meratapi nasibnya yang tak lagi dipercaya oleh Audrey. "Bagiku, Audrey itu perempuan luar biasa. Dia berhati baik, lembut, amanah dalam segala hal, penyayang, tak pernah sombong, dan setia. Karena hal itulah, aku dulu menikahinya. Aku tidak boleh kalah oleh Athena! Perjuanganku mendapatkan Audrey sangat berat, jadi harus dipertahankan apa pun yang terjadi!" Kata-kata yang keluar dari mulut Edwin begitu lantang, untuk menyemangati dirinya sendiri. Tak ada orang lain y
Baca selengkapnya
Bab 12. Audrey Masih Marah
"Ya Allah, ternyata perbuatan itu sama dengan perbuatan setan yang selalu menginginkan perceraian antara sepasang suami-istri, ya, Pak? Berarti, saya harus bisa mengalahkan setan itu dan mempertahankan rumah tangga saya?" tanya Edwin, sangat penasaran. Pak Ridwan menimpali, "Sungguh tak beradab apa yang dilakukan perempuan yang ingin merebut suami orang!""Benar," imbuh Pak Amar, "saran saya, cari tahu dan kumpulkan bukti yang bisa mematahkan fitnah wanita bernama Athena, Pak, lalu segera berikan pada istri Bapak dan kedua mertua Anda. O ya, satu lagi, lebih baik rahasiakan dulu masalah ini dari kedua orang tua, supaya mereka tidak memperkeruh suasana."Edwin menarik napas panjang, lalu mengembuskannya kembali. "Alhamdulillah. Terima kasih, Pak. Akhirnya saya menemukan solusi dari permasalahan ini. Jujur, awalnya saya merasa buntu, sebab cinta terhadap Audrey yang begitu dalam. Sakit hati ini diusir dari rumahnya begini, Pak."Pak Amar mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas. "Sama-s
Baca selengkapnya
Bab 13. Awal Mula Mengenal Edwin
Malam pun tiba. Gemerlap kota dimulai dengan segala hingar-bingarnya. Udara terasa dingin. Edwin berdiri di balkon kamar hotel yang disewanya, menatap jalanan di bawah sana yang selalu macet. Dia membawa "Bagaimana, ya, cara menyakinkan Audrey supaya dia mau maafin aku? Niatnya, sih, pengen cari bukti kalau Athena itu cuma fitnah aku, tapi, banyak kerjaan di kantor," gumamnya. Pria itu capek karena berdiri terlalu lama. Dia pun duduk di kursi santai yang menghadap ke luar."Udah lama aku nggak lihat bintang-bintang di langit seperti ini," ujarnya lagi.Edwin menyebut asma Allah berulang kali, karena mengagumi ciptaan-Nya yang begitu indah di langit. Sementara itu, di rumah Fandi dan Lia, Audrey sedang membuka album foto pernikahannya. Dia mengenang saat awal mengenal Edwin. **Dua tahun yang lalu. Audrey bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan milik Galang. "Aku nggak boleh telat, nih, sebelum Bos datang!" gumamnya, sembari berjalan cepat dengan mendorong tempat alat keb
Baca selengkapnya
Bab 14. Saat Sebelum Menikah
Audrey tersadar dari lamunannya, sambil senyum-senyum sendiri."Mas, dari awal, kamu selalu menunjukkan tabiat baik. Namun, kenapa kita jadi seperti ini? Kamu mengkhianati pernikahan ini!" lirih Audrey, sambil menitikkan air mata.Perempuan itu beranjak dari tempat duduk di ruang tamu, lalu beralih ke kamar, sambil membawa album foto pernikahannya. Dia mengecek bayinya, ternyata masih tertidur pulas.Audrey menarik napas panjang, lalu mengembuskannya kembali. "Oke. Aku akan mengenang yang indah-indah saja, antara kita, supaya tidak stress."Putri Fandi dan Lia itu duduk di tepi ranjang, lalu melanjutkan nostalgia tentang Edwin.**Setelah pertemuan pertama dengan Edwin, Audrey yang sedang merebahkan diri di kamar kosnya, mendapat pesan dari Galang.'Tadi, tamu yang kamu kasih minuman di ruanganku, namanya Edwin, mau kenalan sama kamu. Boleh, nggak, nomormu dikirim ke dia?' isi pesan Galang.Audrey menjadi bimbang, lalu membalas, 'Memangnya kenapa teman Pak Galang mau kenalan sama saya
Baca selengkapnya
Bab 15. Dihina Saat Pesta Nikah
Edwin baru terbangun setelah lima belas menit dari azan Subuh. Tentu saja dia sangat menyesal, sebab tak bisa mengikuti salat jamaah di masjid dekat hotel. CEO itu segera mengambil air wudu, lalu melaksanakan kewajiban dua rakaat di kamarnya, dilanjutkan dengan zikir dan doa kepada Allah, agar masalahnya cepat selesai.Setelah selesai, Edwin membuka ponselnya untuk melihat kenangan video pernikahan dengan Audrey."Kamu sangat cantik waktu itu, Sayang. Asal kau tahu, meskipun kita sedang marahan, tetapi hati ini selalu merindukanmu. Maafkan keluargaku yang pernah menghinamu saat pesta pernikahan kita berlangsung, bahkan sampai selesai," gumam Edwin, lalu mulai bernostalgia tentang kejadian satu tahun yang lalu.**Di sebuah hotel megah, Edwin dan Audrey akan melaksanakan pesta pernikahan mereka. Di bagian tengah, terdapat meja dan kursi yang sudah dihias sedemikian rupa, untuk acara ijab kabul.Akad nikah sudah selesai dilaksanakan. Edwin sempat melihat Audrey yang merasa tak nyaman du
Baca selengkapnya
Bab 16. Edwin Mencari Bukti
Edwin segera mengakhiri lamunannya, yang membuatnya semakin merasa bersalah pada Audrey, karena peristiwa saat pesta nikah."Lebih baik aku segera mencari bukti dan bergerak cepat, sebelum Athena melakukan perbuatan yang tidak-tidak lagi padaku. Aku juga harus berhati-hati, dan nggak akan pernah mau dibujuk lagi sama dia!" tekad Edwin, lalu segera bersiap-siap ke kantor.**Jadwal meeting dan semua pekerjaan di kantor Edwin hari ini telah usai. Semuanya berjalan dalam waktu yang singkat, sehingga masih ada banyak waktu untuk mencari bukti, kalau yang terjadi kemarin, hanya fitnah dari Athena. Setelah Edwin selesai merapikan isi tas kerjanya, dia keluar dari ruangan."Permisi, Pak. Saya mau melaporkan tentang track record perusahaan milik Pak Rey," kata sekretarisnya, dengan membawa beberapa map.Edwin berpikir sejenak, sepertinya hal itu juga bisa untuk mengungkap fakta tentang perbuatan Athena."Bagaimana, Pak? Apakah Bapak buru-buru?" tanya sekretarisnya lagi, karena Bosnya hanya d
Baca selengkapnya
Bab 17. Berharap Audrey Percaya
Edwin bersembunyi di balik mobil Athena. Tempat parkir cukup sepi. Suami Audrey melihat pemilik kendaraan roda empat itu berjalan mendekat, sambil membawa koper dan tas kecil. Tentu saja dengan muka cemberut."Sial banget, sih, hari ini! Bukannya Edwin datang ke gue buat cari 'selimut' karena bertengkar sama Audrey! Eh, malah gue yang diusir dari apart ini!" Athena bicara sendiri, sambil memasukkan koper ke bagasi. Tiba-tiba, muncul Edwin dari samping mobilnya.Athena melotot. "Edwin! Ngapain kamu di sini?""Buka pintu mobil lu, dan jangan masuk! Kalau memang lu masih mengharapkan gue!" bisik Edwin, yang langsung dituruti oleh Athena, karena bingung harus berbuat apa.Edwin tersenyum. "Bagus!" Dia segera mengambil video dan foto sebuah alat penyemprot asap beracun di langit-langit mobil.Athena mengerutkan dahi. "Kenapa lama banget, sih? Kamu lagi ngapain, Edwin?""Sudah. Sampai ketemu lagi, ya!" sahut Edwin ramah, agar Athena tak curiga."Oke.
Baca selengkapnya
Bab 18. Masalah di Kantor
"Maaf, Pak, Bu. Saya pamit ke kantor, ada pekerjaan yang harus diselesaikan," ujar Edwin.Fandi dan Lia pun mengizinkan. Usai Edwin menjabat dan mencium kedua mertuanya, dia mengucap salam, lalu keluar. "Ya Allah, ada apa lagi ini?" gumamnya seraya naik ke mobil, dan segera melaju ke kantor.Edwin terus membaca doa naik kendaraan dan berzikir selama menyetir. Sampai di kantor, dia segera menemui Sinta di ruangannya."Masuk!" perintah Sinta dari dalam, usai Edwin mengetuk pintu.Pria itu masuk, dan duduk di depan Sinta yang mondar-mandir. "Ada apa sebenarnya?"Kakaknya itu melemparkan sebuah map. "Lihat saja hasil riset bagian pemasaran!""Apa ini?" Edwin mengerutkan kening, lalu membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi rating jelek dan komentar pedas dari para pelanggan, juga data penjualan yang anjlok."Kamu ini bisa pimpin perusahaan nggak, sih? Kerjaannya keluyuran nggak jelas! Ada meeting pagi ini juga telat!" bentak Sinta.Edwin menepok jidat. "Astagfirullaah! Kenapa aku bisa
Baca selengkapnya
Bab 19. Dukungan dari Audrey
"Assalaamu'alaikum," salam Edwin, setelah sampai di rumah mertuanya.Audrey membukakan pintu dan menjawab salam. Sejenak pandangan keduanya bertemu. Ragu, Audrey menjabat dan mencium tangan suaminya."Bagaimana kabarmu, Sayang?" tanya Edwin, lembut.Audrey memaksakan senyum. "Alhamdulillaah baik. Silakan masuk, Mas."Edwin dan Audrey duduk berdampingan di ruang tamu."Aku minta maaf, ya, Mas," ujar Audrey, sembari menunduk dan menitikkan air mata.Edwin menyandarkan kepala istrinya di pundak. "Aku yang seharusnya minta maaf, Audrey. Kita sama-sama belajar dari kejadian ini, ya? Mulai sekarang, kita harus saling percaya.""Sudah, lah, Mas. Kita tidak usah membahas apa yang sudah terjadi. Fokus dengan hari esok. Baik aku maupun kamu, sama-sama memupuk kasih dan sayang itu kembali, dan memperhatikan tumbuh-kembang Dianti," pinta Audrey.Keduanya mengurai pelukan. Edwin mengangguk sambil menghapus air mata istrinya. "Bapak sama Ibu, di mana?" tanya CEO itu."Beliau berdua lagi di sawah,
Baca selengkapnya
Bab 20. Kemarahan Zofia
Zofia sedang mondar-mandir di ruang tamu. Joe, Sinta, Evan, dan Natasha duduk di sofa sambil menunduk. Tak ada yang berani melihat Mama mereka."Kalian ini gimana, sih? Masa nggak bisa mempengaruhi Edwin supaya balik ke rumah ini? Malah di rumah Fandi yang kecil dan super sederhana itu, padahal Papanya kaya, tanah di mana-mana! Keenakan Audrey. Ini bahaya, Edwin bisa makin mabuk cinta!" teriak Zofia, diiringi muka merah, membuat kerutannya semakin terlihat.Tangan wanita paruh baya itu mengepal, dada sesak, dan pikirannya seperti mendidih."Bu-bucin mak-sudnya, Ma?" Sinta memberanikan diri untuk bertanya."Ya itu! Terserah bahasa kalian mau menyebutnya apa. Yang jelas, kali ini, kalian sudah membuat Mama kecewa, terutama Sinta!" gertak Zofia.Sinta tak terima, lalu berdiri. "Apa maksud Mama? Memangnya, ini semua karena aku? Orang nggak tahu apa-apa juga! Athena yang udah buat fitnah! Aku cuma menerima laporan. Marahin calon menantu kesayangan Mama itu.""Udah, duduk!" nasehat Joe deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status