All Chapters of KUUBAH IDENTITAS DEMI DENDAM PADA SUAMIKU: Chapter 31 - Chapter 40
96 Chapters
31. RENCANA ALJABAR
Sejak dirinya mengetahui kebusukan Kinan dan Lexi, satu hal yang membuat Aljabar kerap merasa malas di rumah dan harus berhadapan dengan Kinan.Harus memulas senyum manis seolah semuanya benar. Seakan tak pernah terjadi apa-apa.Muak!Aljabar muak untuk berpura-pura baik di hadapan Kinan.Aljabar tak habis pikir, bagaimana bisa, Kinanta bersikap seolah tanpa dosa? Bahkan setelah bertahun-tahun lewat setelah kematian Atama?Wanita bermuka dua itu tak pernah tahu bahwa sang suami sudah mulai mengikuti permainannya dan mencoba memberikan serangan balik dengan alur yang sudah Aljabar susun bersama Rassi."Mas, udah pulang?" Kalimat itu menyambut Aljabar sepulangnya lelaki itu bekerjaHari ini Aljabar tidak pergi dengan Rassi, karena Rassi bilang, dia sudah berjanji pada Althair untuk pulang lebih cepat minggu-minggu ini.Dan itu artinya, Aljabar kini memiliki lebih banyak waktu di rumah bersama Kinan.Aljabar menghela napas berat. Perasaannya begitu tertekan setiap kali dia berada di deka
Read more
32. PERCAKAPAN ALTHAIR DAN ALJABAR
"Sayang, udah dong nangisnya. Nanti mata Al bengkak kalau nangis terus," bujuk Rassi untuk kesekian kali agar Althair sang anak mau diam.Ini sudah hampir empat jam lewat sejak dirinya sampai di rumah tadi, tapi Althair masih saja menangis. Bahkan setelah Rassi membujuknya dengan berbagai cara, bocah itu tetap saja tidak mau berhenti menangis."Mama tahu, Al kecewa atau bahkan marah sama Chelsea karena udah kasih tau teman-teman di kelas bahwa Al nggak punya Papa. Tapi mungkin maksud Chelsea bilang begitu karena dia nggak mau berbohong. Makanya Chelsea bilang jujur. Jadi, Al nggak boleh marah," ucap Rassi lagi mencoba untuk menjelaskan. Berharap hati Althair akan luluh.Memang, ini bukan kali pertama Althair diejek teman-temannya hanya karena dia yang tidak memiliki Ayah. Tapi, sejauh ini belum pernah Althair selemah ini dengan menangis tersedu-sedu dalam dekapan Rassi sambil menceritakan apa yang baru saja dia alami. Biasanya, Althair itu tegar. Berani. Bahkan tak jarang dia melawan
Read more
33. PERTANYAAN ALJABAR
Setelah mendapat wejangan dari Aljabar tadi, kini Althair pun bisa mengerti dan kembali ceria.Bocah itu tampak asik bermain bersama Chelsea di kamarnya, sementara Aljabar dan Rassi asik menikmati cemilan sambil menonton TV."Terima kasih banyak ya Pak, udah mau repot-repot datang dan bujukin Al supaya berhenti menangis," ucap Rassi membuka percakapan.Acara televisi yang mereka tonton padahal adalah acara lawak, tapi, nyatanya tak juga mampu mencairkan kecanggungan di antara mereka yang saat itu duduk berdampingan dengan jarak mereka yang bisa dibilang cukup dekat.Mungkin saking fokus menonton mereka jadi tidak sadar akan hal itu."Panggil saya, Al, Rassi. Kita kan nggak lagi di kantor," ujar Aljabar yang merasa risih setiap kali Rassi memanggilnya dengan sebutan Pak."Eh iya, Al..." Rassi terkekeh kecil."Jujur aja ya, saya tuh setiap kali melihat Althair, atau Chelsea, pasti keinget sama anak saya yang dulu meninggal di dalam kandungan istri pertama saya, Atama. Mungkin jika anak
Read more
34. RASSI MIRIP DENGAN ATAMA
"Sebenarnya, Ayah kandung Althair itu, sudah meninggal atau masih hidup?" Tanya Aljabar saat itu.Dalam sekejap, tubuh Rassi pun membeku.Pertanyaan Aljabar kembali membuatnya kehilangan fokus.Pikiran Rassi seketika buyar dan kacau.Mungkin jika Althair yang bertanya, Rassi bisa dengan mudah mengalihkan perhatian Althair sehingga anak itu pun melupakan pertanyaan yang dia ajukan pada Rassi tersebut. Tapi sekarang, Aljabar yang bertanya dan Rassi yang memang merasa kesulitan untuk menjawab hanya bisa terdiam di tempatnya duduk dengan kepala yang menunduk dalam."Hm, maaf jika pertanyaan saya ini agak sensitif dan membuatmu jadi tidak nyaman," pungkas Aljabar kemudian, merasa tidak enak. "Saya hanya ingin meluruskan kebingungan Althair tentang sosok Ayahnya yang dia bilang, tidak pernah tahu di mana makam Ayahnya yang sebenarnya jika memang Ayahnya benar-benar sudah meninggal seperti yang dikatakan Abraham padanya. Selain itu, Althair juga berhak tau siapa Ayahnya yang sebenarnya kan? S
Read more
35. PERASAAN GILA
"Jadi, kamu masih menyalahkan Atama atas semua hal yang sudah terjadi sekarang?" Tanya Rassi pada Aljabar usai lelaki itu mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dengan Atama dahulu.Dan pertanyaan Rassi barusan sukses membuat Aljabar tertegun. Menatap lekat wajah Rassi yang begitu serius layaknya ekspresi Atama dahulu.Kenapa Rassi jadi semakin mirip dengan Atama jika sedang berbicara seperti itu?Gumam Aljabar membatin.Entah kenapa pikiran ini bisa terlintas begitu saja dalam benaknya, Aljabar sendiri tidak tahu.Lelaki itu menelan salivanya susah payah sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Rassi."Saya tidak menyalahkan Atama dalam hal ini, karena setelah semua berlalu dan Atama pergi dari kehidupan saya untuk selama-selamanya, saya baru menyadari bahwa semua yang sudah saya lakukan dulu pada Atama adalah salah saya sendiri. Saya yang egois, saya yang labil, saya yang emosian dan... Saya yang tidak bisa menilai lebih jauh mana yang benar-benar tulus dan mana ora
Read more
36. CCTV TERSEMBUNYI
"Hai Ki? Tumben dateng pagi-pagi banget ke sini?" Sapa Lexi yang terkejut saat membuka pintu apartemennya untuk melihat siapa tamu yang berkunjung pagi-pagi begini.Tanpa dipersilahkan Kinan pun masuk ke dalam apartemen pribadi Lexi.Sebuah apartemen mewah yang menjadi saksi kebersamaan Kinan dan Lexi sejauh ini.Sebuah tempat di mana Kinan dan Lexi seringkali menghabiskan waktu mereka untuk bercinta.Kinan menghentikan langkahnya di ruang Tv, kening wanita itu berkerut saat melihat keberadaan orang lain di dalam apartemen itu.Tepatnya, seorang wanita."Siapa dia?" Tanya Kinan. Dari eskpresinya, jelas dia tidak menyukai keberadaan wanita itu di apartemen Lexi."Dia temanku," jawab Lexi enteng. "Lin, kenalin, ini Kinan, kekasih gelap gue," ucap Lexi setengah berteriak sambil merangkul Kinan mesra.Wanita bernama Linka itu menoleh dan tersenyum. Meraih tas ranselnya dan bangkit dari sofa setelah dia menenggak habis kopinya."Oke, gue berangkat dulu kalo gitu, daripada jadi obat nyamuk.
Read more
37. CIUMAN MANIS ALJABAR
Kinan masih betah dengan tubuh polosnya yang terbalut selimut, ketika Lexi kini menyuguhkan makan siang untuknya.Pertempuran mereka hari ini cukup menyita waktu karena Lexi yang seolah tak ingin berhenti.Lelaki itu terus menggempur Kinan sampai Kinan pun akhirnya mengibarkan bendera putih, tanda menyerah.Lexi memang luar biasa, tapi entah kenapa, Kinan seolah tak merasa cukup hanya dengan lelaki itu."Makan dulu, sayang," tawar Lexi yang kini sudah duduk di sisi Kinan, masih di depan sofa ruang TV.Lexi membuat pasta dan menggoreng beberapa ayam potong siap saji yang selalu tersedia di lemari esnya.Lelaki itu juga menyuguhkan Kinan jus Strawberry kesukaan Kinan."Makasih ya, Lex," ujar Kinan tersenyum seraya menyantap makanan yang terhidang di meja."So, mari kita bahas tentang alasan kamu datang pagi ini, selain karena kangen sama aku," ucap Lexi menggoda, dia mencuil ujung dagu Kinan gemas.Kinan tersenyum tipis seraya menghela napas berat. Wajah manisnya mendadak muram.Menangk
Read more
38. MENUNGGU BOM WAKTU MELEDAK
Aljabar POV*****Flash Back On...Cuaca hari ini di puncak bukit kebun teh pengalengan begitu teduh.Aku dan Atama begitu menikmati indahnya panorama alam di sekitar kami.Cuitan burung camar yang terbang berkelompok di kejauhan. Hamparan perkebunan teh bagai sebuah permadani hijau yang tak bertepi pandang. Semilir angin sejuk yang menentramkan jiwa. Serta segarnya udara yang masih sangat virgin tanpa polusi. Cukup membuat kami betah berlama-lama duduk bersisian di atas bukit. Sesekali aku memainkan gitar lalu Atama akan bernyanyi dengan iringan gitarku.Tak salah aku mengajak Atama bolos sekolah hari ini."Kamu tahu nggak, kamu itu orang pertama yang bilang kalau aku itu pengecut." Ucapku pada Atama setelah kami puas bernyanyi.Hari ini adalah satu minggu setelah aku dan dia resmi berpacaran."Tapi emang bener kok, kamu pengecut! Beraninya stalking-stalking, terusannya malah ngilang!" Sahut Atama dengan bibirnya yang manyun.Pembahasan tentang kejadian awal bagaimana kami bisa jadia
Read more
39. MENGADU DOMBA
PLAK!Satu tamparan keras mendarat di pipi Lexi saat lelaki itu baru saja keluar dari mobil pribadinya, sementara Kinan yang sudah sejak tadi menunggu kedatangan lelaki itu di lahan parkir sebuah kafe mewah di pusat Jakarta, sudah tak kuasa menahan amarah di dadanya saat ini.Hari di mana Kinan mendapat kiriman Video Aljabar dan Rassi yang sedang berciuman, lalu Aljabar mengatakan keanehan-keanehan yang terjadi sejauh ini, hingga pada pengakuan seorang wanita bernama Linka yang diam-diam memberi tahu Kinan bahwa selama ini Lexi lah dalang di balik semua kiriman Foto dan Video-video itu.*"Maaf, aku baru memberitahumu sekarang. Tapi kupikir, kamu harus berhati-hati terhadap Lexi, karena dia memang benar-benar ingin menghancurkan rumah tanggamu dengan Aljabar. Aku tahu itu sejak aku mulai sering menginap di apartemen Lexi. Lalu saat Lexi mabuk, dia terus saja menceritakan tentang kebenciannya pada sosok Aljabar yang sudah menjadi penghalang cinta kalian. Lexi benar-benar ingin membuat
Read more
40. PERUBAHAN PADA DIRI LEXI
"Hm, permisi, Mas Lexi ya?" Sapa sebuah suara lembut seorang wanita.Lexi yang masih terduduk diam, tepekur di sebuah bangku yang tersedia di sisi trotoar lahan parkir tersebut jelas langsung mendongak, menatap Rassi dengan tatapan penuh tanda tanya.Lexi masih terdiam saat Rassi kini semakin melangkah mendekatinya."Hm, maaf kalau kedatangan saya mengganggu. Cuma, tadi saya kebetulan sedang lewat dan melihat pertengkaran Mas Lexi dengan Bu Kinan. Sepertinya cukup serius?" Ucap Rassi dengan sandiwaranya.Wajah Lexi yang kuyu mendadak pucat. Lelaki itu berdiri dari duduknya dengan gelagat kikuk. "Ng, tadi itu, kami hanya kebetulan bertemu dan terjadi sedikit kesalahpahaman. Nggak terlalu serius kok," ucap Lexi sedikit terbata. Jelas dia tidak ingin Rassi sampai mengetahui perselingkuhannya dengan Kinan selama ini.Meski, semua itu kini sudah hancur percuma. Hanya saja, Lexi tetap tak ingin Kinan terluka.Rassi memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri, seolah memastikan bahwa keadaan seki
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status