All Chapters of Bos Arogan itu Mantan Pacarku: Chapter 21 - Chapter 30
127 Chapters
Bab. 21 Jadilah istriku!
Reynan menatap ke arahku, hingga beberapa saat kemudian kembali menatap lelaki di depannya. “Tentu.”‘Apa maksud Reynan? Kenapa mau menukarkan dengan asisten Haikal? Apakah ini masih adegan balas dendamnya? Aku pikir ia sudah benar-benar berubah.’“Rey,” ucapku lirih masih tak percaya dengan yang Reynan ucap. Reynan menampakkan telapak tangan ke arahku, memberi kode untuk diam saja.Sedangkan Haikal kini menatapku dengan senyum puas. “Pak Reynan memang pintar sekali dalam berbisnis, mana surat yang harus saya tanda tangani? Dan aku akan ikut kerja sama dengan bapak, memberikan modal besar untuk perusahaan ini, dan akan langsung membawa Vivian dari sini sekarang juga.”Aku menggeleng, masih tak percaya dengan apa yang Reynan ucap. Benarkah? Kenapa ia tega sekali? Ketika Haikal hendak maju ke arahku, Reynan mengangkat tangannya, menghorisontalkan tangan tersebut, menutup akses Haikal untuk lewat. “Maaf pak Haikal, saya belum selesai berbicara. Maksud saya, tentu, tentu saya akan me
Read more
Bab. 22 Kemarahan Haikal
"jadilah istriku, Viv!"Aku tersenyum tipis. “Maaf.”“Kenapa? Kamu sudah tak mencintaiku?” “Aku tak tertarik.”“Kenapa, Viv? Dulu kamu meninggalkanku karena aku miskin bukan? Sekarang aku sudah kaya, aku sudah berkucukupan. Aku bisa mengajak kamu pergi jalan-jalan keliling dunia sesukamu. Aku akan selalu ada untukmu. Bukankah itu yang dari dulu kamu impikan?”Tanpa menjawab, aku berbalik arah hendak meninggalkan Rey yang tengah menatapku sayu. Bagaimana mungkin aku bisa bersama lelaki lain, jika sekarang Haikal terus membayangiku dengan ratusan ancaman. Bahkan ibu dan Alisa menjadi bagian dari ancaman tersebut. “Viv, aku butuh jawaban.”Lelaki itu menggenggam tanganku ketika aku hendak berlalu. “Aku sudah tak mencintaimu, Rey.” Perlahan pegangan tangan itu terlepas, hingga aku kembali melanjutkan langkah keluar, dadaku kian sesak berbohong kepada diriku sendiri. **Aku menatap ponsel yang kuletakkan di meja kerjaku, 32 panggilan tak terjawab, dari Alisa. Untuk apa ia menelfonku s
Read more
Bab. 23 Serumah
Seorang lelaki berjas hitam tengah berjalan membelakangi, hanya tampak punggung kekar yang terus berjalan, melangkah ke tangga besar yang meliuk indah. Aku berjalan mengendap, mengambil vas kecil yang digunakan hiasan meja, hingga secepat kilat aku melayangkan benda tersebut. “Kak Vivian, apa yang kamu lakukan?” Aku menatap sumber suara, dan mendapati Alisa yang menatapku dengan panik. “Ampun, Viv!” Lelaki di depanku, yang sebelumnya menjadi target ini menoleh, hingga menggeser tubuhnya sedikit menjauh dan sedikit membungkuk. Wajah penuh lebam menatapku penuh ketakutan. “Rey,” ucapku lirih, sambil mengurungkan niatku. Vas bunga yang hampir melayang ini sesegera mungkin di raihnya. Sedangkan aku berdiri mematung, belum mampu mencerna semuanya. Jika ini Reynan, berarti ini rumah Reynan? Lalu Alisa dan ibu? “Sa, ibu di mana?” Aku berlari ke arah Alisa, dengan muka panik. “Ibu lagi di kamar, Kak. Istirahat.”“Kamu? Kenapa ada di sini? Ini rumah?"Aku menatap ke arah Rey dan kembal
Read more
bab. 24 Permainan Haikal
Lelaki itu mengangguk. “Kamu menjualnya?”“Tahu tidak pak, gara-gara barang-barang bapak tersebut, saya harus merogoh saku lebih dalam untuk menyewa mobil bak terbuka, bahkan saya juga harus kehujanan memindahkan barang tersebut, belum lagi mental saya, yang takut barang tersebut kenapa-kenapa hingga aku harus ganti rugi.” Aku berbicara dengan kecepatan kilat tanpa spasi, sekarang aku tahu siapa dalang dari semuanya. “Harusnya kamu berterima kasih, kenapa malah marah-marah? Semua barang tersebut eksklusif, stoknya terbatas.”“Bapak pikir saya harus nonton tv di halaman rumah? Menyalakan kulkas tanpa isi berhari-hari? Itu namanya pemborosan. atau jangan-jangan bapak memang sengaja merendahkan saya dengan mendatang barang elektronik besar, di rumah saya yang kecil dan sempit."Lelaki itu menggeleng. “Salah lagi," ucapnya dengan lirih."Lalu semua barangnya di mana?”“Barangnya di mana? Bukankah semua sudah hak ku, Pak? Karena bapak berniatkan memberikannya bukan?” Aku menatap lelaki di
Read more
Bab. 25 Kembali dengan ancaman
"Apa?” Aku masih tak percaya dengan semua yang terjadi, merasa bersalah dengan semuanya. Dahlh sehari ada 2 kantor yang terbakar.Reynan mengambil ponsel dalam sakunya, mencari nama seseorang dan meletakkannya di dekat telinga. “Apa maumu? Tidak bisa kah kamu bertarung dengan sehat?” Samar-samar kudengar tawa yang menjadi jawaban dipanggilan itu, tawa yang begitu tak asing. Dari Haikal. Kenapa laki-laki itu tak ada henti-hentinya menggangguku? Aku masuk ke dalam mobil bersama Reynan, lalu lelaki itu menekan pedal gas begitu dalam, hingga tubuhku sedikit terguncang ke depan, merasakan pantulan. “Eh, maaf,” ucap Rey yang kini merasa bersalah. Sepanjang perjalanan tak ada kata yang keluar dari bibir kami. Saling membisu satu sama lain. Aku kembali dihadapkan oleh rasa bersalah, seperti saat dulu toko roti itu gulung tikar, batinku terus berkecamuk, apa Haikal akan melanjutkan aksinya? Apalagi yang akan ia lakukan? Kenapa ia tak ada habis-habisnya mengganggu hidupku? Apa tidak cuk
Read more
Bab. 26 POV. reynan
“Vivian, ayo pulang!”“Baik, Pak.”Wanita cantik berambut panjang itu mengekoriku, berjalan sedikit kebelakang dariku. Jujur, aku ingin penyetaraan diantara kami, bisa berjalan bergandengan bersama menatap masa depan. ‘Viv, bagaimana caranya supaya aku bisa kembali mengambil hatimu. Kenapa hatimu lebih keras dari apa yang aku bayangkan? Tidak kah kamu memahami bagaimana perasaanku saat ini? Aku ingin kembali mengulang masa-masa indah saat kita bersama.’“Pesan dari siapa, Viv?” tanyaku ketika ia terus terfokus kepada ponselnya.“Bukan dari siapa-siapa, Pak. Hanya dari Alisa yang memberikan info kabar ibu saat ini.”“Bagaimana kabar ibumu sekarang?”“Sudah lebih baik dari kemarin.”“Syukurlah.”“Pak, bukankah ini jalan pulang?” tanya Viv ketika aku mengambil jalur yang berbeda dengan arah kantor. “Aku mau ke Bogor, lihat cabang yang terbakar di sana. Kamu kuantar pulang.”“Aku gak boleh ikut?” “Kamu di rumah saja, rencana aku ada acara menginap juga, sekalian meeting intern kepala
Read more
Bab. 27 Sikap aneh Haikal
Ponselku bergetar, dan mendapati nama pak De di dalamnya. [ Mungkin pak De egois, Viv. Tapi pak De mohon! Kunci utama masalah ini ada di kamu. ]Ada rasa sakit ketika membacanya, benar saja aku adalah penyebab dari semuanya, aku tak harusnya egois dan membiarkan orang-orang terdekatku menjadi korbannya. Awalnya bapak, ibu, Alisa, lalu Reynan, dan kini pak De. Semua orang yang menyayangiku justru akan berakhir dengan menyedihkan. Apakah aku harus terus egois?“Pesan dari siapa, Viv?” tanya Rey yang kini melirik ke arahku, hingga beberapa saat kemudian bola matanya kembali terfokus kepada jalanan. Aku akui terlalu berat bagi Reynan mendapati kenyataan dua perusahaannya terbakar dalam satu waktu sekaligus, dan semua karena egoisku. “Bukan dari siapa-siapa, Pak. Hanya dari Alisa yang memberikan info kabar ibu saat ini.”‘Maafkan aku ya, Rey, yang sengaja berdusta. Aku tak ingin kembali memberimu beban pikiran dengan masalah-masalahku.’Untung saja Reynan tak menyadari dustaku, padahal b
Read more
Bab. 28 Haikal berubah?
“Tidak, aku hanya kesusahan bernafas. Pelukanmu terlalu erat,” dustaku. Aku mencoba menutupi rasa ketakutan yang begitu hebat. Lelaki itu manggut-manggut, mendongakkan wajahku dan menatapku dengan seksama.“Kamu menangis?” tanyanya yang sepertinya menyadari sudut mataku yang basah. “Aku hanya rindu, Ibu. Mendadak aku ingin bertemu dengannya.”Lelaki itu tersenyum, senyum yang tadinya tampak mengerikan kini mendadak hangat. “Jika kamu berkenan, kamu ajak ibu dan Alisa tinggal di sini. Kamu bisa memilih siapapun dokter yang kamu tunjuk jadi dokter pribadi ibumu.”Aku ternganga, melihat lelaki yang kini tepat di depanku. ‘Benarkah?’“Ini kartu debit ku, kamu bisa memakainya sesuka mu. Belilah pakaian sebanyak yang kamu inginkan, bahkan jika lemari itu tidak muat?” lelaki itu menunjuk lemari panjang di sisi kamar. “Aku akan kembali membelikannya untukmu.”Aku masih ternganga, tak percaya dengan kalimat yang barusan aku dengar. ‘Apa Haikal salah minum obat? Kenapa mendadak hangat?’Waktu
Read more
bab. 29 Bertemu kesayangan Haikal
“Viv, apa yang kamu ucapkan? Aku di sini mau membawamu pulang, ibu meninggal.”Bagai sengatan listrik menjalar ke otakku, mengirimkan sinyal ke syarat-syaraf tubuh lainnya, hingga hatiku teramat sangit. Benarkah apa yang aku dengar? “omong kosong apa yang kamu ucapkan, Rey?” Dua bola mataku menatap kepada bos Aroganku. Yang kedepannya mungkin hanya sebatas mantan bos. “Viv, ayolah! Kita pulang sekarang !” ucapnya lagi sambil kembali memegang tanganku. Detik ini aku masih mencoba untuk positif thingking. Aku yakin ibu baik-baik saja. Terakhir aku lihat, tadi pagi ibu sangat sehat, keadaannya membaik. Itu hanya alasan Reynan agar aku mau ikut bersamanya. “Lepaskan tangan Vivian!”Haikal dengan gemeletuk giginya, ikut membuka suara. Reynan menatapku sayu. “Viv, kamu sungguh tega. Aku tak pernah berpikir kamu bisa sejahat ini.” Reynan melepas tanganku, lalu berlalu begitu saja. Hanya tampak punggung berbalut pakaian mahalnya yang berjalan menjauh.Semua drama telah berakhir, para pe
Read more
Bab. 30 Sengaja melupakan?
Aku bergegas turun ketika kendaraan ini berhenti. Secepat kilat kupercepat langkahku untuk masuk, hingga terdengar suara lantang yang menusuk nuraniku. “Untuk apa kamu ke sini, Kak? Kamu durhaka kepada ibu!”Wanita cantik berpakaian hitam itu menatapku sinis, begitupun dengan lelaki yang berada di sampingnya. Hanya memandang sesaat dan kembali menatap jasad yang telah terbujur kaku. Air mataku luruh, bersamaan dengan rasa bersalah yang kian memuncak. Aku tak peduli betapa sorot mata yang kini memandang heran ke padaku. Mungkin semua orang yang hadirpun berpikiran sama dengan Alisa. Aku adalah anak durhaka, anak yang tak berbakti kepada ibunya. Aku turut serta mengantar ibu di peristirahatan terakhirnya, menatap gundukan tanah yang kini penuh dengan taburan bunga. Jika pagi tadi rasa bahagia ini setinggi langit. Sekarang semua berbanding terbalik, serendah dasar lautan. Aku bahkan masih sulit untuk percaya jika wanita yang tertutup tanah itu adalah wanita yang melahirkan ku. Masih i
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status