All Chapters of Bos Arogan itu Mantan Pacarku: Chapter 41 - Chapter 50
127 Chapters
bab. 41 Antara Reynan dan Haikal
“Ayo turun!” Lelaki itu sedikit menjauh, dan hendak membuka pintu mobilnya. “Haikal, tunggu!”Aku mendekat dan menarik lengannya. Kenapa mendadak perasaanku tak karuan seperti ini? “Viv, mau ngapain?” tanya lelaki berkaca mata hitam tersebut. Ia melepas sambungan pandangannya, lalu menatapku penuh arti.“Aku hanya mau mengganti perban yang kamu pakai,” ucapku sambil menahan tangan itu, melepas balutan yang terlihat kotor, lalu membersihkan lukanya dan kembali memperban lengan tersebut. Untung saja di tas yang biasa aku bawa kerja, selalu ada obat-obat p3k. “Harusnya kamu tak sebaik ini kepadaku?”“Kenapa? Bukankah sesama makhluk bumi harus saling membantu? Manusia ditakdirkan memiliki otak dan hati, yang bisa digunakan untuk berpikir dan merasakan. Termasuk rasa kemanusiaan.”“Viv!”“Hem...”“Apakah kamu melakukannya hanya karena rasa kemanusiaan?”Aku mengangguk, dengan mata yang masih terfokus dengan kassa, dan tangan yang terus membalut luka tersebut. “Kamu tak pernah memilik
Read more
bab. 42 Sikap aneh Alisa 1
Au, kepalaku,” ucap Reynan yang kini memegangi kepalanya, ditekannya pedal gas dengan mendadak, hingga mobil ini terhenti dan tubuh kami sedikit terpental. “Kamu kenapa, Rey?” Terlihat Reynan menahan sakitnya dengan mendekap kepalanya sendiri. “Rey, kamu kenapa?” Aku bingung sendiri harus berbuat apa. Andai aku bisa menyetir mobil mungkin aku akan menggantikan posisinya dan membawanya ke rumah sakit. Tapi untuk sekarang ? Aku sekilas menatap jalanan, tampak sepi, tak ada kendaraan yang lewat hingga tak ada yang bisa kumintai tolong. “Rey, kamu tidak apa-apa kan?” Aku mengelus rambutnya, dan ia menoleh ke arahku, untuk sesaat wajah kami saling bertatapan dan mendadak sebuah cengiran tersungging menyebalkan di wajah lelaki di depanku. “Kamu khawatirkan dengan keadaanku?” Lelaki itu mengangkat salah satu alisnya ke atas, kemudian terkekeh, dan kembali menyalakan mesin mobilnya. “Bercandamu tidak lucu,” ucapku sambil membuang muka, memilih menatap jalanan melalui jendela pintu mob
Read more
bab 43 Sikap aneh Alisa 2
Aku melirik ke arah adikku. Bukankah ia bilang kalau kita diminta untuk makan? Kutatap tajam gadis kecil yang beberapa hari ini seperti menjauh dariku. Ia meringis. “Kak Reynan memintanya lewat ponsel.” Tanpa merasa bersalah Alisa menampakkan ponsel yang dipegangnya, sebuah percakapan dengan nama Kak Reynanku. Sejak kapan ia membubuhi kata ku di nama Reynan, apa maksudnya? Ah, tidak mau ambil pusing, aku menyantap makanan yang tersaji di meja, sup jagung dan ayam goreng menjadi pilihanku malam ini. **“Kak!” “HM,”“Kakak masih ngantuk?”“Iya. Kan ini masih jam satu dini hari, Sa. Belum saatnya bangun,” ucapku sambil melirik jam Beker di atas meja.“Kak.”“Ada apa sih, Sa?”Bibirku mengeluarkan suara, tapi tubuhku mengeratkan pelukanku ke guling bermotif ini. “Kak, Kak Reynan belum pulang sampai sekarang. Perasaan Alisa gak enak.”“Reynan itu pebisnis besar, Sa. Jadi wajar kalau ia pulang larut, atau mungkin ia tidur di apartemen miliknya.”“Tapi kayaknya enggak, Kak.”“Sa, sejak
Read more
bab. 44 POV Reynan 1
“Kak, makan dulu! Kak Reynan juga harus kuat, harus sehat, kak Vivian pasti sedih kalau lihat kakak seperti ini.”Aku tersenyum getir. ‘Iyakah? Aku bahkan tak yakin kalau Vivian pernah memikirkan aku. Aku bahkan tak percaya dengan semua yang Vivian lakukan, gadis yang dulunya manja dan selalu seenaknya sendiri itu, memang benar-benar tak bisa berubah. Untuk apa ia kembali kepada Haikal? Karena dia lebih kaya dari aku kah?’“Kak Reynan makan dulu ya,” ucap Alisa yang kini memberikan piring yang telah berisi nasi dan lauknya. Aku hanya menatap, tanpa rasa ingin menjajalnya meskipun sedikit. Penolakan Vivian tempo lalu, benar-benar mengiris hatiku, apalagi saat aku bilang kalau ibunya meninggal. Wanita cantik berambut panjang itu sama sekali tak merespon. Lalu, kedatangannya saat ibu Diandra hendak dimakamkan? Dia menyadari kesalahannya? Terlambat, sangat terlambat. Andai ia tidak berbuat konyol dengan datang di rumah Haikal pasti mereka tak akan kehilangan ibunya. “Kak Reynan, dengar A
Read more
Bab. 45 POV Reynan 2
Aku menunggu mereka di parkiran, bahkan sengaja mobil kuletakkan di sebelah mobil Haikal, bagaimana reaksi Vivian setelah ia ketahuan mencuri jam kerja? Benar saja, tak berapa lama mereka datang, dan Vivian tampak terkejut ketika menatapku, kucari jalan agar Vivian ikut kembali, tapi sayang, semua tak seindah bayanganku. Vivian memilih pergi, melepaskan tanganku, meninggalkan aku yang tengah berdiri mematung menatapnya. Tak berhenti di situ, aku melayangkan sebuah panggilan kepada adiknya, memastikan ucapan Vivian kalau ia akan mengunjungi undangan di sekolah Alisa. “Iya, Kak Rey. Ada apa?”“Sa, apa hari ini ada pertemuan wali murid di sekolah?”Sesaat tak terdengar jawaban dari sebrang sana. “pertemuan apa, kak? Wali murid apa? Bahkan sekarang Alisa sudah di rumah, ini lagi bikin brownies sama bibi.”“Terima kasih, Sa.”Tak menunggu lama, aku bergegas memutar balikkan mobil, melajukan mobil ini begitu kencang, hingga sesaat kemudian terdengar teriakan. Aku menekan pedal rem begi
Read more
Bab. 46 Kondisi Reynan 1
“Kak, Kak Reynan, Kak. Kak Reynan.”“Iya Reynan kenapa?”“Kak Reynan lagi kritis,”“Kritis, Sa?” “Iya. Kak Reynan lagi kritis. Tak sadarkan diri.”“Kamu tahu dari mana?”“Ceritanya panjang, kakak ke rumah sakit saja.”Aku mengambil tas yang kuletakkan di atas meja, meraih ponsel untuk memesan jasa ojek online, hingga aku hanya menunggu sebentar hingga kendaraan roda dua yang kutunggu tiba. Aku terus berjalan menapaki lantai rumah sakit, batinku terus merasa bersalah dengan semua yang terjadi. Apakah semua karena aku? Terus menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi, berhubungan dengan darah dan lebam di dahi ia saat itukah? Atau karena penyakit lambungnya kumat?‘Viv, kenapa kamu sekhawatir ini?’Aku sedikit berlari menuju kamar Reynan, hingga tak tersadar kaki ini terpeleset dan aku terjatuh, ada sedikit memar di lututku, karena berbenturan dengan lantai keramik rumah sakit ini. Sedikit perih, tapi tak mengurungkan niatku untuk secepatnya masuk ke dalam kamar, aku sudah tak sabar me
Read more
Bab. 47 Kondisi Reynan 2
“Hapus air matamu. Jangan tampakkan kesedihan di depannya.” Aku mengangguk, tersenyum tipis dan berlalu.Kubuka pintu kamar, dan mendapati Reynan ada di dalamnya, ia tengah duduk di tengah ranjang, dengan tangan kiri di infus, di depannya, tampak meja kecil dan sepiring makanan rumah sakit Lelaki itu mengernyitkan dahinya, lali tersenyum tipis menatap kearahku. Duniaku mendadak meremang, aku yang selalu berusaha sok kuat di depan lelaki itu, nyatanya menanggung perih menghadapi kondisi saat ini. Aku akui aku masih cinta dengannya, masih cinta bahkan sangat cinta. Aku hanya tak ingin cinta ini dijadikan alasan untuk aku terus merepotkan dia. Aku ingin bisa hidup sepadan dengan dia dan baru menjalani hubungan yang serius dengannya. Tapi melihatnya saat ini? Air mata rasanya hendak luruh, jika aku tak cepat-cepat untuk menyekanya. “Kamu ke sini, Viv?”“Ya iyalah, di kantor gak ada bos arogan terasa kurang.”Lelaki itu tersenyum miring. “Kamu rindu keberadaanku.”“Tidak!”‘Aku rindu
Read more
Bab. 48 Memainkan Drama 1
Tiba-tiba terdengar ponselku yang berdering di dalam tas kecil yang kuletakkan di atas meja, aku mengambil benda tersebut dan mendapati nama Haikal ada di dalamnya. Sebuah pesan masuk. Haikal : “Viv, bisa menemaniku sekarang? Lesta mogok makan, katanya mau makan kalau ada kakak bidadari.”Pupil mataku membulat, aku harus jawab apa? “Viv, ada apa?” tanya Rey yang sepetinya menyadari kebimbanganku.“Gak ada. Sorry!”Aku mengambil tisu yang terletak tak jauh dari tas, dan mengelap bibir lelaki yang terlihat memniru itu, hingga sesaat kemudian petugas kebersihan datang, membersihkan muntahan di kamar Rey. “Maaf ya, merepotkan, Bu!” ucapkan pada salah seorang cleaning service yang masuk. “Tidak apa-apa “Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja petugas tersebut menyelesaikan tugasnya, hingga kembali menyisakan aku dan Reynan dalam diam. “Viv!”“HM.”“Mikirin apa, Viv ? Dari tadi terlihat bengong.”“Iyakah? Maaf. Aku hanya kepikiran kantor. Aku lupa mengabari kepala cabang Bogor. Se
Read more
Bab. 49 Memainkan drama 2
“Iya.”Kembali kulihat wajah Reynan yang tengah tertidur, mungkin sebentar lagi juga Indra akan datang. Dan aku bisa menjenguk Lesta meskipun sebentar, setidaknya sampai ia mau kembali makan.“Aku ke sana sekarang.”“Tidak usah, Viv. Nanti Lesta juga mau makan kembali.”“Tidak. Lesta gak akan mau makan. Lesta mogok makan sampai kakak bidadari datang. Kenapa kakak bidadari tidak mau kesini, Kak? Apa Lesta punya salah?.”Lagi-lagi aku tak kuasa mendengar pernyataan itu. “Aku ke sana sekarang.”“Tunggu. Aku jemput kamu!”“Baiklah.”Aku menyebutkan nama rumah sakit ini sebelum aku mematikan panggilan. Kembali kutatap wajah Rey yang masih terlelap, kututup tubuhnya mengenakan selimut hingga ke dadanya. Lagi-lagi aku kembali diperlihatkan dengan kenangan masa lalu. Reynan datang ke kamar menjengukku dengan wajah panik, ia terus mengompres kepalaku dan terus mengecek suhuku tiap 10 menit. Ibu yang saat itu datang dengan membawa nampan dengan 2 teh hangat dan cemilan tengah tersenyum menata
Read more
Baby 50 Pertanyaan Reynan 1
“Kakak nikahnya kapan? Lesta mau jadi bridesmaid nya? Satu Minggu lagi? Atau dua Minggu lagi?” tanyanya dengan mata yang berbinar. Deg. Kenapa aku tak pernah berpikir sejauh ini?“Eh, eh, kenapa wajahnya terlihat tegang semua ni? Lagi ngebahas apa?” tanya Haikal yang kini masuk ke kamar Lesta. “Gak apa-apa, Kak. Cuman tanya kapan kalian nikah.”Terlihat jakun Haikal yang bergerak ke atas dan ke bawah, menelan salivanya kasar. “Kok ngomongin itu, Dek?”“Iya, Kak. Kan Lesta pengen punya Kakak perempuan. Bosen sama kak Haikal terus yang gak pernah mandi.”“Kenapa lagi-lagi nurunin pasar kakak terus?” tanya lelaki itu sambil mencubit gemas hidung adiknya. “Kan kakak dah laku, ngapain mesti dipasarin lagi.” Lesta terkekeh, sedangkan aku dan Haikal hanya saling menatap, bingung dengan kedepannya akan sepeti apa. “Tadi kakak sudah hubungi dokter. Katanya kamu sudah boleh pulang, asal -,” “Asal apa, Kak?”“Kamu jangan sampai telat minum obat.”“Yeay, asyik! Lesta bisa kumpul dengan Kak
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status