All Chapters of Mantan Kakak Iparku, Suamiku: Chapter 181 - Chapter 190
247 Chapters
Pengumuman Sofia
Amora dan Giandra berjalan menuju pintu rumah besar keluarga Dwipangga tepat pada waktu makan malam setelah mengurus berkas pekerjaan dan berjalan-jalan mengelilingi kota Jakarta untuk memuaskan kerinduan Amora akan kota kelahirannya yang sudah lima tahun di tinggalkannya."Kamu senang?" tanya Giandra menoleh menatap istrinya.Pertanyaan itu terbersit di benak Giandra karena melihat senyum tipis Amora yang seringkai hinggap di bibirnya malam ini. Giandra sangat menikmati senyum manis itu. Hanya satu hal yang diinginkannya, yaitu membuat Amora merasa bahagia."Ya, aku senang," jawab Amora setelah beberapa waktu menyelami perasaannya.Giandra mengulas senyum di bibirnya, jawaban itu rasanya sudah lebih dari cukup. Giandra tidak berharap apa pun dari Amora. Dia kemudian berjalan sampai ke depan pintu masuk dan membukakannya untuk Amora."Terima kasih," ujar Amora kepadanya. Amora melenggang masuk, kemudian menunggu Giandra ikut masuk bersamanya ke dalam rumah."Ah, kalian sudah pulang ru
Read more
Sarapan yang Kacau
Keesokan pagi.Amora sudah berpakaian rapi. Dia sedang merias tipis wajah cantiknya, sekedar agar tidak kelihatan pucat.Giandra juga sudah selesai bersiap. Sebagai dokter, mereka harus berangkat pagi. Ini hari pertama mereka bekerja di rumah sakit."Apa kamu sudah siap?" tanya Giandra pada Amora.“Iya.’ Amora memandang sang suami melalui cermin yang ada di hadapannya. Dia tersenyum ketika bertemu pandang dengan Giandra yang berada di belakangnya.”"Sebaiknya, kita sarapan pagi di luar saja," ujar Giandra. Ini memang masih terlalu pagi untuk sarapan di rumah. Belum lagi semua pelayan sudah dipecat, tidak mungkin sarapan pagi di rumah akan tersedia tepat waktu.Mengenai pemecatan itu, Amora sebenarnya tahu persis kalau itu adalah akal-akalan Ibu mertuanya. Amora paham kalau Sofia ingin memperlakukan dirinya sebagai babu di rumah itu.Amora tidak akan pernah mau membiarkan dirinya ditindas lagi seperti dulu."Benar, sepertinya aku juga tidak bisa membantu pekerjaan di rumah pagi-pagi se
Read more
Memasak
Mendengar semua perkataannya yang diulang oleh Erlangga, Sofia merasa lemas. Dia tidak bisa berkutik. Sekarang, tidak mungkin lagi menghubungi para pelayan yang sudah dipecatnya.Erlangga yang sedang memasang dasinya di depan kaca melirik pada sang istri. "Kenapa? Apakah begitu berat pekerjaan rumah tangga?" tanya Erlangga."Bukan, bukan begitu. Tapi ... Ah, sudahlah, aku kerjakan," gerutu Sofia. Dia berjalan keluar dari kamar. Sofia langsung menuju ke dapur.Dapur itu tentu saja sepi tanpa pelayan yang biasanya sibuk di sana."Aduh, apa yang harus aku buat untuk sarapan pagi? Ini Olivia ke mana lagi. Jangan-jangan dia masih tidur."Dengan geram, Sofia berjalan kembali keluar dari dapur. Sekarang, dia menuju ke kamar Olivia. Sofia tidak mau bekerja sendiri. Pekerjaan rumah tangga dirasa terlalu sulit untuknya.Sofia mengetuk pintu kamar Olivia. Saat tidak mendengar jawaban dan pintu masih saja tidak terbuka, dia mengulangi sekali lagi dengan ketukan yang lebih keras. "Olivia, bangun!"
Read more
Sarapan
"Cepat selesaikan masakannya, kami akan menunggu di ruang makan!" ujar Erlangga. Dia berjalan keluar dari dapur bersama dengan Rehan.Sofia dan Olivia sudah sama-sama kacau berada di dapur. Keringat mulai bercucuran di kening mereka berdua. Masakan untuk sarapan pagi masih juga tidak selesai."Kamu bisa menggoreng telur kan?" tanya Sofia pada Olivia. Olivia langsung meringis. Dia bahkan tidak bisa memecahkan cangkang telurnya dengan benar.Saat telur melompat ke dalam penggorengan, Olivia menghindar, talur terkena minyak panas. "Aduh, aduh, sakit, panas! “seru Olivia.Sofia merasa muak, dia melirik ke arah telur yang mulai menghitam di dalam wajan. "Ini api kompornya terlalu besar. Kau mengatur kompornya terlalu panas, Olivia. Apa kau benar-benar tidak punya logika berpikir sama sekali?""Aaahhh, Ibu! Seperti Ibu bisa saja memasak. Coba lihat itu nasi goreng yang sedang Ibu buat. Mungkin Ibu lupa memasukkan bawangnya. Bawangnya masih ada di atas talenan bersama sosis," sahut Olivia.
Read more
Dibanding-bandingkan
Para pria tidak puas dengan hasil masakan Sofia dan Olivia. Karena tidak tega, akhirnya Amora memutuskan agar dialah yang memasak.“Ayah ingin nasi goreng, Amora,” kata Erlangga.“Ah, sepertinya itu enak juga.” Giandra menimpali ucapan Ayahnya seraya menganggukkan kepala.“Baiklah. Sebentar, ya!” Amora meminta agar satu keluarga itu menunggunya di meja makan.Sementara Sofia dan Olivia saling pandang dan memutar bola mata malas. Bagi mereka Amora hanya sekadar cari muka dan belum tentu masakannya jauh lebih enak, apalagi Amora jarang ada di dapur akibat bekerja.“Lihat saja nanti! Jangan bangga dulu.” Sofia mencebikkan bibir tanda tak suka.“Pasti nasi gorengnya gosong,” tambah Oliva. Ia menebak asal-asalan.“Perempuan karier seperti dia memang susah kalau dibawa ke dapur. Aku yakin, kalau dia akan menemukan banyak masalah di sana.”“Lebih baik kalian ikut membantu Amora di dapur. Kasihan dia, kalau harus menyiapkan semuanya seorang diri.”Erlangga yang mendapati cibiran dari menantu
Read more
Tertangkap Berselingkuh
Di meja kerjanya, Rehan terus membongkar tas kerjanya mencari dokumen yang ia siapkan sejak semalam untuk meeting pagi ini. Sayangnya, sampai semua barang dalam tasnya habis, tak ada dokumen yang ia maksud.“Di mana kusimpan dokumennya?” ucap Rehan kepada dirinya sendiri. Akhirnya, ia memanggil Rahmi ke ruangannya untuk membantu. “Rahmi, tolong masuk ke ruanganku.”Tak berapa lama berselang, Rahmi datang dengan tergesa. Dalam hatinya ia sedang memikirkan cara baru untuk mendekati atasannya itu. Dua kancing kemeja bagian atas sengaja ia lepas supaya Rehan bisa melihat aset berharga di dadanya.“Ada apa, Pak?” tanya Rahmi setibanya di depan Rehan sambil sedikit membungkuk. Ia memang bermaksud untuk menggodanya.“Tolong buatkan salinan dokumen yang aku bawa pulang ke rumah kemarin. Sekalian juga siapkan presentasi yang akan diberikan nanti.”Rahmi kebingungan karena ia tak memegang file yang dimaksud oleh Rehan. Untuk beberapa berkas penting, Rehan memang sengaja merevisi sendiri di ruma
Read more
Mengadu
Sesampainya di kantor, Rahmi langsung menghadap atasannya. Ia memberikan dokumen yang diminta dengan hati-hati dan mencari kesempatan yang bagus untuk bicara. Namun, baru saja ingin bicara, Rehan malah meminta agar semua karyawan untuk bersiap meeting.Mau tak mau Rahmi akhirnya menunda laporan antusiasnya demi karier. Untung saja meeting kali ini tidak berlangsung lama karena dokumen dari Rehan sangat membantu semua masalah yang timbul akibat proyek baru ini.“Pak, saya perlu bicara sesuatu sama Bapak,” ujar Rahmi saat mengikuti Rehan kembali ke ruangannya.“Ada apa? Kalau penting, bicara saja di ruanganku nanti.” Rehan sudah terbiasa dengan segala godaan Rahmi yang entah sampai kapan akan sadar kalau dirinya tak tertarik sama sekali.Rahmi celingukan sebelum bicara langsung kepada Rehan sambil berjalan menuju ruangan CEO. Meski ia sudah menebak bagaimana reaksi Rehan mendengar ini, tapi ia tak menyangka kalau reaksi Rehan akan seperti ini.“Tadi, saat saya dalam perjalanan kembali k
Read more
Menjemput Oliver
Amora melirik pada jam yang ada di lengannya. Tepat pukul dua siang jadwal prakteknya selesai. Karena tak ada jadwal operasi dan pasien darurat, maka Amora memutuskan untuk pulang saja. Giandra masih ada operasi di sore nanti, jadi Amora tak perlu menunggunya.Baru saja membereskan barang-barangnya, Amora dikejutkan oleh suara dering ponsel. Melihat nama yang tertera di layar, itu adalah nomor rumah. Mungkin saja Olivia dan Sofia bertengkar lagi, atau malah yang lebih parahnya salah satu dari mereka membakar dapur.“Halo?”“Halo, Nyonya Amora. Saya Bibi. Tuan Oliver belum pulang sampai sekarang. Harusnya jam setengah dua siang, dia sudah ada di rumah. Saya takut kalau Nyonya Olivia lupa menjemputnya.” Suara bibi yang biasa mengasuh Oliver terdengar sangat cemas.Biasanya memang bibi yang menjemput Oliver di sekolah karena Olivia belum becus mengurus anaknya. Entah ada angin apa sehingga Olivia ingin menjemput anaknya sendiri. Mungkin saja itu hanya alasan supaya bisa terbebas dari tug
Read more
Ke Kantor Rehan
Begitu turun dari mobil, Oliver langsung berlarian menuju ruangan Rehan di lantai atas. Dia sudah terbiasa memencet nomor lantai di mana ruangan papanya berada karena Olivia memang sering datang ke kantor, entah untuk apa.Sebenarnya, Amora sedikit malas untuk datang ke sini lagi. Selain karena banyak karyawan yang mengingatnya sebagai istrinya Rehan, tak sedikit juga yang mengetahui kalau ia sudah menjadi kakak iparnya Rehan saat ini. Kedatangannya kali ini pasti akan mengundang banyak gosip dan omongan tidak enak.“Ibu Amora, tumben sekali datang lagi ke sini. Apa sedang mencari Pak Erlangga?” tanya slah satu karyawan yang kebetulan berada satu lift dengannya.“Oh, bukan. Aku mau mengantar Oliver kepada Pak Rehan. Apa dia ada, ya? Aku telepon, masih tidak aktif.” Amora meralat tebakan karyawan itu.“Pak Rehan sedang ada meeting bersama klien, Bu. Ibu bisa tunggu saja di kantornya karena kebetulan sekretarisnya tidak ikut meeting.”Deg!Amora baru ingat akan keberadaan Rahmi di kanto
Read more
Kemarahan Olivia
“Pak Rehan, apa Anda berkenan untuk makan malam dulu dengan kami?” tanya salah seorang dari pihak klien yang berhasil bekerja sama dengan perusahaan Dwipangga.“Maaf sebelumnya, Pak. Saya sudah ditunggu oleh istri dan anak saya di ruangan saya, jadi mohon maaf karena saya tidak bisa memenuhi undangan Anda. Lain kali, semoga kita bisa makan bersama lagi.”Rehan menyalami semua yang ada di pihak klien dan langsung bergegas ke ruangannya setelah mereka semua pamit. Selama meeting, Rehan sangat sulit untuk fokus. Untung saja dokumen yang dipresentasikan adalah dokumen yang sudah ia revisi kemarin sehingga sedikit banyak ia sudah tahu apa yang disampaikan.“Aku akan kembali ke ruangan dan langsung pulang. Selesaikan semua berkas yang kurang dan kirimkan hasil meeting hari ini ke email-ku,” titah Rehan kepada Dani, notulen meeting yang bertugas kali ini menggantikan Rahmi.“Baik, Pak.”Rehan langsung keluar dari ruang meeting dan menuju ruangan di mana Amora dan Oliver berada. Entah kenapa
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
25
DMCA.com Protection Status