All Chapters of CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat : Chapter 131 - Chapter 140

Dia mengamati suasana di rumah sakit. Sosok wanita yang dicari sejak kemarin akhirnya muncul juga sesuai data profile lengkap permintaan bos-nya. Namun, wanita itu sedang bersama Bramastra bukan dengan istrinya, Mariana. Dari pihak imigrasi melacak empat orang dewasa dan satu anak berusia dua tahun memasuki Switzerland seminggu lalu. Rashya Afkar Alfarezer, mantan suami dari Zaphira Ayu Lutfiah, serta anaknya Alpine belum terlihat sama sekali. Di sebuah cafe, mereka memesan sarapan dan pastry dibungkus pulang. Indra terus mengamati tidak jauh darinya, mendengar percakapan sambil menikmati makan dan secangkir kopi pahit. "Ra, sebaiknya kau menerima saja lamarannya Rashya kembali. Apalagi situasi begini setelah di operasi, apa tega meninggalkan sendirian?" "Bukan tega nggak tega, Mas Bram," sanggah Zaphira. "Aku lebih memikirkan kesehatannya daripada menikah secepat ini." Bramastra menyeruput kopi sebelum melanjutkan percakapan. Wanita yang pernah terluka hatinya sulit memb

Kondisi Tuan Rayyan Malik mulai membaik usai siuman beberapa jam lalu. Beberapa staff kedutaan menjenguk termasuk pihak pemerintah Switzerland, namun dengan bijak menutupi sebagian kejadian ke pihak media. Wakilnya, Tuan Rustam, memahami tindakan dari duta besar atas penyerangan dirinya ikut menyangkut konflik keluarga dan persahabatan dua negara. "Aku baik-baik saja hanya butuh beberapa waktu untuk pulih mengambil cuti sekaligus berkumpul ponakan dan cucuku yang baru ditemukan." "Baik Tuan Rayyan, semoga anda lekas sembuh." Tak lama dia pergi, datang tamu lain ditunggu sejak tadi mengenalkan diri sebagai Rashya Afkar Alfarezer. Senyum Tuan Rayyan berubah sumringah. "Selamat malam, maaf mengganggu waktunya, tetapi kedatanganku untuk berterima kasih menyelamatkan calon istriku, dan anak kami," ucapnya tulus. "Calon istrimu-?" sambil mengernyitkan dahi. "Rara maksudku, Om." Rashya jadi gelisah, pertemuan pertama dengan calon mertua begitu kaku. Seharusnya dalam keadaan

Pernikahan Leonardo digelar begitu megah dan mewah di Château. Para undangan hadir dari kalangan mafia dan pejabat elite politics termasuk Tuan Rayyan Malik. "Wow-! Pesta yang hebat, Don Maximo!" sapanya ke tuan rumah. "Leon, putra yang gagah sepertimu." "Merci beaucoup! Apa kau sudah lebih baik sekarang?" tanyanya serius. "Sorry, ayah pelaku itu pernah memiliki masalah dengan anakku, Alfarezer, dan Rara." Tuan Rayyan menepuk bahu ayah pengantin sedang berbahagia, "No worries, I'm alive! Beruntung aku di sana melindungi ponakan dan cucuku." Suatu kehormatan baginya menemukan Zaphira yang hampir terlambat bila tak mengambil keputusan cepat. Putri kakaknya, Rahman, terselamatkan dari orang jahat. "Hey, apa kau setuju bila anakku menikah lagi dengan Rara eh?" Don Maximo mendesak kolega demi Alfarezer. "Kami belum saling mengenal, tapi aku melihat dia pria yang tangguh untuknya." Mereka memandang keharmonisan keluarga kecil Rara dan Rashya di tengah pesta. Sahabatnya, Bramastra d

"Rara Florist" Nyonya Ella dan Amelia menemukan yang mereka cari selama ini. Toko bunga telah berganti kepemilikan sejak dua tahun dari Mbak Nana ke Zaphira. "Di mana Rara sekarang?" mulut judes Amelia menegur ke pekerja toko. "Kami keluarganya ingin bertemu dia!" Merly bergidik ketakutan, "Maaf Kak, Mbak Rara sedang ke luar negeri bersama anak dan mantan suaminya." "Apa kau bilang tadi?" Nyonya Ella terkejut mendengar anak tiri bersenang-senang ke luar negeri sementara kehidupan mereka sengsara. "Dengan siapa dia pergi ke sana?" "Putranya, Alpine, dan Tuan Rashya," jawabnya gugup. Sontak Amelia marah tak karuan mengetahui adik tiri kembali hidup mewah dengan kakaknya Arzu. "Apa Rara pernah menikah dengan Rashya, dan memiliki anak bernama Alpine?" "Benar, Kak. Sekarang mereka tinggal di rumah Tuan Rashya, dan sudah tiga minggu berada di Swiss untuk menghadiri pernikahan kolega." Keterangan Merly membuat mereka geram. Zaphira menata hidupnya begitu baik, dan memiliki b

Kedekatan wakil CEO dan sekretaris CEO di kantor usai suasana duka kehilangan Pak Kardi membuat pegawai kasak kusuk bergosip. Setiap pagi Arzu menjemput dari rumah dan pulang jam kerja mengantarnya lagi. Selalu terlihat berdua-an kemanapun mereka pergi. "Tuan Arzu, mulai besok pagi tak usah antar jemput ke rumah. Aku bisa naik kendaraan umum atau taksi saja," protes Nurmala secara halus meredam gossip tentang mereka. "Memang kamu keberatan?" pancingnya penasaran, sengaja duduk di meja sekretaris dan menatap leluasa gadis pujaannya. Putri bungsu Pak Kardi jadi serba salah segera beranjak menjauh dari pesona putra bungsu Tuan Imran yang mampu menghilangkan kesedihannya seminggu ini. "Eh, kamu mau kemana?" sergah Arzu menahannya. "Kok pertanyaanku tadi belum dijawab?" "Aku mau membuatkan kopi untuk anda, Tuan!" ketus Nurmala menghindari tatapan tajam wakil CEO. "Dasar kucing nakal!" guman Arzu pelan. Pandai sekali berbohong dengan seorang bajingan seperti dirinya. Kemudia