All Chapters of KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA : Chapter 11 - Chapter 20
131 Chapters
Part 11. Sebuah kekhawatiran.
POV. Aksa"Aksa, kenapa bisa terjadi seperti ini?" tanya Mama sambil menangis.Mama memelukku, dengan begitu erat. Tentu saja, wanita yang telah melahirkan aku itu, merasa begitu khawatir. Karena aku adalah anak satu-satunya. Dan sejauh ini, aku tidak pernah mengecewakan mereka.Prestasi akademisku bagus. Dan setelah bekerja pun, aku juga menjadi salah satu karyawan teladan di perusahaan. Hal itu membuat Papa bertambah bangga.Bahkan saat mereka berniat ingin menjodohkan aku dengan Luna, aku pun menerima dengan senang hati."Ceritakan kepada Mama. Apa yang terjadi. Mama membeli voucher itu, agar kalian bisa bersenang-senang," kini tangis Mama bertambah pilu, sambil mengusap kakiku yang diperban.Kulirik istriku yang duduk di sampingku. Dia seperti ketakutan. Mungkin jika aku sudah tidak mencintai Luna, aku akan bilang, bahwa perempuan itu, yang mendorongku. Semua orang pasti akan percaya begitu saja. Apalagi, di sini juga ada polisi. Sudah bisa dipastikan, istriku itu akan masuk ke pe
Read more
Part 12. Terpergok Bu Indah.
POV. Aksa"Memang benar adanya seperti yang Mas Aksa ceritakan, Ma. Waktu itu, saya sedang tiduran di ranjang, tiba-tiba saja, Mas Aksa jatuh. Saya langsung berlari ke bawah, mencari Mas Aksa di samping hotel. Kemudian saya bawa ke rumah sakit."Luna menjawab dengan kalimatnya yang sangat sopan. Perempuan yang selalu berkerudung ketika ke luar rumah itu, berhasil meyakinkan mamaku.*****Tiga hari sudah, aku di rumah sakit. Segala kebutuhanku, Luna yang memenuhinya. Mulai dari makan, mengelap badan, hingga untuk urusan buang air pun, Luna yang melayaniku. Dia juga membersihkan semuanya, setelah aku selesai buang air. Diam-diam aku merasa berdosa, telah mengkhianatinya.Kakiku belum bisa digerakkan, sehingga aku hanya bisa berbaring. Segala keperluan, hanya bisa kulakukan di ranjang tempat tidurku.Sore ini, kami sudah diperbolehkan pulang, untuk selanjutnya melakukan kontrol, dua hari lagi.Istriku yang kukira tidak punya tenaga, ternyata dia kuat memapah tubuhku, untuk kemudian memas
Read more
Part 13. Bu Indah mengadu kepadaku.
"Risa, aku pulang dulu, tolong kamu handle semuanya, seperti biasanya, ya?" ucapku."Iya, Bu," jawab Risa.Kulajukan roda empatku, membelah jalanan yang ramai lancar. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera sampai ke rumah."Maaf, Mas, aku terlambat pulang ...." ucapku, begitu aku sampai di rumah."Tidak apa-apa, santai saja ...." Lelaki itu mengulaskan senyumnya."Mas, mau pipis, atau mau buang air besar?" tanyaku sambil mendekat ke arahnya."Oh, enggak. Belum terasa mau pipis atau pup. Aku mencoba untuk tidak terlalu banyak makan dan minum, supaya tidak terlalu menyusahkan kamu. Kasihan kamu, setiap hari harus mengurus kotoranku. Aku minta maaf, sudah menyusahkan kamu," jawabnya."Aku yang seharusnya meminta maaf, aku sudah berprasangka buruk terhadap kamu."Kata-kata yang tadi tersimpan dalam hati, kini kuungkapkan dengan perasaan masygul."Tidak apa-apa. Asal kamu tahu, cintaku hanya untukmu. Tidak ada yang lain. Malam itu, bahkan aku sudah berfikir, lebih baik aku mati, daripada h
Read more
Part 14. Bertemu Bara.
POV. AksaBu Indah melirik kami sekilas, kemudian keluar begitu saja tanpa berpamitan lagi. Bagaimana jika nanti dia mengadu kepada istriku?"Bunga, sebaiknya kamu segera pergi dari sini, sebelum istriku pulang," ucapku kepada Bunga.Lagi-lagi aku merutuki kebodohanku. Kenapa juga, aku tadi justru menyuruhnya masuk? Bukankah sebaiknya, aku tadi mengusirnya?Apalagi, jika dipikir-pikir, keadaan Bunga di sini, tidaklah aman. Istriku bisa sewaktu-waktu pulang. Istriku bukan pekerja kantoran yang terikat oleh waktu dan peraturan. Dia adalah bos, di tempat usahanya. Dia bisa sesuka hati, datang dan pergi.Bagaimanapun juga, saat ini aku merasa sangat tidak tenang. Bagaimana jika Luna tiba-tiba pulang, sementara Bunga masih di sini? Bisa terjadi perang dunia ketiga, nantinya.Aku tahu benar karakter Luna. Dia bukan orang yang lemah lembut dan mau mengalah, jika dia merasa tersakiti. Dia akan berubah menjadi keras dan mau menang sendiri. Bisa jadi, nanti Bunga akan menjadi bulan-bulanannya.
Read more
Part 15. Terpergok Luna dan Mama.
POV. Aksa Terus terang, aku tidak suka dengan jawabannya. Dia terkesan merendahkan aku."Maaf, saya cuma bercanda," ucapnya lagi.Mungkin dia merasa tidak enak, melihat perubahan raut wajahku. Biar saja dia menyadari, jika ucapannya itu, telah menyinggung perasaanku.Tidak lama kemudian, Bara pulang ke rumahnya. Selang beberapa menit, istriku pun pulang ke rumah.Dengan telaten, Luna melayani semua keperluanku, hingga akhirnya aku tertidur.Aku bangun tidur, mendapati Luna dengan wajah yang penuh kesedihan. Pipinya memerah, ujung hidungnya memerah. Matanya juga memerah, dan terlihat sembab. Bahkan mata yang sejatinya begitu indah itu, kini nampak sembab.Saat aku tanya, dia menjawab tidak ada apa-apa. Tapi dia seperti orang yang habis menangis.Hingga malam pun, dia tetap lebih banyak terdiam.Apa jangan-jangan dia sudah ketemu Bu Indah? Dan Bu Indah sudah mengadukan tentang kedatangan Bunga tadi pagi?"Sayang, besok aku harus kontrol di rumah sakit, kamu temani aku, ya?" ucapku.Lun
Read more
Part 16. Informasi dari Bu Indah.
"Tadi saat saya mengantar bubur ayam, Mas Aksa sedang sama cewek, di ruang tamu. Mereka berciuman, sambil saling berpelukan."Jedder!!!Ucapan Bu Indah yang hanya berbisik, namun terdengar bak petir yang menggelegar.Seketika dadaku terasa begitu sesak, seolah terhantam oleh batu yang besar.Aku berusaha mengatur nafasku, yang terasa kian tersengal."Tenang, Non Luna, jangan panik."Bu Indah segera berlari ke dalam, sebentar kemudian, dia sudah keluar lagi dengan membawa segelas air putih hangat di tangan kanannya.Diminumkan air putih itu kepadaku."Pelan-pelan minumnya, Non," ucapnya lagi.Aku yang masih berdiri mematung, dituntunnya untuk duduk di kursi bergaya Eropa itu."Non Luna, saya minta maaf. Jika saya tahu, reaksi Non Luna akan seperti ini, tadi mungkin lebih baik, saya tidak ngomong sama Non Luna."Bu Indah memperlihatkan raut wajah yang penuh penyesalan."Tidak apa-apa, Bu. Terimakasih, Bu Indah sudah berbaik hati memberikan informasi tentang hal itu," jawabku pelan."Tap
Read more
Part 17. Murka Mama mertua.
"Non Luna, mohon maaf, sesuai permintaan Non Luna, saya ingin mengabarkan, bahwa perempuan itu, baru saja datang," ucap Bu Indah dari sebrang."Jangan lupa, Non. Hapus log panggilan dari saya. Jangan sampai Mas Aksa curiga," ucap Bu Indah dari sebrang. Dia berbicara dengan terburu-buru."Iya, Bu. Terimakasih, saya akan segera pulang," jawabku dengan suara yang tidak kalah gemetar.Aku mencoba menelpon Mama mertuaku, sambil berusaha menenangkan dadaku yang kian bertalu-talu.Benar-benar, laki-laki yang kukira sebagai suami sempurna, ternyata dia tega mendua."Hallo Luna, mantu Mama yang cantik, ada apa? Maaf, Mama belum sempat datang ke rumahmu. Mama juga sedang tidak begitu sehat. Darah tinggi Mama, sering kumat. Mama tidak berani pergi sendirian, karena kepala Mama, sering pusing banget, ini. Mau minta diantar Papa, Papa juga pulangnya malam terus. Maaf, ya? Aksa bagaimana, keadaannya? Sudah mendingan? Atau ada hal penting yang mau kamu sampaikan?" tanya Mama.Aku justru bingung, mau
Read more
Part 18. POV. Bunga
Pov. BungaNamaku Bunga Trillia Andini. Usiaku dua puluh empat tahun.Empat tahun yang lalu, aku mulai menjalin hubungan percintaan, dengan seorang laki-laki, namanya Aksa. Lelaki dengan wajah rupawan, dengan keuangan yang sudah mapan. Bukan lagi mahasiswa yang masih meminta uang kepada orang tua.Waktu itu aku masih kuliah, sementara Aksa sudah bekerja di sebuah perusahaan yang lumayan besar.Mendengar nominal gajinya, aku bahkan merasa meneteskan air liur. Angka yang cukup besar, menurutku. Seandainya saja, nanti aku bisa menikah dengan lelaki pujaanku itu. Tentu hari-hariku tidak akan lagi dipusingkan dengan pikiran besok mau makan apa.Sebisa mungkin, ingin kupertahankan hubunganku dengan Aksa. Siapa tahu, nanti aku bisa bekerja juga di situ. Siapa tahu juga, nanti kami berjodoh, dan bisa melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius. Betapa di mataku, Aksa adalah laki-laki yang sempurna.Kami menjalin hubungan, layaknya anak muda yang berpacaran. Aksa yang sudah memiliki
Read more
Part 19. Tentukan pilihanmu.
POV. BungaAku yakin, bahwa kami memang ditakdirkan untuk bersama. Istrinya yang sekarang hanyalah orang yang kebetulan lewat, mewarnai kisah percintaan kami. Akan kurebut kembali, kekasihku yang dulu pernah kutinggal pergi.Hingga akhirnya, aku nekat untuk tidur dengannya, tepat di hari ulang tahunnya. Aku tidak ingin setengah-setengah dalam bermain. Aku tidak ingin setengah-setengah dalam menjeratnya. Aku akan bermain total. Aku akan memperjuangkan cinta yang memang sudah seharusnya menjadi milikku.Dan ketika aku mendengar bahwa Aksa kecelakaan, aku pun nekat datang ke rumahnya. Nanti jika ternyata di rumahnya ada istrinya, sebisa mungkin aku akan berkilah, entah bagaimana caranya.Dan ternyata, lagi-lagi keadaan begitu mendukungku. Rumah itu dalam keadaan sepi.Akhirnya, aku pun ketagihan. Paginya aku datang lagi ke sana. Akan aku tunjukkan pada Aksa. Bahwa aku juga bisa merawatnya. Akan aku tunjukkan, bahwa cintaku, pantas untuk dipertimbangkan.Namun ternyata, siang ini aku just
Read more
Part 20. Bara, siapanya Luna?
POV. BungaKulihat dari tadi, mamanya Aksa adalah orang yang paling dominan dalam berbicara. Sementara istrinya hanya diam, sambil menahan tangisnya. Ini adalah pertemuan pertamaku dengan istrinya Aksa. Dia memang cantik. Pantas saja, Aksa sempat jatuh cinta."Ma, tidak perlu Mama memaksa dan mengancamku seolah aku ini anak kecil. Aku dengan Bunga hanya bermain-main saja. Aku sama sekali tidak berniat untuk selingkuh. Tadi tiba-tiba dia datang ke sini. Dia menggodaku. Sementara aku hanya bisa duduk di kursi roda. Tidak bisa menghindarinya."Mendengar ucapan Aksa, aku sangat terkejut. Bagaimana mungkin, dia tega mengatakan itu, di depanku? Kenapa dalam sekejap saja, dia sudah berubah? Bukankah baru saja, dia bilang mencintaiku? Ataukah ucapannya itu, hanyalah sebuah kebohongan, agar Ibunya tidak lagi memukulku? Ataukah laki-laki di depanku ini, memang laki-laki plin-plan yang mudah berubah pendirian?"Luna, maukah kamu memaafkan aku? Aku janji, tidak akan mengulang lagi kesalahanku."K
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status