Semua Bab Gairah Tersembunyi Suami Dinginku: Bab 41 - Bab 50
144 Bab
40. Mencoba Membuatmu Terangsang
Suasana mendadak sangat hening, Alice melirik sopir di kursi depan yang terbatuk-batuk saat mendengar permintaan aneh tuannya, pria itu kini mulai kembali ke sikap profesionalnya sebagai sopir pribadi Darren dan memencet tombol yang membuat jarak antara kursi depan dan kursi belakang tertutup dinding pemisah.Darren, masih menyilangkan tangan di dada, menatap Alice dengan mata memicing dan bibir terkatup."Ini tugas yang sangat mudah, kau bilang ingin membuat aku memaafkan dirimu, bukan? Jadi lakukan sekarang, buat aku turn on di sini, kalau kau berhasil maka aku akan memaafkanmu dan melupakan kejadian tadi malam."Alice menelan ludah, tapi tak bisa mengatakan apa pun.Darren, apakah dia sudah gila? Sejak kapan dia seberani ini?Darren, yang melihat Alice tak bergerak, mencondongkan wajah ke dekat istrinya tersebut."Kenapa? Kau keberatan? Kau tidak mau? Ya sudah, turun sekarang juga dari mobilku, tapi, begitu turun dari sini, kau pasti tahu apa yang akan kau tanggung, bukan?"Darren
Baca selengkapnya
41. Ciuman Yang Luar Biasa
Bastian selama ini begitu menjaga dirinya seperti ratu, dia bilang ingin menyimpan semua kemesraan itu di saat mereka menikah, jadi ciuman gila dari Darren ini benar-benar pengalaman pertama Alice.Saat Alice membuka mata, tatapan Darreb yang tajam mengunci mata wanita itu.Darren adalah pria yang memiliki bulu mata yang panjang, dengan mata cokelat, hidung lurus elegan dan bibir merah, dilihat dari jarak sedekat ini, Darren sepertinya pria yang sangat cantik sekaligus tampan.Tanpa sadar, hati Alice berdebar-debar.Dia seperti melihat sosok Bastian di dalam diri Darren, dadanya membuncah oleh gairah dan kerinduan.Tiba-tiba Alice merasakan gigitan di puncak payudaranya yang terbuka."Awwww!!!! Apa yang kau lakukan, Darren?!"Secara refleks, Alice menyingkirkan wajah Darren yang kini berada di depan payudaranya yang tegak dan sedikit memerah, sambil meringis kesakitan karena gigitannya di sana.Tangannya yang panjang dan ramping itu dengan santai menarik tali bra Alice sampai lepas de
Baca selengkapnya
42. Kembali Menjadi Alice
Sementara itu di sisi lain, Melissa yang kembali ke tubuh aslinya tanpa tahu apa penyebab dia bisa kembali, terus berusaha melakukan apa pun agar bisa kembali ke tubuh Alice.Sayang, semuanya aja yang dia lakukan sia-sia, melissa tetap berada di tubuhnya, sampai hari berlalu, tak ada perubahan apa pun.Semua yang dia alami itu seperti mimpi, mimpi yang membuat Melissa ingin kembali ke sana."Apa yang harus kulakukan agar bertemu Darren lagi?"Dia menggumam sendiri saat berangkat bekerja keesokan paginya, gadis itu sudah melakukan banyak hal untuk kembali, yapotak ada satu pun yang berhasil."Apakah aku harus menabrakkan diri ke truk? Agar koma dan bisa masuk ke dunia novel itu lagi?"Melissa memikirkan hal itu saat melihat truk yang melintas di depannya, tapi dia segera menggeleng sambil tertawa getir.Itu tidak mungkin berhasil, bukan?Alih-alih koma dan kembali ke dunia novel, kalau dia meninggal dunia bagaimana?Melissa pun memutuskan untuk fokus bekerja dan melupakan keinginannya
Baca selengkapnya
43. Tidak Masalah Jika Kau Berbeda
"Hm, ini tanggal ..."Darren menyebutkan tanggal, Melissa langsung terperangah kaget.Ini artinya, dia hanya satu hari setengah meninggalkan tubuh Alice?Benar-benar aneh!Sementara di dunianya sendiri dia sudah berada seminggu lebih di sana."Kamu tidak perlu bersikap sok baik dan perhatian, Sayang."Kata itu meluncur begitu saja dari mulut Melissa, dia terkejut kenapa mengatakan hal itu.Apakah pengaruh Alice asli masih ada di tubuh ini?Untungnya Darren malah tersenyum manis mendengar ucapan Melissa tersebut."Sok baik? Aku tidak sok baik, Sayang. Tapi aku memang baik padamu, kau pikir siapa yang merawat dirimu saat pingsan kalau bukan aku?"Dia mengelus pipi Melissa sambil tersenyum riang, seperti seorang anak kecil yang sedang asyik merawat mainannya.Memang benar apa yang dia katakan, begitu bangun di tubuh ini, Melissa merasa kalau saat ini dalam keadaan segar, bersih dan wangi.Dalam ingatan yang didapat Melissa begitu masuk lagi ke tubuh ini, dia melihat bahwa seharian ini su
Baca selengkapnya
44. Kau Sudah Bosan Denganku?
"Alice Istriku, sini."Darren menepuk paha dua kali sebagai isyarat supaya Melissa naik ke pangkuannya."Kau terlihat sangat menyukai anggur ini, ayo, sini, aku suapi lagi," ujarnya sambil sekali lagi menepuk pahanya.Tanpa mengucap apa pun, Melissa segera duduk di atas pahanya, karena tahu, Darren paling tidak suka dengan orang yang membuat dirinya mengulang perkataan."Anak pintar," bisiknya, melayangkan kecupan di pipi Melissa dari belakang.Meski sedikit risih dalam posisi seperti ini, Melissa tetap mempertahankan rasa tidak nyaman hanya karena takut Darren marah dan mengusirnya dari sini.Darren yang duduk bersila, menata posisi duduk istrinya sehingga mereka pun nyaman satu sama lain, lalu dengan senandung kecil, dia mulai mengupas lagi anggur merah besar di tangannya, sambil memeluk Melissa dari belakang."Kalau kau segitu sukanya dengan anggur ini, akan kupesankan lagi yang lebih banyak, atau ada buah lain yang kamu suka, Alice?"Darren bertanya saat kembali memasukkan anggur
Baca selengkapnya
45. Hanya Pemuas Nafsu
Mulut Rachel terbuka lebar, tak percaya.Bastian menjemput dirinya sampai sini?"Astaga."Rachel tertawa dengan jantung berdebar kencang, 'kejutannya benar-benar hebat, Bas!'Gadis itu terburu-buru berjalan untuk menemui Bastian, tapi teleponnya berdering lagi."Tunggu, kau tak perlu menemui aku di luar."Ucapan Bastian tersebut membuat langkah Rachel seketika terhenti, apakah pria itu urung menjemput dirinya?"Aku sudah naik lift nomor tiga ke lantai tempatmu berada, tunggu aku di depan sana, oke?"Hati Rachel seketika mengembang karena rasa bahagia.Gugup, Rachel pun berjalan menuju lift yang dimaksud Bastian dengan debar-debar aneh di dada, setengah bulan tidak melihat dirinya, rasanya rindu ini benar-benar hampir membuat seseorang jadi gila, termasuk Rachel.Ternyata setelah digantung selama dua minggu dan tiba-tiba didatangi seperti ini, sensasinya sangat berbeda ketika bertemu setiap hari.Seandainya ini bukan kampus,mungkin Rachel sudah hilang kendali dengan berlari memeluk so
Baca selengkapnya
46. Berapa Wanita Yang Pernah Berbagi Ranjang Denganmu?
Rachel masih ingat betul, di malam saat mereka tidur di kamar yang sama dalam rumah besar Tuan Ericsson, kata-kata yang dilontarkan Bastian tentang Alice, mantan kekasihnya."Bagiku, dia dulu seperti matahari."Rachel selalu sakit tiap kali mengingat peristiwa itu, di mana mata Bastian yang penuh cinta saat membicarakan Alice.Mereka bertemu pertama kali di kantor Darren, saat itu Bastian yang diharuskan ke kantor kakaknya untuk mengantar sebuah beekas, bertemu dengan Alice yang merupakan bawahan Darren.Melihat Alice pertama kali, Bastian langsung jatuh cinta.Dia adalah tipe wanita ideal Bastian, cantik, memesona, tinggi semampai, terlihat tangguh dan percaya diri.Tidak butuh beberapa lama, mereka pun dekat karena ternyata Alice pun merasakan hal yang sama, Alice ternyata salah satu penggemar Bastian saat masih tergabung sebagai anggota grup idola.Hubungan cinta yang manis di antara mereka pun terjalin, sampai ketika suatu hari, Alice tiba-tiba tidak lagi memberi kabar kepada Bast
Baca selengkapnya
47. Pria Menyedihkan
"Kalau kau tak keberatan memberitahuku, Bas."Bastian tampak menyipitkan matanya, Rachel mengira dia sedang menghitung berapa gadis yang pernah dikencani olehnya.Hati Rachel terasa tenggelam membayangkan bahwa dia hanya salah satu dari mereka, bahkan posisinya paling lemah, hanya didatangi saat ada butuhnya."Sangat banyak, ya, Bas, sampai lama sekali kau berpikir?" tanya Rachel, sedikit tak sabar.Bastian yang tadi mendongak dengan ekspresi menerawang, langsung menatap ke arah Rachel."Kau ini bicara apa?"Bastian langsung mencubit hidung Rachel dengan gemas, sementara Rachel malah balas memandang dengan ekspresi bingung."A-apa yang salah dari perkataanku, Bas?"Bastian menghela napas panjang, menatap Rachel dengan sedikit ragu."Kau tahu? Aku tadi berpikir lama, bukan karena sedang menghitung siapa saja gadis yang sudah pernah jatuh ke pelukanku, Rachel. Aku sedang berpikir, apakah kau akan menertawakanku saat tahu jawaban yang sebenarnya."Kening Rachel berkerut mendengar ucapan
Baca selengkapnya
48. Istri Atau Hanya Pemuas Nafsu?
Setelah menjadi bantal guling Bastian di apartemennya waktu itu, Rachel kembali tak bertemu dengan Bastian.Namun, bedanya sekarang, mereka jadi lebih dekat.Kadang Bastian mengirim pesan atau video call padanya hanya untuk menanyakan kabar Rachel, kini hubungan mereka seperti sebuah pertemanan.Bastian juga sering bercerita tentang hari-harinya, seperti kemarin saat dia di Amerika, Bastian menceritakan bagaimana dirinya seharian berkendara di L.A.Rachel merasa semakin nyaman dan terikat pada Hadrian, dia sudah meyakinkan diri bahwa ini hanya hubungan pertemanan, tapi entahlah, rasa dalam hatinya semakin besar dan besar, padahal Bastian hanya menceritakan tentang kegiatan sehari-harinya.Di sela-sela Bastian yang semakin sering sibuk dengan kegiatan di luar negeri, Rachel juga semakin sibuk dengan kuliah dan teman-temannya.Dia kembali bersosialisasi dengan baik, meskipun ada beberapa teman yang meninggalkan dirinya, tapi teman-teman baru datang lebih banyak.Dia mulai menikmati hidu
Baca selengkapnya
49. Calon Suami Yang Posesif
"Rachel."Panggilan itu membuat Rachel mendongak, sementara Bastian yang berdiri tak jauh di depannya, menatap Rachel dengan ekspresi masam.Dia tak mengatakan apa pun selain berjalan masuk ke dalam kamar Rachel.Saat ini, di ruangan tengah apartemen yang ditinggali olehnya, Rachel sedang bersantai dengan kedua temannya, Lucas dan Marie.Mereka adalah teman-teman Rachel sejak masuk kuliah, satu jurusan dan selalu berada di kelas yang sama, dalam waktu singkat ketiga orang itu bersahabat.Hanya kepada mereka berdua Rachel menceritakan kisahnya sampai tinggal di salah satu hunian paling mewah di kota ini tersebut setelah keluarganya hancur karena terkena fitnah.Lucas dan Marie menerima segala hal yang terjadi pada Rachel dengan baik, bahkan dulu saat Rachel tinggal di kontrakan kecil, kedua teman ini sering mengunjungi dirinya.Malam ini, Rachel mengundang mereka untuk bertemu di apartemennya karena sudah lama tidak saling mengobrol sambil hangout seperti ini, karena Rachel yang putus k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status